You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI AVERTEBRATA

VERMES
(Annelida, Platyhelminthes, dan Nemathelminthes)






Oleh :
Nama : Anggit Aprilliani
NIM : 1410160043
Kelas : BIO B / Semester III
Kelompok : 3
Asisten :1. Aryono
2. Siti Yuni SuIinah


LABORATORIUM BIOLOGI
1URUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NUR1ATI
CIREBON
2011
PRAKTIKUM V
VERMES
(Annelida, Platyhelminthes, dan Nemathelminthes)

I. TU1UAN
1. Mengenal obyek vermes.
2. Mengenal ciri morIologi dan anatomi vermes.
3. Menempatkan obyek vermes pada kedudukan taksonominya.

II. DASAR TEORI
Filum Anellida
Anellida berasal dari bahasa latin yaitu annulus (cincin) kecil atau
gelang atau ruas-ruas dan oidos (bentuk). Oleh karena itu tubuh
bersegmen yang mirip serangkaian cincin yang menyatu merupakan
ciri khas cacing dari phylum anellida. Terdapat sekitar 15.000 spesies
tubuh terdiri terbagi atas ruas-ruas yang disebut metameri atau somit
atau gelang. Pada bagian anterior terdapat ruas per oral yang disebut
prestomium, sistem saraI terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-
tiap ganglion dihubungkan atas sepasang saraI sehungga disebut saraI
tangga tali. Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula tetapi bahannya bukan
kitin, pada rongga tubuh terdapat sekat kitin yang disebut septum.
Filum Anelida terdiri dari 3 kelas yaitu :
1. Chaetopoda
Contohnya: Lumbricus terrestis.
2. Archiannelida
Contohnya: !44rdius apendicuatus.
3. irudinae
Contohnya: irud4 medicinais.
Filum Platyhelminthes
Filum ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu:
1. Tubellaria
ampir semua anggotanya hidup bebas, hanya beberapa yang
hidup parasit ataupun sekedar ektokomensalis. Tubuh tidak
bersegmen, bagian laur tertutup oleh epidermis yang bersintium,
sebagian dilengkapi dengan bulu getar. Tubellaria tergolong
predator dan pemakan bangkai atau kotoran dengan lubang mulut
dipertengahan tubuh bagian ventral. Bergerak dengan bulu getar
yang menutupi tubuhnya. Contoh: !anaria sp dan Duesia sp.
2. Termatoda
Saat ini dikenal 8.000 jenis mirip dengan tubellaria tetapi tidak
memiliki rambut getar, dan mulutnya terletak pada bagian anterior
tubuh dan biasanya dilengkapi dengan alat penghisap atau sucker.
Contoh: asci4a hepatica.
3. Cestoda
Tubuhnya berlapis kutikula dan memiliki saluran pencernaan dan
semuanya hidup endoparasit. Contoh: %aenia sainata.
Filum Nemathelminthes
Tubuhnya bulat panjang dengan permukaan tubuh halus dan
mengkilat, hidup di air tawar, air asin, pada manusia maupun pada
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Filum ini terdiri dari dua kelas yaitu
Nematoda dan Achantocephala.
1. Nematoda
Kelas ini dibagi menjadi 2 subkelas yaitu Eunematoda damn
Gordiacea.
2. Achantocephala.
Cacing kelas ini hidup dalam usus vertebrata biasanya melekat
pada dinding usus dengan probocis dengan ikat duri. Contoh:
e4echin4rhnchus emdis.
III. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
-Mikroskop
-Alat bedah
-Bak preparat
-Pinset
-Lup
2. BAHAN
-Cacing tanah (Lumbricus terrestis)
-Preparat awetan cacing hati (asci4a hepatica)
-Cacing laut (ereis virens)
-Lintah (irud4 medicinais)

IV. PROSEDUR KER1A
1. Mengamati morIologi specimen yang telah disediakan.
2. Melakukan pengukuran terhadap bagian tubuh pada specimen yang
disediakan.
3. Menggambar tiap-tiap specimen, lalu memberi keterangan gambar
tersebut.
4. Melakukan pembedahan melintang untuk mengamati anatominya.
5. Mengamati preparat awetan asci4a hepatica, menggambar
anatominya kemudian memberi keterangan pada gambar.

V. HASIL PENGAMATAN
1. Cacing tanah (Lumbricus terrestis)
-MorIologi
Keterangan:
a. Mulut
c. Klitellum
d. Segmen tubuh
e. Prostomium
I. Anus



-Anatomi
Keterangan:
a. Prostomium
b. Septa
c. Sistem saraI tangga tali
d. Saluran pencernaan
e. Klitellum
I. Pygidium
-Irisan melintang
Keterangan:
a. Ektoderm
b. Mesoderm
c. Endoderm
d. Organ dalam
e. NeIridia
I. Sistem saraI tangga tali
2. Lintah (irud4 medicinais)
Keterangan:
a. Segmen
b. Alat penghisap
c. Bulu-bulu cetae
3. Cacing laut (ereis virens)
Keterangan:
a. Kepala
b. Mulut
c. Gigi
d. Segmen
e. Kaki

4. Preparat awetan cacing hati (asci4a hepatica)
Keterangan:
a.Mulut
b.esoIagus
c.Alat penghisap
d.Testis
e.Ovarium
I. Ektoderm
g.Mesoderm
h.Endoderm



Tabel hasil pengukuran tubuh
Morfologi Cacing
tanah
Cacing
laut
Lintah
Panjang seluruh tubuh 8 cm 4,5 cm 2 cm
Lebar tubuh 0,4 cm 0,4 cm 0,5 cm
Cara bergerak Undulasi Undulasi Undulasi

VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini kami mengamati beberapa spesies yang
termasuk ke dalam Iilum Anellida, Platyhelminthes dan
Nemathelminthes.
Spesies yang pertama kali diamati adalah cacing tanah
(Lumbricus terrestis) yang masuk ke dalam Filum Amellida.




KlasiIikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Anellida
Kelas : Olygochaeta
Ordo : Opisthopora
Family : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terrestis
Pengamatam pertama pada cacing ini yaitu dengan melakukan
pengukuran pada tubuhnya. Panjang tubuhnya adalah 8 cm dengan
lebar tubuhnya 0,4 cm. Selain itu kami juga melakukan penghitungan
terhadap jumlah segmennya untuk mengetahui letak klitellumnya. Letak
clitelliumnya berada pada segmen ke 54. Baik panjang dan lebarnya
tubuhnya belum begitu panjang dan jumlah segmen pada cacing yang
kami amati masih dalam jumlah yang sedikit, hal tersebut dikarenakan
cacing yang kami amati masih merupakan cacing muda.
Setelah pengukuran tubuh dilakukan, kemudian kami mengamati
morIologi cacing tanah. Bentuk tubuh cacing ini bulat memanjang dan
pada seluruh tubuhnya bersegmen. Tipe tubuh cacing ini adalah simetri
bilateral. Dan klitellum yang ditemukan pada segmen 54 terlihat
berwarna putih, berbeda dengan bagian tubuh lainnya yang berwarna
coklat. Organ klitellum adalah yang berisi semua kelenjar, termasuk di
dalamnya kelenjar kelamin. Pada ujung anterior tubuhnya terdapat
tonjolan daging yang disebut prostomium. Prostomium ini tidak
termasuk segmen. Antara segmen satu dengan yang lainnya terdapat
sekat yang disebut septa. Pada ujung depan (anterior) tubuhnya
teradapat mulut dan ujung bagian belakang (posterior) terdapat anus
yang berIungsi untuk eksresi. Cacing ini juga tidak memiliki
mempunyai mata. Segmen/ruas terakhir cacing ini disebut pygidium.
MorIologinya diamati, kami melakukan pembedahan untuk
mengamati anatomi tubuh cacing tanah. Tubuh cacing ini tersusun atas
tiga lapisan tubuh (triplobastik) yang terdiri dari lapisan ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Endoderm berIungsi untuk melindungi
oragan dalamnya dan pada mesoderm terdapat sistem saraI tangga tali.
Pada permukaan tubuhnya dilindungi oleh laposan kutikula. Pada
permukaan tubuh cacing ini selalu basah dikarenakan adanya cairan
yang berIungsi untuk membantu ekskresinya.
Pada bagian yang dekat dengan prostomium ditemukan selaput
yang memebatasi dinding tubuh sebelah dalam yang disebut
peritonium. Sistem pencernaan cacing tanah ini sudah lengkap, terdiri
dari mulut, Iaring, esoIagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut
dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anusnya
berada di ujung belakang. Selain itu terdapat pula sistem saraI sistem
saraI tangga tali. Disebut tangga tali karena terdiri dari ganglion otak
yang dihubungkan dengan tali saraI yang memanjang sehingga berupa
tangga tali.
Kemudian sistem reproduksi cacing ini terletak pada kliteliumnya
yang berIungsi sebagi alat kopulasi. Cacing tanah merupakan hewan
hermaprodit dimana alat kelamin jantan dan betina berdada pada
individu ini. Namun walaupun hermaprodit hewan ini tidak bisa
melkukan pembuahan sendiri diperlukan individu lain dikarenakan
masak ovum dan sperma tidak bersamaan. Alat kelamin betina dapat
dikenali karena letaknya yang selalau berdekatan dengan klitelumnya.
Sedangkan alat kelamin jantannya lebih dekat ke bagian anterior.
Alat ekskresi yang dimiliki oleh cacing tanah adalahorgan
ekskresi yang terdiri dari saluran dari neIridia, neIrostom, dan neIrotor.
NeIrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. NeIrotor adalah
pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Dan neIridia adalah organ
dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui
nephridioIor kemudian ke anus. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap
segmen tubuhnya.
Cacing tanah bergerak secara undulasi dengan kontraksi otot
tubuhnya. Rongga tubuh cacing ini berisi cairan yang berperan dalam
pergerakkan pada habitatnya yaitu di tanah agar lebih mudah. Cacing
ini hidup di pada tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air.
Pengamatan kedua dilakukan untuk mengamati lintah (irud4
medicinais) yang masih merupakan salah satu spesies dari Iilum
Anelida namun berbeda kelas dengan cacing tanah. Kami menggunakan
specimen lintah awetan.

KlasiIikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Anellida
Kelas : irudenae
Genus : irudo
Spesies : irud4 medicinais
asil pengukuran terhadap tubuh lintah adalah panjang tubuhnya
2 cm dan lebar tubuhnya 0,5 cm. Tubuhnya terlihat sedikit pipih dan
memiliki 10 segmen dan pada ujung bagian anteriornya terdapat alat
penghisap. Pada alat penghisap (sucker) terdapat mulut yang dilengkapi
dengan 3 buah rahang.
Pada lintah tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen
tubuhnya. Segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior
(lebih besar) termodiIikasi manjadi alat penghisap yang digunakan
untuk menempel dan bergerak. Sistem respirasinya sama seperti cacing
tanah yaitu melalui permukaan tubuhnya.
Pada pengamatan lintah ini kami tidak melakukan pembedahan
dikarenakan specimen terbatas. Namun dapat dijelaskan sistem
pencernaan linta ini terdiri dari mulut, Iaring, tembolok, lambung,
rektum, anus. Proses pencernaanya yaitu makanan masuk melalui mulut
yang berada pada sucker kemudian masuk ke Iaring dicerna dalam usus
kemudian dikeluarkan melalui anus. Sistem eksresinya dilakukan oleh
nephridium seperti halnya cacing tanah. Lintah ini memiliki 17 pasang
nephridium sebagai alat eksresinya. Selain sistem ekskresinya, sistem
reproduksinya pun sama dengan cacing tanah karean lintah juga
merupakah hewan hermaprodit. abitat lintah ini hidup di air tawar, air
laut dan di darat.
Selanjutnya kami mengamati cacing laut (ereis virens).

KlasiIikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Anellida
Kelas : Polychaeta
Genus : Nereis
Spesies : ereis virens
Tubuh ereis virens memanjang berwarna merah muda dan
mempunyai segmen. Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap
parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir. Ketika
dilakukan pengukuran penjangnya 4,5 cm dan lebar tubuhnya 0,4 cm.
Pada bagian kepala (anterior) terdapat prostomium dimana pada
prostomium tersebut terdapat tentakel dan terdapat mata, antena, mulut
di bagian ventral dan sepasang palpus yang berIungsi sebagi indra
perasa yang membantu ketika makan. Segmen-segmenya memiliki
sepasang kaki (parapodia) dengan rambut yang banyak. Pergerakan
cacing ini dilakukan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding
tubuh & cairan rongga tubuh. sehingga undulasi cacing ini dapat
menjalar & berenang dengan cepat.
Alat pencernaan cacing laut ini terdiri atas mulut, Iaring,
esoIagus, usus dan anus. Alat ekresinya berupa nephridium. Karena
habitat cacing ini di air laut maka alat respirasinya berupa insang.
Sistem reproduksi cacing ini sama seperti hewan Iilum anelida
sebelumnya. Cacing ini bersiIat hermaprodit, namun dalam melakukan
reproduksi membutuhkan individu lain karean ovum dan sperma tidak
matang secara bersamaan.
Pada dasarnya cacing tanah, lintah dan cacing laut memiliki alat
pencernaan dan reproduksi yang hampir sama, hal tersebut karena
ketiga spesies ini masih dalam satu Iilum yaitu Anellida. Namun alat
pergerakannya yang berbeda yang menjadikan ketiga spesies ini
dibedakan dalam kelas yang berbeda.
Pengamatan yang terakhir melakukan pengamatan pada cacung
hati, salah satu spesies dari Iilum Plathyhelminthes.

KlasiIikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Trcladida
Genus : Fasciola
Spesies : asci4a hepatica
Dalam pengamatan ini kami menggunakan preparat cacing hati
awetan. Terlihat bentuk tubuhnya yang pipih yang sesuai dengan nama
Iilumnya yang berarti cacing pipih. Cacing ini mempunyai alat pengisap
terdapat pada mulut di bagian anterior. Alat hisap (Sucker) ini berIungsi
untuk menempel pada tubuh inangnya.
Susunan tubuh cacing ini bersiIat triplobastik. Lapisan ektoderm
dilapisi kutikula yang berIungsi untuk melindungi jaringan di
bawahnya. Sedangkan mesodermnya adalah jaringan yang membentuk
otoo, dan terdapat alat eksresi dan reproduksi di dalamnya. Sedangkan
lapisan endodermnya berIungsi untuk melapisi saluran pencernaanya.
Cacing hati memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, Iaring,
esoIagus, dan usus. Alat eksresinya berupa sel api berlubang dan
mengandung silia yang mendorong air dan sisa metabolisme masuk ke
dalam saluran eksresi. Sistem saraInya tangga tali terdiri dari ganglion
serebral, saraI transsversal dan batang saraI longitudinal.
Sistem reproduksi cacing hati ini bersiIat hermaprodit. Dari telur
yang dihasilkan dikeluarkan bersama Iesses. Pada tempat yang
mendukung telurnya akan menetas menjadi miracidium. Dan akan
tumbuh menjadi indivu baru ketika telah tertelah anusia yang menetap
di dalam hati.

VII. KESIMPULAN
1. Pada hewan Anelida yang diamati yaitu cacing tanah, cacing kaut
dan lintah tubuhnya tersusun atas tiga lapisa tubuh (triplobastik)
dan memilki alat pencernaan yang sudah lengkap dari mulut
sampai anus.
2. Cacing tanah, cacing laut dan lintah alat reproduksinya bersiIat
hermaprodit. Namun dalam proses reproduksinya membutuhkan
individu lain karena masknya ovum dan sperma tidak masak
bersamaan.
3. Pada hewan Anellida permukaan tubuhnya dilapisi oleh lapisan
kutikula untuk memudahkan pergerakan. Dan cara bergeraknya
secara undulasi.
4. Yang membedakan cacing hati dengan cacing yang masuk ke
dalam anellida adalah bentuk tubuhnya yang pipih dan alat
pencernaannya. Pada cacing hati sistem eksresinya berupa sel api.


VIII. PERTANYAAN
Skema daur hidup Fasicola hepatica




Inang perantara




Selama 2 minggu




menempel pada rumput jaringan tubuh inang perantara














ascic4a hepatica
Di hati ternak
Telur keluar
bersama Ieses

Rumput dimakan
hewan ternak
Tabel perbandingan ciri-ciri jenis cacing












No. Ciri-ciri Cacing tanah Cacing laut Lintah Cacing hati
1 Bentuk
tubuh

2 Simetri
tubuh

3 Permukan
tubuh

4 Alat hisap


5 Alat
pencernaan

6 Sistem
eksresi

7 a. Sistem
saraI

b. Bintik
mata

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B Reece & L.G. Mitchell. 2005. i44i. Jakarta: Erlangga.
Fitriah, Eka. 2011. !anduan !raktikum Z444i Avertebrata. Pusat Laboratorium
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rusyana, Adun. 2011. Z444i Avertebrata. Bandung: AlIabeta.
Suwignyo, sugiarti dkk. 2005. Avertebrata air fiid 2. Jakarta: Penebar swadaya.
Kastawi, YusuI.dkk. 2003. Z444i Avertebrata. Jica: Malang.
Oemarjati, Boen S dan Wisnu Wardhana. 1990. %aks4n4mi Avertebrata
!enantar !raktikum Lab4rat4rium. UI Press: Jakarta.
http://belajarterusbiologi.blogspot.com/2011/04/anellida.html














LAMPIRAN

You might also like