You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU HAMA TANAMAN ACARA V TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU DAN MUSUH ALAMI,

DAN ANALISIS KERUSAKAN

DISUSUN OLEH : Nama NIM Golongan Kelompok Asisten : : : : : Agung Arif Darmawan 11588 A4 1 Asista Fatma K Mira B

LABORATORIUM ENTOMOLOGI TERAPAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

ACARA V TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU DAN MUSUH ALAMI, DAN ANALISIS KERUSAKAN I. LATAR BELAKANG A. TUJUAN
1. Mengetahui teknik pengamatan populasi hama dan kerusakannya. 2. Mengetahui metode pelaporan hama dan pengambilan keputusan tindakan

pengendalian. B. TINJAUAN PUTAKA Pengertian hama muncul karena orientasi kepentingan manusia, tetapi tentunya tidak tepat bila munculnya masalah hama karena hanya kehendak mereka sendiri dan manusia menderita karena perilaku hama-hama tersebut. Hama adalah kumpulan organisme hidup yang hidup bersama dengan fungsi kehidupannya makan dan berkembang biak dan berperan dalam menjaga stabilitas ekosistem. Setiap tindakan yang ditargetkan pada hama tidak hanya mempengaruhi hama saja, tetapi akan mempengaruhi keseluruhan ekosistem yang secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi kita. Masalah hama muncul sebagai akibat dari tindakan-tindakan manusia sendiri sehingga tidak adil bila manusia selalu menyalahkan hama sebagai penyebab utama munculnya permasalahan hama sehingga hama harus dimusnahkan. Keberadaan hama dalam ekosistem pertanian harus dapat diterima, harus mampu hidup berkoeksistensi secara damai dengan semua organisme dalam lingkungan pertanian (Untung, 2001). Masalah hama tanaman akibat serangan hama merupakan bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Manusia sengaja menanam tanaman untuk dipungut hasilnya bagi pemenuhan keperluan sandang dan pangan. Namun, seiring hal itu muncul gangguan pesaing-pesaing berupa binatang yang ikut memakan tanaman yang diusahakannya (Kogan, 1982).

Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi. Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih untuk memberikan keefektivan yang paling besar (Harjaka dan Sudjono, 2005). Intensitas gangguan hama pada suatu daerah pertanian sepanjang tahun sangat dipengaruhi oleh iklim dan unsur-unsurnya (sinar matahari, curah hujan, kelembaban, pH, dan lain-lain). Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama yang bersifat endemik pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurunnya populasi atau sebaliknya dapat eksplosif dengan populasinya yang meningkat karena keadaan alam dapat memerosotkan lingkungan hidup atau memperbaiki lingkungan hidup bagi hama-hama tersebut (Kartasapoetra, 1993).

II. METODOLOGI Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman acara Teknik Pengamatan Populasi Organisme Pengganggu dan Musuh Alami, dan Analisis Kerusakan dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Mei 2011 di LPHPT Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain jaring hama dan kantong plastik. Praktikum ini dilakukan di lahan sawah milik LPHPT Pandak. Cara kerja pada praktikum kali ini adalah ditentukan suatu pertanaman atau tempat dimana komoditas tanaman pangan dapat ditemukan, kemudian dilakukan pengamatan dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut, untuk komoditas tanaman pangan, suatu lahan dengan pertanaman padi kita datangi, kemudian dilakukan pengambilan 20 rumpun tanaman sebagai unit sampel. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap populasi hama secara mutlak maupun relatif, lalu dicatat dan dihitung jenis hama yang ditemukan tiap unit sampel. Dilakukan pengamatan jenis hama secara mutlak, yaitu pengamatan langsung pada individu-individu yang ditemukan pada setiap unit sampel (tanaman) pada saat itu juga, dan hitung jumlahnya. Dilakukan pengamatan secara relatif, yaitu dengan digunakannya alat pengumpul sampel, misalnya jaring serangga. Diayunkan jaring di bagian pucuk tanaman sebanyak 10 kali (lima kali ke kiri dan lima kali ke kanan), organisme yang tertangkap dikumpulkan dan dipindahkan ke dalam kantung plastik untuk dilakukan pengamatan selanjutnya. Dari masing-masing sampel yang dikumpulkan, dipisahkan organisme yang berstatus Pengganggu (Hama), BukanPengganggu (musuh alami), dan Organisme Lain. Dicatat persentase masing-masing dalam lembar pengamatan. Dilakukan pengamatan intensitas serangan akibat organisme pengganggu secara mutlak (misalnya serangan penggerek batang), yaitu dengan diamati tanaman yang terserang penggerek batang sebanyak 20 rumpun (N=20), kemudian dilakukan perhitungan intensitas serangan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : IS ai : intensitas kerusakan (%) : jumlah batang terserang pada rumpun ke i

bi N

: jumlah batang tidak terserang pada rumpun ke i : jumlah rumpun/unit sampel

Dilakukan pula pengamatan tingkat serangan relatif akibat organisme pengganggu yang makan pada daun, misalnya belalang hijau (Oxya sp.) pada sejumlah rumpun tanaman sampel, kemudian dilakukan perhitungan tingkat serangan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : IS vi : intensitas kerusakan (%) : skor kerusakan (0, 1, 2, 3, dan 4), dengan ketentuan sebagai berikut : (0) tanpa

kerusakan; (1) kerusakan >0 dan <25%; (2) kerusakan >25% dan <50%; (3) kerusakan >50% dan <75%; (4) kerusakan >75%. ni N Z : jumlah unit sampel bergejala serangan dalam skor v : jumlah unit sampel : skor tertinggi (4)

III.HASIL PENGAMATAN

PENGAMATAN INTENSITAS SERANGAN Organisme Predator Hama lain 3 9 2 1 4 1 12 7 7 12 2 0 8 14 0 14 10 12 0 5 0 1 13 3 5 11 4 11 20 3 7 5 0 15 27 9 2 10 5 5 3 5 10 2 2 7 0 0 5 19 0 6 1 2 12 13 0 4 2 3 20 6 0 5 15 1 2 9 1 2 4 1 JUMLAH 169 211 61

PENGAMATAN SERANGAN MUTLAK DAN RELATIF jumlah mutlak relatif batang 0 27 1 1 23 1 2 20 1 0 19 1 1 14 1 0 25 1 0 25 1 0 20 1 6 18 1 3 23 1 7 23 1 2 23 2 6 21 2 8 21 1 2 20 1 14 27 3 0 23 1 3 18 1 1 25 1 4 15 1 0 21 1 3 11 1 IS serangan 29.54545 relatif IS serangan 10.97522 mutlak

IV.

PEMBAHASAN

Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat (Triharso, 2004). Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi. Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih untuk memberikan keefektivan yang paling besar (Harjaka dan Sudjono, 2005). Cara-cara dalam melakukan pengamatan terhadapa hama pada berbagai areal pertanaman tanaman pertanian dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Populasi mutlak adalah bila jumlah populasi hama dinyatakan dalam unit satuan luas unit habitat yang berupa tanaman kelomok tanaman ataupun bagian tanaman. 2. Populasi relative adalah bila hasil pengamatan dinyatakan dalam unit satuan usaha misalnya penggunaan jaring seranga atau beberapa jenis perangkap. 3. Indeks populasi adalah bila pengamatan dilakukan tidak langsung kepada individu hamanya tetapi kepada hasi kegiatan yang dilakukan oleh hama tersebut. Masing-masing cara tersebut memliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih untuk memberikan keefektifan yang paling besar. Kelebihan dan kelemahan dari cara-cara pengamatan hama diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Populasi mutlak

Kelebihan dari pengamatan dengan populasi mutlak ini adalah ketelitianya lebih tinggi karena pengamatan dilakukan dengan cara menghitung langsung populasi hama yang ditemukan pada tiap unit sampel. Sedangkan kelemahan dari pengamatan ini adalah waktunya lama dan membutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menghitung jumlah hama, selain itu jenis hama yang menyerang tanaman tidak dapat diamati langsung artinya tidak dilakukan penangkapan terhadap hama, jadi tidak dapat memperoleh hama yang menyerang areal pertanaman tersebut.

2. Populasi relatif Kelebihan dari pengamatan dengan populasi relatif ini adalah caranya lebih cepat karena pengamatan ini dilakukan dengan ayunan jaring sehingga hama yang menyerang tanaman dapat tertangkap oleh jaring. Kelemahan dari pengamatan ini adalah tingkat ketelitiannya kurang karena bisa saja hama yang terjaring bukan hama yang menyerang komoditas yang ada disitu dan bisa saja yang terjaring adalah musuh alami yang ada di sana atau bukan hama pengganggu tanaman tersebut, jadi perlu dilakukan identifikasi terhadap hama, apakah hama tersebut menyerang areal pertanaman atau tidak. 3. Indeks populasi

Kelebihan dari pengamatan dengan cara indeks populasi ini adalah dapat mengetahui gejala serangan secara langsungdan sarang yang dibuat oleh hama. Sedangkan kelemahan dari cara ini yaitu harus mengamati tanaman satu-per satu sehingga waktunya lama selain itu dibutuhkan ketelitian yang akurat dalam membedakan antara gejala serangan akibat hama dan gejala serangan akibat perlakuakn manusia dan pengaruh hujan. Pengamatan hama dilahan dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode-metode tersebut adalah metode titik, metode garis, serta metode acak. Pada pengamatan kali ini, metode pengamatan yang ddigunakan adalah metode garis. Metode ini dilakukan dengan berjalan dari satu sudut lahan, hingga sudut lain lahan tersebut dengan arah diagonal. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan relatif, dan pengamatan mutlak. Pengamatan relatif dilakukan dengan cara mengamati tingkat kerusakan daun dalam satu rumpun tanaman padi. Hasil dari pengamatan ini berupa skoring dari 1 hingga 4. Scoring

diberikan untuk tingkat kerusakan daun padi sebagai akibat dari serangan belalang, atau hama lain yang menyerang daun tanaman padi. Nilai tersebut sangat relatif, tergantung dari orang yang mengamati. Nilai terendah diberikan untuk tingkat kerusakan daun antara 0% hingga 25%. Nilai 2 diberikan untuk tingkat kerusakan daun antara 25% hingga 50%. Nilai 3 diberikan untuk tingkat tingkat kerusakan daun antara 50% hingga 75%. Sedangkan nilai 4 diberikan untuk tingkat kerusakan antara 75% hingga 100%. Pada praktikum ini pengamatan mutlak dilakukan untuk mengamati tingkat kerusakan pada tanaman padi. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati akibat dari serangan penggerek batang padi. Tanda serangan yang ditimbulkan akibat penggerek batang padi adalah batang padi menjadi berlubang, dan daun menjadi kunigan atau kecoklatan. Hal ini merupakan pengamatan mutlak karena, pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah batang yang terserang penggerek batang. Dihitung pula jumlah tanaman padi yang terserang. Dari data pengamatan diatas, dapat dilihat nilai dari pengamatan relative adalah 29,54. Nialai ini termasuk rendah. Hal ini menunjukkan bahwa serangan hama pada lahan pertanian tersebut relative rendah. Dari pengamatan ini kita bisa menghitung hasil yang mungkin didapat dari lahan tersebut. Dengan demikian kita bisa menghitung ambang batas ekonomi hama perlu dikendalikan. Kegunaannya adalah kita bisa memperhitungkan kapan waktu yang tepat untuk mengendalikan hama dilahan tersebut. Dari data pengamatan diatas, dapat dilihat nilai dari pengamatan mutlak adalah 10,975. Hal ini menunjukkan banyak tanaman padi yang terserang hama penggerek batang. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus tanpa ada pengendalian, maka lahan tersebut bisa mengalami gagal panen.

V.

KESIMPULAN

1. Teknik pengamatan populasi hama dilakukan dengan pengambilan sampel. Pengambilan

sampel hama dapat dilakukan dengan berbagai metode. Ada metode titik, metofe garis, serta metode random. 2. Metode pelaporan hama adalah dengan melakukan pengolahan data, dan dianalisis untuk menentukan kebijakan yang harus diambil.

You might also like