You are on page 1of 24

1

Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul 'Undang-Undang Dasar 1945.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila di UIN Sultan SyariI Kasim Riau.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanIaat

Pekanbaru, 22 November 2011

Penulis











2



DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................ 1
DaItar Isi............................... 2
Bab I Pendahuluan............................ 3
A. Latar Belakang........................... 3
B. Rumusan Masalah......................... 3
Bab II Pembahasan........................... 4
A. Pengertian Undang-Undang Dasar................. 4
B. Hukum Dasar Tertulis...................... 4
C. Hukum Dasar Tidak Tertulis.................... 5
D. Konstitusi........................... 6
E. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945....... 7
F. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945................ 12
G. Hubungan antara Lembaga-Lembaga Negara berdasarkan UUD 1945... 17
H. Hak Asasi Manusia menurut UUD 1945................ 19
Bab III Penutup............................. 23
Kesimpulan........................... 23
DaItar Pustaka.............................. 24







3


A I PENDAHULUAN
A. Latar elakang
Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan
ketatanegaraan di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang terdapat di
dalamnya. UUD 1945 mengandung cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh pasal dan ayat yang dijelaskan didalam
batang tubuh UUD 1945.
Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak empat
kali. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum dijelaskan, demi
penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya amandemen UUD 1945 diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan ketatanegaraan. Sehingga tidak ada celah
untuk melakukan pelanggaran terhadapnya.
Pemikiran untuk melaksanakan amandemen didasarkan pada kenyataan yang terjadi
selama masa pemerintahan orde lama dan baru yang bersiIat multi interpretable, sehingga
kehidupan ketatanegaraan berjalan secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan
presiden. Karena latar belakang inilah, UUD 1945 menjadi suatu peraturan dasar yang tidak
dapat diganggu gugat.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,
amandemen pertama dilaksanakan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap 9
pasal UUD 1945. Selanjutnya amandemen kedua dilaksanakan pada tahun 2000, amandemen
ketiga dilaksanakan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilaksanakan pada tahun 2002
dan disahkano pada tanggal 10 Agustus 2002.
Amandemen UUD 1945 mengawali kehidupaan ketatanegaraan baru bagi rakyat
Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kehidupan rakyat. Disamping itu, Sebagai
warga negara, kita hendaknya memahami UUD 1945. Sehingga kita dapat menjalankan
Iungsi kita sebagi seorang intelek yang dapat mengkritik jalannya pemerintahan. Untuk itu,
penulis membahas makalah yang bertemakan UUD 1945, yang berisi mengenai hukum dasar
tertulis dan tidak tertulis,konstitsi, struktur pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945,
isi pokok batang tubuh UUD 1945, hubungan antar lembaga-lembaga negara dan hak asasi
manusia.

. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Undang-Undang Dasar?
2. Apa yang dimaksud dengan Hukum Dasar Tertulis?
3. Apa yang dimaksud dengan Hukum Dasar tidak Tertulis?
4. Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?
5. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945?
6. Apa isi pokok dari Batang Tubuh UUD 1945?
7. Bagaimana Hubungan antara Lembaga-Lembaga Negara berdasarkan UUD 1945?
8. Bagaimana Hak Asasi Manusia menurut UUD 1945?

4


A II
PEMAHASAN
A. Pengertian Undang-Undang Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menterjemahkan kata Inggris 'constitution
dengan kata Indonesia 'Undang-Undang Dasar. Pemakaian istilah undang-undang dasar
ditaIsirkan sebagai suatu naskah tertulis, karena undang-undang merupakan hal yang tertulis .
Dalam praktek penyelenggaraan negara Indonesia, pemakaian istilah undang-undang dasar
memiliki arti yang berbeda dengan konstitusi, sebab dalam Penjelasan Undang-Undang
Dasar 1945 dikatakan: 'Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari
hukumnya dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang
di sampingnya Undang-Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak ditulis.

Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar merupakan kerangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintah suatu negara dalam menentukan mekanisme kerja badan-badan
tersebut seperti eksekutiI, yudikatiI dan legislatiI yang berbentuk naskah tertulis. Undang-
undang dasar merupakan suatu hukum dasar tertulis, contohya Undang-Undang Dasar 1945,
yang memiliki Iungsi sebagai pengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga
masyarakat, warga negara Indonesia yang memuat norma-norma atau aturan-aturan yang
harus ditaati dan dilaksanakan.
Setiap undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai hal-hal berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatIiI eksekutiI, dan
yudikatiI.
2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill oI Rights kalau berbentuk naskah
tersendiri).
3. Prosedur mengubah undang-undang dasar
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah siIat tertentu dari undang-undang dasar.
Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun undang-undang dasar ingin menghindari
terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi, seperti misalnya munculnya seorang
diktator atau kembalinya suatu monarki.
1


. Hukum Dasar Tertulis
Berdasakan pengertian undang-undang dasar sebelumnya bahwa Undang-undang dasar
adalah sebuah hukum tertulis. Maka Hukum dasar tertulis (UUD) merupakan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dalam menentukan mekanisme
kerja badan-badan tersebut seperti eksekutiI, yudikatiI dan legislatiI. Jadi, pada prinsipnya
mekanisme dan dasar dari pelaksanaan pemerintahan diikat dan diatur oleh undang-undang
dasar. Jika dilihat dari sudut pandang kekuasaan, maka undang-undang dasar dapat dilihat
sebagai sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa
lembaga kenegaraan, misalnya antara badan eksekutiI, legislatiI, dan yudikatiI.


1
rof Mlrlam 8udlard[ouosotuosot llmo lolltlk!akarLaCramedla usLaka uLama2003hlm 101



Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yaitu Undan-Undang Dasar 1945. Dalam
penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersiIat singkat dan
supel (elastic). UUD 1945 hanya memuat 37 pasal, dan pasal-pasal lain hanya memuat aturan
peralihan dan aturan tambahan. Pernyataan ini mengandung makna:
1. Undang-Undang Dasar telah cukup hanya memuat aturan-aturan pokok dan garis-
garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah Pusat dan lain-lain penyelenggara
negara dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara dan menciptakan
kesejahteraan sosial. , lebih baik hukum dasar tertulis lebih baik hanya memuat
aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturan untuk menyelenggarakan aturan pokok itu
disandarkan pada undang-undang yang lebih mudah untuk dirubah dan diganti.
2. UUD 1945 bersiIat supel memiliki arti bahwa undang-undang dasar dapat
berkembang dan mengikuti kebutuhan masyarakat akan suatu hukum dasar yang jelas
untuk mengatur kegiatan penyelenggaraan negara. Namun tidak menghilangkan siIat
dari hukum dasar yaitu mengikat pelaksanaan ketatanegaraan.

. Hukum Dasar Tidak Tertulis

Hukum dasar tidak tertulis atau konvensi adalah hukum yang timbul dan terpelihara
dalam praktik penyelenggara negara secara tidak tertulis. . Konvensi merupakan pelengkap
dari aturan-aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan diterima
oleh seluruh rakyat dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

Konvensi mempunyai siIat-siIat sebagai berikut:
1. Merupakan kebiasaan yang muncul berulang kali dan terpelihara dalam praktik
penyelenggaraan negara.
2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.
3. Dapat diterima oleh seluruh rakyat.
4. BersiIat sebagai pelengkap yang tidak terdapat di dalam undang-undang dasar.

Konvensi misalnya terdapat pada praktik penyelenggara negara yang sudah menjadi
hukum dasar yang tidak tertulis seperti:
a. Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam
siding Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
b. Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada minggu pertama Bulan Januari
setiap tahunnya.
c. Pidato pertanggungjawaban presiden dan Ketua Lembaga Negara lainnya dalam sidang
Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dimulai sejak tahun 2000.
d. Mekanisme pembuatan GBHN.






Keempat hal tersebut secara tidak langsung merupakan realisasi UUD 1945 (merupakan
pelengkap). Yang berwenang mengubah konvensi menjadi rumusan yang bersiIat tertulis
adalah MPR, dan rumusannya bukan berupa hukum dasar melainkan tertuang dalam
ketetapan MPR.

D. Konstitusi

Secara etimologis antara kata 'konstitusi, 'konstitusional, dan 'konstitusionalisme
inti maknanya sama, namun penggunaa atau penerapan katanya berbeda. Konstitusi adalah
segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan (Undang-Undang,dsb), atau undang-
undang dasar suatu negara. Dengan kata lain, segala tindakan atau perilaku seseorang
maupun penguasa berupa kebijakan yang tidak didasarkan atau menyimpangi konstitusi ,
berarti tindakan (kebijakan) tersebut adalah tidak konstitusional. Berbeda halnya dengan
konstitusionalisme yaitu suatu paham mengenai pembatasan kekuasaan dan jaminan hak-hak
rakyat melalui konstitusi.
2
Istilah Konstitusi berasal dari bahasa inggris 'constitution atau bahasa belanda
'Constitutie` yang berarti undang-undang dasar. Terjemahan kata konstitusi tersebut sesuai
dengan tata bahasa orang Belanda dalam percakapan sehari-hari yaitu 'Grondwet. Perkataan
wet diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia undang-undang, dan Grond berarti tanah atau
dasar. Jadi kedua-duanya menunjukkan naskah tertulis.
Pada dasarnya konstitusi memiliki makna yang berbeda dengan undang-undang dasar.
Konstitusi memiliki makna yang lebih luas. Konstitusi terdiri atas hukum dasar yang tertulis
dan tidak tertulis. Namun, pandangan orang tentang konstitusi lebih sering mengsama-artikan
antara konstitusi dan undang-undang dasar. Karena pengaruh paham kodiIikasi yang
menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum,
kesederhanaan hukum dan kepastian hukum.
Konstitusi dibedakan atas konstitusi tertulis (undang-undang dasar) dan konstitusi tidak
tertuli (konvensi atau adat istiadat). Karena tidak ada konstitusi yang seluruhnya tak tertulis,
demikian pula tidak ada konstitusi yang seluruhnya tertulis. Konstitusi memiliki Iungsi dan
tujuan sebagai berikut:
1. Konstitusi berIungsi sebagai dokumen nasional (national document) yang mengandung
perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang politik, hukum, pendidikan,
budaya, ekonomi, kesejahteraan dan aspek Iundamental yangmenjadi tujuan Negara.
2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran (a birth certiIicate oI new state).
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambing persatuan
5. Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan
6. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga Negara.



2
1lm enyusun kamus omos 8esot 8oboso loJooeslo ueparLemen endldlkan dan kebudayaan8alal
usLaka!akarLa1991 hlm21




E. Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945

1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Hasil
Amandemen 2002
Demokrasi Indonesia merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, dalam arti rakyat
sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan
untuk mewujudkan suatu cita-citanya. Demokrasi di Indonesia sebagaiman tertuang dalam
UUD 1945 mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak juga mengakui perbedaan serta
keanekaragaman mengingat Indonesia adalah " hineka Tunggal Ika ". Secara IilosoIi
bahwa Demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat. Secara umum sistem pemerintahan
yang demokratis mengandung unsur-unsur penting yaitu :
a. Ketertiban warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga negara.
d. Suatu sistem perwakilan.
e. Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.
3

Dengan unsur -unsur diatas maka demokrasi mengandung ciri yang merupakan patokan
bahwa warga negara dalam hal tertentu pembuatan keputusan-keputusan politik, baik secara
langsung maupun tidak langsung adanya keterlibatan atau partisipasi.
Oleh karena itu didalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, selalu
menemukan adanya supra struktur politik dan inIra struktur politik sebagai pendukung
tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep ontesquiue maka supra struktur politik
meliputi lembaga legislatiI, lembaga eksekutiI, dan lembaga yudikatiI. Di Indonesia dibawah
sistem UUD 1945 lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara adalah :
a Ma[ells ermusyawaraLan 8akyaL
b uewan erwakllan 8akyaL
c reslden
d Mahkamah Agung
e 8adan emerlksa keuangan
Alat perlengkapan diatas juga dinyatakan sebagai $upra $truktur Politik. Adapun Infra
$truktur Politik suatu negara terdiri lima komponen sebagai berikut :
a arLal ollLlk
b Colongan kepenLlngan %lotetest Ctoop)
c Colongan enekan %lteossote Ctoop)
d AlaL komunlkasl ollLlk %,oss ,eJlo)
e 1okohLokoh ollLlk


3
PkaelanMS leoJlJlkoo loocosllo aradlgma?ogyakarLa2004 hlm 181

8



2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Pasca Amademen 2002
Berdasrakan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut maka penjabaran demokrasi dalam
ketatanegaraan Indonesia dapat ditemukan dalam Pembukaan UUD1945 sebagaistaats
fundamentalnorm "yaitu :...Suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
Rakyat...,dan kemudian dilanjutkan dll pasal 1 yang berbunyinegara Indonesia ...yang
terbentuk Republik (ayat 1).kedaulatan adalah di tangan rakyat ...(ayat 2) ,selanjutnya di
dalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan Negara angka Romawi III di
jelaskan 'kedaulatan rakyat ...
Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunujukan bahwa kedudukan rakyatlah yang
tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai
tujuaan kekuasaan negara. Oleh karna itu 'rakyat adalah merupakan paradigma sentral
kekuasaan negara .Adapun rincian struktual ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
demokrasi menurut undang-undang 1945 adalah sebagai berikut :
a)Konsep kekuasaan
Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai
berikut:
ekuasaan di tangan rakyat
a. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
b. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
c. Undang-undang Dasar 1945 pasal 1 (1)
d. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (2)

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat di simpulkan bahwa dalam negara Republik
Indonesia pemengang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah di tangan rakyat
dan realisasinya di atur dalam Undang-Undang Dasar negara. Sebelum di lakukan
amandemen kekuasaan tertinggi di lakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Pembagian kekuasaan
Sebagaimana di jelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat dan di
lakukan menurut UUD1945 , oleh karna itu pembagian kekuasaan menurut demokrasi
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Kekuasaan EksekutiI ,didelegasikan kepada presiden (pasal 4 ayat(1) UUD 1945
b. Kekuasaan legislatiI ,didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD(pasal 5) ayat
(1),pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945)
c. Kekuasaan YudikatiI , didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat (1) UUD
1945)
9


d. Kekuasaan InspektiI ,atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)dan Dewan Perwakilan Rakyat .
e. Dalam UUD 1945 hasil amademen tidak ada kekuasaan KonsultatiI, yang dalam UUD
lama didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA).(pasal 16
UUD1945).Dengan lain perkataan UUD 1945 hasil amademen telah menghapuskan
lembaga dewan pertimbangan Agung ,karna hal ini berdasarkan kenyataan pelaksana
kekuasaan negara Iungsinya tidak jelas.

Pembatasan ekuasaan
Pembatasan kekuasan menurut konsep UUD 1945 ,dapat diliat melalui proses atau
mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD1945 sebagai berikut:
a. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 'kedaulatan di tangan Rakyat ....kedaulatan politik rakyat
dilaksanakan lewat pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
b. Majelis permusyawaratan rakyat memilih kekuasaan melakukan perubahan
terhadapUUD,melantik presiden dan wakil presiden ,serta melakukan impeachment
terhadap presiden jikalau melanggar konstitusi
c. Pasal 20 ayat (1) memuat 'Dewan Perwakilan Rakyat memilki Iungsi pengawasan , yang
berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh
presiden dalam jangka waktu 5 tahun.
d. Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahun kekuasan
sebagaimana tersebut diatas ,menurut UUD 1945 mencakup antara lain:periode kekuasaan ,
pengawasan kekuasaan dan pertanggung jawaban kekuasaan

b)Konsep Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:
1. Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III , yaitu...Oleh karena itu sistem
negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
berdasar atas permusyawaratan perwakilan .memang aliran ini sesuai dengan siIat
masyarakat indonesia .
2. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak,misalnya
pasal 7B ayat (7).

Ketentuan-ketentuan tersebut diatas mengandung pokok pikiran bahwa konsep
pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tatanegara indonesia adalah berdasarkan
1. Keputusan di dasarkan pada suatu musyawarah sebagai asanya ,artinya segala keputusan
yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai muIakat .
2. Namun demikian jikalau muIakat itu tidak tercapai ,maka di mungkinkan pengambilan
keputusan itu melalui suara terbanyak.


10




) Konsep Pengawasan
Konsep pengawasan menurut UUD1945 ditentukan sebagai berikut :
1. Pasal 1 ayat (2), kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-
Undang Dasar.Dalam penjelasan terhadap pasal 1 ayat(2) UUD 1945 disebutkan bakwa
rakyat memiliki kekuasan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasrkan
UUD.
2. Pasal 2 ayat (1) ,:majelis Permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota dewan perwakilan
rakyat dan anggota dewan Perwakilan Daerah .
3. Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat ,disebut :kecuali
itu anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi anggota majelis
Permusyawaratan Rakyat.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas maka konsep pengawasan menurut demokrasi
indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasar nya adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan oleh seluruh warga negara ,karena kekuasan didalam sistem ketatanegaraan
Indonesia adalah ditangan rakyat.
2. Secara Iormal ketatanegaraan pengawasan berada pada DPR.


d).Konsep partisipasi

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945
segala warganegara bersama kedudukannya didalam hukum dan perintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itudengan tiada kecualinya.
2. Pasal 28 UUD 1945
'kemerdekaan berserikat dan berkumpul ,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.
3 .Pasal 30 ayat 1 UUD1945
'tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

Berdasarkan ketentuan sebagai termuat dalam UUD 1945 tersebut diatas ,maka konsep
partisipasi menyakut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dan
partisipasi itu terbuka untuk seluruh warga negara indonesia (thaib,1994:100-112)




11



3.Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen
Sebelum adanya amandemen terhadap UUD 1945, dikenal dengan Tujuh Kunci Pokok
Sistem Pemerintahan Negara, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami suatu perubahan.
Oleh karena itu sebagai Studi KomparatiI sistem pemerintahan Negara menurut UUD 1945
mengalami perubahan.
a. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (#echtstaat ).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (#echtstaat ), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (achtstaat), mengandung arti bahwa negara, termasuk didalamnya
pemerintahan dan lembaga - lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.

b. Sistem Konstitusi
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersiIat absolut
(kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian
pemerintahan dibatasi oleh ketentuan - ketentuan konstitusi dan juga oleh ketentuan-
ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional.

c. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan
DPR.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden penyelenggara pemerintahan
tertinggi disamping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat. UUD 1945
pasal 6 A ayat 1, jadi menurut UUD 1945 ini Preiden tidak lagi merupakan mandataris MPR,
melainkan dipilih oleh rakyat.
d. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
e. Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR. Presiden dalam melaksanakan tugas dibantu oleh menteri-menteri negara, pasal 17
ayat 1 (hasil amandemen).
I. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas, meskipun Kepala negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan "iktator" artinya kekuasaan tidak terbatas,
disini Presiden adalah sudah tidak lagi merupakan mandataris MPR, namun demikian ia
tidak dapat membubarkan DPR atau MPR.
3. Negara Indonesia adalah Negara Hukum
Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa negara Indonesia berdasar atas hukum
(rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat). Oleh karena itu negara
tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan belaka, teapi harus berdasarkan
hukum.
Selanjutnya penjelasan UUD 1945 itu menerangkan bahwa pemerintahan berdasar atas
sistem konstitusional (hukum dasar) tidak bersiIat absolutisme (kekuasaan yang terbatas),
Karena kekuasaan eksekutiI dan administrasi di Indonesia berada dalam satu tangan, yaitu
ada pada presiden maka administrasi harus berdasar atas sistem konstitusional tidak bersiIat
12


absolute. Artinya presiden dalam menjalankan tugasnya dibatasi oleh peraturan perundang-
undangan.
Menurut Ismail Suny dalam brosurnya ekanisme emokrasi Pancasila mengatakan,
bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:
1. Menjunjung tinggi hukum.
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi procedural
untuk mempertahankannya
4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi
4

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak.
c. Jaminan kepastian hukum.

c. Isi Pokok atang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002
UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuat 37 pasal akan tetapi dibagi menjadi 26
bab, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab bertambah juga
banyak pasal yang dikembangkan.
1. Bab I Bentuk dan Kedaulatan
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Bab II Majelis Permusyawaratan Rakyat
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan
Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan
golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam
lima tahun di Ibukota Negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan
sura yang terbanyak
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-undang Dasar dan
garis-garis besar daripada haluan Negara.



4
rof urs CS1 kansll SP dkk okom 1oto Neqoto kepobllk loJooeslo 1 8lneka ClpLa !akarLa 2000 hlm 90

13



3. Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara
Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan
menurut Undang-undang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden.
Pasal 5
(1) Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan
Undang-undang sebagaimana mestinya.
Pasal 6
(1) Presiden ialah orang Indonesia
(2) Presiden dan wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat dengan suara yang terbanyak.
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun
dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden
sampai habis waktunya.
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :
Sumpah Presiden (Wakil Presiden ):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya
dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar dan menjalankan
segala Undang-undang dan Peraturannya dengan seluas-luasnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden ):
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden
Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar
dan menjalankan segala Undang-undang dan Peraturannya dengan
seluas-luasnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.
Pasal 10
Presiden memegang kekuasan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara.
Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain.
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya.Syarat-syarat dan akibatnya keadaan
bahaya ditetapkan dengan Undang-undang.
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat Duta dan Konsul.
14


(2) Presiden menerima Duta negara lain.
Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.


4. Bab V Kementerian Negara
Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri Negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
(3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.

5. Bab VI Pemerintah Daerah
Pasal 18
Pembagian Daerah atas Daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-undang dengan memandang dan
mengingat dasar permusyawaratan dalam sidang Pemerintahan Negara dan
hak-hak asal-usul dalam daerah yang bersiIat Istimewa.

6. Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 19
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan Undang-undang.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Pasal 20
(1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat
(2) Jika suatu rancangan Undang-undang tidak mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat , maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan
lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 21
(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan
rancangan Undang-undang.
(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh
dimajukan dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 22
(1) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-undang.
(2) Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dalam persidangan berikutnya.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan maka Peraturan Pemerintahan itu
harus dicabut.

7. Bab VIII Hal Keuangan
Pasal 23
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan
Undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan
anggaran tahun yang lalu.
1


(2) Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-undang.
(3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-undang.
(4) Hal keuangan Negara selanjutnya diatur dengan Undang-undang.
(5) Untuk memeriksa tanggung-jawab tentang keuangan negara diadakan
suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang-undang.
Hal pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

8. Bab IX Kekuasaan Kehakiman
Pasal 24
(1) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuahMahkamah Agung dan
lain-lain Badan Kehakiman menurut Undang-undang.
(2) Susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman itu diatur dengan
Undang-undang.
Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai Hakim
ditetapkan dengan Undang-undang.

9. Bab X Warganegara
Pasal 26
(1) Yang menjadi Warganegara ialah orang-orang Bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai
Warganegara.
(2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
Undang-undang.
Pasal 27
(1) Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan
Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.

10.Bab XI Agama
Pasal 29
(1) Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

11.Bab XII Pertahanan Negara
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.



1


12.Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan
Pasal 31
(1) Tiap-tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

13.Bab XIV Kesejahteraan Sosial
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai
oleh Negara
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.

14.Bab XV Bendera dan Bahasa
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

15.Bab XVI Perubahan Undang-Undang Dasar
Pasal 37
(1) Untuk mengubah Undang-undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
(2) . Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3
daripada jumlah anggota yang hadir.
17. Aturan Peralihan
Pasal I
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan
kepidahan Pemerintahan kepada Pemerintah Indonesia.
Pasal II
Segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku,
selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar ini.
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia.
Pasal IV
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung
dibentuk menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya
dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional.



1


18. Aturan Tambahan
(1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya,
Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang
ditetapkan dalam Undang-undang Dasar ini.
(2) Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk,
Majelis itu bersidang untuk menetapkan Undang-undang Dasar.

.Hubungan Antara Lembaga-lembaga Negara erdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945

1. Hubungan Antara MPR dan Presiden
Berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945 bahwa baik Presiden maupun MPR dipilih
langsung oleh rakyat,pasal 2 ayat (1) dan pasal 6A ayat (1). Sesuai dengan ketentuan UUD
1945 hasil amandemen 2002, maka Presiden dapat diberhentikan sebelum habis masa
jabatannya baik karena permintaan sendiri atau karena tidak mampu melakukan
kewajibannya maupun diberhentikan oleh MPR. Pemberhentian Presiden oleh MPR sebelum
masa jabatan berakhir,hanya mungkin dilakukan jika Presiden telah melanggar hokum berupa
pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat,atau perbuatan
tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden/wakil
Presiden,pasal 7A.
2. Hubungan Antara MPR dan DPR
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota dewan Perwakilan Rakyat,
dan anggota-anggota DPR yang dipilih melalui Pemilu. Dengan demikian maka seluruh
anggota MPR menurut UUD 1945 dipilih melalui pemilu.
Oleh karena anggota DPR seluruhnya merangkap anggota MPR,maka MPR
menggunakan DPR sebagai tangan kanannya dalam melakukan pengawasan pelaksanaan
kebijakan yang dilakukan oleh Presiden sebagaimana ditetapkan oleh MPR. Dalam hal ini
DPR menggunakan hak-hak tertentu yang dimilikinya seperti, hak angket, hak amandemen,
hak interpelasi, hak budget, hak Tanya inisiatiI, pasal 20A.
MPR mempunyai tugas yang sangat luas, melalui wewenang DPR,MPR mengemudikan
pembuatan UU serta peraturan-perturan lainnya agar UU serta peraturan-peraturan itu sesuai
dengan UUD 1945.
. Hubungan Antara DPR dan Presiden
Sebagai sesame lembaga dan anggota badan legislatiI maka Presiden dan DPR bersama-
sama mempunyai tugas antara lain:
a. Membuat UU (pasal 5 ayat 1, 20 dan 21),dan
b. Menetapkan UU tentang Anggaran (pendapatan dan belanja Negara (pasal 23 ayat 1).

18


Membuat UU berarti menentukan kebijakan politik yang diselenggarakan oleh Presiden
(pemerintah). Menetapkan budget Negara pada hakekatnya berarti menetapkan rencana kerja
tahunan. DPR melalui Anggaran Belanja yang ttelah disetujui dan mengawasi pemerintahan
dengan eIektiI. Sesudah DPR bersama Presiden menetapkan UU dan RAP/RAB Negara maka
didalam pelaksanaannya DPR berIungsi sebagai pengawas terhadap pemerintah. Presiden
bertanggung jawab kepada DPR dalam arti partnership.

a. Menurut UUD 1945.
1.Hak budget, yaitu hak untuk menyusun rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan
Negara (pasal 23 ayat 1).
2.Hak inisiatiI, yaitu hak untuk mengusulkan RUU (pasal 21 ayat 1).

b. Menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 pasal 20A ayat (2) dan (3).
1.Hak amandemen (mengadakan perubahan).
2.Hak interpelasi (meminta keterangan)
3.Hak bertanya
4.Hak angket (hak untuk mengadakan suatu penyelidikan)

4. Hubungan Antara DPR dengan Menteri-menteri
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh
presiden (pasal 17 ayat (2),sedangkan dalam penjelasannya dikemukakan bahwa menteri-
menteri itu tidak bertanggung jawab kepada DPR . seperti juga halnya denagn presiden,
menteri-menteri tidak dapat dijatuhkan atau diberhentikan oleh DPR,akan tetapi sebagai
konsekuensinya yang wajar dari tugas dan kedudukannya, ditambah pula ketentuan dalam
penjelasan mengatakan bahwa presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Oleh karena itu menteri-menteripun juga tidak terlepasdari keberatan-keberatan DPR,yang
berakibat diberhentikannya menteri oleh presiden.
5. Hubungan Antara Presiden dengan menteri-menteri
Presiden mengangkat dan menghentikan menteri-menteri Negara (pasal 17 ayat 2) dan
menteri-menteri itu Iormal tidak bertanggung jawab kepada DPR, akan tetapi tergantung
kepada presidan. Mereka adalah pembantu presiden (pasal 17 ayat 1). Berhubungan dengan
itu menteri mempunyai pengaruh besar terhadap presiden dalam menuntun politik Negara
yang menyangkut departemennya.
. Hubungan antara Mahkamah Agung dengan lembaga Negara lainnya.
Dalam pasal 24 ayat 1 UUD 1945 di sebut bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain. Badan Kehakiman menurut susunan dan kekuasaan
Badan-badan Kehakiman tersebut diatur menetapkan hubungan antara mahkamah agung
dengan lembaga-lembaga lainnya. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa kekuasaan
kehakiman adalah kekuasaan pemerintah ataupun kekuasaan serta kekuatan lainnya. Negara
19


Republik Indonesia adalah Negara yang berdasar pada hokum pancasila. Berhubung dengan
itu kekkuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan berdasarkan pancasila. Ketentuan ini
menunjukan bahwa di Negara Indonesia di jamin perlindungan hak-hak asasi manusia dan
bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar tindakan penguasa.

. Hubungan Antara PK dengan DPR.
Badan Pemeriksaan Keuangan bertugas memeriksa langsung tanggung jawab tentang
keuangan Negara dan hasil pemeriksaannya itu diberitahukan kepada DPR, Dewan
Perwakilan Daerah, DPRD (pasal 23E ayat 2) untuk mengikuti dan menilai kebijaksanaan
ekonomis Iinancial pemerintah yang dijalankan oleh aparatur administrasi Negara yang
dipimpin oleh pemerintah.
BPK bertugas untuk memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan Negara
dan memeriksa semua pelaksanaaan APBN. Sehubungan dengan penunaian tugas BPK
berwenang meminta keteranngan yang wajib di berikan oleh setiap orang, badan/instansi
pemerintah atau badan swasta, sepanjang tidak bertentangan dengan UU.
5


H.Hak Asasi Manusia Menurut Undang-Undang Dasar 1945
1. Pengertian HAM
Menurut Jan Materson (komisi Ham PBB) dalam %eaching Human #ight, United Nation
sebagaimana dikutip oleh Baharuddin Lopa menyebutkan bahwa 'Human right could be
generally defined as those right which are inherent in our nature and whitout which can not
live as human being` (secara umum Hak Asasi dapat dideIinisikan sebagai semua hak yang
melekat pada diri manusia, yang tanpanya manusia tidak dapat hidup sebagai manusia).
Semantara dalam pandangan islam, hak asasi dipandang sebagai huquq al-insan ad-
daruriyyah dan huquq Allah (hak manusia dan hak Allah). Dalam UU no.39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia bsebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perllindungan harkat dan martabat manusia.



PkaelanMS leoJlJlkoo loocosllo aradlgma ?ogyakarLa2004 hal 211


20


Berdasarkan rumusan HAM diatas maka dapat diketahui ciri pokok dari hakikat HAM
yaitu :
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli atau diwarisi, ia adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
2. HAM berlaku untuk seemua orang tanpa memandang jenis kel;amin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asl-usul social dan bangsa.
3. HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun yang berhak untuk membatasi dan
melanggar hak orang lain. Setiap orang tetap mempunyai HAM, walaupun ia seorang
anak jalanan, orang gila, pengemis, negri jajahan dan sebagainya.
6


2. Rincian Hak-Hak Asasi Manusia dalam Pasal UUD 1945
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
' Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.**)
Pasal 28B
(3) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah. **)
(4) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.**)
Pasal 28C
(3) Setiap orang berhak membanggakan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manIaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.**)
(4) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektiI
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.**)
Pasal 28D
(5) Setiap berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hokum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hokum.**)
(6) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.**)
(7) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.**)

Mlhsan ,embeotok moooslo poocosllols hal 14


21


(8) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.**)
Pasal 28E
(4) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran,memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya serta berhakkembali.**)
(5) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap
sesuai dengan hati nuraninya.**)
(6) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul, danmengeluarkan pendapat.**)
Pasal 28F
'Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperolehinIormasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan inIormasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.**)
Pasal 28G
(3) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.**)
(4) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari Negara lain.**)
Pasal 28H
(5) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)
(6) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manIaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)
Pasal 28I
(6) Hak untuk hidup,hak untuk disiksa,hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama,hak untuk diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hokum,hal
untuk tidak dituntut atas dasar hokum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun.**)
(7) Setiap orang berhakbebas dari perlakuan yang bersiIatvdiskriminatiI atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersiIat diskriminatiI itu.**)
(8) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradapan.**)
22




Pasal 28J
(4) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.**)
(5) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undangan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tututan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral,nilai-nilai agama,keamanan,dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.**)



















23


BAB III
KESIMPULAN
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang bertindak sebagai
pengatur dan pengikat jalannya pemerintahan. Setiap kebijakan yang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan UUD 1945. Suatu kebijakan yang bertentangan dengan UUD 1945
disebut sebagai suatu kebijakan yang tidak konstitusional. Namun UUD 1945 memiliki siIat
elastic, dengan pengertian bahwa undang-undang dasar dapat berkembang dan mengikuti
kebutuhan masyarakat akan suatu hukum dasar yang jelas untuk mengatur kegiatan
penyelenggaraan negara dengan tidak mengabaikan siIat dari hukum dasar yaitu mengikat
pelaksanaan ketatanegaraan. Selain UUD 1945, berlaku juga hukum dasar tertulis, yaitu
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara,
meskipun tidak tertulis. UUD 1945 memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatIiI eksekutiI,
dan yudikatiI.
2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill oI Rights kalau berbentuk naskah
tersendiri).
3. Prosedur mengubah undang-undang dasar
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah siIat tertentu dari undang-undang
dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun undang-undang dasar ingin
menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi, seperti misalnya
munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarki.














24


Daftar Pustaka

Adam, Azwarni. Prinsip-Prinsip Dasar SIstem Hukum Indonesia.2007.Pekanbaru:AlaI Riau.
Budiardjo, Miriam.Dasar-Dasar Ilmu Politik.2005.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Kaelan.Pendidikan Pancasila.2004.Yogyakarta:Paradigma.
Kansil,dkk.Hukum Tata Negara Republik Indonesia.2000.Jakarta:RIneka Cipta.
Thaib, Dahlan,dkk. Teoti dan Hukum Konstitusi.2003.Jakarta:Raja GraIindo Persada.

You might also like