Professional Documents
Culture Documents
CUKA KULIT PISANG Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Berdasarkan pemanfaatannya, pisang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: (1) Pisang meja yaitu buah pisang yang dapat langsung dimakan tanpa harus dimasak terlebih dahulu dan umumnya disediakan sebagai buah segar, contoh: pisang ambon putih, pisang ambon lumut, pisang raja, pisang susu dan lain-lain; dan (2) Pisang olah, yaitu buah pisang baru dapat dimakan setelah terlebih dahulu diolah (direbus, digoreng,dikukus, dipanggang), contoh: pisang tanduk, pisang kapas, pisang nangka, dan lain-lain. Sebagian besar konsumen setelah makan buah pisang lalu membuang kulitnya begitu saja, bahkan dianggap sampah. Padahal dari kulit buah pisang tersebut dapat diolah menjadi cuka pisang, karena kulit pisang masih mengandung karbohidrat sekitar 18,5%. Penjelasan cara pembuatannya adalah sebagai berikut: 1. Pemotongan 2. Perebusan 3. Penyaringan I 4. Pendinginan 5. Penyaringan II 6. Pendidihan 7. Pembotolan Kulit pisang dipotong atau dicacah. Potongan-potongan kulit pisang direbus dengan air sebanyak 150 liter. Setelah direbus, laludisaring dengan kain saring dalam stoples. Dari 100 kg kulit pisang yang telah direbus dengan 150 liter air kini menjadi: (a) cairan kulit pisang +135 liter, (b) sisa bahan padat112,5 kg, dan (c) bagian yang hilang 7,5 kg. Kemudian pada cairan kulit pisang ditambahkan 120 gr ammonium sulfit dan 20 kg gula pasir. Didinginkan kemudian tambahkan ragi roti (Saccharomices cerevisiae) sebanyak 0,5 kg Biarkan fermentasi berlangsung selama 1 minggu. Hasil fermentasi cairan kulit pisang disaring lagi. Dari 135 liter cairan kulit pisang setelah difermentasi dan disaring menjadi 130 liter larutan