You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktiI mengembangkan
potensi dirinya untuk memeliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia dan
pendidikan menjadi hal vital yang diperhatikan pemerintah dalam membangun
Negara.
Tiap Negara mempunyai peraturan perundang-undangan tersendiri yang
dijadikan landasan hukum dalam pelaksanaan pendidikan. Negara Republik
Indonesia mempunyai berbagai peraturan perundang-undangan yang bertingkat,
mulai dari Undang-Undang 1945, undang-undang, peraturan pemerintah,
ketetapan, dan surat keputusan yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan sistem
pendidikan di Indonesia.
1.2#:2:8an Ma8alah
O pa pengertian dari landasan hukum dan hukum sebagai landasan
pendidikan?
O agaimana pendidikan menurut Undang-undang Dasar 1945?
O agaimana pendidikan nasional berdasarkan undang-undang RI Nomor 2
Tahun 1989?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landa8an H:k:2
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik
tolak. Landasan hukum seorang guru boleh mengajar misalnya, ada surat
keputusan tentang pengangkatannya sebagai guru. Surat keputusan itu merupakan
titik tolak untuk ia melaksanakan pekerjaan guru. egitu pula halnya mengapa
anak-anak sekarang diwajibkan belajar paling sedikit sampai dengan tingkat SMP
adalah dilandasi atau didasari atau bertitik tolak dari Peraturan Pemerintah tentang
Pendidikan Dasar dan ketentuan tentang wajib belajar.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagi aturan baku yang patut
ditaati. turan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini, bila dilanggar akan
mendapat sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Seorang guru yang
melanggar disiplin misalnya, bisa dikenai sanksi dalam bentuk kenaikan
pangkatnya ditunda. egitu pula seorang peserta didik yang kehadirannya kurang
dari 75 tidak diizinkan mengikuti ujian akhir.
Hukum atau aturan baku di atas, tidak selalu dalam bentuk tertulis.
Seringkali aturan itu dalam bentuk lisan, tetapi diakui dan ditaati oleh masyarakat.
Hukum adat misalnya, banyak yang tidak tertulis, diturunkan secara lisan turun-
temurun di masyarakat, yang merupakan kebiasaan yang sangat kuat mengikat
masyarakat. Hukum seperti ini dapat menjadi landasan pendidikan. Kalau
masyarakat masih taat melaksanakan gotong-royong dalam kehidupan, maka
semua orang perlu menanamkan kebiasaan bergotong-royong.
Dari uraian di atas dapat dipahami makna kata Landassan hukum dapat
diartikan sebagai peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini pendidikan. Tetapi tidak
semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan baku ini. Cukup banyak
kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan lain, seperti aturan kurikulum, aturan

cara mengajar, cara membuat persiapan, supervise, dan sebagainya. palagi jika
dikaitkan dengan kiat mengajar atau seni mendidik, sangat banyak kegiatan
pendidikan yang dikembangkan sendiri oleh para pendidik.
Kegiatan pendidikan yang dilandasi oleh hukum, antara lain adalah calon
siswa SD tidak harus lulus TK, masyarakat harus membantu pembiayaan
pendidikan. Pendidikan menengah mempersiapkan para siswa untuk masuk ke
perguruan tinggi dan menjadi masyarakat yang baik. Perlu ada kerjasama yang
baik antara sekolah dengan masyarakat dalam membina pendidikan dan
sebagainya.

2.2 Landa8an Y:ridi8 Pendidikan Indone8ia
Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep
peraturan perundang-undangan yang menjadi sistem tolak pendidikan Indonesia,
yang menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi,Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, ketetepan MPR, Undang-Undang Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, keputusan Presiden, peraturan pelaksana
lainnya, seperti peraturan Menteri, instruksi Menteri, dan lain-lainnya.
O Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan yuridis pendidikan
Indonesia
O Pancasila sebagai landasan idiil pendidikan Indonesia
O Pasal-pasal dalam UUD 1945 sebagai landasan yuridis pendidikan
Indonesia
O Peraturan Pemerintah sebagai landasan yuridis pendidikan
Indonesia
O Ketetapan MPR sebagai landasan yuridis pendidikan Indonesia
O Undang-Undang sebagai landasan yuridis pendidikan Indonesia
O Keputusan Presiden sebagai landasan yuridis pendidikan Indonesia
O Keputusan Menteri sebagai landasan yuridis pendidikan Indonesia
O Intruksi Menteri sebagai landasan yuridis pendidikan indonesia

2.3 Pendidikan Men:r:t Undang-Undang Da8ar 1945


Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di Indonesia.
Semua peraturan perundang-undangan yang lain harus tunduk atau tidak boleh
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal-pasal yang berhubungan
dengan pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 hanya ada dua pasal yaitu
Pasal 31 dan Pasal 32. Pasal 31 yat 1 berbunyi:Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Dan yat 2 berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-
undang.
Pasal ini mengharuskan pemerintah mengadakan satu sistem pendidikan
nasional, untuk memberikan kesempatan kepada setiap warga negara
mendapatkan pendidikan. Kalau karena suatu hal seseorang atau sekelompok
masyarakat tidak bisa mendapatkan kesempatan belajar, maka mereka bisa
menuntut hak itu kepada pemerintah. Pasal 32 pada Undang-Undang dasar 1945
berbunyi: pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Mengapa pasal
ini juga berhubungan dengan pendidikan? Sebab pendidikan adalah bagian dari
kebudayaan. Seperti telah kita ketahui bahwa kebudayaan adalah hasil dari budi
daya manusia. Kebudayaan akan berkembang bila budaya manusia ditingkatkan.
Sementara itu sebagian besar budi daya bisa dikembangkan kemampuannya
melalui pendidikan.

2.4 Undang-Undang #I No2or 2 tah:n 1989
Tidak semua pasal akan dibahas dalam makalah ini. Yang dibahas adalah
pasal-pasal penting terutama yang membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam
serta sebagai acuan. Pertama-tama adalah Pasal 1 yat 2 dan yat 7. yat
tersebut berbunyi sebagai berikut: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.Undang-undang ini mengharuskan pendidikan
berakar pada kebudayaan nasional dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD
1945, yang selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori

pendidikan dan praktek-praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak


boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.
Selanjutnya Pasal 1 ayat 7 berbunyi: Tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut
yat ini yang berhak menjadi tenaga kependidikan adalah setiap anggota
masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sedang yang dimaksud dengan tenaga kependidikan tertera dalam Pasal 27 yat
21 yang mengatakan tenaga kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola,
kepala lembaga pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang
pendidikan, pustakawan,laboran, dan teknisi sumber belajar.
ukan hanya warga masyarakat yang mengabdikan diri pada pendidikan
luar sekolah saja yang peranannya sah sebagai pendidik, tetapi juga mereka yang
mengabdikan diri pada pendidikan jalur sekolah. Di negara maju warga seperti ini
cukup banyak jumlahnya. Kerjasama seperti itulah yang didambakan oleh
undang-undang pendidikan kita, seperti tertulis dalam penjelassan Pasal 25 yat 1
sebagai berikut: Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara keluarga,masyarakat, dan pemerintah, dan yang berlaku juga dalam hal
biaya penyelenggaraan pendidikan. Jadi disamping masyarakat mempunyai
kewajiban membiayai pendidikan, mereka juga mempunyai kewajiban
memikirkan, memberikan masukan, dan membantu penyelenggaraan pendidikan
jalur sekolah. Kewajiban ini perlu diinIormasikan kepada masyarakat luas, agar
mereka lebih paham.
Pasal 6 undang-undang pendidikan kita berbunyi: Setiap warga negara
berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar
memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-
kurangnya setara dengan pengetahuan,kemampuan dan ketrampilan tamatan
pendidikan dasar. Yang dimaksud dengan pendidikan dasar menurut Peraturan
Pemerintah RI no 28 Tahun 1989 Pasal 1 adalah SD dan SLTP. Dengan demikian
setiap warga negara berhak mengikuti pelajaran dari SD sampai dengan lulus
ujian SMP atau sekolah yang sederajat. Semua pihak seharusnya berusaha
mensukseskan program wajib belajar ini. Pihak pemerintah berusaha dengan

berbagai cara agar program ini berjalan lancar, begitu pula pihak masyarakat yang
putra-putrinya dikenai oleh pendidikan juga harus membantu pemerintah.
Penjelasan diatas meningkatkan wawasan kita dan masyarakat pada
umumnya tentang bagaimana seharusnya kita mengambil sikap dan tindakan
terhadap program wajib belajar ini. Kesempatan belajar tersebut diatas berlaku
bagi semua anak dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras,
kedudukan social dan tingkat kemampuan ekonomi(Pasal 7). Undang-undang
pendidikan ini membedakan jalur pendidikan sekolah dengan jalur pendidikan
luar sekolah yang tertera pada pasal 10 yat 1. Dikatakan jalur pendidikan
sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah secara
berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan
pendidikan yang di selenggarakan diluar sekolah yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan(yat 2 dan 3 pasal yang sama).
Mereka yang belajar di jalur pendidikan sekolah disebut peserta didik yang
terdiri dari siswa atau murid atau pejajar dan mahasiswa. Sedangkan yang masuk
pada jalur pendidikan luar sekolah disebut warga belajar(penjelasan Pasal 23,
yat 1). Pada jalur pendidikan sekolah yang terdiri dari pendidikan umum,
pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan,pendidikan akademik, dan pendidikan proIessional( Pasal 11 yat 1)
ada beberapa hal yang perlu mendapatkan penjelasan. Pertama-tama adalah Pasal
14 yat 1 dan 2 yang mengatur umur anak-anak yang patut diterima di pendidikan
dasar. yat 1 berbunyi: Warga negara yang berumur 6 tahun berhak mengikuti
pendidikan dasar. Sementar itu yat 2 berbunyi: Warga Negara yang berumur 7
tahun berkewajiban mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara
sampai tamat. Jadi atas dasar pasal ini, kalau ada sekolah yang mendahulukan
anak-anak umur 6 tahun diterima di sekolah dibandingkan dengan anak-anak
berumur 7 tahun, maka kepala sekolah atau personalia yang lain yang
bersangkutan, dapat dikenai sanksi hukum.
Sekarang kita lanjutkan dengan pendidikan kedinasan yang tertuang pada
pasal 11 yat 5 yang bunyinya sebagai berikut: Pendidikan kedinasan merupakan
pendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas

kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau
lembaga pemerintah nondepartemen. Pasal 17 yat 2 menyebutkan bahwa
sekolah tinggi, institut dan universitas menyelenggarakan pendidikan akademi
atau proIessional.
2.5 Beberapa PP tentang Pendidikan dan GBHN 1993.
eberapa Peraturan Pemerintah tentang pendidikan yang akan dibahas
yaitu:
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

2.6 Undang-:ndang No 20 tah:n 2003 tentang Si8te2 Pendidikan Na8ional
Depdiknas telah merevisi UU No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional(UUSPN) dengan alasan bahwa UUSPN No 2 tahun 1989 sudah tidak
sesuai dengan keadaan zaman. Undang-undang sisdiknas baru ini memberikan
penekanan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatiI dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multi makna. Selain itu, pendidikan diselenggarakan: sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan mengembangkan
budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat, dan
dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2.7 Perat:ran pe2erintah No 10 Tah:n 2010


Sebagai penjabaran dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah telah menerbitkan regulasi baru yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan. Peraturan ini terdiri dari XVIII ab dan 222 pasal
beserta penjelasannya, dengan kerangka isi sebagai berikut:
O ab I Ketentuan Umum
O ab II Pengelolaan Pendidikan
O ab III Penyelenggaraan Pendidikan Formal
O ab IV Penyelenggaraan Pendidikan NonIormal
O ab V Penyelenggaraan Pendidikan InIormal
O ab VI Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh
O ab VII Penyelenggaraan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan
Khusus
O ab VIII Satuan Pendidikan ertaraI Internasional
O ab IX Satuan Pendidikan erbasis Keunggulan Lokal
O ab X Penyelenggaraan Pendidikan oleh Perwakilan Negara sing dan
Kerja Sama Satuan Pendidikan sing dengan Satuan Pendidikan Negara
Indonesia
O ab XI Kewajiban Peserta Didik
O ab XII Pendidik dan Tenaga Kependidikan
O ab XIII Pendirian Satuan Pendidikan
O ab XIV Peran Serta Masyarakat
O ab XV Pengawasan
O ab XVI Sanksi
O ab XVII Ketentuan Peralihan
O ab XVIII Ketentuan Penutup

BAB III
PENUTUP
3.1 Ke8i2p:lan
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik
tolak. Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagi aturan baku yang patut
ditaati. turan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini, bila dilanggar akan
mendapat sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan yuridis
pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan perundang-undangan
yang menjadi system tolak pendidikan Indonesia, yang menurut Undang-Undang
Dasar 1945 meliputi,Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, ketetepan MPR,
Undang-Undang Pemerintah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan Presiden, peraturan pelaksana lainnya, seperti peraturan Menteri,
instruksi Menteri, dan lain-lainnya.
Undang-undang yang mengatur pendidikan di Indonesia antara lain: UUD
1945, Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989, Undang-undang No 20 Tahun 2003,
beberapa PP tentang Pendidikan dan GHN 1993 yaitu: Peraturan Pemerintah RI
Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, Peraturan Pemerintah RI
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Peraturan Pemerintah RI
Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, Peraturan Pemerintah RI
Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, para pembaca diharapkan bisa mempelajari
tentang pendidikan Nasional Indonesia, dan para pembaca dapat mengetahui
landasan yuridis, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pendidikan Nasional Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanIaat bagi kita
semua.

DAFTA# PUSTAKA
Pidarta, Made. 2000. Landa8an Kependidikan. Rineka Cipta: Jakarta
http://ari8atria87.blog8pot.co2/2011/05/pendidikan-
na8ional.ht2l

You might also like