You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSFORMATOR

Disusun O L E H
Nama tugas : Fiqih m ginanjar : Fisika

Hari/tanggal : Kamis, 18 maret 2011

SMA NEGERI 1 MANDAU

1.

Tujuan
a. Memahami azas kerja transformator b. Menentukan nlai kerugian panas dalam lilitan, faktor lipat tegangan, dan faktor regulasi

2.

Dasar Teori

Prinsip Kerja Transformator Komponen Transformator (trafo) Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Contoh Transformator Prinsip Kerja Transformator

Lambang Transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbalbalik (mutual inductance). Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Vp = tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Simbol Transformator Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu: 1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). 2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: 1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). 2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP). 3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan:

Penggunaan Transformator Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak -balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya. Transformator Ideal Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan primer. Atau dapat dikatakan efisiensi pada transformator ideal adalah 100 persen. untuk transformator ideal berlaku persamaan sebagai berikut:

Efisiensi Transformator Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi. Efisiensi transformator dapat dihitung dengan:

3.

4.

Metode Eksperimen
a. Alat dan Bahan i. Trafo daya ii. Meter tegangan iii. Meter arus iv. Slide Regulator v. Lampu pijar (beban) vi. Multimeter b. Cara Kerja i. Membuat rangkaian seperti skema (gambar 2) ii. Mengukur Vp, Vs, dan Ip dalam keadaan tanpa beban iii. Mengukur Vp, Vs, dan Ip dalam keadaan ada beban. Mengukur arus dan tegangan sekundernya iv. Menentukan nilai kerugian panas dalam lilitan, faktor lipat tegangan dan faktor regulasi c. Skema Percobaan

5.

Hasil Pembahasan
a. Data Tanpa Beban 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Dengan Beban Kt Tanpa Beban 0,0400,092 0,0490,051 0,0530,056 R 1. -0,8043 2. -0,8545 3. -0,8428 1. -0,9591 2. -0,9507 3. -0,9463 Dengan Beban 0,0540,15 0,0630,080 0,0650,066 Tanpa Beban 730,001,16 1616,501,69 2520,002,07 r Dengan Beban 4550,008,56 11754,6214,86 21934,5318,47

Besaran

Vs

Vp

Ip

Is

0,9 V 4,6 V 1,6 V 11 V 2,2 V 14 V 22 V 85 V 32,5 V 175 V 41 V 215 V 25 mA 40 mA 35 mA 60 mA 40 mA 76 mA 200 mA 250 mA 300 mA 350 mA 400 mA 400 mA a. Analisa Data

Trafo yang digunakan adalah trafo step down, sehingga Vs nilainya akan lebih kecil daripada Vp. Hal ini berlaku pula untuk arus, Is nilainya akan lebih kecil daripada Ip. Karena jumlah lilitan primer jumlahnya lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder, sehingga arus dan tegangan sekunder trafo nilainya menurun. b. Pembahasan Pada percobaan ini, setelah merangkai rangkaian trafo (tanpa beban), kami mengukur arus dan tegangan primer dan sekundernya. Awalnya multimeter kami tidak dapat membaca berapa besarnya arus primernya, hal ini ternyata dikarenakan kawat pada multimeternya putus, setelah diganti, multimeter kami dapat membaca besarnya arus primer. Namun, arus sekundernya juga tidak dapat di baca, ternyata multimeternya juga putus. Karena keterbatasan alat yang tersedia, akhirnya kami mengerjakan percobaan ini bersama kelompok lainnya dengan bekerja sama. Kami

memakai alat-alat yang masih baik, sehingga akhirnya kami bisa mendapatkan datadata yang dibutuhkan. Setelah itu, kami melakukan percobaan agar mendapatkan tiga variasi data, baik yang tanpa beban maupun dengan beban. Kami menemukan banyak kendala dalam percobaan ini, terutama karena keterbatasan alat yang tersedia. Banyak alat dan bahan yang kondisinya sudah burk sehingga tidak dapat dipakai. Contohnya saja, banyak kabel yang putus, dan multimeter yang putus. Karena keterbatasan alat itu kami tidak dapat melakukan percobaan yang seharusnya sehingga harus bekerja sama dengan kelompok lain untuk menyelesaikan percobaan ini.

5.

Kesimpulan
a. Nilai kerugian panas dalam lilitan dapat ditentukan dengan rumus:


b. Faktor lipat tegangan dapat ditentukan dengan rumus:

c. Faktor regulasi dapat ditentukan dengan rumus:

6. Daftar Pustaka
http://on070694.files.wordpress.com/2009/08/rangkaian -dasartransformator.jpg?w=300&h=267 http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286 http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286&fname=materi2.html http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286&fname=materi3.html http://www.tofi.or.id/download_file/Induksi%2520Magnetik_4.ppt+transformator&cd=10& hl=id&ct=clnk&gl=id http://www.total.or.id/info.php?kk=Transformator

You might also like