Professional Documents
Culture Documents
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP
Disampaikan dalam Rapat Koordinasi BUMN 17 - 18 April 2002 Hotel Indonesia - Jakarta
corporate governance.
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah minimnya keterbukaan perusahaan berupa pelaporan kinerja keuangan, kewajiban kredit dan pengelolaan perusahaan terutama bagi perusahaan yang belum go public, kurangnya pemberdayaan komisaris sebagai organ pengawasan terhadap aktivitas manajemen dan ketidakmampuan akuntan dan auditor memberi kontribusi atas sistem pengawasan keuangan perusahaan. Lemahnya implementasi good corporate governance akan menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai tujuannya berupa profit yang maksimal, tidak mampu mengembangkan perusahaan dalam persaingan bisnis serta tidak dapat memenuhi berbagai kepentingan stakeholders.
Collapse-nya beberapa perusahaan besar di negara-negara maju seperti BCCI, UK(1988); Bank Barings, UK(1996); Enron Corp., US(2002). (Dr. Sofyan A. Djalil, LKDI- 10 April 2002)
2
(Dr. Sofyan A. Djalil, LKDI- 10 April 2002, dari Credit Lyonnais SA, Emerging Market 2001- The Saint and The Sinner)
Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusan-urusan perusahaan, dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.(Malaysian Finance Committee on Corporate Governance February 1999)
Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. (Forum for Corporate Governance in Indonesia / FCGI)
Corporate governance sangat penting untuk membentuk perilaku korporasi, termasuk respons perusahaan terhadap berbagai tekanan pasar, investasi baru dan peluang untuk tumbuh dalam pasar yang sangat dinamis.
Good corporate governance juga merupakan sistem yang harus menjamin terpenuhinya kewajiban perusahaan kepada shareholders dan seluruh stakeholders, dan harus mampu bekerjasama dengan stakeholders dalam mencapai tujuan perusahaan. Buruknya hubungan perusahaan dengan stakeholders dapat menimbulkan hambatan dan gangguan pada jalannya operasi perusahaan,
Kunci terciptanya good corporate governance dalam perusahaan adalah berfungsinya secara efektif organ-organ perusahaan yang terjamin kualitas dan integritasnya sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan sekaligus memenuhi kepentingan seluruh stakeholders.
OECD menyusun prinsip-prinsip good corporate governance yang dikelompokkan dalam 5 (lima) hal, yaitu :
1. 2. 3. 4. 5. Perlindungan atas hak-hak pemegang saham Perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham Peranan stakeholders dalam corporate governance Keterbukaan dan Tranparansi Akuntabilitas Direksi dan Komisaris
Corporate governance yang baik untuk BUMN adalah sistem dan struktur korporasi yang mengarah dan mendukung pada terciptanya perusahaan berkelas dunia yang kompetitif di pasar global.
8
12
Memaksimalkan nilai Perseroan bagi pemegang saham dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun secara internasional, serta dengan demikian menciptakan iklim yang mendukung investasi. Mendorong pengelolaan perseroan secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham. Mendorong agar pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perseroan.
13
PENGUJIAN PENERAPAN MODEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE Pemerintah telah menetapkan 5 perusahaan yang dijadikan sebagai pilot dalam pengujian penerapan model Good Corporate Governance, yaitu:
PT Timah Tbk PT Perusahaan Listrik Negara PT Jasa Marga PT Pelayaran Nasional Indonesia PT Perkebunan Nusantara VIII
Kegiatan pengujian model Good Corporate Governance telah mencakup antara lain penyelenggaraan workshop mengenai corporate governance untuk Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi 5 perusahaan tersebut serta pembuatan konsep dokumen Statement of Corporate Intent bagi 4 pilot perusahaan yang belum merupakan perusahaan publik. Salah satu dari 5 pilot perusahaan dalam pengujian model Good Corporate Governance, yaitu PT Timah Tbk telah lebih maju dalam menerapkan praktek-praktek good corporate governance dalam perusahaan. PT Timah Tbk telah menerbitkan laporan mengenai praktek-praktek Good Corporate Governance sebagai bagian dalam laporan tahunan perusahaan tahun 1999. Inisiatif ini akan diikuti oleh pilot perusahaan lain, yaitu PT Jasa Marga.
15
Inisiatif Pemerintah dan Dunia Usaha dalam Mendorong Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Pendirian Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG), yang telah melahirkan National Code of Good Corporate Governance, termasuk inisiatif Sectoral Code Adopsi berbagai ketentuan Good Corporate Governance oleh Bapepam dan BEJ untuk perusahaan publik Inisiatif Kadin yang memasyarakatkan program BTP (Bersih, Transparan dan Profesional) Kebijakan Menteri Negara BUMN untuk implementasi Good Corporate Governance di kalangan BUMN Inisiatif implementasi Good Corporate Governance oleh kalangan Perbankan Inisiatif masing-masing Perusahaan dalam implementasi Good Corporate Governance. Pendirian beberapa LSM yang bergerak dalam Good Corporate Governance (CGOs) Kerjasama penyelenggaraan Annual Report Award 2002 bagi perusahaan yang menyajikan kualitas keterbukaan yang terbaik dalam laporan tahunannya, yang diselenggarakan oleh KNKCG, Kementerian BUMN, Ditjen Pajak, Bapepam, BEJ dan IAI. Dll inisiatif, termasuk pendirian Perkumpulan Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) oleh KNKCG untuk mendukung operasional dan implementasi Good Corporate Governance 16
KESIMPULAN
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997, disebabkan antara lain oleh belum diterapkannya prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh pelaku ekonomi nasional. Dalam kedudukannya sebagai badan usaha milik negara, maka penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance lingkungan BUMN diperlukan komitmen dan dukungan yang kuat dari semua pihak, terutama dari Direksi/Komisaris/Dewan Pengawas, dan pihak-pihak yang terkait dalam pengelolalaan, pembinaan dan pengawasan BUMN. Sejalan dengan era globalisasi, maka prinsip-prinsip Good Corporate Governance menempati posisi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan penilaian dan keputusan-keputusan investasinya. Dengan diterapkannya prinsip-prinsip Good Corporate Governance, maka akan menambah kepercayaan dan keyakinan dari pemegang saham, seluruh stakeholders dan investor terhadap perusahaan serta melindungi Direksi /Komisaris/Dewan Pengawas/Manajer/karyawan dari tuntutan hukum. Tantangan dan kendala dalam penerapan Corporate Governance yang sedang dan akan dihadapi terutama dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan serta otonomi daerah, memerlukan kesungguhan dan tekad yang kuat terutama dari Direksi/Komisaris/Dewan Pengawas serta semua pihak yang terkait demi terwujudnya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dilingkungan BUMN dalam rangka peningkatan shareholder value dan pemulihan ekonomi nasional. Inisiatif Kementerian BUMN dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan BUMN akan diupayakan untuk terus disempurnakan sejalan dengan dinamika perkembangan yang terjadi di dunia bisnis dan masyarakat. 17
INFORMASI TAMBAHAN
BANTUAN ADB DALAM RANGKA PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA. Dalam kaitan dengan Technical Agreement dari ADB (TA Nomor 3714-INO) dan Program Loan ADB (Loan Nomor 1866-INO) yang dituangkan dalam Policy Matrix, Kementerian BUMN diminta untuk terus melaksanakan Good Corporate Governance. Dalam tahun 2002, program penerapan Good Corporate Governance yang akan dilaksanakan adalah:
Penerapan SCI pada 35 BUMN, yang merupakan dokumen pernyataan maksud perusahaan yang telah disetujui oleh BUMN dan Pemerintah sebagai pemegang saham/ pemilik modal yang intinya memuat target-target kinerja dan indikator-indikator lain yang harus dicapai dan dipertanggungjawabkan oleh BUMN serta sistem pemantauan pencapaian target-target kinerja. Dokumen ini akan tersedia dan dapat diakses oleh publik. Memonitor pelaksanaan operasi BUMN yang yang sahamnya tercatat pada Jakarta Stock Exchange. Menunjuk secara proporsional Komisaris independen (terutama pada perusahaan yang go public). Membentuk audit committee. Mempublikasikan laporan tahunan seluruh BUMN ke dalam BUMN Online dan menyampaikan laporan tahunan tersebut kepada Kantor Pendaftaran Perusahaan di Deperindag. Melakukan finansial audit oleh Auditor independen (non-BPKP) untuk 60 BUMN (sudah selesai dilaksanakan). Melaksanakan audit compliance terhadap procurement (pengadaan barang dan jasa) yang dilaksanakan oleh BUMN, minimal terhadap 20 BUMN dalam tahun ini.
Latin America
Venezuela
Colombia
20%
Brazil
24%
Switzerland
18% 18% 18%
Mexico
20% 20%
Argentina
Taiwan
19
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
ng ap or e Si
Corruption in Asia
2000 2001
K or ea
K on g
pi ne s
si a
nd
si a
Ja pa n
Ch in a
Ph ili
In do ne
Th ai
M al
Ta i
In di a
H on g
Grade a scaled from zero to 10, with zero being the best grade and 10 the worst. 20
So ut
ie
tn am
an
ay
la
4,7 4,7 4,4 4,3 4,2 4,2 4,2 3,7 3,6 3,0 3,0 2,2
22
Catatan : Index berskala 0.00 (terburuk) hingga 10.00 (terbaik) Sumber : Booz-Allen & Hamilton (1999)
23
Catatan : Index berskala 0.00 (terbaik) hingga 10.00 (terburuk) Sumber : PERC, Asian Intelligence No.547 (1999)
24
25