You are on page 1of 11

Iisiologi NiIas

2.1 Konsep Medis



2.1.1 Pengertian
Masa niIas ( Puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalin selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama niIas ini yaitu 6-8 minggu. ( Mochtar, Rustam,
1998 : 115 ).
NiIas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. ( Obstetri Fisiologi, 1983 : 315 )
Masa niIas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. ( Wikonjosastro,
2006 : 237 )
Kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan
untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal. ( Manuaba , 1998 : 190 )

2.1.2 Periode NiIas
NiIas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
( Mochtar, Rustam, 1998 : 115 )


2.1.3 Perubahan Fisiologi Dan Psikologi
2.1.3.1 Perubahan Iisiologi
1. Sistem Reproduksi
A. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil.
Bayi lahir Iundus setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr.
Akhir kala III persalinan tinggi Iundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750
gr.
Satu minggu post partum tinggi Iundus uteri teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat
uterus 500 gr.
Dua minggu post partum tinggi Iundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350
gr.
Enam minggu post partum Iundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr.
( Mochtar, Rustam 1998 : 115 )
B. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa niIas.
Macam-macam Lochia :
o Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.
o Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post partum.
o Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.
o Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.
o Lochia Purulenta : Terjadi inIeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
o Lochiastasis : Lochia tidak lancar keluarnya.
( Mochtar, Rustam, 1998 : 116 )
C. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat
dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
D. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
E. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan
kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
F. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
v Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolaktin setelah
persalinan.
v Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah
persalinan.
v Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
2. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar
hormon estrogen yang bersiIat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6
minggu
3. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali
kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin kembali normal pada hari
ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa niIas,
namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus
dicegah dengan penangan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
4. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa niIas, dikarenakan kurangnya makanan
berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut dari ibu karena perineum sakit,
terutama jika terdapat luka perineum. Namaun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan
adanya ambulasi dini dan dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat
diberikan supositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja. DeIakasi harus terjadi dalam 3
hari post partum.
2.1.3.2 Perubahan Psikologi
Periode masa niIas merupakan waktu untuk terjadi stres. Periode itu dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu :
Talking In Period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasiI dan sangat tergantung, Iokus perhatian
terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami,
kebutuhan tidur meningkat, naIsu makan meningkat.
Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi
sangat sensitiI, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi
kritikan yang dialami ibu.
Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang
sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
2.1.4 Penatalaksanaan
Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan
perdarahan post partum.
Dilanjutkan dengan pemantauan kala IV, yaitu :
2.1.5.1 2 jam post partum
a. TPRS
b. Klien sudah BAK
c. Lochea rubra
d. TFU 2 jari dibawah pusat
e. Uterus keras
I. Darah kurang lebih 50 cc
2.1.5.2 6 jam post partum
a. Sudah dapat melakukan mobilisasi dini
b. Lochea rubra
c. TFU 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus baik
2.1.5.3 2 hari post partum
a. Berat uterus kurang dari 500 gram
b. Lochea rubra
c. TFU pertengahan sympisis
2.1.5.4 6 hari post partum
a. Berat uterus kurang lebih 500 gram
b. Lochea sanguinolenta
c. TFU pertengahan sympisis
2.1.5.5 6 minggu post partum
a. Lochea alba
b. Berat uterus kurang dari 50 gram
c. TFU tidak teraba
d. Klien memakai KB atau sudah menentukan KB yang akan dipakai.
2.1.5 Penanganan Asuhan Masa NiIas Normal
v Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktiI dengan menganjurkan ibu niIas untuk melakukan
mobilisasi dini ( early mobilization ), hal ini mempunyai keuntungan yaitu :
- Memperlancar pengeluaran lochia
- Mempercepat involusi
- Melancarkan Iungsi alat gastroinstensinal dan alat perkemihan.
- Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat Iungsi ASI dan pengeluaran
sisa metabolisme.

v Kebersihan Diri
- Anjurkan kebersihan seluruh tubuh / personal hygiene
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu
mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu. Dari depan ke belakang,
baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan ibu untuk membersuhkan diri setiap kali selesai
buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali sehari
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
- Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu, yaitu : mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri sendiri.
v Istirahat
- Anjurkan ibu untuk beristiraht cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
- Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan,
serta tidur siang atau beristiraht selama bayi tidur.
v Gizi
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya ( anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
- Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40 hari pasca bersalin, minum
kapsul vitamin A ( 200.000 ) unit, agar memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.


v Senam NiIas
Senam niIas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi drah dan mengembalikan otot-otot yang
kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. ( Haliana, 2003 : 6 )
Latihan senam niIas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
a. Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut. Lakukan
pernapasan dada dan pernapasan perut.
b. Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan
deIakasi
d. Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
( Mansjoer, 2001 : 318 )

FISIOLOGI MASA NIFAS


Puerperium (masa niIas) atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama - 12
minggu.
Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan Iisiologis yang terjadi
selama kehamilan.
Puerperium dapat dibagi menjadi :
O Periode pasca persalinan : 24 jam pasca persalinan.
O Periode puerperium dini : minggu pertama pasca persalinan.
O Periode puerperium lanfut : sampai 6 minggu pasca persalinan.
!#&AHAN FISIOLOGI dan ANATOMI
Perubahan endokrin yang terjadi selama kehamilan akan terjadi secara cepat :
O !L- human Placental Lactogen serum tidak terdeteksi dalam waktu 2 hari dan
O G- Human Chorionic Gonadotropin tidak terdeteksi dalam waktu 10 hari pasca
persalinan.
O Kadar 08974g0n dan p74g089074n serum menurun sejak 3 hari pasca persalinan dan
mencapai nilai pra-kehamilan pada hari ke 7. Nilai tersebut akan menetap bila pasien
memberikan ASI ; bila tidak memberikan ASI estradiol akan mulai meningkat dan
menyebabkan pertumbuhan Iolikel.
O !7 Human Prolactine pada pasien yang memberikan ASI, kadar human hPr akan
meningkat.
Sistem kardiovaskular akan kembali pada nilai sebelum kehamilan dalam waktu 2 minggu pasca
persalinan.
Pada 24 jam pertama terjadi "hypervolemic state" akibat adanya pergeseran cairan
ekstravaskular kedalam ruang intravaskular. Volume darah dan plasma normal kembali pada
minggu kedua.
Sampai pada 10 hari pertama pasca persalinan, peningkatan Iaktor pembekuan dalam kehamilan
akan menetap dan diimbangi dengan kenaikan aktivitas Iibrinolisis.
!#&AHAN MO#FOLOGIS !ADA T#AKT&S GNITALIA
Melalui proses katabolisme jaringan berat uterus ceoat menurun dari 1000 gram saat persalina
menjadi 100 200 g 3 minggu pasca persalinan
Servik kehilangan elastisitasnya dan segera memperoleh konsistensi normal
Dinding vagina edematous, kebiruan serta kendor dan tonus kembali kearah normal setelah 1 2
minggu.
Pada akhir kala III, besar uterus setara dengan ukuran kehamilan 20 minggu dengan berat 1000
gram. Pada akhir minggu pertama berat uterus mencapai 500 gram.
Pada hari ke 12, uterus sudah tidak dapat diraba melalui palpasi abdomen.

!erubahan involusi tinggi fundus uteri dan ukuran uterus selama 10 hari pasca persalinan
"placental site" mengecil dan dalam waktu 10 hari diameternya kira-kira 2.5 cm.
Lochia yang terjadi sampai 3 4 hari pasca persalinan terdiri dari darah, sisa troIoblas dan
desidua coklat kemerahan yang disebut lochia rubra
Selanjutnya berubah menjadi lochia serosa yang seromukopurulen dan berbau khas.
Selama minggu II dan III, lochia menjadi kental dan putih kekuningan yang disebut lochia alba
terdiri dari leukosit dan sel desidua yang mengalami degenerasi. Setelah minggu 5 6, sekresi
lochia menghilang yang menunjukkan bahwa proses penyembuhan endometrium sudah hampir
sempurna.
Lochia yang sangat berbau tidak sedap apalagi bila disertai dengan gejala sistemik berupa tanda
tanda inIeksi menandakan adanya endometritis.
!#INSI! !NATALAKSANAAN !&#!#I&M
Pasca persalinan, bila pasien menghendaki maka diperkenankan untuk berjalan-jalan, pergi ke
kamar mandi bila perlu dan istirahat kembali bila merasa lelah.
Sebagian besar pasien menghendaki untuk beristirahat total ditempat tidur selama 24 jam
terutama bila dia juga mengalami cedera perineum yang luas.
Fungsi perawatan medis adalah:
1. Memberikan Iasilitas agar proses penyembuhan Iisik dan psikis berlangsung dengan
normal.
2. Mengamati jalannya proses involus uterus.
3. Membantu ibu untuk dapat memberikan ASI.
4. Membantu dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat neonatus.
Tak ada waktu yang baku mengenai lama perawatan pasca persalinan, diperkirakan bahwa
semakin lama tinggal di rumah sakit, proses laktasi menjadi semakin baik.
!#AWATAN !&#!#I&M DI #&MAH SAKIT
Ambulasi dini membuat perawatan niIas menjadi lebih sederhana.
Pemeriksaan meliputi :
O Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan pernaIasan secara teratur.
O Inspeksi perineum setiap hari untuk melihat proses penyembuhan.
O Pada pasien dengan cedera perineum luas perlu diberikan analgesik.
O Penilaian jumlah dan siIat lochia.
O Penilaian proses involusi dengan menentukan tinggi Iundus uteri.
O Analgesik mungkin juga diperlukan bila ada keluhan nyeri akibat kontraksi uterus
terutama saat laktasi.
MASALAH T#AKT&S &#INA#I&S
24 jam pasca persalinan, pasien umumnya menderita keluhan miksi akibat :
O Depresi pada reIlek aktivitas detrussor yang disebabkan oleh tekanan dasar vesika
urinaria saat persalinan.
O Fase diuresis pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan melakukan
kateterisasi.
#ortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan
pervaginam sekitar 70 lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio
Caesar.
10 pasien pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stress inkontinensia) yang
kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat
penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul.
#090n8i4 &7in0
O Sensasi dan kemampuan pengosongan kandung kemih terganggu akibat pemberian
anaestesi atau analgesi.
O hing-chung dkk (2002) : angka kejadian retensio urine pasca persalinan 4
O Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan
mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dauer catheter selama 24 jam
O Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan
bila jumlah residu ~ 200 ml maka nampaknya ada gangguan proses urinasinya. Maka
biarkan kateter tetap terpasang dan dibuka tutup setiap 4jam, bila volume urine 200
ml kateter dilepas dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa
Retensio urine kemungkinan oleh karena 0ma94ma atau 0d0ma sekitar urtehra sehingga terapi
meliputi : antibiotika dan obat anti inIlamasi,
MASALAH !N#NAAN
Sejumlah pasien pasca persalinan mengeluh konstipasi yang umumnya tidak memerlukan
intervensi medis. Bila perlu dapat diberi obat pencahar supositoria ringan (dulcolax).
Haemorrhoid yang diderita selama kehamilan akan menyebabkan rasa sakit pasca persalinan dan
keadaan ini memerlukan pemberian obat supositoria.
NY#I !&NGG&NG
Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga dan menetap setelah persalinan dan pada
masa niIas.
Kejadian ini terjadi pada 25 wanita dalam masa puerperium namun keluhan ini dirasakan oleh
50 dari mereka sejak sebelum kehamilan.
Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri.
MASALAH !SIKOLOGI !ADA MASA NIFAS
Keberadaan bayi tidak jarang justru menimbulkan 'stress bagi beberapa ibu yang baru
melahirkan.
Ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayi, melanjutkan mengurus suami, setiap malam
merasa terganggu dan sering merasakan adanya ketidak mampuan dalam mengatasi semua beban
tersebut.
Banyak wanita pasca persalinan menjadi sedih dan emosional secara temporer antara hari 3 5
(third day blues) dan kira-kira 10 diantaranya akan mengalami depresi hebat.
"1hird Day Blues"
Etiologi tak jelas, diperkirakan karena gangguan keseimbangan hormonal, reaksi eksitasi akibat
persalinan dan perasaan tak mampu untuk menjadi seorang ibu.
'Third days blues dapat berupa :
O Lanjutan rasa cemas saat kehamilan dan proses persalinan
O Rasa tak nyaman pada masa niIas dan tak mampu menjadi orangtua.
O Ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna
O Rasa lelah pasca persalinan dan kurang tidur /istirahat
O Penurunan gairah seksual atau tidak lagi menarik seperti waktu masih gadis
O Labilitas emosional.
O Depresi berat sampai beberapa minggu-bulan.
Penatalaksanaan : terapi medis, diskusi dengan paramedis, penjelaskan mengenai apa yang
terjadi dan bila pasien menghendaki maka kunjungan keluarga dibatasi.
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa rooming-in dapat mengurangi kejadian third days
blues`
S08uali9a8 !a8.a !078alinan
O Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu banyak tersita untuk mengurus bayinya.
O Bila terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum akan
mengalami ketegangan selama beberapa minggu.
O Gairah seksual seringkali mengalami penurunan.
O Pada beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan menderita
kekeringan pada vagina.
O Hubungan seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kenikmatan
seksual dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan seksual dalam bentuk
sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut dengan hubungan seksual
intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya orgasmus pada wanita.
O Konsultasi dan advis dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan gairah
seksual pasca persalinan yang terlalu berat.

KONT#AS!SI dan ST#ILISASI
Masa puerperium dini adalah saat terbaik untuk membahas mengenai kontrasepsi.
Masa infertilitas anovulatoar hanya berlangsung selama 5 minggu pada pasien yang tidak
memberikan ASI dan 8 minggu pada yang memberikan ASI secara penuh.
Tubektomi dikerjakan saat SC atau maksimum 24 48 jam pasca persalinan normal.
Beberapa pasangan menghendaki agar tubektomi dilakukan 6 8 minggu pasca persalinan untuk
memberikan kesempatan bagi kesehatan anak dan memahami sepenuhnya arti sterilisasi
permanen bagi keluarganya.
Kontrasepsi alamiah dimulai segera setelah pasien mendapatkan haid. Perlindungan kontrasepsi
alamiah pada pemberi ASI sekitar 98 sampai selama 6 bulan.
Pada pasien non laktasi, pemberian kontrasepsi oral kombinasi ( sediaan kombinasi estrogen
35 g dan progestin ) diberikan paling cepat 2 3 minggu pasca persalinan, jangan melakukan
pemberian yang terlalu dini oleh karena pasien masih dalam "hypercoagulable state"
Pada pasien laktasi dapat diberikan kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestin
(norethindrone 0.35 mg) atau injeksi Depo-Provera

150 mg setiap 3 bulan agar tidak terjadi


penekanan proses laktasi.
Implan L0;4n47g08970l dapat diberikan setelah laktasi berlangsung dengan lancar (segera atau 6
minggu pasca persalinan), keberatan penggunaan metode ini adalah: perdarahan iregular, mahal
dan kesulitan dalam pemasangan atau pengeluaran.
I&D ( copper containing T Cu Ag

, Paraguard t 380A

, Progesterone-releasing Progestasert

,
levonorgestrel-releasing Mirena

) sangat eIektiI dalam pencegahan kehamilan dan sebaiknya
dipasang pada kunjungan post partum pertama atau segera setelah persalinan (kejadian ekspulsi
sangat tinggi)
Jenis kontrasepsi bagi ibu pada masa laktasi
1. Kontrasepsi oral jenis Progestineonly` 2 - 3 minggu pasca persalinan
2. Depo Provera

6 minggu pasca persalinan


3. Implan hormon 6 minggu pasca persalinan
4. Kontrasepsi oral kombinasi diberikan 6 minggu pasca persalinan dan hanya bila ASI
sudah berlangsung dengan baik dan status gizi anak harus diawasi dengan baik
!M#IKSAAN !ASA !#SALINAN
Kunjungan pa8.a p078alinan p079ama (4 - minggu)
1. Anamnesa mengenai perdarahan pervaginam.
2. Tekanan darah dan berat badan.
3. Darah lengkap.
4. Pemeriksaan payudara:
1. Pemakaian BH yang sesuai atau memadai.
2. Kelainan puting dan masalah laktasi.
5. Pemeriksaan vagina, kondisi hipoestrogen yang menyebabkan kekeringan epitel vagina
diatasi dengan pemberian krim estrogen menjelang tidur malam.
6. Inspeksi servik | bila perlu dilakukan hapusan papaniculoau|.
7. Pemeriksaan luka perineum.
8. Pemeriksaan bimanual pada uterus dan adneksa.
9. Konsultasi mengenai: pekerjaan proIesional rutin, metode kontrasepsi, dan perencanaan
kesejahteraan dalam keluarga.
10.Merah segar (lokia lubra), yang keluar hingga hari ketiga ini terbentuk dari darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, sel-sel dinding rahim, sel lemak janin, rambut janin (lanugo),
dan kotoran janin saat di dalam rahim (mekonium). Berpotensi mengandung banyak
kuman penyakit.
11.Merah dan berlendir (lokia sanguinolenta). Perubahan antara penampilan lokia lubra ke
lokia sanguinolenta biasanya berlangsung sekitar 1-2 minggu
12.Kuning kecoklatan lalu merah muda (lokia serosa). Cairan ini berisi serpihan jaringan,
sel-sel darah merah dan darah putih, serta sisa lendir mulut rahim. Mulai keluar pada 2
minggu hingga 1 bulan setelah melahirkan.
13.Kekuningan lalu bening (lokia alba). Berisi sedikit sel darah merah dan sebagian besar
terdiri dari sel darah putih, serpihan jaringan pelapis dinding rahim, kolesterol, lemak dan
lendir. Lamanya keluar sekitar 2 minggu. Yakni dari minggu ke 4 sampai minggu ke 6.
Bila cairan lokia sudah berwarna bening, tandanya masa niIas Anda berlangsung normal.

You might also like