You are on page 1of 18

KONDISI TBKTONIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KEGEMPAAN DAN AKTIVITAS GUNUNG API DI DAJZRAH REJANG LEBONG, BENGKULU

D. H. Natawidjaja*

M. Rush*
Geoteknoiogi LIPI
.I,. CiSi, 2I,,S4 0, lhlndung 40135 l&esia

S.4F.I - Kabuparen Rejang Lebong merrrpaXan dnerah lerminosi utama Sisrem Sesar Dekrtral Sumaon. Ada N@segmen ufam sesar yang paling akI& yoitu: Sesar Kelaun-Tes: Spsar DespeIah don Musi-Keruh. Sesar Ketaun-T& berasosiosi eraf dzngnn kejadian gempa bumi besar fahun 194211943 dnn @un 1952. setigkan Sesar Despefah berasosiasi dengan gempo bwni bear tahun 1979. Sesar Mu-Ken& dilain pihak, fidnk dikerahui pnleoseismisifosnyo. Kondisi neofektonik don pnleosei&sitas diuraikan secara detail dolam m&&h ini. Difeliti pula bnhwa lokai manculnya gunung api dan aklivitas volkaniknya berhubungan eral dengan polo dan perkembangan tektonik @stern sesor). Gunung api Bukif Kaba ferlelak persis pnda zona rranslension dianfara Sesar KetaunTes don Sesnr Despetah. Keberodam sarwn en&pan volkanik dikelurusan segmen Sesar Despelah, sebelah Selaan Kepahiang, yang diinterprefasiXan sebagai hasil fissure eruption. &n pembentuktin srrukhrr compressional step-over yang nampnrolyo terjodi karena hambalan dari lubuh saluan en&pan voltinik rersebuf merupakan indi.Usi adanyo interplay anlara perkembangan tekfonik dan aktivilas volkanik. A& pola kelurwan yang mengonlrol lokasi munculnya gunung api berarah UlnraSelaran. Didugo bahwa polo kelurusan Urara-Selaran tersebut dikonfrol oleh sfrukmr rekaban dalom (deep seated strucrures). Akfijilas panas bumi (geotherm4, pemunculannya berasosiasi denganpola smrkw Sexor ferulfama yang berorah Til~~rlarlr-Barardaya dan LD?U sewoktif ufamn dari sislim sesar Su,na,ra berarah Baratdayayn-Tenggam.

PENDAHULUAN L.n!ar Belakang Penelitian ini dilakukan sebagai bagian proyek penelitian sumber daya alam dan mineral, Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia, Tolok Ukur: 01.06. Lokasi Penelitian meliputi daerah Kab. Rejang Lebong, sebagian daerah utara dari Propinsi Sumatera S&tan dan daerab dekat Kota Bengkulu. Lokasi penelitian .ini dipilih karena di wilayah ini kerap terjadi gempa bumi. besar dan aktivitas gunung api yang semuanya berkaitan erat dengan kondisi tektoniknya. Penelitian ini merupakan studi tektonik pendahuluan, khususnya tektonik aktif, yang akan sangat bennanfaat untuk memahami geodinamika, kegempaan dan aktivitas kegunungapian, dan pada gilirannya. informasi kebumian ini dapat dip&xi sebagai salah sate acuan untuk rencana pengembangan wilayah. Mefoda Peaelilian Penelitian ini dilakukan dengan memakai Peta Geologi skala 1:250.00 d&n peta topografi skala 1:250.000, l:lOO.OOO yang dipublikasikan oleh Direktorat Geologi dan Pertambangan

-47

serta Citra Radar skala 1:250.000 dan peta topografi skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Bakosurtanal. Studi lapangan terutama dilakukan pada singkapan dan bentang alam di sepanjang jalan raya utama yang menghubungkan Kota Bengkulu - Kepahiang - Curup - Muaraaman sampai ke Tambang Sawah; juga jalan raya dari Kepahiang ke arah Muara Sindang. Disantping itu sat lintasan geologi dilakukan dari Ujan Mas ke arah Barat, memotong Peg. Bukit Barisan sampai ke Desa Susup, dimana di lokasi ini sedang akan dibangun konstruksi dam air. Studi lapangan, utamany@ditujukan pada analisa struktur geologi/ mikm-tektonik pada singkapan, meneliti gejala se%% aktif dan juga meneliti variasi jenis batuan. khususnya produk gunung api dan stratigrafinya. Sasaran Dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan peta neotektonik serta hubungannya dengan aktivitas kegempaannya, pemeriksaan pola penyebaran batuan, terutama saruan batuan yang pentingfmenarik dilihat dari segi geodinanikanya, dan juga informasi menyeluruh tentang karakteristik dasar tektonik, kegempaan dan gunung api di wilayah ini. Selanjutnya, diharapkan hal ini bisa dipakai untuk dasar bagi sNdi lebih lanjut unNk pemahaman geodinamika ataupun untuk aplikasinya dalam pembangunan fisik dan pengembangan wilayah.
GEOLOGI, VOLKANISMA DAN TEKTONIKA

Regional Wilayah ini termasuk pada Zona Busur Magmatik Barisan (Pardede dkk., 1992) yang di dalamnya terdapat Zona Sesar Besar Sumatra (the Great Sumatra Fault Zone or Sumatran Fault System, Bemmelen, 1949; Hamilton, 1979). Pola tektanik daerah ini swam keseluruhan sangat rumit dan menunjukkan banyak asperities. Terdapat ada empat pola kelurusan (sesar) yang dengan j&s dapat diamati pada Citra Radar; yaiN: Pola kelurusan (sesar) Baratlaut-Tenggara, Timurlaut Baratdaya, UtaraSelatan dan Tiiur-Barat; hal ini juga dikemukakan oleh Pardede dkk.(1992). StrukNr sesar berarah Baratlant-Tenggaa, yaiN: Zona Sesar Besar Sumatra, khususnya yang m&h &if, di daerah ini juga memperlihatkan kompleksitas struktur berupa terminasi zona sesar (Natawidjaja & Sieh , dalam volume ini). Terminasi zona 8e8ar ini terdiri dari banyak segmen sesar yang membentuk zona regangan (transtension zone*) dan zona step-over-kompressional diantara segmen-segmen sew (Gb.1, 2, 3 da Gb.9). Wilayah ini sebagian bear diNNpi oleh endapan hail aktifitas gunung api, terutama dari zaman Kuarter, berupa endapan Nfa, breksi volkanik dan aliran lava berkomposisi andesit - basaltik. BaNan sediien dan volkanik tersier juga dijumpai di daerah ini yang secara stratigrafi melandasi endapan Kuarter di atasnya (Gb.2). Peta. Geologi lengkap dan Satuan Stratigrafi resminya dapat dilihat pada publikasi Peta Geologi-Team Geotekno~ogiLIP1 (1990) atau Pardede dkk. (1992). Geologi Di Sepanjang Lintam Penelitian Pengamatan dilakukan di sepanjang tiga segmen se.sar aktif Sumatra, yaiN: 1. Segmen sesar yang membentang dari Tambang saw&h -Tes- ke Selatan, kami sebut sebagai & Ketaun-Tes, 2. Segmen sesa.~ yang melewati Despetah-Kepahiang, selanjutnya kami sebut

sebagai Sesar Desoetah dan 3. Segmen sesax yang mengikuti S.Musi Keruh di daerab S&Ian penelitian yang disebut sebagai Sesar Musi Keruh (Liiat Gb.3). Daerah Bukit Kaba. Kewhian~-Curno Daerah ini seluruhnya ditutupi oleh endapan volkanik Kuarter muda (Holosen) dari Gunung api Bukit Kaba, pada Citra Radar dapat dengan mudah dikenali dari satllan morfologi bertekshu relatif halus, menandakan tingkat erosi rendah, disekeliling dua kerucut gunung api dari B&it Kaba. Jenis rag% bahtan yang ditemui berupa breksi volkanik, lava andesitik-basalt& dan ,secara stratigrafi, di atasnya diendapkan lapisan tufa (Gb.1.b). Pada lintasan geologi yang dilakukan dari Ujan Mas ke Desa Susup dijumpai batas antara endapan volkanik muda dari Bukit Kaba dan batuan volkanik Kuarter ha lebih ke arch Barat lagi dijumpai singkapan dari batwn volkanik dan sediien Tersier, seperti dihmjukkan pada Gb.1.c. Batuan volkanik andesit/diorit Tersier berkekar sangat rapat dan sangat wing memperlihatkan strukhx aliran yang seperti perlapisan. Batuan umunnya benvarna kehijauan sebagai akibat kloritisasi. Kadang-kadang dijumpai rat-urat kwarsa/kalsit dan mineralisasi pirit. Kekar-kekar kebanyakan berjurus sekitar Barat-Timur sampai N 115 E mempunyai kemiringan besar - tegak lurus. Beberapa kali dijumpai zona war yang memotong batuan Tersier ini berjurus sekitar N 325 E (NW-SE) atau searah dengan wend regional sesar besar Sumatra, menunjukkan pergeseran sexnu dekstral. Bahmn sedien dijumpai berupa perselingan batu pasir dan batu lempung serta lapisan breksi masif. Lapisan barn pasirnya terkadang memperlihatkan stntktur &tensional boudin atau pinch & swell strutNId. Daerah Se&an Keoahiang Di Bukit Klandung (Gb. 1 .a) yang merupakan kerucut muda gunung api (young cone) atau parasitic cone dijumpai endapan batu apung dengan matriks tufa yang sangat porous mengandung banyak vesikuler berwarna ungu. Endapan ini diduga~ sebagai hasil dari letusan phreatik dari Bukit Klandung yang duhmya banyak mengandung air, dicirikan oleh matriks batin yang sangat porous dengan tekstur khas. Di Penanjung Panjang dijumpai endapan lava andesit-basaltik yang sangat vesikuler. Jenis bahtan ini pada citra radar terlihat mempunyai tekstur morfologi yang lebih kasar dibanding dengan tekstur dari endapan volkanik dari Bukit Kaba. Satuan endapan volkanik ini diinterpretasikan mempunyai umur relatif lebih tua terhadap endapan dari Bukit Kaba. Di atas .saNan lava ini &ring diendapkan lapisan tufa (Gb.1.d):~ Kemudian l&ii ke Selatan, di daerah Kembang Seri di jumpai endapan tufa yang didasari oleh breksi volkanik yang member&an tekstur khas seperti mosaik @ada citra radar) dan memperlihatkan kelurusan dominan pada arah NE-SW. Kelurusan ini pada singkapan dapat diidentifikasi sebagai struktur rekahan (fractures) pada baNan breksi volkanik yang mend&sari Nfa tersebut. S&an breksi dan lava ini, seperti halnya variasi baNan yang serupa dari endapan Holosen Bukit Kaba, diinterpretasikan mempunyai unur pengendapan y a n g sanla. Di daerah paling Selatan dari lokasi penelitian dijumpai batuan sedimen Tersier (Gb.1.a). terdiri dari lapisan batu serpih yang diselingi oleh batu pasir. Formasi batuan ini di batasi di bagian baratnya oleh Sesar Musi-Keruh (Gb.2).

-49-

Daerah Curun-Tambaw Sawah Di Utara Curup dari Tabah Renah sampai ke Tes (Gb. 1 .a) dijumpai endapan volkanik Kuarter tua (Pleistosen, Pardede dkk. 1992), terdiri dari endapan: Nfa , lava dan breksi laharik. Endapan breksi volkanik (laharik) mempunyai komponen utama andesitidiorit: pada tubuh batuannya kadang-kadang ditemukan endapan sulfur dan juga urat-urat sulfida. Pada satuan breksi di Bukit Naning , sebelah selatan d a r i Kota Tes, wing dijurppai bongkahlfragmen silika opak dan batuan volkanik berwarna merah). Satuan breksi di Bukit Naning ini, pada citra radar, met&rikan teksNr morfologi yang relatif lebih kasar dibanding endapan volkanik Kuarter tua disekitarnya. Dari pengamatan singkapan terlihat pola rekahan yang persisten mempunyai kedudukan hampir seragam s&tar N 70 E/90 (Gb.1.a). Di daerah paling utara dari wilayah penelitian, yaiN di Tambang sawah cersingkap batuan granit, diorit dan breksi polimik berumur Tersier (Fardede dkk., 1992). Singkapan batuan granit dan diorit di Aek~Pateh (S.Putih) memperlihatkan pola strukNr rekahan dan urat-urat yang cukup rumit (Gb.4,6), tapi paling tidak mempunyai pola rekahan dominan berarah NE-SW #au sekitar N 60 E -, N 75 E. StrukNr dominan ini mengontrol keluarnya mata air panas dan uap geotermal yang terlihat muncul disepanjang jalur rekahan (Gb.5). NEOTEKTONIK DAN PALEOSEISMISITAS
Pola Neotekfonik dan karaklerisasinga

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa wilayah Bengkulu mempunyai pala tektonik yang rumit. Walaupun begitu, struktur yang masih sangat aktif mempunyai pola yang j&s, berarah utama NW-SE (=zona sesar @sar Sumatra) da, khususnya di wilayah penelitian, mempunyai tiga segmen sear, seperti disebutkan di atas, yaiN: Sesar aktif Ketaun Tes, Sear aktif Despeah dan Sesar aktif Musi-Keruh. Terminasi dari segmen-segmen sesar aktif ini mengakibatkan zona peregangan (transtension zone) diantara segmen sesar Ketaun-Tes dan Sesar Despetah dan juga zona stepover-kompresional cliantara Sesar Despeti dan Sesar Musi-KeG (Gb.3,9). Di lapangan zona sew-war aktif ini dapat di amati berupa kelurusan dan pembelokan aliran sungai serta punggungan se&%/ fault ridge atau shutter ridge. apabila teramati mempunyai offset (sungai) yang j&s, seperti halnya shutter ridge di sepanjang Sesar Despetah Sesar Despetah ini mempunyai offset dari anak-anak Sungai Musi sebesar kurang lebih 700 m (Gb.9)(Natawidj& & Sieh, d&n volume ini). Punggungan sesar dari Sesar Ketaun-Tes dapat diamati di daerah daerah Duku ulu dan juga di Air-dingin; di sini diperkirakan jalur sesarnya memotong jalan raya. Pada daerah ujung S&tan dari segmen sesar ini dijumpai mata air panas dj Desa Cawang, di ler&g Utara Bukit gaba. Jalur Sesar Musi-Keruh dapat diamati di daerah Ebong-Ijuk dan aliran S.Musi-Keruh berupa kelurusan/pembelokan sungai dan punggungan sesar. Pada dua segmen sesar aktif ini diperkirakan ada beberapa lokasi yang potensial untuk melakukan pengukuran offset sesar dari pembelokan sung&sungainya, y$N: ,di daerah Tes, daerah Duku Ulu untuk segmen Sesar Ketaun-Tes dan daerah sepanjang aliran S.Musi-Keruh untuk Sesar Musi-Keruh. Sampai pembuatan ini analisa offset b+m bisa dilakukan karena masih menunggu peta topografi skala 1:50.000. Beberapa conto batuq diambil dari ketiga segmens~sar &if ini unNk am&a penentuan umur baNan (dating ) yang selanjqtnya &an dipakai unNk pen&uan slip-rat& sear

-SO-

(Namwidjaja & Sieh, dalam volume ini). Untuk an&a penenma umur radiometrik rencamnya &a dikirim ke Geological Survey of Japan (Mr. Roichi Kouda). Khusus untuk beberapa contoh bahan di daerah Kepahiang s&rang sedang dalam proses analisa di J.abratc&m geokronologi, University of California at Santa Barbara (Natawidjaja & Sieh, daiam volume ini). Selanjutnya, stnrkhu sesar aktif ini berkaitzmerat dengan aktivitas kegempaan yang pada mmmmya merupakan gempa tektonik (dangkal). Dari sejarah kegempaan (Paleoseismisitas) twcatat 3 bush gempa besar, yaihtz gempa tahun 1942 & tahun 1952 yang kejadiannya berasosiasi dengan pager&a sesar Ketaun-Tes dan gempa tahun 1979 yang berasosiasi de@ segme sear Despetah. Paleoseismisitas dari segme sesar Musi-Keruh sejauh ini tidak diketahui. Di bawah ini aka diuraikan kondisi gempa talmn 1942/1943, 1952 da talmn 1979 swam rinci, yang ummya berdasarkan keterangan dari saksi-saksi hidup di sepanjang zona gempa. Pam Saksi Hidup Dan Gempa Bumi Kondisi paleoseismisitas yang aka diuraikan di bawah ini mnmrmya disusun berdasarkan keterangan dari para saksi hidup di daerah penelitian, yaitm . Di daerah Kepahiang-Despetahz Basri (40 th), Saprowi (60 thn) dan beberapa yang tidak menyebutkan ama. l Di Rimbo Penggadang: Kayan (90 th) l Di Tes: Dewi(65 thn), Raidin (91 th), M.Japar (74 dm) . Di daerah Mttaraama: Bachtiar (61 thn), Sarjong (83 th), Omon (58 thn) da Udin (80 t&U) 0 Di Semalako: Saproni (60 thn) Gempa Bumi I94.71943 Gempa bti besar yang terjadi pada sekitar tahun 194211943 ad&h gempa bmni tipe dangkal tektonik yang berhubungan denga pergescran di segmen sew aktif Tes-Ketaun (Gb.3). terutama segme sesar diantara T e s dan Muaraaman. H a l ini diinterpretasika berdasarkan kesesuaian antam peta neotektonik (war aktif) dan data paleoseismik (data gempa bumi besat d i mass lampau dari para saksi hidup). Kerusakan terbesar meliputi wilayah dari Tes sampai ke Mumama (Gb.3). Fore shock atau gempa bti awal terasa s&ma kurang l&ii seminggu lamanya sebelum terjadi main shock atau gempa bumi utama. Gempa bmni tama terjadi pertamakali pada pagi hari antara pukul 6 - 8. Set&h fore shock atatt gempa bmni susula terjadi secara periodik, sekitar seminggu sekali, Selama beberapa minggu. Di Desa Tes gempa bumi .tama mengakibatkan 90% rumah penduduk roboh/hancur, tWtltama yang bertiang tinggi. Terjadi banyak rekahan dengan arah s&tar UtaraSelatan dengan dimensi panjang maksiimn mencapai 100 m dan lebar maksiimn mencapai 30 cm. Setelah proses gempa bmni utama berlalu, lebar dari rekahan-rekaha menjadi mengecil hingga kmang lebih sepertiganya. Dari laporan para saksi hidup tidak teramati adanya offset lateral afau vertikal pada r&&a-rekahan bar tersebut. ,Di Desa Muaraaman kerusakan yang terjadi relatif lebih kecil dibandingka dengan Tes. Sekitar 25 % rumah penduduk roboh pada wakm terjadi gempa bmni utama. Rekahan-

-5l-

Kmdisi Tebonik, Kegcmp*an don Akrivims Gunw~gnpi di Daernh Rejnng Letmng, Bengkulu

rekahan yang terjadi juga lebih sedikit dan lebih kecil. Panjang rekahan hanya mencapai maksiium kurang dari 5 meter dengan arah sekitar NW-SE atau E-W (?). Uniknya, di & Sukaraia yang letaknya hanya sekitar beberapa kilometer dari Desa Muaraaman ke arah S&tan, dilaporkan bahwa gempa bumi utama mengakibatkan hampir seluruh rumah roboh, kecuali yang memakai fondasi beton. Disini menurut para saksi hidup terbentuk cukup banyak rekahan den&n lebar maksimum 30 sentimeter dan panjang maksimum antara 5-10 meter. Dilain pihak, di Desa Lebonp. Tambans, yang bersebelahan dengan Desa Muaraaman juga dilaporkan banyak rumah roboh dan tanah longsor. Di Desa Lebong Tambang ini terjadi rekahan hmggal berarah kurang lebih N 300-320 E (NWSB/Baratdaya-Tenggara), lebar s&i&w 1 meter dengan panjang mencapai 200 meter atau lebih (pada lokasi GPS. 03-06 46/102-l I-lOE, elevasi 325 m). Di tiga desa ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa karena para penduduk sndah diberitahu lebih dulu oleh pihak,Jepang, kecuali satu orang di Desa Sukaraja, karena waktn kejadian dia tidak sempat k&tar rumah. Perbedaan inter&as kerusakan di beberapa lokasi yang berdekatan ini kemungkinan berhubungan erat dengan : intensitas rekahan yang berv.ariasi dari lokasi satu ke lokasi lainnya dan variasi tipe batuan/tanah fondasinya. DiDesa Semalako, sekitar 15 kilometer sebelah S&tan Muaraaman, sekitar 25-30% rumah penduduk roboh, nmnmnya yang bertiang tinggi. Disini juga terjadi banyak rekahan dengan dimensi bervariasi; lebar maksimum sampai dengan 50 sentimeter dengan panjang maksimum sampai 100 meter, berarah sekitar Barat-Timur (E-W). Getnpa bnmi yang terjadi di Semalako ini kemungkinan berhnbungan dengan pergerakan sesar dari segmen sesar lain yang terletak di sebelah Barat segmen sesar Tes-Muaraaman (Gb.3). Gempa Bumi 1952 Gempa bumi besar yang terjadi tahun 1952, menurut para saksi hidup di desa Tes, Muaraaman, Sukaraja dan Semalako, umumnya lebih kecil (intensitas kerusakannya) dibandingkan dengan yang t&m 1942/1943. Gempa bumi ini mempunyai daerah gempa yang sama dengan yang tahun 194211943, yaitu mempunyai daerah gempa dengan intensitas (kernsakan) terbesar pada segmen Tes-Muaraaman. Jadi gempa bumi ini, seperti halnya yang tahun 194211943 terjadi karena pergerakan Sesar Ketaun-Tes. Pola rekahan-rekahan yang terbentuk saat terjadinya gempa bnmi utamanya pun, umumnya sama. Diperkirakan rekahanrekahan yang terbenmk pada saat gempa bnmi talnm 1942/1943 direaktifasi lagi pada tahun 1952. Gempa bumi utama terjadi dalam dua kali kejadian yaiN pada pagi dan sore. hari. Dig Desa Tes, gempa bumi mama mengakibatkan s&itar 75% rumah penduduk hancur/roboh. Umumnya, rumah yang lebih tahan adalah yang terbuat dari kayu. Hampir semua rumah tembok hancur. Unhmgnjja tidak ada korban jiwa, sebab para penduduk sudah diperingatkan akan kemungkinan adanya gempa bumi bear ini dan sempat lari keluar rumah. Pada kejadian gempa ini terjadi banyak rekahan pada tanah dengan dime& panjang rekahan bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter sampai sekitar 100 meter; berarah seragam kurang lebih UtaraSelatan (N-S). Saksi hidup juga melaporkan bahwa dari banyak r&&n-rekahan yang terbentuk keluar uap panas berwarna putih (=uap geoter.mal) dari dalam tanah. Di daerah Muaraaman hanya sedikit rumah yang~r0boh. Tidak dilaporkan adanya rekaha-rekahan bar yang terbentuk. Tidak dilaporkan ada korban jiwa. Walaupun demikian,

-52.

konon ada sejumlah sawah yang amblas (=ground subsidences) di desa Lebong Tambang. Di Semalako gempa bumi tahun 1952 ini hanya merobohkan rumah penduduk k~rang dari 15%. Dilaporkan ada rekahan-rekahan baru yang terbentuk berarah sama dengan yang t&unl942/1943 hanya lebih sedikit dan lebih kecil @anjang rekahan maksimum tidak me!ebihi 20 meter). eempa Blmzi 1979 Gempa bumi besar pada tahun 1979 tarjadi karena pergerakan sesar aktif Sumatra di segmen antara Despetah dan Kepahiang (Gb.3). Intensitas (kerusakan) terbesar terjadi di &itar Despetah. Dilaporkan bahwa hampir selurub rumah penduduk di Despetah roboh kc&a terjadi gempa bumi utama, hanya tinggal d&pan nmnb yang masih berdiri. Di sekifar Despetah terjadi banyak rekahan-rekahan baru yang terbentuk ketika kejadian gempa. Panjang rekahan maksimum mencapai 25 meter atau lebi dan lebar maksiium sekitar 30 sadmeter, berarah UtaraSelatan. Daerah gempa berpengaruh sampai Tes di Utara. Di Rimbo Penggadang, sebelah S&tan Tes (Gb.3) dilaporkan sah~ bush rumah roboh ketika kejadian gempa. Segmen sesar &if Despetah ini teramati mengakibatkan akumulasi offset sekitar 700 meter pada anak sungai Musi di lereng Barat Bukit Kaba (Natawidjaja & Sieh, dalam volume ini). Pola rekahan dan eenma bumi Data paleoseismisitas dan segmentasi jalur sesar aktif j&s terlibat mempunyai hubungan yang erat, seperti yang dihmjukan oleh Gb.3. Pola rekahan barn yang terbentuk pada saat kejadian gempa umumnya berarah UtaraSelatan yang nampaknya merupakan rekahanrekahan tensional (Gb.3, 92). R&&an-rekaban baru ini tidak menunjukan adanya pergerakan vertikal maupun horisontal s&in hanya gerakan membuka. Kadang-kadang terjadi r&ban yang sear& dengan main shear (Gb.9.a) seperti yang terjadi di Desa Lebong Tambang. R&&m searah main shear ini umumnya berukuran lebih besar dibandingkan rekahan tensional. Di beberapa tempat dijumpai juga rekahan baru yang diduga berarab Barat-Tiiur. Rekaban Barat-Tiiur ini, k&u memang ada, kemungkinan merupakan reaktifasi dari struktur lebih tua. DISKUSI : HUBUNGAN AKTIWTAS GUNUNGAPI DAN POLA TEKTONIK

Di wilayab penelitian terlihat banyak aktifitas volkanik di sekitar zona ~esar b e s a r Sumatra terutama yang masih sangat &if, berupa kerucut gunung api mud&q aktifinonaktif, aktifitas geothermal dan aktifitas volkanik lainnya. Hubungan yang erat antara aktititas volkanik dan sistem sesar Sumatra ini dapat dilihat darijejeran gunung api di sepanjang P.Sumatra yang lokasinya selalu b&da tidak jauh dari zona sesar utama Sumatra (Iosavec dkk., 1973). Suwijanto & Kouda (1993), berd+sarkan dafa SAR (citra radar), meneliti bahwa terdapat perbedaan dari perioda aktivitas gunung api dan densitas kerucut volkanik pada antar bagian di sepanjang jalur Sear Sumatra. Jejeran gunung api besar ke sebelab Utara dari gunung api Bukit Kaba dianraranya ad&h G.Pandan G.Hulumajang G.Kerinci G.Talang - G . Marapi. Ke sebelah Selatan, WnWg api bear yang berada di zona sesar Sumatra diantaranya ad&h G. Dempo, G.

-53.

.Qndki Mm~ik, .%gempgempann dnn Aknvirar Gunungapi &Dacrah Rcjmg Itbong, Bengkulu

Seminung, da G.Pasagi. S&i itu di sepanjang zona sear Sumatra terdapat beberapa dana volkano-tektonik depresi besar yang terbentuk pada ~a tramtension ata extensional step:over dari segmen-segme sesamya, seperti: D.Rana, D.Singkarak da D. Toba (Nishiiwa dkk., 1984, Bell& dkk., 1991; Detourbet dkk., 1993). Posavec dkk. (1973) melihat adanya kesesuaian arah dari jejeran gnng api dan pola kelurusan anomali magnetik berarah Barat-Timur. Kemudian mereka juga meneliti bahwa gunung-gunung api tersebut wmnnya mempunyai unr l&ii muda ke arch Selatan. Hal ini, menurut kesimpulan sementxa me&a, terjadi karena jejeran gung api yang pada mulanya berarah Barat-Timur terpotong da tergeser oleh sistem sesar dekstial Sumatra berarah Baratlaut-Tenggara, ehingga gun&gug api yang berada di bagian blok Barat zona sesar wana Sumatra bergerak ke arah Utara menjauhi zona pusat entpsi magma(votkanik). Konsekwensinya gunung-gg api tersebui menjad? menux aktifitasnya dan kemudian mati. Disini dianmxikan bahwa zona pusat erupsi magma tersebut berada pada lokasi yang tap ata statis terhadap Sistem Sesar Sumatra (Posavec dkk, 1973; Suwijanto & Kouda, 1993). Di wilayah penelitian ada beberapa ha1 menarik yang &an diurzdkan di bawah ini. Di daerah penelitiap dijmnpai kelurwan kepundan gg api tu dan muda berarah Utara-Selatan (Gb.2). Kelurusan ini kemungkina juga berhubungan erat dengan struktur rekahan d&m (deep seated fractures) berisi kantig-kantng magma yang menutut R.Koda (diskui lisan di lapangan), seperti juga halnya kesimpu1a.n sementara Posavec dkk.(1973) dan juga Suwijanto & Kouda (1993) terhadap kelurusan anomali magnetik berarah Bar&T&w, mempunyai posisi yang statis terhadap dinanika sistem Sesar Sumatra. Konsekwensinya jejeran gg api di bagia l&ii ke Barat bertmu l&ii muda dari sebelab Tiimutiya. Meskipun demikian kami n&h meliiat adanya ketidaksesuian fakta/kondisi geologi yang teramati ini sehingga hipotesa ini hams dikaji l&ii lanjut lagi. L&ii jauh, kani juga berhipotesa bahwa kelumsan gung api berarah UtaraSelatan ini boleh jadi pula dikontrol oleh r&&an tensional besar (Arkin, 1989) da mempunyai akar yang d&am yang terbentk karena pergeraka dekstral dari zona sesar tama Sumatra, bukan merupakan sistem r&&a dalam yang terpisah da statis terhadap sistan Sesar Sumatra seperti yang diipotesakan oleh Posavec dkk.(1973). Hubungan antara keberadaan rekahan dalam tensional ini, kalau memang ada, dengan sistem Sesar Sumatra barangkali diperkut oleh dijunpainya kanhmg magma besar, berdasarkan data mikroseismik, di kedalama sedikitnya 22 km di bawah kompleks gunung api Kmkata (Harjono dkk., 1989). Komplek? G. Krakata ini terletik pada daerah tensional (peregangan tektonik) di terminasi jung S&tan dari sistem Sesar Sumatra (Huchon & Le Pichon, 1984; Harjono dkk., 1991). Jadi, karena sistem sesar &if Sumatra bergerak secam dinamis maka,kalau hipotesa di atas benar, rekahan dalan yang mengontrol jejeran gunung api berarah UtaraSelatan ini, kala memang ada, akan b&fat dinznis pula tidak statis seperti yang dikemukakan oleh Posavec dkk.(1973). Untuk meneliti kelurusan berarah Utara-Selatan ini lebih lanjut, hal yang sangat penting untuk dilakukan, ad&h mempunyai data SAR (citra radar) yang Westward looking karena data SAR (citra radar) yang kami gunakan sekarang ad&h SAR Southward looking sehingga kelurusan yang searah dengan citra radar (Utara-Se!atan) tidak terliiat j&s. Gunung api bukit Kaba , di wilayah~penelitian, mempunyai kedudukan yang sangat menarik karena posisinya yang tepat berada di zna transtension diantara segme sesar

Prosiding Hoi-Haril

Penelirian Puslirbang Gcorehologi

UPI, 1994

akhf Ketaun-Tes dan segmen Despetah. Di sekitar puncak Bukit Kaba ini diendapkan breksi da lava hail letwan bear terakhir dari gunung api ini pada kala Holosen-Resen. Kami ma menunggu hail analisa penetwn umu radiometrik (dating) dari satnpel lavanya @.&mwidjaja & Sieh, d&m volume ini). Di sebelah S&tan dari Kepahiang terdapat satuan morfologi berbenmk oval yang terliiat &ngan j&s pada citra radar. Sahmn morfologi ini, berdasarkan pengamatan lapangan, mcmpunyai litologi sebagian besar lava andesit-basaltik dan juga breksi volkanik. Karena posisinya yang persis berada di ujung s&tan dari kelurusan segmen sesar &if Despetah diinterpretasikan sebag.4 hasil erupsi volkanik linier (=fissure eruption) ,sepanjang MIW m jni. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Suwijanto & Kouda (1993). Kelurusan g&s sesar dari aktifitas lama masih bisa terliit pada sepanjang satuan morfologi endapan empsi volkanik linier ini dan menerw ke Selatan. Dilain pihak aktifitas paliig bartUbe% btnya nampaknya membentuk kompresional step-over, membelok ke arah Timer meqjadi segmen Sear Musi-Keruh (Gb.2). Hal ini menunjukkan interplay: atau interaksi, erat mtara perkembangan tektonik dan aktifitas volkanik. Aktivitas geothermal dan hidrothetmal banyak dijumpai di daerah penelitian. Khuswnya aktivitas geothermal kerap dijumpai di bagian Utara penelitian dari daerah Tes sampai ke I&mbang Sawah , umumnya berupa mata air panas (hot spring) dan uap geothermal serta mineralisasinya. Lokasi dari kemunculan aktivitas geothermal ini j&s sekali dikontrol oleh pala struktur setempat, utamanya pola kelurusan berarab Baratlaut-Teogsara (Jahu Sear &if Sumatra) da kelurusan beramh Tiiurlaut-Baratdaya. Pola kelurusan beramb Tiiurlaut-Baratdaya adalah sttukhu yang cukup dominan setelah Jahu Sesar &if Sumatra. Pada citra radar struktu ini terlihat sangat persisten pada perbukitan batuan Tersier -di sebelah thnur j&n raya dari Curup - Tambang Sawah (Gb.2). Posavec dkk.(1973) mengidentifikasi stntkhu berarah Timurlaut-Baratdaya ini sebagai blok searsqsar normal (normal block faults) yang banyak dijumpai menggeser batas batuan pada kelompok Tersier Barisan. Natawidjaja dkk (d&m volume ini), di wilayah ujung S&tan dxi ,Peg.Bukit Barisan, juga menjumpai struktur peasesaran normal berarah kurang l&ii sama yang memotong batuan T&w. Strukhx berarah Tiiurlaut-Baratdaya ini, pada gilirannya, j&s dipotong oleh jalur Sew besar Sumatra yang paling aktif. ,Di Utara kota BengkuIu, diantara Desa Pakuhaji dan Desa Kertapati dijumpai shukhu setengah lingkaran dengan diameter kurang l&ii setengah kilometer, &pat terliiat dengan jelas pada citra radar. Pengecekan lapangan dilakukan terhadap strukhu ini bersama-sama dengan Dr.Roichi Kouda. Anak sungai L.imau dijumpai mengalii mengikuti stmkhu setengah melingkar tersebut. Strukhu ini diduga merupakan tan& ambruk (ground Collapse) akibat letusan vent hidrothermal (=Vapourize water explosion)(Gb.3) yang UmUm terjadi pada tepi zona gunung api seperti halnya terjadi di Jepang (diskusi dengan R.Kouda di lapangan). KESIMPULAN Dibawah ini beberapa hal penting dapat kami ketengahkan, yaitu: Peta neotektonik yang baru menunjukkan tenninasi utama Sistem Sesar dekstral utama di wilayah kab.Rejang Lebong terdiri dari tiga segmen sesar utama yang paling &if, Yai[u: Sesar Ketaun-Tes, Sear Despetab dan Sesar Musi-Keruh,

Data gempa bumi bear yang terjadi di ma.% lampa (paleoseismisitas) memperlihatka asosiasi y a n g erat denga segmentasi sesa~ a k t i f (peta eotektonik). Gempa bumi 19420943 dan gempa bttmi 1952 berasosiasi dengan Sesar Ketaun-Tes. Gempa bumi tahun 1979 berasosiasi dengan Sew Despetah. Sesar Musi-Keruh tidak diketahui paleoseismisitas, meskipun be&, bukan tidak mungkin segmen sesar ini akan mengakibatka gempa bumi berikutnya! meliiat seperti adanya perpindahan k.msentrasi energi gempa bumi dari Utara ke arch S&tan di daerah ini. l Untuk mitigasi gempa bti diperlukan penelitian l&ii lanjut dari karakteristik neotektonik, terutama slip-rate war, perioda ulang gempa, ground motion dll; juga pemetaa batuan berdasarkan karakteristik fisik untttk keperluan microzoning. l Aktifitas volkanik dan lokasi pemunculan gunung api berasosiasi erat denga pola (neo)tektonik, bahka. nampak inter&i antara keg&an volkanisma dengan perkembangan tektonik @ola s e w ) . . Pola kelurusa berarah Utara-Selata yang keliiatannya mengontrol pemuncula gunung api diduga berhubungan dengan stmktur rekahan d&an. Genesa dari strukNr rekahan dalam ini, kalau tnemang ada, masih haas diteliti. Dilain pihak, di Utara daerah penelitian dijumpai adanya pola kelurttsan berarah Barat-Timur yang juga diduga mengontrol pemunculan gunung api (Posavec dkk., 1973: Suwijanto & Kouda, 1993). Perbedaan ini b&h jadi memperlihatkan keragaman/perubahan pola tektonik di sepanjang jalur Sesar Besar Sumatra, seperti juga halnya perubahan kondisi volkanisma yang dicertninkan oleh perbedaan perioda erupsi dan den&as kerucut volkanik pada antar bagian di sepanjang Sistem Sew Sumatra (Suwijanto & Kouda, 1993). UCAPAN l?JmIMA KASM

Penelitian ini disponsori oleh Lembaga Ihn Pengetahuan Indonesia melalui Proyek Litbang Sumberdaya Mineral Air dan Tanah tahun anggara 1993/1994. Kami juga mendapat banyak masukan dan diskusi berharga dari Dr. Ryoichi Kouda (Geological Survey of Japan) yang menemani k~& di lapangan selama 3 hari. Penelitian ini juga dibantu oleh para t&nisi Pttslitbang Geoteknologi yang nampil, yaim: Sdr. Ade Tatang, Dedi Mulyadi dan Nyanjang. Gambar-gambx dikerjakan oleh Sdr. Ade Tatang.

DAFTAR PUSTAKA &&n,Y., 1989, Large sale tensional feahues along the Dead Sea, Jourdan ri@t valley. Tectonophysics, ~01.165, 143-154. B&er,O., Pramumijoyo S. dan Sebrier M., 1991, S&i&s? slipfau~firzg and volcanic caldum along the great Smtran fault. Terra abstract, ~01.3, no.1 EUG Strasbour8 Detourbet C., Bell& 0 and Sebrier M.,1993. La c&i&a vohnique de Toba et la gram&? faille de sumafra (7ndonesie ouest par limagetie spot. TECTONIQUEITECTONICS, C.R. Academic des Sciences , Version moditiee le. 12/03 Harjono H., Diament M, Nouaili L and Dubois 1.,1989. Detection of magma bodies beneath Krakatau volcmo (Indonesia) from anomalous shear waves. Journal of Volcanology and Geothermal Research, ~01.39, 335348 Harjono H., Diament M., Dubois ,J and Larue M., 1991. Seismicity of the Sun&~ Strait: evidence for crusti atension and volcmological implicaion. Tectonics, ~01.10, no.1, 17-30. Natawidjaja D.H. and Sieh K.E. Neotektonik oiiri sistem sesar Sumatra. d&m volume ini. Natawidjaja,D.H., Kesumadanna,S. d a n SupriyantqJ., dalam volume ini, Geologi aim amlisa mikroteMonik pada tramek j&n baru di Ujung S&tan Peg.Bukit Barisan. Propimi Lmqmng setia aplikahya terhadap kestiilm lereng dm fond&. Nishimura S., Etsuo Abe, Nishida J.., Yokoyama T., Agus Dxma, Hehamw P and Hehuwat F., 1984. A graviry and voluuwstratigraphic interpretation of the Lake Toba region, North Sumatra, Indonesia. Tectonophysics, 109.253-272. Pardede R . , Gafoer S . d k k . , 1 9 9 2 . Geologi lembar Bengkulu. dipublukasikan oleh Dept.pertambangan Unum, Dir.Jen.Geologi dan Sumber Daya M i n e r a l , Pwat Penelitian dan Pengembangan Geologi ~Posavec M., Taylor D., an Leeuwen Tb. and Spector A., 1973. Tectonic Gmtroi.s of volcanism and complex nwvements along the Smtran Fault, System. GeoLSac. Malaysia, Bu11.6, 43-60.

-57-

..

--._ L.

rs I5

-58.

-59.

_-

Uop geothermal Endapon siliko don kolsil (? 1

-61.

.Gc m , m r 6. Pi,,,, ,,i-,l k ,a, r.w h,, k<$i, ,ld r,;wi,h,rdc.si, ? m,, I ,,*,,,r,*,,-,i,,orko,i -622

.x,r,,h.,,,r

slep-.

lltrki( Ib!x~

,._. ).j~ ! __

-63.

c : Komponen )oyo kompresi T : Komponen poya tensional / regoWn (a)

-64-

You might also like