You are on page 1of 25

DEFINISI BELA1AR DAN PEMBELA1ARAN

"Semua keberhasilan agenda refor-masi pendidikan, pada akhirnya ditentukan oleh unsur
yang berada di front terdepan, yaitu guru. Hak-hak guru sebagai pribadi, pemangku
profesi keguruan, anggota masya-rakat dan warga negara yang selama ini terabaikan,
perlu mendapat prioritas dalam reformasi".
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, telah memberikan jaminan
hukum terhadap harkat dan martabat serta status guru sebagai pendidik proIesional. Semoga
dengan kehadiran guru yang proIesional, upaya peningkatan mutu pendidikan nasional yang
'sudah sangat terpuruk segera teratasi melalui pelaksanaan 'PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF.
"Pembelajaran efektif terjadi jika dengan pembelajaran tersebut peserta didik menjadi
senang dan mudah memahami apa yang dipelajarinya".
Maka, wahai para guru..jika kau adalah pendidik proIesional, segera bertindaklah secara
bijak, laksanakan pembelajaran eIektiI, jangan ditunda-tunda lagi.
"Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan
mengerjakannya tiga hari kemudian".
Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Diri Sendiri
Belajar ialah proses yang dilakukan oleh mahluk hidup baik secara Iormal maupun
inIormal dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan.
Pembelajaran ialah proses yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dalam rangka
memenuhi proses belajar.

A.BELA1AR
Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang sangat
penting/vital. Sebab, pembelajaran hanya bermakna jika terjadi kegiatan belajar pada diri
peserta didik. Banyak para pakar pendidikan yang mencoba merumuskan dan membuat
taIsirannya tentang 'belajar. Sebagai perbandingan, berikut disampaikan beberapa
pengertian belajar dari sudut pandang yang berbeda.

Definisi Belajar
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.
(Margaret Gredler, terf Munandar, 1994, hlm 1). Dengan belajar peserta didik dapat

mengetahui hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya,
mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik
menjadi baik. Seperti yang dikatakan oleh Riberu, bahwa belajar merupakan proses dan dalam
proses ini orang berkenalan dengan salah satu pola lajkuatau memperbaiki salah satu pola
laku yang telah dikuasainya. (Riberu, 1982, hlm 10)
Selain itu Riberu juga mengatakan, belajar bisa berarti berkenalan dengan atau
memperbaiki pemikiran, berkenalan dengan atau memperbaiki turturan bicara, berkenalan
dengan atau memperbaiki tindakan/kegiatan. (Riberu, 1982, hlm 11)
Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk memperbaiki,
mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan aIektiI, psikomotorik, dan kinestetik
peserta didik.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik harus seimbang antara otak kanan
dan kiri. Untuk mencapai hal tersebut, sebaiknya proses belajar tidak hanya dilaksanakan
dengan metode konservatiI (ceramah/DDCH -~ Duduk, dengar, catat, dan haIal), tetapi juga
metode-metode lain yang dapat merangsang keaktiIan peserta didik.
Belajar bisa melalui pengalaman melibatkan peserta didik secara langsung dalam
masalah atau isu yang dipelajari. Sehingga peserta didik dapat lebih aktiI dan menerima
pelajaran dengan baik. Bukan sebaliknya cepat jenuh, bosan, dan sebagainya.
Belajar aktiI dan menyenangkan (biasa dikenal dengan Learning/ Learning by Fun)
dapat menstimulus kreativitas peserta didik dalam proses belajar.

Pengertian belajar
Menurut Skinner ( 1985 ) memberikan deIinisi belajar adalah 'Learning is a process oI
progressive behavior adaption. Yaitu bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi
perilaku yang bersiIat progresiI.
Menurut Mc. Beach ( Lih Bugelski 1956 ) memberikan deIinisi mengenai belajar.
'Learning is a change perIormance as a result oI practice. Ini berarti bahwa bahwa belajar
membawa perubahan dalam perIormance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (
practice ).
Menurut Morgan, dkk ( 1984 ) memberikan deIinisi mengenai belajar 'Learning can
be deIined as any relatively permanent change in behavior which accurs as a result oI practice
or experience. Yaitu bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan (
practice )atau karena pengalaman ( experience ).

Menurut Stern Learn ist kentinisserwerb durch wiedurholte darbeitungan yang


dalam arti luasnya juga meliputi 'der ansignug neur Iertigkeiten durch wiederholung die rede
( Stren, 1950:313 ).
Dalam bukunya Walker 'Conditioning and instrumental learning ( 1967 ). Belajar
adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Perubahan orang dapat
memperoleh, baik kebiasaan kebiasaan yang buruk maupun kebiasaan yang baik.
C.T. Morgan dalam introduction to psychology ( 1961 ). Belajar adalah suatu
perubahan yang relatiI menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman
yang lalu.
Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning oI learning mengemukakan
bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period
time, and wich is not simply ascribable to process oI growth ; Belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi
oleh Iaktor dari luar diri dan Iaktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori
psikologi konsep belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan
aliran instrumentalisme.
Pengertian Belajar Cronbach (1954) berpendapat : Learning is shown by a change in
behaviour as result oI experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan
mengalami.
Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to try something
themselves, to listen, to Iollow direction ; pengalaman dapat diperoleh dengan menggunakan
panca indra.
Lester.D. Crow and Alice Crow mendeIinisikan : Learning is the acuquisition oI
habits, knowledge and attitudes ; Belajar adalah upaya untuk memperoleh
kebiasaankebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
Hudgins Cs. (1982) berpendapatHakekat belajar secara tradisional belajar dapat
dideIinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya
pengalaman .
Jung , (1968) mendeIinisikan bahwa belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku
dari suatu organisme dimodiIikasi oleh pengalaman.
Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatiI
menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

AriIin (1978) mendeIinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan


penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar ialah : a way working with students
. A process oI interaction . The teacher does something to student, the students do
something in return ; sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-
sama aktiI melakukan kegiatan.
Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya danmenghubungkannya dengan anak, sehingga
terjadi proses belajar.
TardiI (1989) mendeIinisikan, mengajar adalah . any action perIormed by an
individual (the teacher) with the intention oI Iacilitating learning in another individual (the
learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini
pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik)
melakukan kegiatan belajar.
Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsepmengajar menjadi tiga macam
pengertian yaitu
1. Pengertian KuantitatiI dimana mengajar diartikan sebagai the transmission oI
knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai
pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya.
Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.
2. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the eIIicient orchestration oI teaching
skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara eIisien. Dalam hal ini guru
dituntut untuk selalu siapmengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa
yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat , kemampuan dan
kebutuhannya.
3. Pengertian kualitatiI dimana mengajar diartikan sebagai the Iacilitation oI learning,
yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri.
Dari berbagi deIinisi di atas, saya paling setuju dengan pendapat Cronbach dan Spears.
Cronbach (1954) berpendapat bahwa belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan
mengalami. Spears berpendapat bahwa pengalaman dapat diperoleh dengan menggunakan
panca indra. Berdasarkan dua deIinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar dilakukan
dengan menggunakan panca indera dalam semua hal yang kita alami.

Sedangkan dalam deIinisi mengajar, saya lebih setuju denga pendapat AriIin (1978)
yaitu, mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid
agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Silahkan berkomentar, deIinisi siapa yang sejalan dengan pemikiran anda?. Atau mungkin
anda memiliki pendapat pribadi mengenai deIinisi belajar dan mengajar.
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktiI, proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari.
Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :
Upaya guru untuk 'membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa)
belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah
laku. (Gagne)
Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan
kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004),
belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait
sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
.4mpeten.ies, skills, and attitude. Kemampuan (.4mpeten.ies), keterampilan (skills), dan
sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi
sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Ciri-ciri belajar adalah : (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau
kognitiI saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (aIektiI) serta keterampilan
(psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang
terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan . interaksi ini
dapat berupa interaksi Iisik dan psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar akan bersiIat
cukup permanen.
Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan kegiatan yang kompleks
yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan
perilaku.

Menurut !iaget belajar merupakan prilakubrintraksi antara individu dengan lingkungan


sehingga terjadi perkembangan intelek individu.
Menurut Riberu belajar bisa berarti berkenalan dengan atau memperbaiki pemikiran,
berkenalan dengan atau memperbaiki turturan bicara, berkenalan dengan atau memperbaiki
tindakan/kegiatan. (Riberu, 1982, hlm 11)
a. Pengertian Belajar menurut Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik, 'belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dalam hal ini, yang terpenting adalah
masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa
respon. Suatu Iaktor yang dianggap penting dalam teori ini adalah 'penguatan
(reinf4r.ement).Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (p4sitive reinf4r.ement) maka respon akan semakin kuat,
demikian pula jika penguatan dikurangi (negative reinf4r.ement). Tokoh-tokoh penting
teori behavioristik, antara lain: Thorndike, Watson, Hull. Guthrie, dan Skiner.
b. Pengertian Belajar menurut Teori Kognitif
Menurut teori kognitif, 'belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang
terjadi jika materi pelajaran atau inIormasi baru beradaptasi dengan struktur kognitiI yang
telah dimiliki oleh peserta didik. Beberapa pakar teori kognitiI, diantaranya adalah: Piaget,
Bruner, dan Ausubel.
.. Pengertian Belajar menurut Teori Kontruktivistik
Menurut teori kontruktivistik, 'belajar adalah merupakan usaha pemberian makna
oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju
pada struktur kognitiInya.
Dalam pandangan teori kontruktivistik, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada
dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam hal ini, jika guru bermaksud untuk
mentransIer konsep, ide, dan pengetahuannya tentang sesuatu kepada peserta didik,
pentransIeran itu akan diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh peserta didik sendiri
melalui pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.Von GalserIeld mengemukakan
bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan, yaitu:

1) Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman,


2) Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan,
dan
3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya.
Melalui proses belajar kontruktivistik, maka peserta didik melakukan proses. to) learn
to be, diharapkan memiliki "kepekaan", "kemandirian", "tanggung jawab", dan mampu
melakukan "kolaborasi" dengan pihak lain.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar sebagaimana telah dikemukakan, pada hakekatnya
semua teori belajar tersebut mengakui bahwa 'seseorang disebut telah belajar jika pada
dirinya ada perubahan perilaku, baik perilaku yang secara langsung dapat diukur atau tidak,
perilaku yang terstruktur secara utuh atau tidak, bahkan perilaku yang bermakna atau
tidak, Apakah semua bentuk perubahan tingkah laku dapat diklasiIikasikan sebagai hasil dari
proses belajar ? Misalnya: kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena tertabrak mobi,
atau jika sesorang berubah tingkah lakunya karena mabuk, demikian pula perubahan yang
terjadi dalam aspek-aspek kematangan, dan pertumbuhan.
Tentu saja, tidak semua bentuk perubahan tingkah laku dapat diklasiIikasikan sebagai hasil
dari proses belajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar harus memenuhi
beberapa karakteristik, yaitu:
1. Perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersiIat kontinu dan Iungsional.
3. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersiIat positiI dan aktiI.
4. Perubahan tingkah laku dalam belajar bukan bersiIat sementara.
5. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan tingkah laku dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku (kognitiI,
aIektiI, dan psikomotor).
d. Tujuan Belajar (Learning Obje.tives)
O Berbeda dengan tujuan umum (TIU), tujuan belajar lebih bersiIat spesiIik, sehingga
dapt diukur. Dalam prosedur pengembangan Sistem Intruksional disebut 'Tujuan
Intruksional Khusus (TIK)
O Tujuan belajar dibedakan menjadi tiga kategori tujuan : a) Ranah KognitiI (Cognitive
domain), b) Ranah aIektiI (aIIective domain), Ranah Psikomotor (Psychomotor
domain).
Keterpaduan ketiga ranah tersebut (kognitiI, aIektiI dan Psikomotor), membentuk ranah
baru yang disebut 'ranah kreatiIitas

)Ranah Kognitif (Cognitive Domain)


Adalah tujuan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan intelektual.
Tujuan ini terdiri dari :
Penilaian
5 Sintesis
4 Analisis
3 Penerapan
2 Pemahaman
1 Ingatan

2)Ranah Afektif (Affe.tive Domain)
Adalah tujuan yang berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap ataupun emosi,
juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai-nilai. Tujuan itu terdiri dari :
5 Pengkarakterisasian
4 Pengorganisasian
3 Penghargaan
2 Penanggapan
1 Penerimaan

)Ranah Psikomotor (Psy.homotor Domain)
Adalah tujuan yang berhubungan dengan pengembangan ketrampilan atau gerak (motor
skill). Terdiri dari :
7 Penciptaan
6 Penyesuaian
5 Respon Nyata Komplek
4 Mekanisme
3 Respon terbimbing
2 Kesiapan
1 Persepsi

4)Isi Pokok Bahasan (Subje.t .ontent)
Subjek content adalah materi atau sisi pokok bahasan kriteria utamanya adalah harus
spesiIik dan erat hubungannya dengan tujuan belajar (learning objecties) disajikan
secara berurutan dari : Iakta, konsep, prinsip dan terakhir pemecahan masalah.
) Penjajagan Kemampuan siswa (Pre-Assessment)
Tujuan Pre-assessment adalah untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengikuti
materi pelajaran yang telah dirancang dalam bentuk isi pokok bahasan. Pre-assessment
dapat dilakukan dalam bentuk tes awal (Pre-test).

Pengertian belajar efektif


Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James
O. Wittaker belajar dapat dideIinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang eIektiI
adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono,
2006: 104). Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan melibatkan 2 unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan
harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses
belajar. Sehingga dilihat dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil
kesimpulan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu :
O a). Aspek kognitiI meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan
dan perkembangan eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan
pengetahuan tersebut.
O b). Aspek eIektiI meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan
dan kesadaran.
O c). Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk
tindakan motorik. (Daradjat, 1995: 197) Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam
proses belajar-mengajar disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian
semester, yang kemudian dituangkan dalam daItar nilai raport.
O Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa
belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas.
Penilaian prestasi siswa yang dicantumkan dalam rapot, bisa berbentuk anka jiga
berbentuk huruI. Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam
bidang studi tertentu yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai
indikator kualitas institusi pendidikan di tempat dia belajar.
O Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

O Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
O Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul
Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons
yang tercipta melalui proses tingkah laku.
O R. Gagne seperti yang di kutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Iaktor yang
mempengaruhinya, memberikan dua deIinisi belajar, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
O M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
O Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories oI Learning yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi
akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar
tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa
orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

B.PEMBELA1ARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan
kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktiI, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar
(Dimyati & Mudjiono dalam Sagala, 2005)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UUSPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005).
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru harus memahami materi pelajaran yang diajarkan sebagai suatu
pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memahami barbagai
model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan
perencaan pengajaran yang matang oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan adanya teori
pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang eIektiI
dikelas (Bruner dalam Sagala, 2005)
Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan dan evaluasi (Knirk & GustaIson dalam Sagala, 2005). Dalam hal ini
pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan
pembelajaran.
Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana
interaksi edukatiI, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah
dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya adalah pencapaian tujuan instruksional
atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Kegaitan
pembelajaran yang diprogramkan guru merupakan kegiatan integralistik antara pendidikan
dengan peserta didik. Kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik
yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagogis berakar dari pihak peseta didik.
Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang
sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar
mengajar (Knirk & GustaIson dalam Sagala, 2005)
Dalam proses, pembelajaran dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan
kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran (pengajaran) adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng dalam
Uno, 2006). Secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu pembelajaran
memusatkan perhatian pada 'bagaimana membelajarkan siswa bukan pada 'apa yang
dipelajari siswa.
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar
rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu yang menaruh perhatian pada perbaikan
kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran (Degeng, 1989; Reigeluth,
1983)
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004)
Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektiI yang ditentukan ( aspek kognitiI ),
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap ( aspek aIektiI ), serta keterampilan ( aspek
psikomotor ) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan
satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya
interaksi antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata 'mengajar berasal dari kata dasar 'ajar
yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui ( diturut ) ditambah
dengan awalan 'pe dan akhiran 'an menjadi 'pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. ( KBBI )
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektiI yang ditentukan ( aspek kognitiI ), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek
aIektiI), serta keterampilan ( aspek psikomoto r) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi

kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran
juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersiIat
internal. Gagne dan Briggs ( 1979:3 )
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. ( UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20 )
Istilah 'pembelajaran sama dengan 'instruction atau 'pengajaran. Pengajaran mempunyai
arti cara mengajar atau mengajarkan. ( Purwadinata, 1967, hal 22 ). Dengan demikian
pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar ( oleh siswa ) dan Mengajar ( oleh guru ).
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan
belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang
dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relative lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang
melibatkan beberapa komponen :
1. Siswa, Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru, Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang eIektiI.
3. Tujuan, Pernyataan tentang perubahan perilaku ( kognitiI, psikomotorik, aIektiI ) yang
diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Materi Pelajaran, Segala inIormasi berupa Iakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
5. Metode, Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapat inIormasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media, Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk
menyajikan inIormasi kepada siswa.
7. Evaluasi, Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
8. Ciri - ciri Pembelajaran

Menurut Eggen & amp , Kau.hak ( 1998 ) Menfelaskan bahwa ada enam .iri pembelafaran
yang efektif, yaitu.
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktiI terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan - perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan
2. Guru menyediakan materi sebagai Iokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
aktivitas - aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian
3. Guru secara aktiI terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
menganalisis inIormasi
4. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan
berpikir, serta
5. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
mengajar guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa,
tugas utama seorang guru adalah sebagai agen pembelajaran (learning agent). Agar dapat
melaksanakan Iungsinya secara maksimal sebagai agen pembelajaran inilah, seorang guru
dituntut untuk memiliki kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi proIesional,
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian."Pembelajaran"dapat diartikan sebagai
'suatu proses kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik, atau dengan kata
lain dapat disebutkan bahwa 'pembelajaran adalah suatu usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik
(Dimyati dan Mujiono 1999, ArieI S. Budiman 1990, Iskandar 1985).
Disamping juga Pembelajaran diharapkan mampu memberikan kegiatan pada siswa
untuk membangun sendiri pengetahuannya sekaligus membantu berpikir siswa secara benar
dengan membiarkannya berpikir terlebih dahulu. Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata
'mengajar berasal dari kata dasar 'ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan 'pe dan akhiran 'an menjadi
'pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga
anak didik mau belajar. (KBBI)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
(Wikipedia.com)
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektiI yang ditentukan (aspek kognitiI), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek
aIektiI), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran
juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
nstru.ti4n atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersiIat
internal. Gagne dan Briggs (1979:3)
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) Menurut
Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar
pada siswa.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Ciri
utama dari pembelajaran adalah inisiasi, Iasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa.
Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan
evaluasi pembelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs (1979:3) pembelajaran adalah suatu system yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersiIat internal. Menurut Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa.
Menurut !iaget pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat
prediksi, eksperimentasi, dan eksplanasi. Istilah 'pembelajaran sama dengan 'instruction
atau 'pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan.
(Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan

belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu
kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan
mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relative lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang
melibatkan beberapa komponen :
1. Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang eIektiI.
3. Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitiI, psikomotorik, aIektiI) yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran
Segala inIormasi berupa Iakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat inIormasi
yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
inIormasi kepada siswa.
7. Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan deIinisi di atas, yaitu :
1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung
makna bahwa cirri utama proses pembelajaran adalah perubahan perilaku dalam diri
individu. Artinya seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan berubah
perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran.
Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

O Perubahan yang disadari. Individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari


bahwa pengetahuannya telah bertambah, ketrampilannya telah bertambah, ia lebih
yakin terhadap dirinya sendiri, dan sebagainya.
O Perubahan yang bersiIat kontinue. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran
akan berlangsung secara berkesinambungan, artinya suatu perubahan yang terjadi
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang lain.
O Perubahan yang bersiIat Iungsional. Perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil
pembelajaran memberikan manIaat bagi individu yang bersangkutan.
O Perubahan yang bersiIat positiI. Terjadi aanya pertambahan perubahan dalam diri
individu. Perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Orang yang telah belajar akan merasakan sesuatu yang lebih
luas dalam dirinya.
O Perubahan yang bersiIat aktiI. Perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, akan
tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan
hasil pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya, sesuatu dengan tahapan-tahapan
perkembangannya. Dalam kematangan, perubahan itu akan terjadi dengan sendirinya
meskipun tidak ada usaha pembelajaran.
O Perubahan yang bersiIat permanen. Perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran
akanberada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu. Ini
berarti bahwa perubahan yang bersiIat sementara, seperti sakit, keluar air mata karena
menangis, berkeringat, mabuk, bersin dsb adalah bukan perubahan sebagai hasil
pembelajaran, karena bersiIat sementara saja.
O Perubahan yang bertujuan dan terarah. Perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang
akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, semua aktivitas terarah pada pencapaian
suatu tujuan tertentu.
2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. Prinsip ini
mengandung makna bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran meliputi semua
aspek peirlaku dan bukan hanya satu aspek atau dua aspek saja. Perubahan perilaku itu
meliputi aspek-aspek kognitiI, aIektiI, konatiI dan motorik.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa
pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Di dalam aktivitas
itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi,
pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan statis, melainkan merupakan suatu
rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. Pembelajaran tidak dapat

dilepaskan dengan interaksi individu dengan lingkungannya. Jadi, selama proses


pembelajaran itu berlangsung individu akan senantiasa berada dalam berbagai aktivitas
yang tidak terlepas dari lingkungannya. Dengan demikian, suatu pembelajaran yang
eIektiI adalah apabila pelajar-pelajar melakukan perilaku secara aktiI.
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu
tujuan yang hendak dicapai. Prinsip inti mengandung makna bahwa aktivitas
pembelajaran terjadinya karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya
tujuan yang ingin dicapai. Atas dasar prinsip ini, maka pembelajaran akan terjadi apabila
individu merasakan adanya kebutuhan yang mendorong dan ada sesuatu yang perlu
dicapai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapati tujuan. Belajar tidak akan eIektiI
tanpa adanya dorongan dan tujuan.
5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah
kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan
bentuk interkasi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan
pengalaman pada situasi nyata. Perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran,
pada dasarnya merupakan pengalaman. Ini berarti bahwa selama individu dalam proses
pembelajaran hendaknya tercipta suatu situasi kehidupan yang menyenangkan sehingga
memberikan pengalaman yang berarti.

Perbedaan Istilah Pembelajaran Dengan Istilah Lain
Pembelajaran vs pertumbuhan, perkembangan, kematangan
Perubahan yang terjadi dalam pertumbuhan, perkembangan dan kematangan akan terjadi
dengan sendirinya karena dorongan dari dalam secara naluriah.
Proses pembelajaran berlangsung secara eIektiI apabila ada persesuaian dengan proses
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan. Dan sebaliknya, proses pertumbuhan dan
perkembangan akan berlangsung dengan baik apabila disertai dengan pembelajaran.
Pembelajaran vs menghafal
Perubahan yang terjadi dalam menghaIal hanya terbatas dalam penyimpanan dan pengeluaran
inIormasi dalam kesadaran (otak), hanya mencakup satu aspek saja dari perilaku kognitiI, dan
belum mencakup perilaku lainnya. Orang yang haIal tentang sesuatu belum tentu
memahaminya atau cakap melakukannya.
Pembelajaran mencakup perubahan secara keseluruhan. Proses pembelajaran akan
berlangsung dengan eIektiI apabila disertai dengan aktivitas menghaIal.

Pembelajaran vs latihan
Aspek perilaku yang berubah karena latihan adalah perubahan dalam bentuk skil atau
ketrampilan. Pembelajaran akan lebih berhasil apabila disertai dengan latihan-latihan yang
teratur dan terarah.
Pembelajaran vs studi
Dalam aktivitas studi, perubahan perilaku yang terjadi adalah aspek pengetahuan
(knowledge), dan pemahaman (understanding). Jadi aktivitas studi merupakan sebagian dari
aktivitas pembelajaran secara keseluruhan. Aktivitas studi merupakan dasar dalam aktivitas
pembelajaran secara keseluruhan.
Pembelajaran vs berpikir
Berpikir adalah merupakan suatu proses kognitiI dalam tingkat yang lebih tinggi. Dalam
berpikir, individu akan menggunakan berbagai inIormasi yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk dapat berpikir secara eIektiI, seseorang harus
menguasai sejumlah inIormasi (Iakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori, dsb), untuk
dijadikan dasar dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. InIormasi yang dimiliki
seseorang diperoleh melalui proses pembelajaran. Ini berarti bahwa terdapat keterkaitan
antara proses berpikir dengan pembelajaran. Pembelajaran yang eIektiI (terutama
pembelajaran pemecahan masalah) sangat memerlukan ketrampilan berpikir. Dan untuk
berpikir diperlukan hasil-hasil pembelajaran. Berpikir itu sendiri sebenarnya merupakan
proses pembelajaran. Orang tidak mungkin berpikir tanpa belajar, dan tidak mungkin belajar
tanpa berpikir.
Teori-Teori Pembelajaran
a. Berhavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat
seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi
sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru
menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya
diperoleh hasil.
b. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktiIkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman
sedangkan pengaktiIan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat
Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya
menggunakan banyak metode.

.. umanistik
Dalam pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan
inisisatiI sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual)
dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.
d. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal
pasti empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan,
iaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan
penangguhan (reinIorcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada kaedah ini
berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang
berikut:
Penyampaian harus interktiI dan menarik
Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang
tinggi.

Ciri-.iri Pembelajaran
Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang
eIektiI, yaitu:
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktiI terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2. Guru menyediakan materi sebagai Iokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4. Guru secara aktiI terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
menganalisis inIormasi,
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan
berpikir, serta
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
mengajar guru.
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa sebagai berikut :

Motivasi belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi
tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak suka,
maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat
dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan
belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh
siswa (Sardiman, A.M. 1992)
Bahan belajar
Yakni segala inIormasi yang berupa Iakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa inIormasi, maka perlu
diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan
pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
Alat Bantu belajar
Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (inIormasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (siswa). InIoramsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh
siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka.
Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, Ioto, graIik,
dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau
mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.
Suasana belajar
Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :
a. Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan
hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat
bersama.
b. Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran
yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa.
Kegairahan dan kegembiraan belajar jug adapat ditimbulkan dari media, selain isis
pelajaran yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh Iactor intern
siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain
sebagainya.

Kondisi siswa yang belajar


Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :
a. Siswa memilki siIat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya
berbeda.
b. Kesamaan siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi
yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh Iaktor intern dan juga Iaktor luar, yaitu
segala sesuatau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan
guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan
partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan sebagai
Iasilitaor, motivator, dan pembimbing.

Ciri-.iri Pembelajaran yang baik
1. Ada Perencanaan yang baik/ rancangan pembelajaran (GBPP, SATPEL, RP, dll)
2. Pembelajaran di rancang berdasarkan kebutuhan pengguna
3. Pembelajaran yang membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.
4. Pembelajaran yang mampu mengembangkan kecenderungan intelektual dan emosional.
5. Pembelajaran yang mampu mengembangkan daya Aplikasi.

Konsep Pembelajaran Efektif
EIektiIitas pembelajaran merupakan hal yang sangat diharapkan, sebab suatu kegiatan
pembelajaran yang tidak eIektiI akan berdampak langsung pada rendahnya pencapaian tujuan
pembelajaran, yang pada gilirannya berdampak pada rendahnya mutu pendidikan nasional.
"Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan"

Sistem Pembelajaran Efektif
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan keeIektiIan
pembelajaran, diantaranya penggunaan 'pendekaatan sistem dalam perancangan pembelajaran
model Dick and Carey yang terdiri dari 10 langkah:
1. IdentiIikasi tujuan pembelajaran dengan analisis kebutuhan.
2. Analisis pembelajaran,
3. IdentiIikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

4. Perumusan tujuan pembelajaran khusus.


5. Pengembanan tes acuan patokan.
6. Penembangan strategi pembelajaaran.
7. Pengembangan dan pemilihan materi pembelajaran.
8. Perancangan dan penyelenggaraan evaluasi IormatiI
9. Perancangan dan penyelenggaraan evaluasi sumatiI
10.Revisi
Sepuluh Langkah di atas membentuk sebuah Sistem pembelajaran yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Komponen Sistem Pembelajaran
. Pokok Bahasan & Tujuan Umum.
O Inti komponen pertama adalah identiIikasi pokok bahasan dan tujuan umumnya.
O Pokok bahasan menjadi dasar pembelajaran dan menggambarkan ruang lingkup materi.
O Dalam Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI) 'tujuan umum biasa
disebut Tujuan Instruksional Umum (TIU). Karena siIatnya yang 'umum, TIU belum
dapat dievaluasi secara langsung, karena sukar untuk menentukan kriteria secara
spesiIik.

2. Karakteristik Siswa (Learner Chara.teristi.s)
Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur apakah siswa akan mampu
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan atau tidak.
Beberapa kondisi yang perlu diketahui, setidak-tidaknya :
a. Kondisi individu (Fisik dan Psikologis).
b. Kondisi lingkungan
- Lingkungan Fisik (Physical environment)
- Emosional (emotional environment)
- Sosilogis (sosiological environment)
c. Kondisi teknik belajar.

Kegiatan Pembelajaran dan Media (Intru.tional A.tivities And Intru.tional Resour.es)
Kegiatan belajar mengajar, harus memperhatikan beberapa prinsip :
1. Persiapan belajar (Pre learning preparation)
2. Motivasi (motivation)
3. Perbedaan Individual (Individual deIIerences)

4. Kondisi pengajaran (Intructional condition)


5. Partisipasi aktiI (active participation).
6. Pencapaian keberhasilan (SuccessIull achievement)
7. Hasil yang diperoleh (knowledge oI results)
8. Latihan (Practice)
9. Kadar bahan yang diberikan (rate oI printing materiil)
10.Sikap pengajar (Instructors attitude)
Media Pengajaran (Instru.tional resour.es)
Kegiatan belajar mengajar hendaknya ditunjang oleh adanya media pengajaran yang memadai
baik yang berupa media cetak (Printed Materials) suara atau gambar (audio visual) dan
sebagainya. Bagi siswa media dapat lebih mem-bangkitkan motivasi belajar.

Pelayanan Penunjang
Kegiatan belajar mengajar akan dapat dilaksanakan dengan lebih eIektiI apabila ditunjang
oleh pelayanan yang memadai. Pelayanan penunjang tersebut diantaranya gedung/ruang,
personalia, administrasi, penerangan, dsb.

Evaluasi
Evaluasi memiliki dua Iungsi utama :
a) Mengetahui tingkat pencapai hasil belajar siswa.
b) InIormasi, perlu tidaknya dilakukan revisi terhadap
rancangan pengajaran.
O Evaluasi dapat dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar (Pre-test), pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung (Iormative test), atau pada saat akhir kegiatan
belajar mengajar (Post-test).
O Evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk test maupun non test, dapat dilakukan secara
tertulis maupun lisan.

Perilaku Pembalajaran Efektif
Dari uraian tentang proses pembelajaran (pembelajaran sebagai suatu sistem), pada dasarnya
terdapat tiga tahap kegiatan untuk mencapai eIektiIitas pembelajaran, yaitu:
O Tahap Perencanaan
O Tahap Pelaksanaan
O Tahap Evaluasi
. Tahap Peren.anaan

O Pembuatan silabi.
O Merumuskan tujuan pembelajaran (TIU dan TIK).
O Memilih model pembelajaran dan alat bantu yang relevan.
O Menentukan model evaluasi.
O Menentukan waktu pembelajaran (time schedule)
O Menentukan buku bacaan wajib dan pilihan
O Membuat ringkasan materi (handout)
2. Tahap Pelaksanaan
O Datang tepat waktu.
O Menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik.
O Menciptakan interaksi pembelajaran secara aktiI.
O Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi
O Penggunaan model pembelajaran secara tepat dan bervariasi.
O Memberikan ringkasan materi (handout) kepada peserta didik pada setiap akhir
pembelajaran.
. Tahap Evaluasi
O Lakukan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
O Susun alat evaluasi (tes/non tes) secara benar.
O Komunikasikan hasil evaluasi kepada peserta didik.
O Lakukan pembelajaran remidial kepada peserta didik yang kurang mampu.

You might also like