You are on page 1of 12

MAkANAN N0AMlN0 AIl

0AN MlI0I-MlI0I MNV0I0l





J0u 0erdn, nyi 8e4nl



Iurutun 0izi ketehutun
Fuhultut kedohterun
0niuertitut Bruwi[uyu
zott


Muhunun endumping AIl {M-AIl)

A. Pengertian
Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari AS. Sebaiknya mengandung banyak cairan,
terutama untuk bayi usia 6 bulan yang baru belajar makanan padat. Cairan didapatkan dari bahan
makanan yang mengandung banyak cairan seperti pure buah, jus buah segar dan penambahan air
matang atau AS/Susu Formula.
. AIasan MP-ASI diberikan Pada Usia 6 :Ian
Karena pada bayi berumur lebih dari 6 bulan, AS hanya bisa mencukupi kebutuhan bayi sebesar
60-70% saja.
MP-AS perlu diberikan karena :
Aktifitas bayi mulai bertambah dan beragam.
Bayi membutuhkan banyak zat gizi untuk pertumbuhan selanjutnya seperti tumbuh gigi,
bertambahan berat badan serta asupan vitamin yang diperlukan untuk dayan tahan tubuh.
Bayi tumbuh dengan pesat sehingga berat badannya mencapai 2 -3 kali berat lahir sehingga
memerlukan volume makanan yang bertambah pula.
MP-AS diberikan pada usia 6 bulan karena:
Sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk
menerima makanan padat.
Enzim-enzim pencernaan sudah mulai tersedia untuk mulai mencerna makanan padat.
Untuk menghindari bayi dari resiko terkena alergi makanan.
. Wakt: pemberian MPASI
. Berikan di waktu yang nyaman untuk anak dan juga anda. Jika memungkinkan, berikanlah
MPAS di waktu yang sama setiap harinya. Tujuannya agar terbentuk suatu pola atau
kebiasaan.
2. Sebelum anda mengenalkan MPAS, bayi terbiasa dengan pola menyusu yang teratur tanpa
henti. Terkadang akan sangat mengganggunya, jika ia harus berhenti di sela-sela acara
makannya sekarang. Untuk itu, berikanlah anak sedikit AS / susu formula, sebelum
memberikan MPAS. Sehingga ia tidak terlalu kelaparan yang sangat mungkin membuatnya
marah atau frustasi.
3. Di hari-hari pertama pemberian MPAS, bayi biasanya hanya memerlukan sedikit makanan
padat. Misalnya, 2 3 sendok kecil penuh. Dimulai dari kali pemberian MPAS per hari.
Misalkan saat makan siang. Kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 kali sehari ( makan pagi,
makan siang dan makan malam.
4. Yang perlu diingat, ukurlah selalu suhu dari makanan sebelum diberikan kepada si kecil.
Dudukkan bayi anda di pangkuan atau di kursi makan bayi. Cobalah membuat acara makan
menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Senyumlah selalu dan ekspresikan
bagaimana senangnya acara makan. Jangan lupa ajaklah ia bicara saat anda menyuapinya.

. Tanda-tanda ayi Siap iberi MP-ASI
. Bayi mampu mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga.
2. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat
keluar dari mulutnya dengan lidah
3. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu
memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke
belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.
4. Bayi sudah bisa "menjumput, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya dengan
jempol dan telunjuknya.
E. Efek Pemberian MP-ASI TerIaI: ini
. Meningatkan risiko terkena alergi makanan.
2. Berpotensi menyebabkan bayi tersedak karena bayi yang berusia di bawah 6 bulan belum bisa
mengunyah makanan dengan benar.
3. Sistem pencernaan bayi belum berkembang secara sempurna sehingga memperberat kerja
pencernaan.
4. Menurunkan konsumsi AS dan diare.
F. Efek Pemberian MP-ASI TerIambat
Sebaiknya jangan dilakukan karena jika pengenalan makanan padat terlambat (usia >6 bulan),
maka beberapa bayi seringkali kesulitan untuk belajar menelan dan mengunyah makanannya. Hal
ini bisa mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu yang lama.
G. PengenaIan MP-ASI Ses:ai Um:r
Seiring dengan pertumbuhan anak antara 6 sampai 24 bulan, maka sesuaikan tekstur, frekuensi
dan porsi makanan sesuai usia anak. Jangan lupa untuk melanjutkan pemberian AS sampai usia 2
tahun atau lebih dengan frekuensi sesuka bayi.



Di minggu-minggu pertama pemberian MPAS, berikan bubur beras dengan macam sayuran atau
macam buah. Kenalkan satu persatu. Jangan dicampuraduk menjadi satu. Biarkan ia belajar
mengenal rasa tiap jenis makanan yg masuk ke dalam mulutnya.
Memberikan MPAS adalah waktu yang sangat tepat untuk mengetahui dengan betul makanan
mana yang tidak dapat ditolerir oleh bayi anda. Namun jika anda mencampur aduk makanannya
(antara karbohidrat, sayur, dan lauk pauknya), maka sangatlah sulit untuk mencari pencetusnya jika
terjadi alergi.
Say:ran pertama: Wortel, kentang, lobak, labu parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian,
kacang polong, brokoli, kembang kol.
:ah-b:ahan pertama: Apel, pear, pisang, pepaya, alpukat.
Tep:ng beras (baby rice): Campurkan tepung beras dengan air/AS/susu formula. Tepung beras
sangat mudah dicerna dan rasa susu membuat masa transisi ke makanan padat menjadi lebih
mudah. Tepung beras dapat diberikan bersamaan dengan buah atau sayur.
aging: Daging giling yang dimasak matang dapat diperkenalkan sebagai makanan pertama bayi.
Meski demikian, secara umum, kebutuhan utama protein dan zat besi anak usia 6 bl didapatkan
dari AS / susu formula.
PiIihan Makanan Pendamping ASI
Usia bayi 6-8 b:Ian:
Jenis b:ah: pepaya, pri, apel, pisang, melon dan jeruk baby
Jenis say:ran: brokoli, bayam merah/hijau, wortel dan daun kangkung
Kacang-kacangan: kacang hijau, kacang merah, kacang polong dan kedelai. Untuk beberapa jenis
kacang seperti kacang merah dapat dikupas dahulu di awal pemberian.
Usia bayi 8-9 b:Ian:
Semua yang diberikan di usia sebelumnya, ditambah beberapa makanan sumber karbohidrat dan
protein.
S:mber Karbohidrat: beras merah/putih, Jagung manis, labu kuning
S:mber protein: daging sapi dan daging ayam (pilih daging tanpa lemak), hati ayam. Tempe dan
tahu/tofu.
ahan tambahan: yogurt bayi dan keju alami, ada juga keju khusus bayi yang rasanya tawar serta
sedikit mengandung garam.
Usia bayi 9-12 b:Ian:
Pada usia ini bayi dapat mulai diperkenalkan pada variasi rasa dan tekstur makanan yang beragam
sehingga menambah perbendaharaan cita rasa si kecil
Say:ran berserat seperti buncis muda dan kacang kapri
K:ning teI:r yang dimasak hingga matang
Bahan makanan seperti makaroni, pasta dan mie. Hindari mie instan pI:s b:mb:nya karena
mengand:ng banyak garam dan vetsin. Sebisa m:ngkin tidak menambahkan b:mb: dan
kaId: instan.

Finger food atau makanan yang dipotong-potong seukuran jari seperti apel, pir, wortel yang dapat
dikukus sebentar, mentimun dan kentang goreng.
H. Makanan yang PerI: ihindari Ses:ai Um:r


I. ara Mempersiapkan Masakan
Persiapan PeraIatan:
. Pastikan bahwa peralatan yang anda gunakan seperti, panci, kuali, talenan dan blender
dibersihkan dengan baik. Lebih baik lagi bila menggunakan sabun anti bakteri (menggunakan
sabun anti bakteri yang natural adalah pilihan yang terbaik dibandingkan dengan pembersih
biasa).
2. Jangan pernah menggunakan talenan yang sama untuk memotong daging dan buah/sayuran.
Persiapan Memasak
. :ah dan say:ran: Jangan pernah lupa untuk mencuci buah dan sayuran yang akan anda
gunakan untuk memasak makanan bayi. Mengupas kulit, membersihkan mata atau membuang
biji sangat penting untuk dilakukan sebelum mulai memasak.
Menggunakan talenan yang terbuat dari kayu lebih aman daripada menggunakan talenan
plastik, karena kuman pada talenan kayu lebih mudah dibersihkan daripada kuman pada
talenan plastik.
2. aging: Bila anda menggunakan bahan daging, anda harus selalu mencuci tangan anda atau
menggunakan sarung tangan plastik bila mungkin. Jangan gunakan wajan atau panci yang telah
atau akan digunakan untuk memasak buah atau sayuran.
J. ara Memasak
. Reb:s dan Tim : Hati-hati jangan sampai merebus sayur atau buah terlalu lama (overcook).
Kekurangan dari cara ini adalah dapat menyebabkan hilangnya nutrisi (terutama vitamin (B & C)
dan mineral yang mudah larut. Kehilangan ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah air yang
digunakan untuk memasak. Air sisa rebusan dapat disimpan dan digunakan untuk puree.
2. K:k:s : Cara ini adalah yang sangat ideal untuk menjaga rasa dan juga vitamin dalam
sayuran/buah. Vitamin B dan C adalah vitamin yang larut dalam air dan sangat mudah
hilang/rusak apabila dimasak terlalu lama, terutama jka direbus. Sayuran dan buah yang
dikukus warnanya lebih terang daripada yang direbus. Sisa air yang ada dapat disimpan dan
digunakan untuk campuran puree.
3. Memanggang : Memasak dengan menggunakan panas yang terdapat di dalam oven.
Kelebihannya adalah bisa memasak dalam jumlah yang banyak. Zat gizi yang hilang sedikit dan
makanan bisa dicerna dengan mudah.
Untuk b:ah dan say:ran Mengukus adalah metode yang paling disukai, kemudian diurutan
kedua adalah merebus dengan sedikit air. Untuk bahan makanan jenis kentang dapat dipanggang
selain juga ditim.
Untuk daging Dipanggang adalah metode yang disukai karena sebagian besar zat gizinya bisa
tetap terjaga. Biasanya, puree daging lebih baik dicampur dengan air putih karena kaldu yang
berasal dari daging sendiri rasanya terlalu keras untuk bayi. Bila anda merebus daging di dalam air
kemudian airnya anda buang, berarti anda juga membuang sebagian zat gizi yang terdapat di
dalam daging yang anda rebus tadi.
K. Pengg:naan Garam, G:Ia, dan Penyedap
Jangan pernah memberi garam (maupun bumbu penyedap lainnya: merica, kaldu bubuk, gula, dll)
pada makanan bayi kita. Pemberian garam (yang mengandum sodium) terlalu dini kepada bayi bisa


menyebabkan ginjal mereka rusak. Selain itu, pada saat mereka dewasa, mereka lebih mudah
terkena hypertensi (tekanan darah tinggi).
INGAT: Bayi tidak mengenal definisi hambar karena mereka baru belajar mengenai rasa. Kalau kita
membiasakan pemberian makanan non-hambar sejak dini, bayi pun akan gampang menolak
makanan yang cenderung hambar saat dia dewasa.
L. Pengg:naan :mb: dan Rempah-Rempah
Sering kali bila kita memikirkan bumbu penyedap untuk makanan yang kita buat, yang terpikirkan
adalah gula dan garam. Para orang tua jarang sekali berpikir untuk menambahkan bumbu dan
rempah seperti :Kunci, lengkuas, salam, daun jeruk, kunyit, ketumbar, vanila, lada, bawang putih,
bawang merah, bawang bombay, jahe, kayu manis, pala, adas, dsb.
Bumbu rempah seperti tersebut di atas ini bisa ditambahkan pada makanan bayi anda. Sebagian
besar dokter spesialis anak akan merekomendasikan penundaan sampai bayi berusia 8 bulan atau
lebih sebelum diperkenalkan pada bumbu rempah. Rekomendasi ini lebih bertujuan untuk
menghindari terjadinya gangguan pada pencernaan dibandingkan untuk menghindari reaksi alergi.
Seperti bila anda memperkenalkan makanan baru yang lain, para orang tua diharapkan dapat
menerapkan aturan "tunggu selama 4 hari saat memperkenalkan bumbu rempah.
Perlu diingat, bumbu-bumbu yang menyengat seperti lada, cabe bubuk dan cabe sebaiknya
dihindari dulu sampai anak berusia di atas tahun.
M. ontoh Resep
1. MP-ASI :nt:k :sia 6-9 b:Ian
JELI UAH SAYURAN
ahan:
500 cc susu formula (dari 4 sdm susu diseduh dengan 500 cc air hangat)
50 gr wortel, kupas, dipotong kecil, dierbus sejenak
bh tomat merah, rendam dalam air, kupas kulit, potong daging uah, buang biji
00 gr pepaya, potong kecil
bh jeruk manis,peras
3 sdt gula pasir
3 sdt jeli bubuk putih, siap pakai
ara memb:at :
. Masukan susu, wortel, tomat, pepaya, jeruk dan gula pasir ke dalam blender. Haluskan
hingga lembut dan tercampur rata.
2. Campur jeli dan jus buah serta sayuran. Rebus hingga mendidih, lalu setak dengan bentuk
lucu. Dinginkan.
NiIai gizi :
Energi = 37 kcal
Protein = 0.5 g
Lemak = 7.9 g
Karbohidrat = 52.2 g

Vit. A = 39 g
Zat besi = 4.7 mg
Kalsium = 370 mg
Natrium = 64 mg
Zn = .9 mg
2. MP-ASI :nt:k :sia 9 - 12 b:Ian: NASI TIM HATI AYAM
ahan:
O 600 ml air
O 25 g beras
O 25 g hati ayam, cincang halus
O 5 g tempe, iris halus
O 5 g daun bayam, iris halus
O 20 g tomat, iris halus
ara memb:at:
. Rebus beras bersama hati ayam dan tempe. Aduk dan masak sampai menjadi bubur.
2. Masukkan daun bayam dan tomat masak sampai sayuran matang. Angkat.
3. Hidangkan hangat-hangat.
NiIai gizi :
Energi = 68.8 kcal
Proten = .4 g
Lemak = 2.8 g
KH = 24.3 g
Vit A = 2928 g
Zat besi = 3.2 mg
Kalsium = 54.3 mg
Natrium = 6.5 mg
Zn = .7 mg
3. MP-ASI :nt:k :sia Iebih dari 10 b:Ian : SUP KRIM AYAM KENTANG
Zat Gizi Utama: Protein, Karbohidrat, Zat Besi & Kalsium
ahan:
/3 cangkir daging ayam tanpa tulang dan kulit yang sudah matang (dikukus/rebus) dan dipotong
dadu
/4 cangkir kentang rebus/kukus, potong dadu
sdm keju cheddar parut
/4 cangkir /susu formula
OptionaI:
2 sdt margarine/mentega/unsalted butter
Cereal/tepung sereal bayi
ara Memb:at:

. Masak daging ayam, kentang, dan AS/Susu Formula di atas api kecil selama 0 menit.
2. Masukkan keju dan sereal, aduk sampai matang.
N. ara Mengatasi ayi yang MenoIak MP-ASI
Bukanlah suatu masalah besar jika si kecil menolak suapan anda. Cobalah berikan kembali MP-AS
beberapa hari setelahnya. Atau siapkan makanan saring (puree) yang lebih encer sehingga lebih
memudahkan bayi anda untuk menelan. Terutama bagi bayi yang belum menguasai betul cara
mengunyah dan menelan makanan. Anda juga dapat memulai dengan mencelupkan jari anda yang
sudah bersih ke dalam makanan saring si bayi, kemudian biarkan bayi anda untuk menghisapnya
dari jari anda. Hal ini dapat dilakukan di awal-awal masa pengenalan MPAS, karena beberapa bayi
tidak suka merasakan sendok di mulutnya.
Jika bayi anda hanya makan sedikit makanan padatnya, janganlah memaksanya untuk makan.
Biasanya para bayi tahu persis kapan ia mereka merasa cukup kenyang.
O. Menent:kan anyak Makanan yang Har:s iberikan
Sangatlah sulit untuk menebak berapa banyak jumlah makanan yang akan dimakan si kecil. Hal ini
dikarenakan selera dan kebutuhan tiap bayi tidaklah sama.
Sebagai panduan kasar, di awal pemberian MPAS mungkin bayi anda hanya memakan - 2
sendok makan (sdm) saja. Maka sediakan kira-kira -2 sdm makanan di mangkuknya. Seiring
waktu saat bayi sudah mulai terbiasa dengan pemberian MPAS, berikan makanan dengan jumlah
lebih secara bertahap.
P. S:h: MP-ASI
Makanan yang akan diberikan kepada bayi harus dalam suhu ruangan atau hangat-hangat kuku. ni
penting, karena mulut bayi lebih sensitif terhadap suhu dibandingkan dengan orang dewasa.
Apabila MPAS dipanaskan dengan microwave, panaskanlah hingga mendidih kemudian dinginkan
terlebih dahulu. Aduk rata untuk mendinginkan makanan. Periksa kembali suhu makanan sebelum
diberikan kepada si kecil.
Q. Higienis
Anda harus menjaga benar kebersihan dalam menyiapkan MPAS dan tempat penyimpanannya.
Hal ini disebabkan bayi sangat mudah keracunan makanan/ food poisoning. Botol susu harus dicuci
dengan bersih dan disteril, karena susu merupakan tempat ideal untuk berkembang biaknya bakteri.
Begitu pula dengan dot, training cup harus disteril sampai dengan bayi anda berusia tahun.
Sendok makan bayi harus di sterilisasi sampai minimum bayi berusia 9 bulan. Akan tetapi, saat bayi
mulai belajar merangkak dan memasukkan barang ke dalam mulutnya, sterilisasi piring makan,
training cup dan sendok makannya sudahlah tidak terlalu penting, kecuali untuk botol susu dan dot.







MlI0I-MlI0I MNV0I0l


1. Mitos: Jika anak reweI saat diberi ASI artinya ASI sedikit dan har:s diganti s:s: botoI
Fakta: AS diproduksi sesuai dengan hisapan si bayi, jadi banyak sedikitnya AS ditentukan oleh
bayi sendiri. Bayi yang banyak minum AS akan membuat produksi AS meningkat. Jadi,
sebenarnya tidak ada istilah AS sedikit. Kondisi yang dapat mengurangi produksi AS, seperti
konsumsi obat, stres saat menyusui, sedang sakit, dll. Di sisi lain, bayi mungkin merasa tidak
nyaman saat menyusu karena posisi yang kurang nyaman, puting susu yang cenderung masuk ke
dalam, AS yang memancar terlalu kencang atau ia sedang tidak lapar, sedang tidak enak badan,
dll. Hindari untuk langsung memberi susu botol saat bayi rewel.
2. Mitos: Air s:s: ib: (ASI) sebagai makanan yang kompIit sampai :sia si keciI sat: tah:n
Fakta: AS sangat baik untuk pertumbuhan bayi sampai dia berusia 6 bulan. Namun semakin
bertambahnya usia bayi, AS tidaklah mengandung cukup energi dan kurang mengenyangkan
seiring dengan makin aktifnya si kecil. Ada beberapa zat tambahan yang dibutuhkan anak, misalnya
zat besi dan vitamin C yang banyak didapat dari sumber makanan. Jadi, anak tetap memerlukan
makanan tambahan untuk kebutuhan gizinya juga untuk menghindari resiko anemia.
3. Mitos: ayi sering minta dis:s:i karena tidak kenyang dengan ASI.
Fakta :Perlu diketahui bahwa AS akan sangat mudah untuk dicerna sehingga bayi yang diberi AS
akan lebih mudah lapar dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Bayi yang baru
lahir sebaiknya diberikan susu setiap 2-3 jam sekali.
4. Mitos: eristirahat seteIah memberikan ASI akan membant: ata: menjamin Iebih banyak
prod:ksi s:s:.
Fakta: Lebih banyak AS yang diberikan kepada bayi akan lebih banyak produksi susu yang
dihasilkan oleh ibu. Beristirahat dari jadwal menyusui sebenarnya dapat mengurangi suplai AS ibu.
Salah satu cara untu menjamin produksi AS tetap banyak adalah dengan tetap memberikan AS
secara teratur. Pemberian AS sebaiknya dilakukan sebanyak 9-0 kali dalam sehari untuk
menjamin atau mempertahankan produksi AS.
5. Mitos : Meny:s:i akan meng:bah bent:k dan :k:ran pay:dara.
Fakta: Aktifitas menyusui tidak akan menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran payudara.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menyusui lebih kecil terkena resiko kanker
payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.
6. Mitos: Meny:s:i dapat mencegah kehamiIan.
Fakta: Menyusui tidak menjamin dapat membatasi kehamilan walaupun efektifitasnya sebesar
98%. Hormon yang terkait dalam menyusui akan mencegah ovulasi sehingga menghalangi
kemampuan hamil selama 4-5 bulan.
7. Mitos: Stres menyebabkan ASI kering.
Fakta: Walaupun stres berat atau rasa takut dapat menyebabkan terhentinya aliran AS, akan tetapi
keadaan ini biasanya hanya sementara, sebagaimana reaksi fisiologis lainnya. Bukti menunjukkan
bahwa menyusui dapat menghasilkan hormon yang dapat


meredakan ketegangan, memberikan ketenangan kepada ibu dan bayi dan menimbulkan ikatan
yang erat antara ibu dan anak.
8. Mitos:ayi dengan diare memb:t:hkan air ata: teh.
Fakta:Berhubung AS mengandung 90% air, maka pemberian AS eksklusif pada bayi dengan diare
biasanya tidak membutuhkan cairan tambahan seperti air gula atau teh. Pada kasus diare berat,
cairan oralit (yang diberikan dengan cangkir) mungkin dibutuhkan disamping AS.
9. Mitos:ayi har:s diberi pisang ata: nasi kepaI/:Iek agar tak keIaparan.
Fakta:Salah dan berbahaya. Sistem pencernaannya belum sanggup mencerna atau
menghancurkan makanan tersebut. Dengan demikian, makanan tersebut akan mengendap di
lambung dan menyumbat saluran pencernaan, sehingga akhirnya bayi jadi muntah.
10. Mitos:ayi har:s diberi s:s: Iebih kentaI agar cepat gem:k.
Fakta: Susu yang sangat kental tak dapat dicerna dan menyebabkan endapan susu di lambung
sehingga bayi jadi muntah.
11. Mitos:ayi boIeh diberi air tajin sebagai pengganti s:s:/peIar:t s:s:.
Fakta: Air tajin tak dapat menggantikan susu karena kandungan gizinya kurang; juga, tak perlu
dipakai sebagai pelarut bila pengenceran susu dengan air matang sudah sesuai petunjuk pelarutan
yang diberikan pada setiap kemasan susu kaleng.
12. Mitos:S:s: form:Ia memb:at bayi tid:r Iebih baik.
Fakta:Penelitian menujukan bahwa bayi yang diberikan susu formula tidak tidur lebih baik meskipun
bayi mungkin tidur lebih lama. Hal ini disebabkan susu formula tidak dapat dicerna dengan cepat,
hal ini memungkinkan waktu yang lebih panjang diantara menyusui sehingga bayi tidur lebih lama.
13. Mitos:Jangan pernah membang:nkan bayi :nt:k min:m ASI.
Fakta: Sebagian besar waktu bayi akan membuat Anda terjaga kira-kira dua setengah sampai tiga
jam. Dalam beberapa contoh bayi menyusui selama dua atau tiga jam kemudian tidur lebih lama
dari biasanya. Jika bayi terbiasa tidur saat waktu menyusui, bangunkan bayi ketika waktunya
makan. ni penting bagi bayi untuk menyusui sesuai jadwal dan begitu juga anda untuk menjaga
suplai AS yang baik.












AFTAR PUSTAKA
Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
When Will My Baby Be Ready For Solid Foods?
http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solidswhen.html
Your 24-month-old's physical development: Moving every which way, Dana Sullivan
Feeding Development: An Overview, Robert Needlman
Family Meals: A Time For Toddlers, Maria Silva
Nourishing Your Toddler, Maria Silva
Bayiku Anakku, dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed

You might also like