You are on page 1of 5

Variable Speed Single Phase Induction Generator

Dody Suhendra
Sekolah Teknik Elektro dan InIormatika , Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10, Bandung INDONESIA 40132
Tel. 62-22-2503316 Fax. 62-22-2508132
Email: dodysuhendrayahoo.com



-897, - Jariable-speed single-phase induction
generator (JSIG) memungkinkan generator induksi
beroperasi secara optimum pada kecepatan prime
mover yang berubah-ubah diusulkan dalam makalah
ini. Mula-mula, pembahasan generator induksi dibahas
disini. Kemudian dilanfutkan dengan pembahasan
mengenai kompensator kapasitor pararel. Setelah itu
topologi JSIg yang diusulkan dibahas di sini.

Kata Kunci. variable-speed, kapasitor pararel.

I. Pendahuluan
ebutuhan terhadap energi listrik semakin lama
semakin meningkat. Energi listrik dibangkitkan oleh
generator. Ada dua buah jenis generator yang biasa
digunakan, yaitu generator sinkron dan asinkron.
Generator sinkron merupakan generator dengan
kecepatan putar rotor sama dengan kecepatan medan
putar stator seperti generator medan magnet permanen.
Sedangkan generator asinkron memiliki kecepatan putar
rotor yang berbeda dengan kecepatan putar medan stator
seperti generator induksi. Generator induksi banyak
digunakan pada pembangkit listrik energi terbarukan
disebabkan oleh harganya yang lebih murah, tidak
membutuhkan sikat, konstruksinya yang sederhana,
serta mudah dan murah dalam perawatannya.
Sumber energi yang biasanya digunakan sebagai
bahan bakar bakar pada pembangkit listrik adalah
minyak bumi dan batubara. eterbatasan ketersedian
bahan bakar ini serta kepedulian terhadap lingkungan
meningkatkan perkembangan teknologi pembangkit
listrik energi terbarukan. Namun penggunaan sumber
energi terbarukan seperti angin dan air sering
mengalami kendala berupa kecepatan alirannya yang
bervariasi dan tidak konstan. Sistem generator yang
biasanya digunakan (non-variable speed system) tidak
dapat mengekstrak daya secara optimum serta tegangan
yang dihasilkan memiliki amplituda yang berubah-ubah
pula sehingga mengakibatkan kualitas daya yang
dihasilkan jelek.
Berbagai macam usaha untuk mengatasi masalah
tersebut telah diusulkan dalam literatur diantaranya
dengan menggunakan variable-speed induction
generator system (VSIG). Beberapa sistem VSIG yang
telah diajukan seperti sistem VSIG yang menggunakan
konverter (rectiIier) dan inverter untuk mengatur
tegangan dan Irekuensi keluaran generator. Pada sistem
ini tegangan AC masukan yang tidak teratur
disearahkan oleh penyearah (berupa rectiIier atau
konverter) menjadi tegangan DC. emudian DC ini
diubah lagi menjadi tegangan AC yang teregulasi.
Sistem ini memiliki keunggulan berupa kualitas daya
keluaran yang sangat baik. Akan tetapi sistem VSIG
jenis ini membutuhkan biaya yang mahal dalam
pembuatannya serta rangkaian dan sistem kontrolnya
yang kompleks.
Untuk mengatasi masalah ini, sebuah sistem
VSIG yang baru diajukan. Sistem yang diusulkan
menggunakan kapasitor pararel sebagai kompensator
untuk memperbaiki tegangan keluaran generator. Sistem
ini memiliki keunggulan rangkaian dan sistem
kontrolnya yang lebih sederhana serta biaya
produksinya yang murah namun tegangan keluaran yang
dihasilkan masih tetap akan berIluktuasi pada batasan
(range) tertentu. Akan tetapi batasan tegangan yang
dihasilkan tidak terlalu besar. Sistem seperti ini sangat
cocok untuk diterapkan pada pembangkit listrik mandiri
(Independent Power Plant) di daerah terpencil karena di
daerah seperti ini kualitas daya tidak terlalu
diperhatikan.
Perancangan VSIG dengan kapasitor pararel ini
dimulai dengan melakukan studi literatur mengenai
generator induksi serta kompensator kapasitor pararel.
emudian sistem VSIG serta sistem kontrol
kompensator kapasitor pararel yang diusulkan dibahas.

II. esin Induksi Satu Fasa
Sebuah mesin induksi terdiri dari dua buah bagian
utama yaitu rotor, merupakan bagian mesin yang
berputar, dan stator, merupakan bagian mesin yang
diam.

Mesin induksi akan beroperasi sebagai generator
apabila kecepatan medan putar stator lebih kecil
daripada kecepatan putar rotor. Pada kondisi seperti ini
nilai slip generator menjadi negatiI. Slip adalah
persentase perbedaan kecepatan medan putar stator dan
rotor terhadap medan putar stator yang dinyatakan
dengan :
=
n
s
- n

n
s
%
Dengan,
n
s
kecepatan medan putar stator
n
r
kecepatan putar rotor
S Slip mesin induksi

Nilai n
r
diperoleh dari putaran rotor yang dihasilkan
oleh prime mover sedangkan nilai n
s
dihasilkan oleh
kumpaaran yang dialiri oleh arus dengan Irekuensi
tertentu. Besarnya n
s
adalah :
n
s
=


Dengan :
n
s
kecepatan medan putar stator
I Irekuensi pada stator
P Jumlah pole pada stator

Berubah-ubahnya kecepatan rotor mengakibatkan
berubahnya harga slip dari 100 pada saat start mesin
induksi (n
r
0) menjadi 0 saat nilai n
r
n
s
atau saat
kecepatan putar medan stator sama dengan kecepatan
putar rotor. Harga slip juga dapat bernilai negatiI (S
0). Hal ini terjadi jika nilai putaran rotor lebih besar
daripada nilai medan putar stator.


Gambar 2.1 urva Iungsi kerja mesin induksi terhadap slip


III. Prinsip Kerja Generator Induksi
Untuk membuat mesin induksi berIungsi sebagai
generator maka rotor harus dialiri arus. Untuk
menghasilkan arus mula pada rotor maka mesin induksi
harus sesaat harus diIungsikan sebagai motor.
Pada awalnya stator diberi tegangan atau
dieksitasi dengan kapasitor sehingga menghasilkan arus
pada kumparan stator. Arus ini akan menginduksi
kumparan rotor sehingga muncul tegangan induksi pada
kumparan rotor. Apabila rangkaian pada rotor
merupakan rangkaian tertutup, tegangan induksi yang
muncul pada kumparan rotor akan menghasilkan arus
pada rangkaian rotor.
Jika putaran rotor telah menghasilkan tegangan
induksi pada kumparannya (saat nilai slip telah menjadi
negatiI) dengan besar tegangan lebih besar daripada
tegangan induksi awal (dari stator) maka arus akan
berbalik menginduksi kumparan stator dan
menghasilkan arus stator. Pada kondisi ini mesin
induksi berIungsi sebagai generator.

IV. %opologi Generator Induksi
Generator induksi teridiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian yang berputar, rotor, dan bagian yang tidak
berputar, stator. Rotor pada generator induksi
dihubungkan dan diputar oleh penggerak utama (prime
mover) seperti turbin sedangkan stator merupakan
terminal tegangan keluaran generator.

Gambar 2 konstruksi Generator Induksi


Ada dua jenis rotor yang biasanya digunakan,
yaitu rotor belitan dan rotor sangkar.


Gambar 3 Rotor sangkar (a), Rotor Belitan (b)

onstruksi rotor sangkar terdiri dari beberapa
kumparan berupa batang-batang konduktor yang
disusun sedemikian rupa dengan konIigurasi berbentuk
sarang tupai. Rotor sangkar merupakan tipe rotor yang
konstruksinya sangat sederhana sehingga harganya pun
murah. Akan tetapi tipe rotor ini tidak dapat diberikan
pengaturan tahanan luar, sehingga untuk mengatasinya
diperlukan ototransIormer atau saklar A- yang
diguankan untuk membatasi arus mula.
onstruksi rotor jenis belitan terdiri dari belitan
dengan jumlah Iasa dan kutub sama dengan stator.
Rotor jenis ini memiliki konstruksi yang rumit sehingga
harganya lebih mahal. Akan tetapi konstruksi rotor
seperti ini memungkinkan penambahan tahan dari luar
sehingga arus saat starting dapat dibatasi serta dapat
menghasilkan kopel mula yang lebih besar.
Stator yang akan dirancang pada tugas akhir ini
memiliki 8 buah kutub (pole). Alasan memilih jumlah
kutub stator sebanyak 8 buah adalah :
a. Putaran nominal generator menjadi lebih rendah
daripada rotor dengan dua kutub. Hal ini sesuai
dengan rumus kecepatan medan putar stator
sebesar n
s
=
120]
P
, dengan I Irekuensi sistem (50
Hz) dan P jumlah kutub stator (4), sehingga
putaran medan putar stator menjadi n
s
= rpm.
b. Tersedia banyak di pasaran dengan harga yang
murah.
Setiap kutub di dalam stator terdiri dari alur-alur
(slot) yang ditaruh mengelilingi stator. Dalam
perancangan, generator induksi yang dirancangan terdiri
dari 36 aluryang terbagi ke dalam 8 kutubnya. Di dalam
setiap alur ini diletakan satu sisi lilitan. Tidak semua
alur diisi dengan belitan. Hanya duapertiga alur saja
yang diisi belitan sedangkan sepertiga lainnya dibiarkan
kosong. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk
medan yang lebih baik.
J =

p
=

=
Dengan :
q jumlah alur yang diisi per Iasa dan
per kutub
G jumlah alur
p jumlah pasang kutub

Terdapat dua jenis belitan stator pada generator
induksi satu Iasa yaitu belitan satu lapis dan belitan dua
lapis. Lilitan dua lapis terdiri dari dua jenis belitan yaitu
belitan utama dan belitan bantu. Belitan dua lapis
memberikan keuntungan pemanIaatan lebih baik
daripada tempat yang tersedia untuk lilitan-lilitan
sehingga diperoleh medan yang lebih baik.


V. #angkaian Ekivalen Generator Induksi odel
I dan invers I
Rangkaian ekivalen generator satu Iasa model I
dan invers I merupakan hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya di Laboratorium onversi ITB.
Rangkaian ekivalen model ini lebih sederhana daripada
model T yang biasanya digunakan karena jumlah
parameter yang dimiliki lebih sedikit. Penurunan
persamaian rangkaian ekivalen generator dilakukan
tanpa mengabaikan parameter lainnya. Dengan
demikian dalam penentuan parameter yang biasanya
menggunakan asumsi reaktansi bocor stator sama
dengan reaktansi bocor rotor seperti pada model T tidak
perlu dilakukan. Sehingga dalam analisis kinerja
generator induksi satu Iasa dapat menghasilkan hasil
yang lebih akurat dengan parameter yang lebih
sederhana.




Gambar 2.6 Rangkaian ekivalen generator induksi satu Iasa model
I (a) sumbu q, (b) sumbu d, serta model invers I (c) sumbu q, (d)
sumbu d



VI. edan Putar Stator Generator Induksi Satu
Fasa
Pada mesin induksi tiga Iasa, medan putar stator
dihasilkan oleh kumparan stator tiga Iasa yang
dihubungkan dengan tegangan bolak-balik tiga Iasa
sehingga dihasilkan suatu medan magnet yang berputar
terhadap ruang.


Gambar 4 Struktur melintang mesin induksi 2 pole. Bagian di luar
lingkaran adalah stator sedangkan di dalam lingkaran adalah rotor

Pada mesin induksi Iasa tunggal tidak dihasilkan
medan putar terhadap ruang ini. Tegangan bolak-balik
berupa sinusoid menghasilkan Iluks yang berbentuk
sinusoid pula, dengan besar :
=



=
m
cos

Maka, sebagai Iungsi waktu dan ruang Iluks yang
dihasilkan akan berbentuk :
=
m
cos() cos 0

atau,

=

m
cos(0 -) +

m
cos(0 +)

dengan :
et kecepatan (Iungsi waktu)
sudut ruang (Iungsi ruang)

1
2

m
cos(0 - ) Iluks arah maju

1
2

m
cos(0 + ) Iluks arah mundur

Dari persamaan diatas, terlihat bahwa kedua Iluks
yang dihasilkan bergerak berlawanan arah dengan
kecepatan sudut () yang sama sehingga
kedudukannya terhadap ruang dianggap sama. edua
komponen Iluks tersebut (Iluks maju dan Iluks mundur)
akan menghasilkan torka yang sama besar namun
berlawanan arah. Resultan dari kedua torka yang timbul
akan menghasilkan gaya gerak untuk memutar motor
dengan arah maju atau mundur. Akan tetapi pada saat
starting, besarnya nilai torka untuk maju sama dengan
besar totka untuk mundur. Oleh sebab itu, mesin induksi
(motor) akan tetap diam. Untuk membuat motor
berputar harus ditambahkan torka tambahan, yaitu torka
yang bersiIat maju atau mundur. Dengan demikian
mesin induksi akan berputar searah dengan arah torka
tambahan.


Gambar 5 Bentuk torka yang dihasilkan oleh Iluks stator pada
keadaan seimbang




VII. Kompensator Kapasitor Pararel
Saat putaran rotor lebih kecil daripada putaran
rating-nya, tegangan keluaran generator di stator
menjadi lebih kecil daripada tegangan rating-nya.
ompensator kapasitor pararel digunakan untuk
memperbaiki bentuk tegangan dari keluaran VSIG.
Ada 4 jenis kompensator kapasitor pararel yang
biasa digunakan pada generator induksi yaitu :
a. General


b. Short Shunt


c. Long Shunt





d. Shunt



VIII. Sistem VSIG Yang Diusulkan
Pada perancangan tugas akhir ini, pelaksana
mengajukan usulan perancangan VSIG dengan
menggunakan kompensator kapasitor pararel.


Gambar 6 Diagram sistem VSIG yang diusulkan

Prinsip kerja dari generator induksi kecepatan
berubah-ubah dengan kompensator kapasitor pararel
yang diusulkan adalah sebagai berikut.
a. ondisi Penyalaan Awal
Sistem kontrol akan mengaktiIkan
kapasitor eksitasi dan mematikan kompensator
kapasitor pararel. apasitor eksitasi ini akan
menyebabkan mesin induksi berIungsi sebagai
genearor dengan cara memberikan arus kapasitiI
pada stator. Arus ini akan menimbulkan tegangan
induksi pada belitan stator sehingga akan timbul
tegangan induksi pada belitan rotor sehingga
timbul arus pada rotor. Saat kecepatan pada rotor
bertambah maka perubahan Iluksi per satuan
waktu pada belitan rotor menjadi semakin besar
sehingga pada kecepatan rotor tertentu tegangan
induksi yang timbul pada rotor menjadi lebih
besar daripada tegangan induksi pada stator.
Akibatnya arus akan mengalir ke stator. Saat
kondisi ini tercapai maka sistem kontrol akan
memutus saklar pada kapasitor eksitasi.
b. ondisi ecepatan Rotor Berubah-Ubah
ecepatan aliran angin dan air pada
pembangkit listrik yang digunakan untuk
memutar turbin (rotor) selalu berubah-ubah
akibatnya tegangan keluaran generator juga
berubah-ubah. Tegangan nominal keluaran
generator akan dihasilkan apabila rotor berputar
pada kecepatan nominalnya. Saat rotor diputar
diatas kecepatan nominalnya, tegangan keluaran
generator akan naik, dan sebaliknya akan turun
saat kecepatan rotor menurun. Untuk
memperbaiki kualitas daya dan tegangan yang
dihasilkan digunakanlah kompensator kapasitor
pararel.
Sebuah sensor tegangan dan arus akan
diletakan pada terminal stator generator. Sensor V
ini digunakan untuk menentukan apakah nilai
tegangan keluaran menurun (kecepatan putar
rotor menurun). Jika nilai tegangan keluaran yang
diukur lebih rendah daripada tegangan nominal
keluaran generator maka sistem kontrol akan
mengaktiIkan kompensator kapasitor pararel serta
mengatur besarnya nilai kapasitas kapasitornya.
Jika penurunan tegangan keluaran generator
besar, nilai kapasitas kapasitor yang diberikan
juga besar, begitu juga sebaliknya. Dengan
menggunakan kompensator kapasitor pararel
penurunan tegangan keluaran akan diperlambat
serta dinaikan lagi.

IX. Sistem VSIG Dengan Inverter
Topologi VSIG yang telah umum digunakan saat
ini adalah VSIG dengan menggunakan inverter.


Gambar 7 Diagram sistem VSIG dengan inverter


Pada sistem VSIG seperti ini, tegangan keluaran
dari generator induksi berupa tegangan AC yang tidak
teregulasi karena rotor berputar dengan kecepatan yang
berubah-ubah. Tegangan ini kemudian disearahkan
menjadi tegangan DC oleh inverter yang beroperasi
pada mode rectiIier. Tegangan DC ini kemudian diubah
menjadi tegangan AC dengan besar Irekuensi dan
tegangan yang diinginkan dengan menggunakan
inverter pada mode inverter. Tegangan dan daya
keluaran dari sistem VSIG ini sangat baik. Akan tetapi
sistem VSIG ini harganya mahal karena menggunakan
dua buah inverter.

Kesimpulan
a. VSIG dengan menggunakan kompensator
kapasitor pararel diajukan untuk dibahas di
makalah ini.
b. Generator induksi yang diusulkan untuk
dirancang memiliki karakteristik 8 kutub, 36 slot,
dengan daya 1 kwatt.

You might also like