You are on page 1of 6

TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA

Tentang Mengedit...
Oleh : Raditya Dika
Saya baru saja menyelesaikan draIt pertama dari buku komedi saya yang kelima, Marmut
Merah jambu (akhirnya!). Totalnya ada 101 halaman A4, spasi single. Kalau sudah dicetak,
mungkin setebal buku Radikus Makan Kakus atau Babi Ngesot.
Setelah selesai menulis Marmut Merah Jambu, hal yang saya lakukan selanjutnya adalah
mengeditnya (baca:merapikannya) sendiri sebelum diberikan ke editor dari penerbit untuk
diedit dengan lebih proIesional (memakai tanda baca yang benar, EYD, dan lain-lain). Nah,
karena saya sedang mengedit buku saya, saya ingin membagikan halhal yang biasanya saya
lakukan ketika mengedit buku. Siapa tahu bisa membantu teman- teman yang sedang sedang
menulis buku.
1. Beri jarak
Sebelum mengedit tulisan, simpan dulu tulisan tersebut minimal 1 minggu. Setelah
selesai menulis draIt pertama, jalan-jalan dulu, lupakan naskahmu. Setelah 1 minggu,
kembalilah ke naskahmu. Dengan memberi waktu/jarak seperti ini, matamu akan
lebih Iresh membaca buku sehingga bisa melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin
tidak terlihat ketika kamu sedang menulis buku.
2. Lebih padat lagi!
Bagi saya, mengedit lebih berarti memotong atau merampingkan. Saya akan melihat
kalimat-kalimat yang bisa dibuat lebih 'oadat. Saya akan mencoba menggunakan
kata yang lebih sedikit untuk tujuan yang sama. Kalimat dengan jumlah kata yang
sedikit seperti ini membuat tulisan kita tidak terasa 'sesak dan 'ramai
3. Kurangi kalimat pasiI
Saya sebisa mungkin selalu menggunakan kalimat aktiI. Setiap saya menemukan
kalimat pasiI, pasti saya ubah menjadi kalimat aktiI. Seperti misalnya : 'mentimun itu
diambil edgar akan saya ganti menjadi 'Edgar mengambil mentimun. Penulisan
kalimat dalam bentuk aktiI membuat pembaca bisa membayangkan kalimat tersebut
secara lebih visual. Kalimat aktiI juga membuat pembaca merasa tulisannya bergerak
maju, dan orang-orang ditulisan tersebut terasa melakukan kegiatan.
4. Speaker attribution
Speaker attribution berarti Irase yang menandakan siapa yang berbicara dalam kalimat
langsung. Misalnya 'kata Edgar, atau 'kata Mama. Biasanya, saya akan membuat
dialog menjadi lebih enak divisualkan dengan mengganti/mencampurkan speaker
attribution kedalam sebuah kegiatan.
Misalnya:
'Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya'` seru saya
'Sudah cukup, Bang' Aku sudah tidak mau lagi ditulis di buku Abang,` kata Edgar.
'Tapi Gar, kalo abang beri sepuluh ribu perak, mau?` tanya saya.
'Mau, Bang' Mau'` kata Edgar.
Saya edit menjadi lebih visual dan tidak membosankan menjadi:
'Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya'` seru saya.
'Cukup, Bang'` Edgar menggelengkan kepalanya. 'Aku sudah tidak mau lagi ditulis di buku
Abang'`
Saya mengeluarkan dompet, 'Tapi, Gar. Kalo abang beri sepuluh ribu perak, mau?`
'MAU BANG' MAU'`
Harga diri Edgar ternyata lebih murah daripada yang saya kira.
5. ek typo
Selalu cek dan re-check tulisanmu sudah bebas dari kesalahan ketikan. Tidak ada
yang lebih menyebalkan untuk editor penerbit selain naskah yang salah ketik.
6. KISS Keep It Simple, Stupid!
Saya adalah tipe penulis yang selalu meghindari penggunaan kata yang terlalu berat.
Kalau saya menemukan kata seperti ini didalam buku saya : 'Dia harus lebih
konsisten dalam mengaktualisasikan idenya. biasanya gueakan saya ganti menjadi :
'Dia harus lebih sering mewujudkan idenya.. Kata-kata dalam Bahasa Inggris yang
keluar ketika sedang menulis draIt pertama seperti 'gesture, pasti saya ubah menjadi
'sikap. Sebisa mungkin saya menulis dengan istilah yang lebih banyak orang tahu.
Semakin simpel, semakin baik. Menulis bukan untuk memberitahu kamu pintar dan
mengerti banyak kata-kata aneh, tapi untuk mengkomunikasikan cerita kamu secara
eIektiI kepada pembaca.
7. Struktur dulu, baru komedi
Karena saya adalah penulis komedi, sewaktu menulis saya berusaha untuk tertawa
pada candaan saya. Kalau saya tertawa, berarti berhasil, paling tidak buat saya sendiri.
kalau sedang mengedit, saya memang jarang tertawa pada candaan yang saya buat
sebelumnya. Tapi, saya selalu mencari celah untuk memasukkan komedi dalam
tulisan saya sembari mengedit. Buat kamu yang mau menulis komedi, jangan takut
kalau dalam draIt pertama tulisan kamu belum lucu. Komedi akan datang dengan
sendirinya kalau struktur tulisan kamu sudah rapi dan benar. Konsentrasi dulu dengan
cerita yang ingin kamu sampaikan, dan komedi bisa ditambahkan/dieksplorasi pada
saat rewriting. Hindari penulisan komedi yang malas seperti memasukkan tebak-
tebakan, cerita lucu, ini semua harus dihapus ketika sedang mengedit tulisan kamu.
8. Hindari hal hal klise
Saya tidak tahu bagaimana dengan penulis lain, saya sendiri tidak terlalu suka
menggunakan istilah klise seperti 'Dia seperti tong kosong nyaring bunyinya, atau
'Dia wanita terindah yang pernah saya lihat. Istilah klise ini selain sudah terlalu
sering digunakan, juga tidak memperkaya tulisan kita sendiri. Setiap kali mengedit,
saya selalu mencari istilah-istilah klise ini, membuangnya, dan mencari metaIor lain
yang belum pernah dipakai sebelumnya.
9. Sudah selesai? Edit lagi!
Writing is rewriting. Kalau kamu berpikir editan kamu sudah bagus, beri jarak
seminggu, lalu baca ulang dan edit lagi. Ulangi sampai kamu merasa tulisan kamu
sudah benar-benar bagus. Kecuali kalau kamu ditungguin editor dan naskahnya sudah
masuk deadline seperti saya. Huehehehhe.
Semoga membantu calon-calon penulis yang juga sedang menulis/mengedit
tulisannya.














Tentang Mengedit.
di simpan di : lagi bener, menjadi penulis
April 11, 2010 , 6:57 pm
Gue baru aja kelar nyelesein draIt pertama dari buku komedi gue yang kelima, Marmut
Merah Jambu (akhirnya!). Totalnya ada 101 halaman A4, single-spaced, jadi kalau udah
selesai dicetak mungkin jadinya kira-kira setebel buku Radikus Makankakus atau Babi
Ngesot.
Setelah nyelesein nulis Marmut Merah Jambu, hal yang gue lakukan selanjutnya adalah
mengeditnya (baca: merapihkannya) sendiri sebelum gue kasih ke editor dari penerbit untuk
diedit dengan lebih proIesional (memakai tanda baca yang benar, EYD, dan lain-lain). Nah,
mumpung gue juga lagi ditengah-tengah mengedit buku gue, gue sekalian mau nge-share hal-
hal yang biasa gue lakukan ketika lagi mengedit. Siapa tahu membantu temen-temen yang
juga juga lagi nulis buku.
Here goes:
Kasih jarak dulu
Sebelum mengedit tulisan kamu, simpen dulu tulisan tersebut minimal satu minggu. Begitu
kamu selesai menulis draIt 1, jalan-jalan dulu, lupakan tentang naskah kamu. Baru, setelah
seminggu, kembali ke naskah kamu. Dengan memberikan waktu/jarak seperti ini, pasti mata
kamu dalam membaca naskah kamu akan lebih Iresh. Mata kamu akan menjadi mata seorang
pembaca yang bisa melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak terlihat sewaktu sedang
menulis dulu.
2 Lebih padat lagi!
Bagi gue, mengedit lebih berarti memotong, atau merampingkan. Gue akan lihat kalimat-
kalimat yang bisa dibuat lebih 'padet. Gue akan coba menggunakan kata yang lebih sedikit
untuk tujuan yang sama. Misalnya, di naskah ada tulisan: 'Gue sama sekali enggak tahu apa
gue harus pergi ke sana atau tidak. Kalimat ini akan gue buat lebih padet dengan menulisnya
seperti ini aja: 'Gue bingung ke sana apa enggak. Kalimat dengan jumlah kata yang sedikit
seperti ini membuat tulisan kita tidak terasa 'sesak dan 'ramai.

3 Kurangi kalimat pasif
Gue pasti sebisa mungkin menggunakan kalimat aktiI. Setiap kali gue nemu kalimat pasiI,
pasti gue ubah menjadi aktiI. Seperti misalnya: 'Ketimun itu diambil Edgar akan gue ganti
menjadi 'Edgar mengambil ketimun. Penulisan kalimat dalam bentuk aktiI akan membuat
pembaca bisa membayangkan kalimat tersebut dengan lebih visual. Kalimat aktiI juga
membuat pembaca merasa tulisannya bergerak maju, dan orang-orang ditulisan tersebut
terasa melakukan kegiatan.
4 Speaker attribution
Speakter attribution berarti Irase yang menandakan siapa yang berbicara dalam kalimat
langsung. Misalnya 'kata Edgar, atau 'kata gue, atau 'kata Nyokap. Biasanya dalam
mengedit gue akan membuat dialog menjadi lebih enak divisualkan dengan
mengganti/mencampurkan speaker attribution dengan sebuah kegiatan.
Misalnya:
'Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya'` seru gue.
'Sudah cukup, Bang' Aku udah gak mau lagi ditulis di buku Abang,` kata Edgar.
'Tapi Gar, kalo abang kasih sepuluh ribu perak mau?` tanya gue.
'Mau, Bang' Mau'` kata Edgar.
Gue edit menjadi lebih visual dan tidak membosankan menjadi:
'Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya'` seru gue.
'Cukup, Bang'` Edgar menggelengkan kepalanya. 'Aku udah gak mau lagi ditulis di buku
Abang'`
Gue mengeluarkan dompet, 'Tapi, Gar. Kalo abang kasih sepuluh ribu perak mau?`
'MAU BANG' MAU'`
Harga diri Edgar ternyata lebih murah daripada gue kira.
4 Cek typo
Selalu cek dan re-check tulisan kamu sudah bebas kesalahan ketik. Tidak ada yang lebih
nyebelin buat editor penerbit baca selain naskah yang banyak salah ketik.

5 KISS Keep It Simple, Stupid!
Gue adalah tipe penulis yang selalu menghindari penggunaan kata yang terlalu berat. Kalau
gue nemuin kata seperti ini dalam buku gue: 'Dia harus lebih konsisten dalam
mengaktualisasikan idenya. biasanya gue akan ganti menjadi 'Dia harus lebih sering
mewujudkan idenya. Kata-kata dalam Bahasa Inggris yang keluar pas lagi nulis draIt
pertama seperti 'gesture gue pasti rubah menjadi 'sikap. Sebisa mungkin gue menulis
dengan istilah yang lebih banyak orang tahu. Semakin simpel, semakin baik. Menulis bukan
untuk memberitahu kamu pintar dan ngerti banyak kata-kata aneh, tapi untuk
mengkomunikasikan cerita kamu secara eIektiI kepada pembaca.

6 Struktur dulu, baru komedi
Karena gue adalah penulis komedi, sewaktu menulis gue berusaha untuk tertawa pada jokes
gue. Kalau gue ketawa, berarti jokesnya berhasil, paling enggak buat gue. Kalau lagi editing,
gue emang jarang ketawa sama jokes yang gue buat sebelumnya (karena udah tahu apa
jokesnya apa). Tapi, biasanya gue akan selalu mencari celah untuk memasukkan komedi ke
dalam tulisan gue sembari gue mengedit.
Buat kamu yang mau menulis komedi, jangan takut kalau dalam draIt pertama tulisan kamu
belum lucu. Komedi akan datang sendirinya kalau struktur tulisan kamu sudah rapih dan
benar. Konsentrasi dulu dengan cerita yang mau kamu sampaikan, dan komedi bisa
ditambahkan/dieksplorasi pada saat rewriting. Hindari penulisan komedi yang malas seperti
memasukkan tebak-tebakan, cerita lucu, ini semua harus dihapus pas lagi ngedit tulisan
kamu.

7 Hindari hal-hal klise
Gak tahu dengan penulis lain, tapi gue gak terlalu suka dengan penggunaan istilah yang klise
seperti 'Dia seperti tong kosong nyaring bunyinya, atau 'Dia cewek terindah yang pernah
gue lihat, atau 'Gue cinta sama dia setengah mati. Istilah klise ini selain sudah terlalu
sering digunakan, juga tidak memperkaya tulisan kita sendiri. Setiap kali ngedit, gue mencari
istilah-istilah klise ini, membuangnya, dan mencari metaIor lain yang belum pernah dipakai
sebelumnya.
Udah kelar? Edit lagi!
Writing is rewriting. Kalau kamu pikir editan kamu udah bagus, kasih jarak seminggu, lalu
baca ulang dan edit lagi. Ulangi sampai kamu merasa tulisan kamu sudah benar-benar bagus.
Kecuali kalo kamu ditungguin editor dan naskahnya sudah masuk deadline mau terbit kayak
gue. Huehehehhe..
Semoga membantu calon-calon penulis yang juga lagi nulis/ngedit tulisannya.

You might also like