You are on page 1of 2

RAHMAT NURANI (A311 08 941)

(1udul: Setting Tujuan, Penganggaran Partisipatif, dan Kinerja)

Baik psikologis dan literatur akuntansi perilaku telah diIokuskan pada eIek penetapan
tujuan, atau pengaturan standar pada kinerja. Selain itu, literatur akuntansi konvensional telah
mengambil partisipasi dalam penetapan tujuan menjadi sarana untuk mempengaruhi motivasi,
perilaku, dan kinerja tugas, literatur akuntansi perilaku telah meneliti eIek dari sikap
penganggaran partisipatiI dan kinerja.
Tujuan dalam akuntansi adalah standar kinerja. Pengaturan tujuan atau pengaturan
standar, diasumsikan mempengaruhi motivasi, perilaku, dan kinerja tugas. Atribut tujuan adalah
(1) 2enentukan tujuan, yang mengacu pada tingkat sejauh mana kinerja dicapai (2) tingkat
kesulitan tujuan, yang merupakan probabilitas keberhasilan.
Mekanisme, proses psikologis, dan kegiatan kognitiI yang mempengaruhi eIek penetapan
tujuan meliputi: (1) arah, yang mengacu pada apa yang perlu dilakukan di lingkungan kerja; (2)
upaya yang dikerahkan untuk 2encapai tujuan; (3) ketekunan individu pada tugas, dan (4)
penge2-angan strategi , yang mengacu pada pengembangan strategi, atau rencana aksi untuk
mencapai tujuan. Selain itu, u2pan -alik ke2ajuan 2enuju sasaran, penghargaan yang
di-erikan untuk pencapaian tujuan, dan partisipasi dala2 pengaturan tujuan telah
menengahi eIek positiI penetapan tujuan pada kinerja.
Hubungan antara penetapan tujuan dan kinerja dihubungkan dengan urutan hipotesis
kegiatan sesuai dengan model kinerja tugas yang diberikan oleh Locke et al. dan Porter, Lawler,
dan Hackman. Model ini mencakup empat mekanisme kondisional sepanjang jalan yang
menghubungkan pengaturan tujuan untuk hasil tugas. Ini adalah: (1) penetapan tujuan dalam hal
kesulitan dan spesiIikasi, (2) seperangkat interpretasi kegiatan kognitiI, pencarian strategi, dan
pemilihan strategi yang sah; (3) niat, dalam hal arah, level, dan durasi usaha, dan (4) tindakan,
dalam hal kinerja tugas.
Hirst berpendapat bahwa kesulitan dapat muncul dalam melakukan kegiatan kognitiI di
mana ketidakpastian tugas tinggi. Ini mendalilkan eIek negatiI dari ketidakpastian tugas pada
kelengkapan pengetahuan dan eIek positiI dari penetapan tujuan tugas berdasarkan pengetahuan
yang lengkap.
Model Gosong menunjukkan bahwa penentuan sasaran eIek dikondisikan pada
kelengkapan pengetahuan tugas, yang pada gilirannya tergantung pada ketidakpastian tugas, dan
penetapan tujuan adalah di mana ketidakpastian tugas akan memoderasi hubungan antara
penetapan tujuan dan kinerja. Pada dasarnya, ketika interaksi antara penetapan tujuan dan
RAHMAT NURANI (A311 08 941)

(1udul: Setting Tujuan, Penganggaran Partisipatif, dan Kinerja)

ketidakpastian tugas rendah, penetapan tujuan akan menyebabkan peningkatan yang lebih kecil
atau penurunan kinerja.
Partisipasi dalam penganggaran memerlukan keterlibatan bawahan dalam pengaturan
standar yang mempengaruhi operasi dan penghargaan atas kinerja mereka. Manfaat
penganggaran partisipatif yang tersirat adalah -ahwa hal itu akan 2eningkatkan sikap,
produktivitas, dan kinerja. Beberapa studi telah mendukung argumen bahwa partisipasi
anggaran mengarah pada kepuasan kerja tinggi, motivasi tinggi untuk mencapai anggaran, dan
kinerja yang lebih tinggi. Ketika seorang manajer merasakan bahwa ia dievaluasi terutama pada
kemampuannya untuk memenuhi anggarannya (bukan atas dasar penggunaan Ileksibelitas
inIormasi anggaran), maka yang terjadi (a) ketegangan kerja terkait dengan anggaran; (b)
ketidakpercayaan oleh atasannya; (c) jelas tentang bagaimana kinerja dievaluasi, (d)
mempertimbangkan evaluasi untuk menjadi adil dan lebih baik. Respon terhadap perasaan
tersebut akan membuat manajer cenderung untuk (1) membiaskan perkiraan anggaran dengan
membangun "8,." sehingga anggaran menjadi lebih mudah untuk dicapai; (2) memiliki
pandangan jangka pendek untuk mengukur kinerja atas pekerjaannya, (3) berkinerja buruk,
terutama pada aspek-aspek kinerja yang hanya menghasilkan keuntungan jangka panjang.
Hasil empiris mengkonIirmasi hipotesis bahwa penganggaran partisipatiI sangat
membantu dalam mengurangi ambiguitas peran manajer, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja. Ketika konteks penganggaran memungkinkan
individu untuk menganggap diri mereka sebagai pemilik kebebasan untuk mengambil keputusan
dalam pengaturan sulit (untuk mencapai anggaran), penganggaran partisipatiI meningkatkan
komitmen untuk pencapaian anggaran dan penghargaan untuk peningkatan kinerja.

Kecukupan Anggaran, Ko2it2en Organisasi, dan Anggaran Partisipasi
Kecukupan anggaran adalah sejauh mana seorang individu memahami bahwa sumber
daya yang dianggarkan memadai untuk memenuhi persyaratan. Ko2it2en organisasi adalah
ikatan yang menghubungkan individu ke organisasi. Dengan 2enjadi terli-at dala2
pe2-uatan anggaran (2elalui penganggaran partisipatif), anggota organisasi
2engasosiasikan dirinya le-ih dekat dan 2enjadi le-ih -aik untuk tujuan penganggaran.

You might also like