You are on page 1of 13

PENDAHULUAN Persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan

taktik bisnisnya sehari-hari. Jika dilihat secara mendalam, inti dari persaingan perusahaan terletak pada bagaimana sebuah perusahaan mengimplementasikan proses penciptaan produk atau jasa secaralebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheaper, better, faster)dibandingkan dengan kompetitornya. Namun, banyak perusahaan yang sudah tidak mungkin lagi menerapkan dan mengimplementasikan resource-nya, sehingga salah satu caranya adalah dengan membuat strategi manajemensupply chain. Dalam tulisan ini kami akan menjelaskan tentang hakikat dan konsep SCM dalam kehidupan sehari hari.

PEMBAHASAN I. Supply Chain Management

Supply chain atau rantai persediaan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaring yang menghubungkan berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengadakan pengadaan barang (procurement) atau menyalurkan (distribution) barang tersebut secara efisien dan efektif sehingga akan tercipta nilai tambah (value added) bagi produk tersebut. Supply chain merupakan logistic network yang menghubungkan suatu mata rantai antara lain suppliers, manufacturer, distribution, retail outlets, customers. Supply chain memandang konsep manajemen logistik yang dipandang lebih luas yang mulai dari barang dasar sampai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Adapun aktivitas yang terlibat dalam manajemensupply chain yaitu aliran barang, aliran informasi, aliran transaksi dan aliran uang.

1.1. Definisi Supply Chain Management Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir atau bisa dikatakan supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi suatu barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. Sedangkan Supply Chain Management adalah metode, alat, atau pendekatan untuk pengelolaan supply chain itu sendiri. (Pujawan, 2005). Menurut Indrajit dan Pranoto (2005), supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan bararang produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran barang tersebut.

1.2. Area Cakupan SCM SCM pada hakekatnya mencakup lingkup pekerjaan dan tanggung jawab yang luas. Supply Chain Management mencakup semua kegiatan yang yang terkait dengan aliran material, informasi, dan uang di sepanjang supply chain. (Pujawan, 2005) Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-keiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah : - kegiatan merancang produk baru (product development ) - kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement) - kegiatan merencanakan produksi dan persediaan( planning and control )

- kegiatan melakukan produksi ( production ) - kegiatan melakukan pengiriman ( distribution )

Tabel 2.1. Empat bagian utama dalam sebuah perusahaan yang terkait dengan fungsi utama supply chain

Kegiatan merancang produk baru (Produk Development) Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement) Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & Control) Kegiatan melkukan produksi (Production) Kegiatan melakukan pengiriaman / distribusi (Distribution) Bagian Pengembangan produk

Functional Division pada perusahaan manufaktur dikelompokkan sbb :

Bagian Pembelian atau bagian pengadaan (Purchasing, Procurement atau supply function)

Bagian produksi Bagian perencanaan produksi ( Production Planning and Inventory Control (PPIC)) Bagian pengiriman atau distribusi barang jadi.

1.3. TANTANGAN DALAM MENGELOLA SUPPLY CHAIN

Tantangan 1. Kompleksitas struktur supply chain Karna melibatkan banyak pihak didalam maupun luar perusahaan. Dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda, bahkan tidak jarang bertentangan. Tantangan 2. Ketidakpastian Ketidakpastian merupakan sumber utama kesulitas, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap rencana. Diantaranya ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pesanan dan ketidakpastian pengiriman. 1.4. PERAN TEKNOLOGI INTERNET Keberhasilan Supply chain tak lepas dari teknologi internet. Diantarany a: Membuat kata-kata kolaborasi, koordinasi dan integrasi menjadi berarti dan terlaksana dalam praktek di lapangan Pihak supply chain dapat dengan mudah memperoleh informasi dan transaksi dengan mudah Banyak model yang dapat diaplikasikan ke internet dari konteks supply chain management Ada 2 contoh 2 aplikasi internet dalam supply chain menegement : 1. 2. Electronic procurement (e-procurement) Electronic Fulfillment (e-Fulfillment)

II.

STRATEGI SUPPLY CHAIN

Tujuan strategi : Mempertemukan aspirasi pelanggan dan kemampuan supply chain.

Dari segi pasar harus menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi

Tujuan strategi ini dapat terwujud apabila internal supply chain memiliki kemampuan untuk menciptakan efisiensi, kualitas, kecepatan, fleksibilitas, dan kemampuan berinovasi. Untuk menciptakan strategi yang tepat, suplly chain harus memahami karakteristik produk dan pasar dengan baik. Ada dua klasifikasi umum karakteristik produk pada supply chain yaitu produk fungsional dan produk inovatif. Strategi supply chain untuk kedua produk tersebut tidak sam. Produk fungsional lebih tepat didukung oleh strategi efisiensi fisik, sedangkan produk inovatif harus didukung oeh supply chan yang responsif terhadap kebutuhan pasar. Strategi supply chain harus didukung oleh kebijakan atau keputusan taktis yang terkait. Keputusan atau kebijakan itu meliputi lokasi fasilitas, sistem produksi, persediaan, transportasi, pasokan, dan pengembangan produk. Erat kaitannya dengan strategi supply chain dalah penempatan decoupling point. Decoupling point adalah titik temu anara kegiatan yang disetir oleh permintaan pelanggan dan kegiatan yang dilakukan atas dasar ramalan. Fokus supply chain di sebelah hulu dan sebelah hilir supply chain tidaklah sama. Efisiensi fisik lebih tepat untuk kegiatan si hulu posisi decoupling point sedangkan aspek fleksibilitas, inovasi dan kecepatan respon penting pada kegiatan di sebelah hilir decoupling point.
III.

PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan funfgsi-fungsi lainny seperti pengadaan material, produksi, dan distribusi.

Siklus hidup produk yang semakin pendek membawa banyak implikasi terhadap bagaimana perusahaan bersaing di passar serta bagaimana mereka harus mengelola aktivitas-aktivitas supply chain.

TIME TO MARKET SEBAGAI FAKTOR KEUNGGULAN BERSAING Fase-fase kegiatan dalam perancangan produk secara umum adalah : Idea generation Business / techincal assessment Product concept Product engineering & design Prototype design Test and pilot production Manufacturing ramp up Launch

Cara yang bisa dilakukan perusahaan euntuk memperpendek time to market, diantaranya : 1. 2. 3. 4. Keterlibatan banyak pihak mulai dari wakil-wakil bagian (Fungsional) di dalam Manajemen proyek yang bagus Tim perancangan produk yang solid, dinamis dan enerjik Serta, teknologi yang mendukung perusahaan maupun pihak luar seperti supplier dan pelanggan

IV.

MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

Implementasi strategi supply chain yang efektif apabila supply chain memiliki jariangan dengan konfigurasi jaringan bisa menentukan apakah suatu supply chain akan bisa menjadi responsif atau efisien. Dasar keputusan strategis dari supply chain diantaranya : 1. 2. 3. Keputusan tentang lokasi fasilitas produksi dan gudang dan keputusan tentang Keputusan outsourching Keputusan tentang aliran produk atau barang pada fasilitas-fasilitas fisi tersebut. pembelian

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang konfigurasi supply chain, diantaranya: Aspek lingkungan bisnis seperti kondisi ekonomi Sosial politik Keamanan Infrastruktur

V.

PENGELOLAAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PRODUKSI Permintaan terhadap barang atau jasa adalah awal dari semua kegiatan supply chain. Kegiatan produksi, pengiriman, perancangan produk dan pembelian material semua mengikuti permintaan yang datnag dari pelanggan. Pada perusahaan make to stock (MTS), kegiatan produksi, pembelian material, dan pengiriman produk ke tempat penjualan dilakukan sebelum perusahaan tahu berapa produk akan terjual. Pada system produksi make to order (MTO), beberapa aktifitas seperti perakitan akhir dan pembuatan komponen memang bisa ditunda sampai ada permintaan definitif, namun tetap sebagian aktifitas seperti penyediaan bahan baku dan kapasitas dilakukan atas dasar perkiraan atau ramalan. PERAMALAN PERMINTAAN VS PENGELOLAAN PERMINTAAN Peramalan permintaan adalah kegiatan untuk mengestimasi besarnya permintaa terhadap barang atau jasa tertentu pada suatu periode dan wilayah pemasaran tertentu.

Atau dengan kata lain ramalan dibagi menjadi 3, yaitu dimensi waktu, dimensi produk, dimensi wilayah. Ramalan yang tidak akurat dapat menimbulkan permasalahan dalam supply chain. Demand management adalah upaya untuk membuat permintaan lebih mudah dipenuhi oleh supply chain. Dengan kata lain diupayakan dengan aktif menyakinkan bahwa profil permintaan pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi.

VI.

HAKEKAT DAN KONSEP SCM

1. Melihat bahwa hakekat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka memperlakukan informasi harus sama persis dengan melakukan manajemen inventori. Jika di dalam inventori permasalah utama yang dihadapi adalah kapan pemesanan barang harus dilakukan dan seberapa banyak barang yang harus dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur semacam lead time, total cost, dan service level, maka di dalam manajemen informasi harus pula diperhatikan hal-hal terkait dengan kapan informasi relevan harus dimiliki dan seberapa detail informasi yang harus direpresentasikan. Dengan kata lain, prinsip cheaper-better-faster berlaku pula dalam manajemen informasi.

2. Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas), persaingan sesungguhnya

terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang mengalir dari mitra usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa sehingga benar-benar memberikan suatu manfaat yang signifikan terhadap proses penciptaan dan penyebaran produk atau jasa (menciptakan value). Karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan informasi tersebut, maka keberadaannya harus tepat waktu dan relevan dengan saat pengambilan keputusan. Dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitan ini, yaitu aspek on-line dan real-time. Aspek on-line berhubungan dengan keharusan adanya

koneksi komunikasi (hubungan) yang tidak terputus selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu antar perusahaan yang bekerja sama. Sementara aspek realtime berhubungan dengan durasi perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain yang sedemikian cepat sehingga mendekati nol detik. Jika aspek on-line menjamin adanya hubungan terintegrasi antara semua pihak yang terkait, aspek real-time menjamin bahwa informasi yang dipergunakan untuk mengambil keputusan adalah yang paling mutakhir (up-todate).

3. Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset stratejik perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada hal yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus selalu dijaga keberadaannya. Tanpa adanya kedua unsur tersebut, mustahil kerjasama yang dilakukan akan menghasilkan suatu kinerja yang saling menguntungkan (win-win). Konsep e-Supply Chain Management Konsep e-Supply Chain Management yang baik, biasanya memiliki 5 (lima) buah komponen yang saling mendukung, yaitu masing-masing: 1. Supply Chain Replenishment adalah proses yang berkaitan dengan bagaimana para pemasok saling bekerja sama untuk menyediakan produk-produk atau bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan sedemikian rupa sehingga memenuhi target permintaan dan service level yang dicanangkan. 2. Collaborative Planning adalah proses yang memfokuskan diri pada aktivitas perencanaan yang berkaitan dengan operasi, produksi, inventori, dan distribusi sehingga keseluruhan perusahaan yang bekerja-sama mengetahui obyektivitasnya masing-masing sehingga untuk mencegah adanya konflik yang dapat bermuara pada tidak tercapainya kebutuhan pelanggan. 3. Collaborative Product Development adalah proses yang berkaitan dengan aktivitas penciptaan produk atau jasa yang membutuhkan kerja-sama antara berbagai mitra bisnis

tersebut dengan perusahaan, sehingga kualitas produk dan/atau jasa dapat terpenuhi sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati. 4. E-Procurement pada dasarnya adalah manifestasi baru dari proses pengadaan konvensional, dimana dalam aktivitas ini teknologi internet dan prinsip-prinsip e-business benar-benar diterapkan secara sungguh-sungguh. 5. E-Logistics sama seperti e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan aktivitas manajemen pergudangan dan transportasi.

VII.

PERKEMBANGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI INDONESIA Supply chain manajemen atau manajemen rantai suplai merupakan koordinasi antara sumber daya, informasi dan keuangan yang secara struktural bertujuan untuk menghasilkan produk dan kemudian disampaikan kepada konsumen. Rantai suplai ini merupakan susunan jaringan yang rumit dari hubungan dari perusahaan untuk mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan produk hasil jadi kepada konsumen.

Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut dalam hal untuk menghasilkan produk.

Manajemen suplai rantai setidaknya harus memperhitungkan isu permasalahan : 1. Distribusi Konfigurasi Jaringan yang meliputi jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi, gudang dan pelanggan. 2. Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi

3. Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb. 4. Manajemen Inventaris: kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi. 5. Aliran dana dan manajemen keuangan yang baik. Selama ini perkembangan supply chain di Indonesia sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yg begitu cepat dalam konteks globalisasi yang ini menuntut praktek atau aplikasi Supply Chain Management (SCM) harus ikut memantau beberapa sumber pengetahuan dari institusi yg kompeten dan fokus pada bidang ini. Indonesia sebagai Negara yang seang berkembang telah mengaplikasikan apa yang terstruktur dalam praktek supply chain management. Hal ini dapat dilihat indikasinya dalam beberapa tahun terakhir bukan di tahun 2008, perdagangan Indonesia tumbuh sehat dalam berbagai sisi. Peningkatan produktivitas hasil produk juga terus meningkat dan permintaan dari konsumen juga terus naik, misalnya saja di bidang transportasi. VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Gaspersz, Vincent, 2002, Production Planning and Inventory Control: Berdasarkan

Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21, edisi revisi, cetakan ketiga, Gramedia.
2. Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto, 2002, Konsep Manajemen Supply

Chain: Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang, cetakan kedua, Grasindo.
3. Kotler, Phillip, 1997, Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and

Controlling, Upper Sadle River.


4. Sitaniapessy,

Rainier Hendrik, 2001, Mengorganisir Saluran Distribusi dalam

Meningkatkan Kinerja Pemasaran, Usahawan no : 02 Th XXX Februari.


5. Jebarus, Felix, 2001, Supply Chain Management, Usahawan no : 02 Th XXX Februari. 6. Watanabe, Ryoichi, 2001, Supply Chain Management : Konsep dan Teknologi,

Usahawan no 02 Th XXX Februari.

TUGAS SUPLY CHAIN MANAGEMENT ARTIKEL ILMIAH HAKIKAT DAN KONSEP SCM

Oleh : Moh. Afif Hadirin : 08.01.53.0176

Mohammad Fadlullah : 08.01.53.0130

Hadi Tulus

: 08.01.53.0124

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORAMASI UNISBANK SEMARANG 2011

You might also like