You are on page 1of 40

Laporan Praktikum Lapangan

A. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan praktikum lapangan ini
yaitu:
1. Dapat mengidentiIikasi batuan
2. Dapat mamahami struktur geologi
3. Dapat mengukur strike dan dip

. Alat dan ahan
lat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum lapangan ini
yaitu:
No. Nama lat dan Bahan Kegunaan
1. Palu Geologi Untuk mengambil sampel batuan
2. Kompas Geologi Sebagai penunjuk arah dan mengukur
strike dan dip
3. Kantong sampel Sebagai tempat sampel
4. lat tulis menulis Untuk menulis hal-hal penting di lapangan
5. Kamera Untuk mangambil gambar objek yang
diamati

. Landasan Teori
Struktur batuan, terbagi atas tiga, yaitu :
1. Struktur Primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses
pembentukannya, struktur ini biasanya dikenal sebagai struktur
sediment. contohnya :
O Graded Bedding (bersamaan dengan pembentukan).
O Parallel Lamination (bersamaan dengan pembentukan)
2. Struktur Sekunder, yaitu struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk,
struktur ini bisa biasanya dihasilkan oleh interaksi batuan dengan
batuan, batuan dengan mahluk hidup, batuan dengan erosi dan dengan
sedimentasi, serta batuan dengan proses tektonik.
O Bioturbation (batuan-mahluk hidup).
O Load Cast (batuan-batuan)
O Flute Cast (batuan-erosi-sedimentasi)
O Sesar,Lipatan, Kekar (batuan-tektonik)
Geologi Struktur dalam kajiannya akan mempelajari struktur sekunder
batuan yang terbentuk sebagai akibat interaksi batuan dengan tektonik,
walaupun tidak semua struktur geologi terbentuk akibat interaksi ini. Interaksi
batuan dengan Tektonik (dalam hal ini pergerakan antar lempeng), akan
menyebabkan suatu batuan tersebut terdeformasi.
DeIormasi adalah perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan.
DeIormasi secara deIinisi dapat dibagi menjadi :
O Distortion, yaitu perubahan bentuk.
O Dilatation, yaitu perubahan volume.
O Rotation, yaitu perubahan orientasi.
O Translation, yaitu perubahan posisi.
da dua cara suatu batuan terdeIormasi, yaitu : DeIomasi Brittle
(getas/pecah) dan DeIormasi Ductile (kenyal).
Dalam menghadapi suatu gejala deIormasi beserta akibatnya pada kerak
bumi, maka kita akan berhadapan dengan suatu Gaya.






ambar Deformasi Brittle dan Ductile

ambar atuan Yang Mengalami Deformasi Ductile dan Britle
Penambahan Temperatur dan Tekanan




STRAIN
RITLE DUTILE
ambar Hubungan Kedalaman dengan $tress dan $train


ambar 1enis-1enis Deformasi
S
1
k
L
S
S
rah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumi dapat bersiIat :
a. Berlawanan arah tetapi bekerfa dalam satu garis. Gaya seperti ini
dapat bersiIat: Tarikan (tension) dan Tekanan (compression).
b. Berlawanan, tetapi bekerfa dalam satu bidang (couple)
c. Berlawanan, tetapi bekerfa pada kedua ufung bidang (torsion).
d. Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang
pada umumnya berlangsung dalam kerak bumi (tekanan Lithostatis).




ambar 1enis aya %ension, Compression, Dan Couple












ambar entuk %orsion
TEASAN DAN KETERAKAN ($tress dan $train)
Stress atau tegasan : suatu gaya yang dapat menyebabkan perubahan ada
batuan.
Strain atau keterakan : perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam wujud
bentuk maupun volume, yang terjadi pada suatu bahan (batuan) yang
diakibatkan oleh adanya tegasan.
Pada garis besarnya terdapat dua gejala tegasan yang dapat terjadi di alam,
yaitu berupa tarikan dan tekanan.

UNSUR STRUKTUR EOLOI
Unsur struktur geologi, berdasarkan pengertian geometrinya terbagi atas:
Struktur Bidang (3D atau 2D) dan Struktur Garis (2D). Beberapa unsur struktur
yang termasuk struktur bidang adalah :
1. Bidang Sumbu Lipatan.
2. Bidang Kekar.
3. Bidang Sesar.
Beberapa unsur struktur yang termasuk struktur garis adalah:
1. Sumbu Lipatan.
2. Gores Garis (Striation) pada Cermin Sesar (Slicken Side).
3. Lineasi Mineral (Contohnya Foliasi pada Gneiss)



PENUKURAN UNSUR STRUKTUR
. Pengukuran Strike
Strike adalah garis arah yang terbentuk oleh perpotongan bidang
miring perlapisan dengan bidang horizontal.
Langkah-langkah pengukuran Strike:
1. Buka Kompas Geologi.
2. Letakkan sisi kompas E (East) pada bidang yang akan diukur
strikenya.
3. tur posisi kompas sedemikian rupa dengan bantuan "bull eyes"
sehingga keadaan horizontal.
4. Baca arah jarum Utara, dan catat nilainya. ngka yang dibaca
adalah nilai jurus perlapisan atau strike.
5. Tandai dan buat garis letak kompas pada bidang
batuannya.

ambar Unsur struktur
B. Pengukuran Dip
Dip adalah sudut yang dibentuk bidang perlapisan dengan bidang
horizontal.
Langkah-langkah mengukur dip:
1. Tempelkan sisi W (West) kompas geologi dengan tegak lurus pada
garis yang dibuat pada langkah terakhir pengukuran strike (lihat
gambar b).
2. tur klinometer sehingga gelembung pengatur horizontal terletak di
tengah. Kemudian baca angka yang ditunjuk (kompas dapat
diangkat). ngka yang dibaca adalah nilai dip atau kemiringan.

ambar Pengukuran 1urus dan Kemiringan
STRUKTUR EOLOI
Struktur Geologi terbagi mencakup berbagai skala dan dimensi, dari mulai
microstructures sampai megastructures. Struktur geologi yang dikenal
secara umum adalah:
1. Sesar /patahan (fault).
2. Lipatan (fold).
3. Kekar (foint).
SESAR
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami
"pergeseran yang berarti" pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa
bidang sesar (Fault Plain) atau rekahan tunggal. Tetapi sesar dapat juga
dijumpai sebagai semacam jalur yang terdiri dari beberapa sesar minor. Jalur
sesar atau jalur penggerusan, mempunyai dimensi panjang dan lebar
yang beragam, dari skala minor sampai puluhan kilometer. Kekar yang
memperlihatkan pergeseran bisa juga disebut sebagai sesar minor.
Rekahan yang cukup besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang disebut
Fissure, tidak termasuk dalam deIinisi sesar.
Beberapa indikasi umum adanya sesar :

1. Kelurusan pola pengaliran sungai.
2. Pola kelurusan punggungan.
3. Kelurusan Gawir.
4. Gawir dengan Triangular Facet.
5. Keberadaan mata air panas.
6. Keberadaan zona hancuran.
7. Keberadaaan kekar.
8. Keberadaan lipatan seret (Dragfolg)
9. Keberadaan bidang gores garis (Slicken Side) dan Slicken Line.
10.danya tatanan stratigraIi yang tidak teratur.

KLASIFIKASI SESAR
a) Slip (pergeseran relatiI)
Pergeseran relatiI pada sesar, diukur dari jarak blok pada bidang pergeseran
titik-titik yang sebelumnya berhimpit. Jarak total dari pergeseran disebut dengan
Net Slip.
Slip Fault terbagi atas:
a. Strike Slip Fault, sesar yang arah pergerakannya relatiI paralel
dengan strike bidang sesar. (Pitch 00 - 100). Sesar ini disebut
juga sebagai Sesar Mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi
atas :
1. Sesar Mendatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan
kirinya lebih mendekati pengamat.
2. Sesar Mendatar Dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan
kanannya lebih mendekati pengamat.


ambar sesar mendatar sinistral dan dextral

b. Dip Slip Fault, sesar yang arah pergerakan nya relatiI tegak lurus
strike bidang sesar dan berada pada dip bidang sesar.
(Pitch 80 - 90 ). Dip Slip Fault terbagi lagi atas :
1. Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-
Wallnya relatiI turun terhadap Foot-Wall.
2. Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya
relatiI naik terhadap Foot-Wall.


































ambar Sesar Nomal dan Naik

c. Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang vektor
Pergerakannya terpengaruh arah strike dan dip bidang sesar. (Pitch 10
- 80 ).Strike-Dip Slip Fault terbagi lagi atas kombinasi-kombinasi Strike
Slip Fault dan Dip Slip Fault, yaitu:
a. Sesar Normal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakanHanging-
Wallnya relatiI turun dan sinistral terhadap Foot-Wall.
b. Sesar Normal Dextral, yaitu sesar yang pergerakanHanging-
Wallnya relatiI turun dan dextral terhadap Foot-Wall.
SLSAk NCkMAL
SLSAk NAIk
c. Sesar Naik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-
Wallnya relatiI naik dan sinistral terhadap Foot-Wall.
d. Sesar Naik Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-
Wallnya relatiI naik dan dextral terhadap Foot-Wall.
b)Separation (Pergeseran RelatiI Semu)
Bila pitch tidak dapat ditemukan, maka pergeseran tidak dapat ditentukan,
maka pergeseran disebut separation.
UNSUR-UNSUR STRUKTUR SESAR
Unsur-unsur struktur sesar terdiri dari :
1. idang Sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran
yang kedudukannya dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
2. anging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatiI diatas
bidang sesar.
3. oot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatiI berada dibawah
bidang sesar.
4. %row, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar.
5. eave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.
6. !itc, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores
garis (Slicken Line) dengan garis horizontal (garis horizontal
diperoleh dari penandaan kompas pada bidang sesar saat pengukuran
Strike bidang sesar).







ambar $licken Line (gores garis)


Slicken line
esar pitch
ike
idang strike























ambar Kenampakan Sesar Dilapangan

ambar ost dan Craben
Hanging wall
idang sesar
Foot wall
LIPATAN
Terdapat beberapa deIinisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:
1. ill (1953).
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending
(melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya
yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada
bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan
lapisan.
2. Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan
permukaan.
3. ob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus
terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi
apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya
dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola
keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang
suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional
(tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan
kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada
sinklin.
4. Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang
lapisan batuan.


ambar Buckling dan Bending


EERAPA UNSUR LIPATAN
1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang
horizontal
2. ore, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan
3. rest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada
antiklin
4. Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal diukur pada
bidang poros
5. Depression, daerah terendah dari puncak lipatan
6. ulmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan
7. Enveloping Surface, gambaran permukaaan (bidang imajiner) yang
melalui semua hinge line dari suatu lipatan
8. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang
dimulai dari lingkungan maksimum antuklin sampai hinge siklin) atau
updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai
hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar),
melengkung (curve) atau bergelondong (wave).
9. Fore limb, sayap yang curam pada lipatan simetri
10.ack limb, sayap yang landai
11.Hinge point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu
perlipatan
12.Hinge line, garis yang menghubungkan hinge point pada suatu perlepisan
yang sama
13.Hinge zone, daerah sekitar hinge point
14.restal line, disebut juga garis poros yaitu garis khayal yang
menghubungkan titik tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah
antiklin.
15.restal surface, disebut juga cristal plane, yaitu suatu permukaan khayal
dimana terletak di dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.
16.Trough, daerah terendah pada suatu lipatan selalu dijumpai pada sinklin.
17.Trough line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah pada
setiap permukaan lapisan pada sebuah sinklin.
18.Trough surface, bidang yang melewati Trough Line
19.Axial line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lingkungan
maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
20.Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sama besar antara
sayap-sayap lipatanya.












ambar Unsur Lipatan
KLASIFIKASI LIPATAN
1. KlasiIikasi lipatan berdasarkan unsure geometri, antara lain:
a. Berdasarkan kedudukan xial plane yaitu:
O Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan
setangkup).
O Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)
O Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan
menggantung).
O Recumbent Fold (lipatan rebah)
2. KlasiIikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain:
4 Concentric Fold
4 Similar Fold.
4 Chevron Fold.
4 Isoclinal Fold.
4 Box Fold
4 Fan Fold.
4 Closed Fold
4 Harmonic Fold
4 Disharmonic Fold.
4 Open Fold
4 Kink Fold, terbagi lagi atas :
a. Monoklin.
b. omoklin.
c. Terrace.
ambar 1enis-1enis Lipatan

ambar Kenampakan Lipatan Dilapangan
Axial Plane
Limb
Limb

ambar 3D Sinklin dan Antiklin










ambar 3D Antikin yang Mempunyai Pengarahan
KEKAR
Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatiI sedikit
sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling
umum pada batuan.

KLASIFIKASI KEKAR
Secara genetik, kekar terbagi atas:
1. Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress
yang cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang
berdekatan.
2. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan
arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan
(gaya tension). al ini terjadi akibat dari stress yang cenderung
untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang
berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.
3. Kekar ibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar
gerus dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral
sekunder.
a. Kekar Gerus.
Ciri-ciri dilapangan :
O Biasanya bidangnya licin.
O Memotong seluruh batuan.
O Memotong komponen batuan.
O Bidang rekahnya relatiI kecil.
O danya joint set berpola belah ketupat

ambar 1enis Kekar
b. Kekar tarikan
Ciri-ciri di lapangan:
4 Bidang kekar tidak rata.
4 Bidang rekahnya relatiI lebih besar.
4 Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya
akan berpola kotak-kotak.
4 Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian
disebut vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1. Tension Iracture,yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya
searah dengan tegasan
2. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat
hilangnya atau pengurangan tekanan orientasinya tegak lurus
terhadap gaya utama struktur. Struktur ini biasa disebut
STYLOLITE.
ambar Kekar

(Departemen Pendidikan MG UNPD 2003)
7.2. Identifikasi batuan
Suatu bangunan teknik sipil yang cukup besar akan memerlukan suatu
lapisan tanah atau batuan yang cukup kuat untuk menerima beban yang
cukup besar akibat berat dari bangunan tersebut.
Dalam perencanaan Iondasi bangunan ini, tidak hanya kekuatan atau
kekerasan yang diperlukan oleh pihak perencana namun data dan siIat serta
karakteristik dari batuan ini perlu untuk diketahui. Bahkan untuk keperluan
Iondasi bangunan air siIat dan karakteristik yang perlu diketahui akan
lebih kompleks lagi seperti diskontinuitas dan ciri lainnya merupakan
Iactor yang utama terutama untuk masalah bocoran dan aliran air di bawah
tanah.
Sehubungan dengan hal di atas maka kegiatan identiIikasi batuan merupakan
1
2

S
4
hal yang mutlak untuk diketahui serta diIahami oleh pihak terkait dalam
pembangunan bangunan teknik sipil.
Batuan dibagi menjadi tiga kelompok besar berdasarkan cara terbentuknya yaitu:
a. Batuan beku , terjadi dari kristalisasi massa magma, dibawah permukaan
tanah.
b. Batuan sedimen, batuan yang terbentuk dari material yang ditransIer
dan diendapkan, tapi juga dapat terbentuk dari tanaman, binatang
dalam pemanasan dan tekanan juga dapat terbentuk dari reaksi kimia.
c. Batuan malihan, terbentuk dari batuan yang sudah menjadi batuan
beku dan batuan sedimen, kemudian berubah akibat tekanan dan
temperatur tinggi
Batuan diidentiIikasi dan diklasiiIikasi berdasarkan karakteristik kandungan
mineral, tekstur dan Iabrik (hubungan orientasi antara butiran).
Pengetahuan tentang kandungan mineral dalam batuan adalah cara untuk
menentukan jenis batuan beku. Yang perlu diamati dalam menentukan jenis
mineral adalah, bentuk, warna, goresan, kilap, belahan, ukuran butir mineral,
selain itu juga jumlah kadarnya (prosentase).

7.2.1 1enis batuan beku
Uraian jenis beberapa batuan beku seperti di bawah ini:
a) Batuan bersiIat asam.
1. Pegmatit adalah batuan beku yang biasanya dijumpai sebagai urat di dalam
granit atau batu lain. Mineral utama kuarsa, Ielspar alkali, mika, mineral
tambahan, turmalin, baril, topas, zirkon, opatit. Tekstur intergrot, struktur
masiI, berwarna sangat cerah, bervariasi tergantung mineral ikatan, sangat
mudah dikenali.
2. Granit adalah batuan yang dijumpai sangat luas dalam kejadian batuan
beku. Mineral utama kuarsa, ortoklas, plagioklas, mika biotit, mineral
tambahan magnenit, ilmenit apatit, pirit, zikron, turmalin. Tekstur granular
hipidiomorIic, struktur masiI. Berwarna putih, abu-abu terang, merah
muda, kekuningan, jarang kehijauan.
3. Granit mikro adalah batuan beku dengan komposisi mineral sama dengan
granit,tetapi ukuran mineralnya lebih halus.
4. Riolit adalah batuan beku dengan komposisi mineral sama dengan granit
dan granit mikro, tetapi ukuran mineralnya sangat halus.

b) Batuan menengah.
1. Diorit adalah batuan beku yang memiliki mineral utama plagioklas mineral
lainnya kurang dari 50 horblende, mineral tambahan magnetik, ilmenit,













































titanit, kuarsa. Tektur hipidiomorIik-porIiritik, struktur masiI. Warna abu-
abu tua, tekstur hipidiomorIpoIiritik.
2. Diorit mikro adalah batuan beku dengan komposisi mineral sama dengan
diorite tetapi mempunyai ukuran mineral lebih halus.
3. ndesit adalah batuan beku dengan komposisi mineral sama dengan diorit
tetapi mempunyai ukuran mineral halus.
c) Batuan basa.
1. Gabro adalah batuan beku dengan mineral utama terdiri dari plagioklas
(labradonitanortit) mineral anortit ~ 50, olivin klinopiroksin bertekstur
granular-hipidiomorIik,berbutir sedang, struktur masiI, warna agak gelap,
abu-abu hijau.
2. Dolerit adalah batuan beku dengan mineral sama dengan grabro, tetapi
ukuranmineralnya lebih halus, kadang-kadang disebut diabas.
3. Basal adalah batuan beku dengan mineral sama dengan grabro dolerit,
ukuran mineralnya lebih halus sekali.
d) Batuan ultra basa
1. Piroksenit adalah batuan beku dengan mineral utama piroksia, mineral
tambahan olivin, horblende, kromit, magnetit, ilmenit. Tektur granular,
hipidiomorIiksenomorIic, kadang-kadang memperlihatkan orientasi
pengendapan mineral.
2. Peridotit adalah batuan beku dengan mineral utama olivin, piroksin,
mineral tambahan kronit, warna hijau terang-hijau tua, tekstur granular,
senomorIic, intersertal, poikilitik, struktur masiI.
Jenis batuan beku yang cepat membeku sehingga tidak sempat membentuk kristal
atau membentuk kristal halus sekali atau berbentuk gelas, yaitu:
a. Obsidian adalah batuan beku yang berwarna hitam mengkilap, pecahan
konkodial, tektur gelas, Ienokris jarang, struktur masiI.
b. Takilit adalah batuan beku yang berwarna kuning hingga coklat, hitam,
komposisi mineral seperti basal, tetapi sangat halus, berupa gelas, tekstur
vitroIirik, hyalopilitic.
c. Gelas volkanik adalah batuan beku yang sangat cepat membeku sehingga
tidak membentuk kristal sama sekali, terjadi pada saat letusan gunung
berapi, membentuk batuan yang disebut tuIa, berwarna putih, ringan.
7.2.2 1enis batuan malihan
dapun untuk memperjelas jenis dan karakteristik batuan malihan diuraikan di
bawah ini.
a. Genes adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama Ielspar,
mika, mineral tambahan epidot, apatit, turmalin, alanit, magnetit, zirkon,
andalusit, garnet, horblende, augit. Warna umumnya cerah, dengan warna
tambahan tergantung dari asal batuannya. Tekstur granoblastik, butiran
sedang-kasar, porIiroblastik, poikiloblastik kadang dengan nematoblastik.
Struktur masiI, kadang-kadang berlapis mineral berbutir dan berlembar.
b. Marmer adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama kalsit,
mineral tambahan, kadang-kadang tidak ada, kadang-kadang graIit, pirit,
ilmenit, mika, kuarsa, plagioklas, epidot, piroksen, tremolit, brusit,
serpentin. Warna putih, bervariasi denganbercak-bercak hijau, abu-abu
coklat, merah. Tekstur granoblastik, diablastik,nematoblastik,
poikiloblastik.
c. Granulit adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama ortoklas,
plagioklas, kuarsa, garnet, mineral tambahan rutil, spinel, magnetit,
corundum, warna cerah-gelap,tergantung mineral pembentuknya. Tekstur
granoblastik, struktur masiI.
d. Kwarsit adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama kuarsa,
mineral tambahan mika, Ielspar, apatit, zikron, pirit, magnetit. Warna
sangat putih, umumnya dengan bercak-bercak, abu-abu, hitam. Tekstur
granoblastik, mosaik. Struktur massiI atau Ioliasi, skistositi.
e. ornIels adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama
andalusit, kordiril, silimanit, biotit, ortoklas, plagioklas, mineral tambahan
garnet, warna cerah merah muda, coklat, violet, hijau, struktur
granoblastik, poikiloblasyik, struktur masiI.
I. mIibolit adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama
amIibol, plagioklas, mineral tambahan ilmenit, magnit, titanit, epidol,
kuarsa, warna umumnya hijau tua, kadang-kadang dengan nematoblastik,
porpiroblastik, lepidoplastik.
g. Migmatit adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama kuarsa,
IelsIar, plagioklas, biotik, mineral tambahan zirkon, apatik, magnetit,
granoblastik, lepidoblastik, struktur masiI, kadang-kadang memperlihatkan
bentuk sisa.
h. Sekis adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama kuarsa,
mika (klorit), mineral tambahan apatit, turmalin, zirkon, pirit, ilmenit,
magnetit, granit, kalsit, warna tergantung mineral utama pembentuknya
hijau muda hingga abu-abu. Tektur granoblastik, lepidoblastik.
i. Serpentinitit adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama
oliviit, mineral tambahan enstatit, kronit. Tekstur kataklastik, struktur
Ioliasi. Warna hijau cerah-hijau tua.
j. Filit adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama kuarsa,
serisit, klorit, mineral tambahan albit, apatit, turmalin, pirit, magnetit,
graIit. Berwarna terang, abu-abu perak, abu-abu timah atau kehijauan.
Tekstur granoblastik hingga lepidoblastik, struktur skistositi halus, mudah
patah.
k. Sabak adalah batuan malihan dengan komposisi mineral utama mika,
kordirit, andalusit, mineral tambahan sesuai mineral batuan asalnya.
Berwarna abu-abu gelap, berkilau, tekstur lepidoblastik-granoblastik,
poikiloblastik, struktur skistositi, tampak seperti berlapis.

7.2.3 1enis batuan sedimen

dapun uraian klasiIikasi batuan sedimen adalah:
a) Sedimen bahan rombakan.
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan komponen terdiri dari
beberapa jenis batuan berukuran paling kecil kerikil, berbentuk
membundar-membundar tanggung. Tersemen oleh silika, oksida, besi
karbonat atau lempung. Tekstur klastik, kemas, mengambang atau
bersinggungan.
Breksi adalah batuan sedimen dengan komponen terdiri dari beberapa jenis
batuan, berukuran paling kecil kerikil, berbentuk menyudut-menyudut
tanggung, Tersemen oleh silika, oksida, besi, karbonat atau lempung.
Tekstur klastik, kemas mengambang atau bersinggungan.
Batu pasir:
(a) Batu pasir kwarsa adalah batuan sedimen dengan komposisi utamanya
(95) pasir kwarsa, mineral tambahan, rombakan batuan dan biotit,
muskovit, Ielspar. Tersemen oleh silika, oksida besi, karbonat atau
lempung. Warna putih-putih kotor, kuning, merah, coklat, tekstur
klastik, struktur perlapisan buruk-baik.
(b)rkase adalah batuan sedimen dengan komposisi utamanya pasir
kuarsa (75), mineral tambahan Ielspar, hornblende, apatit, turmalin,
rutil, tersemen oleh silika, oksida besi, karbonat atau lempung.
Tekstur klastik, pemilahan buruk struktur perlapisan buruk.
(c) Grewake adalah batuan sedimen dengan komposisi utama pasir
kwarsa (75) bahan rombakan (15) dan sisanya Ielspar, mika dan
mineral lain, tersemen oleh silika, oksida besi karbonat, klorit atau
lempung. Tekstur klastik, pemilahan buruk. Struktur perlapisan buruk.
Batu lanau adalah batuan sedimen yang terdiri dari partikel berbutir halus
(50), selebihnya dapat berbutir sedang, tersemen oleh lempung, silika,
oksida atau karbonat. Warna tergantung Iragmen yang membentuknya,
terang, abu-abu, kuning, coklat, kehijauan-hitam, tekstur klastik.
Batu lempung adalah batuan sedimen yang terdiri dari partikel sangat
halus (50), selebihnya dapat berbutir halus atau sedang. Warna
tergantung material sangat halus, berwarna terang, abu-abu hitam, atau
kuning, coklat atau merah. Tekstur klastik.
Batu lumpur adalah batuan sedimen yang terdiri dari partikel halus,
bercampur dengan mineral karbonat (kalsit) 35-65, warna bervariasi
tergantung batuan asal, tetapi pada umumnya berwarna terang, putih, abu-
abu muda, abu-abu.
Serpih adalah batuan sedimen yang banyak variasinya, umumnya
berukuran sangat halus (koloid) mengandung kalsit 35-65, sering
berselang-seling dengan pasir halus bercampur mineral karbonat,
berwarna, abu-abu hitam atau merah, relative lunak. Tekstur klastik,
struktur berlapis sangat tipis.
b)Butiran karbonat ~50

1) Kalsirudit adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batu gamping
dan Iosil berukuran sedang sampai kasar, berwarna putih, kecoklatan,
kemerahan, tekstur klastik. Struktur kadang-kadang memperlihatkan
perlapisan. Semen karbonat, oksida besi atau lempung.
2) Kalkarenit adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batu gamping
dan Iosil berukuran sedang, berwarna putih, kecoklatan, kemerahan,
tekstur klastik. Struktur kadang-kadang memperlihatkan perlapisan.
Semen karbonat, oksida besi ataulempung.
3) Kalsisiltit adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batu gamping
dan Iosil, berukuran halus, berwarna putih, kecoklatan, kemerahan,
tekstur klastik, tekstur kadang-kadang memperlihatkan perlapisan buruk.
Semen karbonat.
4) Kalsilutit adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batu gamping
dan Iosil, berukuran sangat halus, berwarna putih, kecoklatan, kemerahan,
tekstur klastik, struktur kadang-kadang memperlihatkan perlapisan buruk.
c) Batuan piroklastik.
1) glomerat adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batuan akibat
letusan gung api, berukuran ~ 32 mm, berbentuk membundar, dominan,
bisa bercampur dengan Iragmen yang lebih kecil. Biasanya tersemen oleh
lava.
2) Breksi volkanik adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batuan
akibat letusan gunung api, berukuran ~ 32 mm, berbentuk menyudut-
menyudut tanggung, dominan, bisa bercampur Iragmen yang lebih kecil,
biasanya bersemen oleh lava.
3) TuIa lapili adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen batuan hasil
letusan gunung api, berukuran antara 8 - 32 mm, berwarna terang hingga
abu-abu kehitaman.
4) TuIa berbutir sedang adalah batuan sedimen yang terdiri dari Iragmen
batuan hasil letusan gunung api, berukuran antara 0,5 - 8 mm, berwarna
terang-abu-abu kehitaman.
5) TuIa berbutir halus adalah batuan sedimen yang berupa hasil letusan
gunung api, berukuran antara 0,002 - 0,5 mm, berwarna terang-abu-abu.
6) TuIa berbutir sangat halus adalah batuan sedimen yang berupa hasil
letusan gunung api, berukuran 0,002 mm, berwarna terang-abu-abu.
d)Kimia/organik
1. Garam adalah jenis batuan sedimen dengan mineral utama halit, berwarna
putih, hasil penguapan dari air asin (laut), berwarna putih, tekstur kristalin.
2. Gip adalah jenis batuan sedimen dengan mineral utama gip, berwarna
putih kotor, kecoklatan, hasil penguapan air dalam lingkungan tertutup,
tekstur kristalin.
3. Batu gamping (organik) adalah jenis batuan sedimen yang terdiri rumah-
rumah binatang, atau binatang itu sendiri, dari IraminiIera, koral, alge dan
sebagainya, umumnya berwarna putih, dengan noda hitam coklat, hijau.
4. Dolomit adalah jenis batuan sedimen dengan mineral utama kalsit,
umumnya kristalin, mineral tambahan kandungan besi (Fe), warna putih
dengan bercak merah. Tekstur aIanitik. Struktur masiI.
5. Rijang adalah jenis batuan sedimen dengan mineral murni silika, mineral
tambahan berwarna merah-merah tua, abu-abu hitam. Tekstur pecahan
konkoidal, amorI, struktur kadang-kadang berlapis buruk.
6. Batubara adalah jenis batuan sedimen dengan mineral utama karbonat,
mineral tambahan belerang, pirit, berwarna hitam, merupakan sisa
tanaman, mempunyai kilap kaca, ringan.

(SNI 2436:2008)
Batuan berumur Paleozoikum tersebar secara setempat dan tidak merata dijumpai
di beberapa bagian di wilayah Indonesia (Gambar 3). Di Indonesia bagian timur,
dijumpai batuan berumur Paleozoikum yang berasal dari Benua ustralia,
sedangkan Indonesia barat merupakan tepian Lempeng Benua Eurasia yang
terkenal dengan nama Daratan Sunda (Sunda Land). Batuan tua di Indonesia
Timur tersebut merupakan tepi utara Benua ustralia dan sebagian berupa
kepingan benua (benua renik) tersebar di Indonesia bagian timur, seperti di bagian
timur Sulawesi, Kepulauan Banggai dan Sula, Misool dan beberapa pulau lainnya
di Maluku. Batuan Paleozoikum terdapat di Indonesia Timur dijumpai di
Pulau Timor dan Papua (Gambar 3). Di Timor, batuan berumur Perm (299 t'
251 juta tahun lalu) berupa batuan sedimen dan basalt. Di Papua, batuan
Paleozoikum dapat dipisahkan menjadi batuan Silur (443,7 t' 416 juta tahun
lalu), Devon (416 t' 359,2 juta tahun lalu), Karbon (359,2 t' 299 juta tahun
lalu) dan Perm. Batuan Paleozoikum di Papua ini terdiri atas batuan sedimen,
batuan gunung api dan batuan malihan berderajad rendah.
Secara umum daerah ini termasuk Mandala Geologi Sulawesi Timur, yang
dicirikan oleh himpunan batuan malihan, serpentinit, gabro, basal, dan batuan
sedimen pelagos Mesozoikum (Sukamto, 1975). Batuan-batuan yang tersingkap di
daerah kegiatan inventarisasi berumur mulai dari Paleozoikum sampai Kuarter,
menurut E. Rusmana, dkk. (1993) pada Peta Geologi Lembar Lasusua
Kendari, Sulawesi, sekala 1 : 250.000.
Berdasarkan himpunan batuan dan pencirinya, geologi Lembar Lasusua
Kendari dapat dibedakan dalam dua lajur; yaitu Lajur Tinodo dan Lajur ialu.
Lajur Tinodo dicirikan oleh batuan endapan paparan benua, dan Lajur ialu oleh
endapan kerak samudra/oIiolit, (Rusmana, dkk., 1985). Secara garis besar kedua
mendala ini dibatasi oleh Sesar Lasolo (Gambar 2).
Batuan yang terdapat di Lajur Tinodo yang merupakan batuan alas adalah
batuan malihan Paleozoikum (Pzm) dan diduga berumur Karbon. Pualam
Paleozoikum (Pzmm) menjemari dengan batuan malihan Paleozoikum terutama
terdiri dari pualam dan batugamping terdaunkan.
Pada Permo-Trias di daerah ini diduga terjadi kegiatan magma yang
menghasilkan terobosan antara lain aplit PTr (ga), yang menerobos batuan
malihan Paleozoikum. Formasi Meluhu (TRJm) ,secara tak selaras menindih
Batuan Malihan Paleozoikum. Pada zaman yang sama terendapkan Formasi
Tokala (TRJt). ubungan dengan Formasi Meluhu adalah menjemari. Pada kala
Eosen hingga Miosen Tengah (?), pada lajur ini terjadi pengendapan Formasi
Salodik (Tems);
Batuan yang terdapat di Lajur ialu adalah batuan oIiolit (Ku) yang terdiri
dari peridotit, harsburgit, dunit dan serpentintit. Batuan oIiolit ini tertindih tak
selaras (?) oleh Formasi Matano (Km) yang berumur Kapur khir, dan terdiri dari
batugamping berlapis bersisipan rijang pada bagian bawahnya.
Batuan sedimen tipe molasa berumur Miosen khir Pliosen wal
membentuk Formasi Pandua (Tmpp). Formasi ini mendindih takselaras semua
Iormasi yang lebih tua, baik di Lajur Tinodo maupun di Lajur ialu. Pada Kala
Plistosen khir terbentuk batugamping terumbu koral (Ql) dan Formasi langga
(Opa) yang terdiri dari batupasir dan konglomerat. Batuan termuda di lembar peta
ini ialah luvium (Qa) yang terdiri dari endapan sungai, rawa dan pantai.

D. Prosedur Pengamatan
dapun prosedur pengamatan yang kami lakukan dalam praktikum lapangan
ini yaitu:
Untuk identiIikasi batuan, kami memperhatikan struktur perlapisan batuan di
sekitar, mengambil sampel dan di identiIikasi menurut siIat Iisiknya
(kenampakkan luarnya).
Untuk pengamatan struktur geologi, kami cukup memperhatikan struktur dan
keadaan batuan di lokasi, bila ada keanehan kami catat lalu kami analisis.
Untuk mengukur strike dan dip yaitu kami lakukan dengan cara:
Cara mengukur strike yaitu menentukan bidang yang akan di ukur strikenya,
menempelkan sisi badan kompas (bagian yang tidak memiliki skala) ke bidang
dengan lengan kompas searah strike. Ketiga menggeser-geser kompas sampai
gelembung udara pada level bulat (bull's eye level) tepat di tengah. Terakhir
membaca derajat yang ditunjukkan jarum utara (yaitu jarum yang menunjuk ke
utara ketika kita menghadap utara. Dip merupakan kemiringan perlapisan batuan
terhadap arah horizontal. Untuk mengukur dip dapat dilakukan dengan cara
prtama- tama menempatkan sisi badan kompas (bagisn yang tidak memiliki skala)
ke bidang batuan dengan lengan kompas tegak lurus strike. kedua memutar level
tabung sampai gelembung tepat di tengah, ada tuas kecil untuk memutar level
tabung (clinometer level) yang terletak di bagian belakang kompas. Terakhir
membaca derajat yang ditunjukkan derajat klinometer (derajat dip maksimal 90
derajat).
E. Data Pengamatan
Pos Pertama
Lokasi : Puwatu, samping kantor LL1P Puwatu
1enis batuan yang ditemukan di lokasi : batuan sedimen, batu lempung,
batu pasir dan konglomerat.
a. atu Pasir
Warna : kuning
Tekstur : klastik
Struktur : berlapis
Ukuran butir : 1/16-2 mm





b. atu Lempung
Warna : kuning kecoklatan
Tekstur : Klastik
Struktur : berlapis
Ukuran butir : 1/256




c. atu konglomerat
Warna : kuning, kuning kemerahan, jernih
Tekstur : klastik
Struktur :
Keterangan : tersusun atas batu lempung dan
batu pasir dengan ukuran kerikil.


Pos Kedua
Lokasi: Pohara, desa Rawua
Kegiatan: mengamati struktur geologi
Hasil pengamatan : terdapat kekar dan sesar













ambar. ona sesar Mendikuno di Jalan Raya Pohara, Desa Rawua










ambar. Struktur kekar dekat sesar Mendikuno
Zona sesar
8 m keklrl zona sesar
Pos Ketiga
Lokasi: Pondidaha
Kagiatan: Identifikasi atuan
atuan yang ditemukan di lokasi yaitu:
Peridotit
Warna : Hitam
Struktur : Masif




Serpentin

Warna : putih dan hitam
Struktur : Masif
Tekstur : kataklastik



Magnesit
warna : Putih
Struktur : Masif

Pos Keempat
Lokasi: Kemaraya Aliran sungai Amarilis
Kegiatan: Identifikasi batuan
atuan yang di temukan yaitu:
Kuarsit
Warna lapuk : Coklat,dan hitam
Warna Segar : Putih
Struktur : masiI atau Ioliasi
Tekstur : granuloblastik, mosaik
.
Sabak
warna : itam
struktur : Laminasi
tekstur : lipidoblastik, granuloblastik

Serpih
Warna : Merah dan itam
Tekstur : Klastik
Struktur : laminasi

atu pasir
Warna : putih dan merah tua
Struktur : berlapis
Tekstur : klastik
F. Pembahasan
Rabu, 29 Juni 2011, kami melaksanakan kegiatan praktikum lapangan.
Kegiatan ini sebenarnya dimaksudkan untuk merealisasikan segala apa yang di
praktikkan di Laboratorium kebumian yang telah kami lakukan sebelumnya dan
untuk melihat langsung struktur bumi yang sebenarnya seperti yang telah
diberikan dalam materi kuliah kami. Di Laboratorium Kebumian kami telah
melakukan kegiatan identiIikasi batuan, dan menentukan strike dan dip. Untuk
bagaimana kami melihat langsung singkapan batuan dan bagaimana kami
mengambil sampel serta mangukur strike dan dipnya, maka kami melakukan
kegiatan praktikum lapangan ini.
Sebelumnya kami telah ditentukan lokasi praktikum yaitu: Pos pertama
berlokasi di daerah Puwatu, samping kantor LLJ Puwatu, Pos kedua berlokasi di
daerah Pohara, desa Rawua, Pos ketiga berlokasi di Pondidaha dan Pos keempat
berlokasi di Kemaraya, Kawasan liran sungai marilis.
Di Pos pertama kami melakukan identiIikasi batuan. Lokasi ini merupaka
sebuah bukit yang telah ditebang. Namun kami melihat tak satupun singkapan
batuan beku. Yang tampak dilokasi ini adalah satuan tanah liat bewarna kuning.
Tanah liat ini oleh masyarakat sekitar dijadikan bahan untuk membuat batu bata
sebagai bahan bangunan. Seperti tampak pada gambar berikut.











ambar. Lokasi Pos 1, Puwatu Samping kantor LLJ Puwatu
Di lokasi tampak material sedimen di lokasi terdiri dari lanau, pasir dan
kerikil, sehingga memungkinkan batuan sedimen yang terbentuk di lokasi yaitu
batu pasir, konglomerat dan batu lempung. Seperti tampak pada gambar.
ambar. Kondisi sedimen di Lokasi menunjukkan kemungkinan ada batu pasir,
lempung dan konglomerat
Setelah kami mengambil sampel ternyata kami menemukan ketiga jenis batu
tersebut.
Batu lempung di tandai dengan ukuran butirnya yang sangat halus seperti
sagu. Batuan ini berwarna kuning dan bertekstur klastik. Sedangkan batu pasir
ditandai dari materialpenyusunya yaitu tersusun oleh butiran kuarsa yang sangat
kecil (berukuran pasir, 1/16-2 mm). sebenarnya ada tiga jenis batu pasir (seperti
pada landasan teori SNI 2436-2008) berdasarkan komposisinya, yaitu batu pasir
kuarsa, rkase dan Gwarke. Oleh karena batuan yang ditemukan di lokasi
komposisi utamanya (95) pasir kuwarsa dan tersemen oleh karbonat (lempung),
naka batuan ini merupakan batu Pasir kwarsa. Batu ini berwarna kuning dan
merah, bertekstur klastik. Dan batu konglomerat ditandai dengan adanya susunan
butir penyusunya tidak tersortir dan terpilah sangat buruk. Batuan ini terdiri dari
batu pasir dan lempung yang berukuran kerikil (2-4 mm) berbentuk membundar-
membundar tanggungn dan tersemen oleh oleh lempung. Batu ini bertekstur
klastik.
Di Pos kedua tepatnya di daerah Pohara, desa Rawua, kami menlakukan
pengamatan terhadap struktur geologi. Di lokasi ini kami melihat ada jalan rusak
yang panjangnya sekitar 8 meter. Menurut keterangan warga sekitar jalan ini tidak
pernah baik meskipun telah kerap kali diiperbaiki. Permukaan jalan ini selalu
turun atau ambruk. ipotesa awal kami bahwa ambruknya jalan ini karena
perlapisan batuan di bawahnya adalah batu lempung, ditambah lagi oleh adanya
sungai Pohara disekitarnya sehingga menyebabkan batu lempung tersebut basah
dan hancur bila ada beban berat seperti mobil truk yang melewatinya. Namun
setelah kami perhatikan ternyata ada suatu singkapan disekitar jalan yang
menunjukkan suatu keanehan. Ternyata setelah kami perhatikan di sini ada
keanehan. Terdapat luasan sebesar kurang lebih 8 meter amblas, sedang di
sekitarnya baik-baiksaja. Maka ini mengindikasikan bahwa luasan tersebut
merupakan zona sesar. rah pergerakkanya adalah turun (kebawah) atau amblas.
Maka sesar ini disebut jenis sesar turun. al ini bersesuaian dengan pernyataan
Pak ndi, Dosen pembimbing Praktik lapangan kami dan oleh beliau sesar ini
diberinya nama sesar Mendikuno. Karena menurutnya sesar tersebut mengarah ke
daerah Mendikuno. Beliau selalu member nama sesar selalu berdasarkan
lokasinya.
Gambar berikut menunjukkan perlapisan batuan sekitar jalan.
ambar. Sebuah bukit samping jalan rusak di desa Rawua (Pos kedua)
Bila kita perhatikan gambar di atas memang ada keanehan . Seri perlapisan
batuan antara atas dan bawah berbeda. Tampak di atas ada Iragmen yang
berbentuk membulat. Batuan ini merupakan jenis berumur tersier . Sedangkan
perlapisan batuan bi bawahnya berbentuk kekar. Batuan ini merupakan batuan
yang berumur mesozoikum dari Iormasi meluhu. Jika ada perbedaan, maka hal ini
berarti Iragmen batuan yang membulat tadi tidak berasal dari lokasi. Tetapi
berasal dari suatu tempat yang lain yang kemudian terbawa ke lokasi. Diantara
Iragmen batuan diatas dengan perlapisan batuan di bawah terdapat kontak yang
menghubungkan keduanya. Namanya kontak ketidak selarasan (unconIormity).
Jenis batuan kontak ini adalah merupakan jenis batuan konglomerat alas.
Seperti tampak pada gambar bahwa di lokasi tampak ada perlapisan batuan
yang bawah berbentuk kekar. Perlapisan ini tersusun secara sistematis.
Maksudnya sepanjang batuan sekitarnya itu sama atau sejajar. Setelah kami ukur
arahnya, ternyata arahnya sama dengan perpotongan jalan yang amblas yaitu 340
o
ke utara. al ini bararti pada daerah ini, tepatnya disekitar sesar tadi, juga terdapat
kekar. Kekar inilah yang membawa batuan/Iragmen membulat seperti di jelaskan
diatas ke lokasi.
Pada lokasi ini pula kami mencoba mengukur strike dan dip. Namun kami
cukup kesulitan menentukan sesar yang akan di ukur sterike dan dipnya karena di
lokasi itu adalah merupakan struktur kekar. Seperti kita ketahui bahwa strike dan
dip hanya dapat diukur pada sesar bukan pada kekar (perlapisan). Namun
perlapisan dapat di ukur arahnya, seperti yang telah diuraikan di atas. Lalu Pak
ndi menyarankan untuk mencari sesar yang umum. khirnya kami menemukan
sebuah sesar minor. Untuk mengukur strike dan dipnya kami menggunakan papan
ship. Mula-mula kami mengukur strike yakni dengan menempelkan sisi badan
kompas (bagian yang tidak memiliki skala) ke bidang dengan lengan kompas
searah strike. Kemudian menggeser-geser kompas sampai gelembung udara pada
level bulat (bull's eye level) tepat di tengah. Lalu membaca derajat yang
ditunjukkan jarum utara (yaitu jarum yang menunjuk ke utara ketika kita
menghadap utara. Dan kami peroleh besar strike U 55
o
E. Selanjutnya kami ukur
dipnya.Untuk mengukur dip dapat dilakukan dengan cara prtama-tama
menempatkan sisi badan kompas (bagin yang tidak memiliki skala) ke bidang
batuan dengan lengan kompas tegak lurus strike. Kmudian memutar level tabung
sampai gelembung tepat di tengah, ada tuas kecil untuk memutar level tabung
(clinometer level) yang terletak di bagian belakang kompas. lalu membaca derajat
yang ditunjukkan derajat klinometer (derajat dip maksimal 90 derajat). Diperoleh
besar dipnya yaitu 45
o
UW.
Selanjutnya kami melanjutkan pengamatan ke Pos ketiga, di daerah
pondidaha. Di pos ketiga ini kami mencoba mengidentiIikasi batuan beku. Kami
melihat bahwa batuan dilokasi ini sebagian besar tersusun oleh batuan beku.
Lokasi ini juga merupakan bukit tebangan. Sehingga banyak singkapan batuan
beku yang tampak dan juga bongkahan batuan beku.
ambar. Keadaan lokasi Pos Kedua di Pondidaha
Tampak pada gambar bahwa di lokasi ini memang sebagian besar dibentuk
oleh batuan beku. Seperti pada gambar sebelah kiri tampak batuan beku. Batua
beku yang kami temui di tempat ini diantaranya yaitu pridotit, magnesit, dan
serpentin.peridotit adalah batuan beku dengan mineral utama olivin, piroksin,
mineraltambahan kronit, warna hijau terang-hijau tua, tekstur granular,
senomorIic,intersertal, poikilitik, struktur masiI. Sedangkan serpentint adalah
jenis batuan metamorI yang batuan asalnya adalah batu basalt yang kemudian
termetamorIisme jauh di dalam samudra. Mengapa batuan ini ada di daratan
Sulawesi Tenggara, Pondidaha? Jawabannya adalah kita kembali ke sejarah awal
terbentuknya pulau sulawesi. Sulawesi tenggara dahulu berasal dari samudera
pasiIik sebelah timur ustralia. Kemudian pulau kecil ini terus bergerak ke utara
dan menyatu dengan Pulau sulawesi bagian Barat (buka You tube Pergerakkan
Lempeng Indonesia). Sehingga bisa jadi pergerakkan atau pergeseran pulau
lempeng ini membawa batuan metamorI jenis serpentin. Batuan ini memiliki
komposisi mineral utama oliviit, mineral tambahan enstatit, kronit. Tekstur
kataklastik, struktur masiI. Warna hijau cerah-hijau tua.
Batu magnesit adalah batua beku yang berwarna putih. Meskipun demikian
batuan ini tetap dikategorikan bersiIat intermediet. Batuan ini merupakan jenis
batuan beku dengan ukuran kristal lebih besar. Maka batuan ini merupakan batuan
beku intrusiI. Batuan ini tersusumn oleh mineral magnesium.
Gambar. Pos keempat, aliran sungai marilis, Kemaraya.
Pos keempat berlokasi di Kemaraya, di aliran sungai amarilis. Di lokasi ini kami
mencoba mengidentiIikasi batuan. Karena lokasi ini merupakan aliran sungai
(areal sedimen), maka batuan yang umum terdapat di lokasi yaitu jenis batuan
sedimen. Batuan sedimen yang kami temukan diantaranya adalah batu pasir, batu
serpih, batu sabak dan batu kuarsit. Batu pasir yang kami temukan di lokasi ini
berdasarkan ukuran butir penyusunya ada tiga yaitu batu pasir halus, batu pasir
sedang dan batu pasir kasar. Batu serpih berasal dari endapan mineral yang halus
dehingga sangat mudah retak. Warna batu serpih bermacam-macam, namun batua
serpih yang kami temukan di lokasi hanya dua macam yaitu hitam dan merah.
Bila berwarna hitam disebut serpih hitam dan bila berwarna merah disebut serpih
merah. Batu serpih biasa disebut juga batu lempung karena tersusun dari endapan
lempung. Namun, batu ini berstruktur lineasi (lapisannya sangat tipis).
Batu sabakadalah merupakan batuan sedimen dengan komposisi mineral utama
mika, kordirit, andalusit, mineral tambahan sesuai mineral batuan asalnya.
Berwarna abu-abu gelap, berkilau,tekstur lepidoblastik-granoblastik,
poikiloblastik, struktur skistositi, tampak seperti berlapis.




. Kesimpulan
Dari acara praktikum lapangan ini kami dapat menarik suatu kesimpulan
sebagai berikut:
1. Batuan di pos pertama, di daerah Puwatu merupakan jenis batuan sedimen
yaitu batu lempung, batu pasir kwarsa dan batu konglomerat.
2. Struktur geologi di Pos kedua terdiri dari sesar (sesar turun) dan kekar.
Pada zona kekar terdapat perbedaan seri perlapisan batuan antara batuan
yang berusia mesozoikum di bagian bawah dan batuan berusiaa tersier di
bagian atas, yang diantarai oleh kontak ketidakselarasan (unconIormity)
yang terdiri dari batuan konglomerat alas.
3. Strike dan dip dapat di ukur pada bidang sesar. Dalam mengukur Dip
selalu tegak lurus pada strike.
4. Jenis batuan di pos kedua, di Pondidaha adalah merupakan jenis batuan
beku diantaranya peridotit, serpentin dan kuarsit.
5. Jenis batuan di aliran sungai amarilis adalah batu sedimen, meliputi batu
pasir, batu kuarsit, batu serpih merah, batu serpih hitam dan batu sabak




H. Saran
dapun saran yang dapat saya ajukan pada pelaksanaan praktiku lapangan ini
yaitu untuk memaksimalkan praktikum lapangan, sebaiknya praktikum lapangan
lebih sering di adakan dan setiap kali praktikum hanya terdiri dari satu objek
pengamatan dengan beberapa lokasi pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan MG UNPD 2003
SNI 2436:2008, Tata cara pencatatan dan identifikasi hasil pengeboran inti,
Badan Standardisasi Nasional.


Laporan Praktikum Lapangan









Oleh:
Kelompok 2
Anggota :
lwan $atapona
Idia riatini
Irfan $aputra
armila Irawardani



1urusan Fisika
Konsentrasi eologi/eofisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Haluoleo
Kendari
2011

You might also like