You are on page 1of 66

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar
mengajar mata pelajaran matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan
bagi guru SD, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara
membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran
matematika. Di sisi lain pentingnya media/alat peraga dalam pembelajaran
matematika telah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para
ahli pendidikan.
Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar
mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan
materi, mampu menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/
alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komutatiI, mampu
memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan
pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian,
dan mampu menggunakan waktu. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004 ;
13 14).
Agar pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa
berhasil sesuai dengan kompetensi dasar, maka guru diharapkan dapat
menyusun langkah- langkah pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya
merumuskan pengalaman belajar siswa meliputi;


2
1) Pengalaman belajar merupakan kegiatan Iisik dan mental yang perlu
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi.
2) Pengalaman belajar dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas.
Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa harus
berorientasi agar siswa aktiI dalam belajar, iklim belajar menyenangkan,
Iungsi guru lebih ditekankan sebagai Iasilitator dari pada sebagai
pemberi inIormasi, siswa terbiasa mencari sendiri inIormasi (dengan
bimbingan guru) dari berbagai sumber, siswa dibekali dengan kecakapan
hidup dan dibiasakan memecahkan permasalahan yang kontektual yaitu
terkait dengan lingkungan (nyata maupun maya) dari siswa.
3) Pada hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada
siswa untuk menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan ditinjau dari
dimensi kompetensi yang ingin dicapai pengalaman belajar meliputi
pengalaman untuk mencapei kompetensi pada ranah kognitiI,
psikomotorik, dan aIektiI. Selanjutnya pengalaman belajar dirumuskan
dengan kata kerja yang opersional.(Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran Matematika, Dit. PMU, Ditjen Dikdsmen, Depdiknas, 2003
;3)
Berdasarkan teori perkembangan kognitiI Piaget, anak usia Sekolah
Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri sebagai
berikut:


3
1) Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada
benda konkret
2) Jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatiI
pemecahannya
3) Pemahaman terhadap konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap,
misal pada konsep panjang, luas, volum, berat, dan sebagainya.
4) Belum mapu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan
operasi pada masalah yang kompleks.
5) Mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan siIat-siIat
tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir
membalik
6) Dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian
7) Dapat memahami ruang dan waktu.
8) Dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak.
Selain itu, menurut Pujiati (2004 ; 1) yang menyarikan pada Bruner
bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-
tahapan yang runtut, yaitu: enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive,
yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang kongkret,
tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap
simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbul.
(Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Pujiati, 2004)
Berdasarkan pada uraian diatas, siswa pada usia sekolah dasar dalam
memahami konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan kegiatan-


4
kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata (pengalaman-pengalaman
konkret) yang dapat diterima akal mereka.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba
mengetengahkan salah satu bentuk pembelajaran aktiI, kreatiI, eIektiI, dan
menyenangkan. Dalam penyampaian pembelajaran ini peneliti menggunakan
media/alat peraga lidi dalam penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN
Pasirmulya I, dengan urutan pembelajaranya sebagai berikut: Guru membagi
siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan dalam satu bangku),
kemudian lidi kita bagikan kepada masing-masing kelompok sebanyak 20
biji. Guru memperagakan lidi itu untuk menjumlah dua bilangan bulat.
Siswa diberi lembar tugas untuk dikerjakan dengan cara memperagakan lidi
itu sebagai alat untuk menjawab lembar tugas tersebut, sedangkan guru
mengamati proses penggunaan lidi itu untuk menjawab tugas yang telah
diberikan. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh
memperagakan hasil kerjanya di depan kelas, begitu seterusnya sampai
siswa trampil menggunakan lidi itu untuk menjumlah dua bilangan bulat.
Pada akhir pengajaran, guru mengadakan tanya jawab agar siswa terampil
menggunakan lidi itu sebagai alat bantu untuk menjumlah dua bilangan
bulat sekaligus sebagai alat evaluasi .





5
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan diatas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah : Bagaimana penggunaan dan penerapan media lidi
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menjumlah dua bilangan
bulat di kelas IV SD ?

C. Pemecahan masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti menetapkan
langkah-langkah pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan beberapa contoh penggunaan media lidi dalam penyelesaian
penjumlahan bilangan bulat.
2. Memaksimalkan penggunaan media lidi pada penjumlahan bilangan bulat.
3. Melatih siswa menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat dengan
menggunakan media lidi.
4. Membina keterampilan siswa menjumlah bilangan bulat dengan
menggunakan media lidi dalam bentuk permainan adu cepat.
5. Memberikan latihan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
6. Mengadakan evaluasi proses dan evaluasi kognitiI.
7. Memberikan pekerjaan rumah.

D. Tujuan Penelitian
Penulisan penelitian ini bertujuan agar siswa mampu meningkatkan
keterampilan penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan penjumlahan bilangan bulat.


6
E. Manfaat Penelitian
asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi
semua pihak, antara lain:
1. Memberikan pembelajaran secara langsung bagi guru tentang
pembelajaran yang menggunakan media lidi guna meningkatkan
pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat,
sehingga menambah wawasan dalam melaksanakan proses pembelajaran
di kelas.
2. Meningkatkan keterampilan bagi siswa tentang penggunaan media lidi
dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat berperan aktiI dan
kreatiI terutama pada penjumlahan bilangan bulat.
3. Memberikan pengalaman langsung bagi peneliti dalam menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan media lidi dalam penjumlahan
bilangan bulat serta memberikan dorongan untuk melaksanakan
penelitian lagi dengan pembelajaran-pembelajaran matematika yang lain.
4. asil penelitian ini dapat digunakan bagi sekolah untuk meningkatkan
pemahaman tentang Iungsi penelitian tindakan kelas.







7
BAB II
KA1IAN PUSTAKA

A. Kurikulum
Perkembangan pengetahuan dan tehnologi sangat mempengaruhi
kurikulum matematika. Pembaharuan pendidikan oleh Menteri Pendidikan
Nasional antara lain telah menghasilkan Standar Nasional tentang Standar
Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 diantaranya prinsip pelaksanaan
kurikulum.
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekpresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu:
a. belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,
b. belajar untuk memahami dan menghayati,
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara eIektiI,
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan


8
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktiI, kreatiI, eIektiI, dan
menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersiIat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan,
dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun
karso, ing ngarso sung tulada (di belakang memberikan daya dan
kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan
memberikan contoh dan teladan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan tehnologi yang
memadai, dan memanIaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang fadi guru (semua yang
terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).


9
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
(Menteri Pendidikan Nasional, 2006 : 6-7)
Secara khusus kurikulum matematika sekolah dasar dilaksanakan pada
semua kelas mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, untuk kelas I
sampai dengan kelas III menggunakan pembelajaran tematik sedangkan
untuk kelas IV sampai dengan kelas VI mata pelajaran. Materi pokok
dalam pembelajaran matematika kelas IV sekolah dasar meliputi: bilangan,
pengukuran, bangun datar, bangun ruang dan penekanan pada penguasaan
bilangan. Operasi penjumlahan pada bilangan bulat sebagai dasar
pemahaman pengurangan bilangan bulat dan diajarkan mulai dari kelas IV
sampai dengan kelas VI.







10
B. Belajar
Sekolah yang eIektiI pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik
proses, diantaranya proses belajar mengajar yang eIektivitasnya tinggi.
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki eIektivitas proses belajar mengajar
yang tinggi. Ini ditunjukkan oleh siIat proses belajar mengajar yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik. Dalam buku anafemen
Berbasis Sekolah yang diterbitkan Depdinas (2006 : 15) menyatakan bahwa
proses belajar mengajar bukan sekedar memorisasi dan recall, bukan
sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang
diajarkan (logos), akan tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang
apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berIungsi sebagai muatan nurani
dan dihayati (ethos) serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
peserta didik (pathos). Proses belajar mengajar yang eIektiI juga lebih
menekankan pada belajar mengatahui (learning to know), belajar bekerja
(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan
belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk mengoptimalkan
pembelajaran diperlukan media/alat peraga.







11
C. Media
Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan secara optimal
dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang media. Pengetahuan itu
meliputi:
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengeIektiIkan proses
belajar mengajar
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
3. Tentang proses-proses mengajar
4. ubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
5. Nilai atau manIaat media pendidikan dalam pengajaran
6. Memilih dan menggunakan pendidikan
7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran dan
9. Usaha inovasi dalam media pendidikan dan lain-lain. Dititik dari
beberapa pokok yang telah di kemukakan diatas, jelaslah bahwa
media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang
bersiIat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya
proses pendidikan dan usaha pengajaran di sekolah. (amalik, 1980 :
15-16).





12
D. Pembelajaran Matematika
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD
berIungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan, simbol serta ketajaman penalaran yang dapat
membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk itu dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar tujuan yang
diinginkan tercapai, maka perlu kita perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Kesiapan intelektual siswa
2. Teori mengajar dan
3. Teori belajar.

1. Kesiapan Intelektual Siswa
Guru mengajar dengan baik haruslah memperhatikan kesiapan
kognitiI siswa, yang mencakup dua hal yaitu mengenai perkembangan
intelektual anak dan pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa.
Tahap-tahap berpikir anak yang dikemukakan Piaget harus
diperhatikan penyusunan kurikulum sekolah. Khususnya dalam menyusun
skenario pembelajaran matematika, karena perkembangan intelektual anak
yang dikemukakan Pieget dirasakan untuk pengajaran matematika di sekolah.
Dengan demikian media mengajar matematika yang dipergunakan harus
sesuai dengan perkembangan intelektual anak.
Perkembangan intelektual anak menurut Piaget ada empat tahap,
yaitu :


13
a. Periode mencari motor. Tahap ini dicapai anak sampai umur dua
tahun.
b. Periode persiapan operasi kongkrit. Tahap ini dicapai anak mulai
dapat memanipulasi simbul-simbul dari benda-benda sekitarnya.
c. Periode operasi konkrit. Tahap ini dicapai anak pada usia tujuh
tahun sampai sebelas tahun. Anak pada usia ini ditandai dengan
permulaan berIikir matematika logis dan observasi dari
pengalaman dengan objek nyata dan ia mulai dapat
menggeneralisasikan objek-objek tadi.
d. Periode operasi Iormal. Pada tahap ini biasanya dicapai anak
mulai umur sebelas tahun ke atas. Pada tahap ini konsep
konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak mulai mempunyai
kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan abstrak.
Tahap-tahap perkembangan kognitiI anak yang dikemukaan Piaget ini,
berlaku bagi setiap anak tetapi umur yang dinyatakan diatas sangat
menentukan, terutama pada anak usia SD.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak pada periode
operasi kongkrit anak mulai dapat berIikir matematika logis dan observasi
dari pengalaman benda-benda nyata. Dengan demikian teori Pieget berguna
untuk pengajaran matematika di sekolah dasar.
Menurut Pujiati (2004 : 6) benda-benda kongkrit pada pembelajaran
matematika digunakan untuk penanaman konsep pada siswa, jika penanaman
konsep belum dikuasai oleh siswa, maka pembelajaran berikutnya sulit
dipahami oleh siswa, karena siswa usia SD mulai berIikir logis dari


14
pengalaman dengan objek-objek nyata atau tiruan, sedangkan 'Iungsi alat
peraga adalah sebagai media/alat peraga dalam menanamkan konsep-konsep
pada pembelajaran matematika
Dari sini dapat disimpulkan bahwa media/alat peraga dalam
pembelajaran matematika di SD memegang peran sangat penting untuk
menanamkan konsep-konsep baru.

2. Teori Mengajar
Metoda laboratory mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan
indera, terutama penglihatan, peraba, dan gerak otot/kinetis, untuk dapat
membantu secara optimal kemampuan abstraksi dan keterampilan siswa.
Pada dasarnya kemampuan mental yang ingin dicapai melalui kegiatan
laboratory sama dengan pada kegiatan yang siIatnya heuristic. Yaitu, siswa
menemukan konsepatau keterampilan yang dipelajari. Cara yang digunakan
terutama dalam bentuk penemuan terbimbing melalui media yang berupa
lembar kerja atau tugas terstruktuk serta dimungkinkan di lengkapi alat
peraga. (Elly E. 1996 ; 3).
Dengan demikian mengajar tidak hanya memberikan suatu deIinisi
yang harus dihaIal, media apa yang digunakan, dan bagaimana menemukan
konsep-konsep itu, sehingga pembelajaran itu lebih aktiI bagi siswa, tidak
menjenuhkan dan membuat siswa penasaran.



15
3. Teori Belajar
Belajar matematika merupakan suatu struktur hirarqi dari apa yang
telah terbentuk sebelumnya, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh
siswa sebelumnya, dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk
dilanjutkan.
Berdasarkan struktur kognitiI, materi pokok harus disusun menurut
urutan tingkat kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar
sebelumnya.
Menurut Ausubel bahan pelajaran/materi pokok haruslah 'meaningful
artinya bahan pelajaran haruslah mempunyai arti, cocok dengan kemampuan
siswa dan harus relevan dengan struktur kognitiI yang dimiliki siswaK.
Dengan kata lain materi pokok baru haruslah ditanamkan konsep-
konsepnya, kemudian dipahamkan konsep-konsep itu dengan beberapa
latihan soal termasuk didalamnya soal uraian, baru pembinaan
keterampilannya melalui drill, menghafal, permainan dan sebagainya. Jika ke
tiga dari konsep itu ditinggalkan maka siswa akan menjumpai kesulitan-
kesulitan, sebab konsep-konsep awal bila belum dipahami oleh siswa belum
dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang hampir sama dengan materi
pokok yang dipelajarinya. Belajar menemukan (discoveri learning),
merupakan proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan untuk
dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman kongkret.
Kebanggaan manusia adalah jika ia dapat menemukan sendiri dan
hasilnya dapat dimanIaatkan oleh orang lain bilamana mungkin. Begitu pula
belajar haruslah aktiI, tidak duduk dengar dan mencatat saja atau dengan


16
kata lain siswa pasiI menerima apa yang diberikan guru. Diharapkan jika
siswa aktiI melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran, anak dapat
menemukan konse-konsep dengan menggunakan alat peraga yang telah
digunakan.
Ausubel mengatakan bahwa metode penemuan itu penggunaannya
terbatas, sehingga kita tidak dapat mengambil tengah yaitu siswa harus
menemukan seluruh konsep, ide, dan struktur matematika melainkan hal-hal
yang perlu ditemukan atau ada kemungkinan siswa dapat menemukan.
Pengajaran matematika diharapkan dapat menemukan konsep-konsep
dasar materi, setelah konsep-konsep ditemukan, dipahami konsep-konsep itu
kemudian dibina keterampilannya melalui permainan, mencongak maupun
haIalan.
Permaianan matematika adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana penuh makna dapat dinikmati oleh seluruh siswa.
Permainan yang diciptakan seharusnya:
1. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi
dengan siswa lain
2. dapat diciptakan suasana saling berkompetisi
3. dapat memahami konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematika
yang telah dipelajari
4. dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
5. mudah dilaksanakan
6. alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka
( A 2 jam ), dan lain-lain. ( Muchtar A, Karim : 1999 ; 2)


17
Permainan matematika bukan sekedar untuk bermain-main saja, tetapi
melalui permainan matematika konsep dapat diingat lebih baik. Di dalam
belajar matematika diperlukan ingatan, jika siswa harus menyelesaikan suatu
masalah. Permainan matematika yang sering dilakukan akan melekat di
otak.

E. Pengertian dan Fungsi Alat Peraga
1. Pengertian
Alat paraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media
perlu dipahami lebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat
peraga lebih lanjut. Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang
menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat terwujud sebagai
perangkat lunak, maupun perangkat keras. Berdasarkan Iungsinya, media
pengajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana.
a. Alat Peraga
Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau
membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih,
1994).
Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar
siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Dengan melihat, meraba
dan memanipulasi objek/alat peraga, maka siswa mempunyai pengalaman
nyata dalam kehidupan tentang arti dari konsep. Contoh:
1). Benda-benda kongkrit di sekitar siswa seperti buah-buahan, pensil,
biji-bijian, kapur, lidi, dan sebagainya dapat berIungsi sebagai alat


18
peraga saat mengenalkan bilangan dengan cara membilang banyaknya
anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhirnya akan
ditemikan bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut
pada akhir membilang.
2). Papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi-
panjang dapat berIungsi sebagai alat peraga pada saat guru
menerangkan bangun persegipanjang.
3). Lidi yang dipotong-potong ataupun sedotan siswa dapat mengenal
nilai tempat dan menjumlah bilangan.
Dari segi pengadaannya alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat
peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alt perga
sederhana biasanya memanIaatkan lingkungan sekitar dan dapat dibuat
sendiri. Sedangkan alat buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat
keras dan lunak yang pembuatannya memiliki ketelitian ukuran serta
memerlukan biaya yang tinggi.

b. Sarana
Sarana merupakan suatu media pengajaran yang berIungsi sebagai alat
untuk melakukan kegiatan belajar. Seperti halnya alat peraga, sarana
juga dapat berupa perangkat keras dan lunak. Contoh sarana yang
berupa perangkat keras: papan tulis, penggaris, jangka, kartu permainan,
dan sebagainya. Sedangkan contoh sarana yang berupa perangkat lunak
antara lain: lembar kerja (LK), lembar tugas (LT), aturan permainan dan
lain sebagainya.


19
Kadang-kadang suatu media dapat berIungsi ganda, pada saat tertentu
berIungsi sebagai alat peraga dan pada saat yang lain dapat berIungsi
sebagai sarana. Contoh kartu bilangan berukuran (10 x 10 ) cm. Kartu
bilangan tersebut dapat berIungsi sebagai alat perga ketika digunakan untuk
mengenalkan lambing bilangan, namun pada saat digunakan dalam
perlombaan untuk menutup atau memasangkan dengan kartu bilangan lain
yang senilai, maka kartu tersebut berIungsi sebagai sarana belajar. Oleh
karena itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika
diperlukan teknik yang tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu
penggunaan dan tjuan yang akan dicapai.


2. Fungsi Alat Peraga
Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah teknik penggunaan
alat perga dalam pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu
dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga mana yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dalam memilih dan menggunakan
alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran,
maka perlu diketahui Iungsi alat peraga. Secara umum Iungsi alat perga
adalah:




20
a. sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika
b. sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep
c. sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika
dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan
nyata.
Ciri-ciri pembelajaran matematika saat ini adalah pembelajaran aktiI,
kreatiI, eIektiI dan menyenangkan. pembelajaran ini minimal memiliki
kreteria sebagai berikut :
1) siswa dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan belajar
mengajar,
misalnya dalam bentuk interaksi siswa-guru dan siswa-siswa
2). memungkinkan proses belajar mengajar secara umpan balik
3). penggunaan media/alat peraga yang relevan.
Dari uraian tentang pengertian dan Iungsi alat peraga serta cirri-ciri
pembelajaran diatas, penggunaan media sangat berIungsi dalam pembelajaran
matematika khususnya materi pokok baru. Agar konsep dasar dalam
pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa maka perlu ditingkatkan
penggunaannya, sehingga dalam pembelajaran berikutnya tidak mengalami
kendala yang berarti.
Dalam pembahasan ini peneliti memilih lidi sebagai media dalam
pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dikarenakan lidi mudah dicari,
tidak membutuhkan biaya, mudah dibuat oleh siswa, mudah diperagakan
dan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menjumlah bilangan
bulat.


21

F. Hipotesis Tindakan
Untuk mengetahui apakah media lidi dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat, maka hipotesis
tindakan yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:
'Penggunaan media lidi dapat meningkatkan keterampilan siswa pada
penjumlahan bilangan bulat.

















22

BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian pendahuluan, bahwa
tujuan penelitian ini adalah agar siswa mampu meningkatkan keterampilan
penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan
penjumlahan bilangan bulat. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan
data yang dapat melukiskan keterampilan siswa.

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Pasirmulya I kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung.

B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan.

C. Materi Pembelajaran
Untuk menentukan mata pelajaran dan materi pokok yang akan
digunakan dalam penelitian ini dipilih mata pelajaran matematika dengan
materi pokok penjumlahan bilangan bulat di kelas IV semester I.
Berdasarkan kurikulum 2004, materi ini dipilih dengan pertimbangan
sebagai berikut :


23

1. Materi ini selalu mengalami kesulitan di kelas V atau kelas VI.
2. Sekolah mempunyai buku paket yang relevan
Materi pembelajaran ini dilaksanakan dalam waktu 3 pertemuan dengan
setiap pertemuan 2 x 40 menit, dan masing-masing pertemuan ditutup
dengan tes tertulis.

D. Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I
a. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/
menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
hasil belajar, indicator, pengalaman belajar, alokasi waktu,
sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.
2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,
langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar
dan penilaian.
3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal
tes.
4). Lidi sejumlah 220 buah.


24

b. Pelaksanaan Pembelajaran
1). Kegiatan awal meliputi :
a) Guru mengucapkan salam di depan kelas
b) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
(berpasangan)
c) Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 20
batang.
d) Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan
bilangan cacah dengan tujuan untuk merangsang siswa
agar termotivasi.

2). Kegiatan inti meliputi :
a) Guru menginIomasikan kepada siswa bahwa masing-masing
harus memengang 10 lidi.
b) Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang
dipegang oleh siswa yang duduk di sebelah kanan adalah
positiI dan di sebelah kiri adalah negative.
c) Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat
dengan menggunakan lidi.
Misalnya :
4 ( - 7 ) . . . .


25

Langkah-langkah penggunaan :
(a). Siswa yang duduk disebelah kanan, meletakkan 4
lidi di atas mejanya.
(b). Siswa yang duduk disebelah kiri, meletakkan 7 lidi
di atas mejanya.
(c) Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,
sehingga posisinya menjadi :

Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di
sebelah kanan ( lidi yang menunjuk bilangan
positiI )


I I I Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di
sebelah kiri ( lidi yang menunjuk bilangan
negatiI )

(d). Lidi yang tidak punya pasangan (yang berada
diluar kotak) sebanyak 3 lidi dari siswa disebelah
kiri.
(e). Jadi 4 (-7) -3

3). Kegiatan Akhir :
a). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi
dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya jawab.
b). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )


I I I I




I I I I


26

c. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat
seberapa jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran ketika diterapkan.

d. Evaluasi
1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam
penjumlahan bilangan bulat.
2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

e. ReIleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian
berdasarkan hasil ini peneliti melakukan reIleksi diri tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil reIleksi ini
peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario
pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada
siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya, sampai peneliti menemukan hasil yang
terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.


27

2. Siklus II
a. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/
menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu,
sumber/ alat bahan belajar dan penilaian.
2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,
langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar
dan penilaian.
3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal
tes.
4). Lidi sejumlah 220 buah, yang berwarna merah 110 buah dan
yang tidak berwarna 110 buah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran
1). Kegiatan awal meliputi :
a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.
b). Mengerjakan tugas PR.
c). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
(berpasangan)


28
d). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 10
buah berwarna merah dan 10 buah tidak berwarna.
e). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan
bilangan bulat dengan tujuan untuk merangsang siswa agar
termotivasi.
2. Kegiatan inti meliputi :
a). Guru menginIomasikan kepada siswa bahwa masing-
masing kelompok harus memengang 10 lidi berwarna merah
dan 10 lidi tidak berwarna.
b). Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang
berwarna merah adalah positiI dan lidi yang tidak berwarna
adalah negatiI
c). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat
dengan menggunakan lidi.
Misalnya :
4 ( - 7 ) . . . .
Langkah-langkah penggunaan :
(a). Siswa yang memegang lidi berwarna merah, meletakkan
4 lidi di atas meja.
(b). Siswa yang memegang lidi yang tidak berwarna,
meletakkan 7 lidi di atas mejanya.
(c). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu, sehingga
posisinya menjadi :


29



Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan positiI )



I I I Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan negatiI )

(d) Lidi yang tidak punya pasangan (yang berada
diluar kotak)
sebanyak 3 lidi yang tidak berwarna (negatiI).
(e). Jadi 4 (-7) -3

c. Kegiatan Akhir :
1). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi
dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya
jawab.
2).Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

d. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran pada siklus I, Observer melakukan observasi untuk
melihat seberapa jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.


I I I I




I I I I


30

e. Evaluasi
1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam
penjumlahan bilangan bulat.
2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

I. ReIleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan,
kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan reIleksi diri
tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil
reIleksi ini, peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari
skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan
pada silkus II. Setelah mengetahui kekurangan dari scenario
pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan
untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan
hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah direncanakan .







31
3. Siklus III
a. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan /
menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1).Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu,
sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.
2).Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,
langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar
dan penilaian.
3).Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar
soal tes.
4). Lidi sejumlah 420 buah, 210 lidi berwarna merah dan 210
lidi tidak berwarna .
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1). Kegiatan awal meliputi :
a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.
b). Mengerjakan tugas PR.
c). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap anak sebanyak 10 lidi
berwarna merah dan 10 lidi tidak berwarna.
d) Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan
bilangan


32
bulat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
sebelum mendapat pembelajaran.



c. Kegiatan inti meliputi :
1). Guru menginIomasikan kepada siswa bahwa, lidi yang
berwarna merah adalah positiI dan lidi yang tidak berwarna
adalah negatiI.
2) Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat
dengan menggunakan lidi.
Misalnya :
4 ( - 7 ) . . . .
Langkah-langkah penggunaan :
a). Siswa meletakkan 4 lidi berwarna merah diatas mejanya
b). Siswa meletakkan 7 lidi yang tidak berwarna, di atas
mejanya.
c). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,
sehingga posisinya menjadi :

Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan positiI )



I I I Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan negatiI )

I I I I




I I I I


33

d). Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang
berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi yang tidak berwarna
(negatiI).
e). Jadi 4 (-7) -3

d. Kegiatan Akhir :
1). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi
dalam penjumlahan bilangan bulat dengan cara tanya jawab.
2). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

e. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat
seberapa jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran ketika diterapkan pada siklus III.
d. Evaluasi
1. Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam
penjumlahan bilangan bulat.
2. Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.
e. ReIleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II
dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan
reIleksi diri tentang pembelajaran yang telah dilakukan pada
siklus III. Berdasarkan hasil reIleksi pada siklus ini peneliti akan


34
tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang
telah direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah
mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus
ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada
siklus III, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.


















35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Pada Siklus I
a. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan /
menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
hasil belajar, indicator, pengalaman belajar, alokasi waktu,
sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.
2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas /
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,
langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar
dan penilaian.
3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal
tes.
4). Lidi sejumlah 220 buah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran
1). Kegiatan awal meliputi :
a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.
b). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
(berpasangan)


36
c). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 20
buah.
d). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan bilangan
cacah dengan tujuan untuk merangsang siswa agar
termotivasi.

2). Kegiatan inti meliputi :
a). Guru menginIomasikan kepada siswa bahwa masing-masing
harus memengang 10 lidi.
b).Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang
dipegang oleh siswa yang duduk di sebelah kanan adalah
positiI dan di sebelah kiri adalah negatiI.
c).Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat
dengan menggunakan lidi.
Misalnya :
4 ( - 7 ) . . . .
Langkah-langkah penggunaan :
(1). Siswa yang duduk disebelah kanan, meletakkan 4 lidi
di atas mejanya.
(2). Siswa yang duduk disebelah kiri, meletakkan 7 lidi
diatas mejanya.
(3). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,
sehingga posisinya menjadi :


37

Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di
sebelah kanan (lidi yang menunjuk bilangan
positiI)


I I I Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di
sebelah kiri (lidi yang menunjuk bilangan
negatiI)

(4). Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang
berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi dari siswa
disebelah kiri (negatiI).
(5). Jadi 4 (-7) -3

3. Kegiatan Akhir :
a. Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi
dalam penjumlahan bilangan bulat dengan cara tanya jawab.
b. Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )












I I I I




I I I I


38
B. Temuan Hasil Pembelajaran Pada Siklus I
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di SDN Pasirmulya I, pada
hari selasa tanggal 08 November 2011
2. Temuan-temuan Pada Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pada waktu media dibagikan kepada siswa, siswa bermain sendiri
dengan media itu, hal ini bisa diantisipasi setelah guru memberi
contoh cara penggunaannya.
b. Siswa sulit membedakan mana lidi yang menunjukkan positiI, mana
yang menunjukkan negatiI.
c. Siswa yang pandai, tidak memberi kesempatan kepada temannya
pada kelompok masing-masing.
d. Keterampilan siswa dalam penggunaan media belum maksimal
e. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa
jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran ketika diterapkan.






39
3. Temuan-temuan asil Observasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV ( empat )
ari / tanggal : Selasa / 08 November 2011
Fokus Pengamatan : Kegiatan Pembelajaran
NO ASPEK YANG DIAMATI
KEMUNCULAN
KOMENTAR
ADA
TIDAK
ADA
1 Penguasaan kelas V -
2 Apersepsi V -
3 Penggunaan Bahasa Indonesia V -
4 Penguasaan materi V -
5 Penyajian sesuai dengan urutan V -
6 Penggunaan metode V -
7 Partisipasi siswa dalam pembelajaran V - Perlu
digali
8 Penggunaan media V - Kurang
maksimal
9 Bimbingan terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar
V - Kurang
maksimal
10 Evaluasi proses V -
11 Sesuai dengan alokasi waktu v -
12 Tugas siswa V -
13 Mengakhiri pelajaran dengan tes v -




40
4. asil Evaluasi
a. Evaluasi Proses
ari / tanggal : Selasa / 08 November 2011
Fokus Pengamatan : Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan
Penggunaan
Hasil
Media
1 Adestian Ihsan 1 2 2
2 Agus Jujun 2 2 2
3 AlgiIar ermawan 1 2 2
4 Andika Putra S 2 2 2
5 Andrian Marliu 2 2 2
6 Andrian Purnama 2 2 2
7 Angga Maulana 2 2 2
8 Anggi Ilham N 1 2 2
9 Anti Febriani 1 2 2
10 AsIi Sopiadi 2 2 2
11 Berlian Mutiara 3 3 3
12 Dani Putra Nugraha 3 3 3
13 Dati Mulyati 1 2 2
14 Dede Supriadi 2 2 2
15 Desi Setiawati 2 2 2
16 Dewi 2 2 2
17 Diki Mulyadi 2 2 2
18 Dini Ajeng Agustina 3 3 3
19 Dini Lestari 2 3 3
20 Fiqri Rizki Fauzi 2 2 2
21 Fitriani 1 2 2
22 Gustiawan Yuhana P 2 2 2
23 anny NurhaniIah 1 2 2
24 Imas Eep 2 2 2
25 Indri Anggita 2 2 2
26 Ira Wati 2 2 2
27 Lucky Rustandi 2 2 2
28 Mila Nurhayati 1 2 2
29 Neng Ani 1 2 2
30 Neng Siti Aisah 2 2 2
31 Neng Usu 3 3 3
32 Ogi Saepudin 3 3 3
33 Reka Ayu 1 2 2
34 Risa Nuryanti 2 2 2
35 Risma Amanda 2 2 2
36 Rizal Gunawan 2 2 2
37 Rizki Ruswendi 2 2 2
38 Sahri Setiawan 3 3 3
39 Sandi Permana 2 3 3
40 Soni Ramdani 2 2 2
Prosentase Kegiatan Siswa 63,3 73,3 73,3


41


Keterangan skor :

Keaktifan : Hasil :
Nilai 3 sangat aktiI Nilai 3 penggunaan alat tepat dan hasil benar
Nilai 2 kurang aktiI Nilai 2 penggunaan alat tepat dan hasil salah
Nilai 1 tidak aktiI Nilai 1 penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah

Penggunaan Media :
Nilai 3 penempatan alat tepat dan penggunaan benar
Nilai 2 bila salah satu dari ke dua aspek di atas tidak tepat
Nilai 1 bila kedua aspek di atas tidak tepat


Berdasarkan hasil observasi terhadap evaluasi proses dari masing-
masing siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I antara lain:
1. KeaktiIan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sangat aktiI
sebanyak 15 , kurang aktiI sebanyak 60, dan tidak aktiI
sebanyak 25.
2. Penggunaan media dalam pembelajaran, penempatan alat tepat
dan penggunaan benar sebanyak 20, bila salah satu dari ke dua
aspek di atas tidak tepat sebanyak 80, dan bila kedua aspek di
atas tidak tepat sebanyak 0.
3. asil yang diperoleh siswa, penggunaan alat tepat dan hasil benar
sebanyak 20, penggunaan alat tepat dan hasil salah sebanyak
80, dan penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah adalah 0.



42
b. Evaluasi Tertulis
Berikut ini hasil evaluasi tertulis, dari soal isian dengan jumlah soal
10 item :
No Nama siswa
Penguasaan Materi
Betul Nilai
1 Adestian Ihsan 3 30 3
2 Agus Jujun 4 40 4
3 AlgiIar ermawan 3 30 3
4 Andika Putra S 5 50 5
5 Andrian Marliu 4 40 4
6 Andrian Purnama 4 40 4
7 Angga Maulana 4 40 4
8 Anggi Ilham N 3 30 3
9 Anti Febriani 3 30 3
10 AsIi Sopiadi 5 50 5
11 Berlian Mutiara 7 70 7
12 Dani Putra Nugraha 7 70 7
13 Dati Mulyati 3 30 3
14 Dede Supriadi 4 40 4
15 Desi Setiawati 5 50 5
16 Dewi 4 40 4
17 Diki Mulyadi 4 40 4
18 Dini Ajeng Agustina 6 60 6
19 Dini Lestari 4 40 4
20 Fiqri Rizki Fauzi 5 50 5
21 Fitriani 3 30 3
22 Gustiawan Yuhana P 4 40 4
23 anny NurhaniIah 3 30 3
24 Imas Eep 5 50 5
25 Indri Anggita 4 40 4
26 Ira Wati 4 40 4
27 Lucky Rustandi 4 40 4
28 Mila Nurhayati 3 30 3
29 Neng Ani 3 30 3
30 Neng Siti Aisah 5 50 5
31 Neng Usu 7 70 7
32 Ogi Saepudin 7 70 7
33 Reka Ayu 3 30 3
34 Risa Nuryanti 4 40 4
35 Risma Amanda 5 50 5
36 Rizal Gunawan 4 40 4
37 Rizki Ruswendi 4 40 4
38 Sahri Setiawan 6 60 6
39 Sandi Permana 4 40 4
40 Soni Ramdani 5 50 5
Penguasaan Materi Secara
174 433 174
Klasikal


43
Berdasarkan hasil evaluasi tertulis ( LT ), dari data diatas
menunjukkan bahwa penguasaan materi secara klasikal sebesar
43,5 sehingga perlu diadakan pembelajaran lagi pada siklus II.
4. ReIleksi
a. Aspek Keberhasilan
Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil
evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang
telah dilakukan pada pembelajaran siklus I belum tampak
keberhasilannya. Sehingga pada pembelajaran siklus II, tindakan
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah memberi warna merah
pada media yang telah dibuat sebanyak 50 dari jumlah media
itu, agar penggunaan media tidak menimbulkan kesulitan pada
siswa untuk menentukan positiI dan negatiI .
b. Aspek Kelemahannya
1). Partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu digali dengan
beberapa pertanyaan.
2). Penggunaan media perlu ditingkatkan, dengan cara memberi
warna merah agar lebih menarik dan memudahkan
penggunaannya.
3). Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu
ditingkatkan dengan cara perhatian lebih diutamakan.



44
C. Pembelajaran Pada Siklus II
a. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/
menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi
dasar, hasil belajar,indikator, pengalaman belajar, alokasi
waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.
2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,
langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar
dan penilaian.
3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal
tes.
4). Lidi sejumlah 220 buah, yang berwarna merah 110 buah dan
yang tidak berwarna 110 buah.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1). Kegiatan awal meliputi :
a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.
b). Mengerjakan tugas PR.
c). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
(berpasangan)
d). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 10
buah berwarna merah dan 10 buah tidak berwarna.


45
e). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan
bilangan bulat dengan tujuan untuk merangsang siswa agar
termotivasi.
2). Kegiatan inti meliputi :
a). Guru menginIomasikan kepada siswa bahwa masing-masing
kelompok harus memengang 10 lidi berwarna merah dan
10 lidi tidak berwarna.
b). Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang
berwarna merah adalah positiI dan lidi yang tidak berwarna
adalah negatiI.
c). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat
dengan menggunakan lidi.
Misalnya :
4 ( - 7 ) . . . .
Langkah-langkah penggunaan :
(a). Siswa yang memegang lidi berwarna merah, meletakkan
4 lidi diatas meja.
(b).Siswa yang memegang lidi yang tidak berwarna,
meletakkan 7 lidi di atas mejanya.
(c).Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,
sehingga posisinya menjadi :




46

Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan positiI )



I I I Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan negatiI )


(d) .Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang
berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi yang tidak
berwarna (negatiI).
(e). Jadi 4 (-7) -3
3). Kegiatan Akhir :
a). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi
dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya jawab.
b). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

c. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran padasiklus I, Observer melakukan observasi untuk
melihat seberapa jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.





I I I I




I I I I


47
d. Evaluasi
1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam
penjumlahan bilangan bulat.
2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

e. ReIleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II
dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti
melakukan reIleksi diri tentang pembelajaran yang telah
dilakukan. Berdasarkan hasil reIleksi ini, peneliti akan tahu
kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah
direncanakan dan dilaksanakan pada silkus II. Setelah mengetahui
kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti
merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III,
sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.








48
D. Temuan Hasil Pembelajaran Pada Siklus II
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di SDN Pasirmulya I, pada
hari selasa tanggal 08 November 2011.
2. Temuan-temuan Pada Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pada waktu media dibagikan kepada siswa, siswa bermain sendiri
dengan media itu, hal ini bisa diantisipasi setelah guru memberi
contoh cara penggunaannya.
b. Siswa sulit membedakan mana lidi yang menunjukkan positiI,
mana yang menunjukkan negatiI.
c. Siswa yang pandai, tidak memberi kesempatan kepada temannya
pada kelompok masing-masing.
d. Keterampilan siswa dalam penggunaan media belum maksimal.
c. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat
seberapa jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran ketika diterapkan.






49
3. Temuan-temuan asil Observasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV ( empat )
ari / tanggal : Selasa / 08 November 2011.
Fokus Pengamatan : Kegiatan Pembelajaran
NO ASPEK YANG DIAMATI
KEMUNCULAN
KOMENTAR
ADA
TIDAK
ADA
1 Penguasaan kelas V -
2 Apersepsi V -
3 Penggunaan Bahasa Indonesia V -
4 Penguasaan materi V -
5 Penyajian sesuai dengan urutan V -
6 Penggunaan metode V -
7 Partisipasi siswa dalam pembelajaran V - Perlu
ditingkatkan
8 Penggunaan media V - Dimonopoli
siswa yang
pandai
dalam
kelompok
9 Bimbingan terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar
V - Perlu
ditingkatkan
10 Evaluasi proses V -
11 Sesuai dengan alokasi waktu v -
12 Tugas siswa V -
13 Mengakhiri pelajaran dengan tes v -


50
d. Evaluasi
1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam
penjumlahan bilangan bulat.
2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.




















51
3. asil Evaluasi
a. Evaluasi Proses
ari / tanggal : Selasa / 08 November 2011.
Fokus Pengamatan : Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan
Penggunaan
Hasil
Media
1 Adestian Ihsan 2 2 2
2 Agus Jujun 2 3 2
3 AlgiIar ermawan 2 2 2
4 Andika Putra S 3 3 3
5 Andrian Marliu 3 3 3
6 Andrian Purnama 2 2 2
7 Angga Maulana 3 3 3
8 Anggi Ilham N 2 2 2
9 Anti Febriani 3 3 3
10 AsIi Sopiadi 3 3 2
11 Berlian Mutiara 3 3 3
12 Dani Putra Nugraha 3 3 3
13 Dati Mulyati 1 2 2
14 Dede Supriadi 2 2 2
15 Desi Setiawati 3 3 3
16 Dewi 3 3 3
17 Diki Mulyadi 2 2 2
18 Dini Ajeng Agustina 3 3 3
19 Dini Lestari 2 3 2
20 Fiqri Rizki Fauzi 3 2 3
21 Fitriani 2 2 2
22 Gustiawan Yuhana P 2 3 2
23 anny NurhaniIah 2 2 2
24 Imas Eep 3 3 3
25 Indri Anggita 3 3 3
26 Ira Wati 2 2 2
27 Lucky Rustandi 3 3 3
28 Mila Nurhayati 2 2 2
29 Neng Ani 3 3 3
30 Neng Siti Aisah 3 3 2
31 Neng Usu 3 3 3
32 Ogi Saepudin 3 3 3
33 Reka Ayu 1 2 2
34 Risa Nuryanti 2 2 2
35 Risma Amanda 3 3 3
36 Rizal Gunawan 3 3 3
37 Rizki Ruswendi 2 2 2
38 Sahri Setiawan 3 3 3
39 Sandi Permana 2 3 2
40 Soni Ramdani 3 2 3
Prosentase Kegiatan Siswa 83,3 86,7 83,3



52
Keterangan skor :

Keaktifan : Hasil :
Nilai 3 sangat aktiI Nilai 3 penggunaan alat tepat dan hasil benar
Nilai 2 kurang aktiI Nilai 2 penggunaan alat tepat dan hasil salah
Nilai 1 tidak aktiI Nilai 1 penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah

Penggunaan Media :
Nilai 3 penempatan alat tepat dan penggunaan benar
Nilai 2 bila salah satu dari ke dua aspek di atas tidak tepat
Nilai 1 bila kedua aspek di atas tidak tepat


Berdasarkan hasil observasi terhadap evaluasi proses dari masing-
masing siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I antara lain:
1. KeaktiIan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sangat aktiI
sebanyak 55 , kurang aktiI sebanyak 40, dan tidak aktiI
sebanyak 5.
2. Penggunaan media dalam pembelajaran, penempatan alat tepat
dan penggunaan benar sebanyak 60, bila salah satu dari ke dua
aspek di atas tidak tepat sebanyak 40, dan bila kedua aspek di
atas tidak tepat sebanyak 0.
3. asil yang diperoleh siswa, penggunaan alat tepat dan hasil benar
sebanyak 50, penggunaan alat tepat dan hasil salah sebanyak
50, dan penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah adalah 0.
2. Evaluasi Tertulis
Berikut ini hasil evaluasi tertulis, dari soal isian dengan jumlah
soal 10 item :


53
No Nama siswa
Penguasaan Materi
Betul Nilai
1 Adestian Ihsan
5 50 5
2 Agus Jujun
7 70 7
3 AlgiIar ermawan
5 50 5
4 Andika Putra S
8 80 8
5 Andrian Marliu
7 70 7
6 Andrian Purnama
6 60 6
7 Angga Maulana
8 80 8
8 Anggi Ilham N
5 50 5
9 Anti Febriani
7 70 7
10 AsIi Sopiadi
9 90 9
11 Berlian Mutiara
9 90 9
12 Dani Putra Nugraha
8 80 8
13 Dati Mulyati
4 40 4
14 Dede Supriadi
6 60 6
15 Desi Setiawati
7 70 7
16 Dewi
8 80 8
17 Diki Mulyadi
6 60 6
18 Dini Ajeng Agustina
8 80 8
19 Dini Lestari
6 60 6
20 Fiqri Rizki Fauzi
8 80 8
21 Fitriani
5 50 5
22 Gustiawan Yuhana P
7 70 7
23 anny NurhaniIah
5 50 5
24 Imas Eep
8 80 8
25 Indri Anggita
7 70 7
26 Ira Wati
6 60 6
27 Lucky Rustandi
8 80 8
28 Mila Nurhayati
5 50 5
29 Neng Ani
7 70 7
30 Neng Siti Aisah
9 90 9
31 Neng Usu
9 90 9
32 Ogi Saepudin
8 80 8
33 Reka Ayu
4 40 4
34 Risa Nuryanti
6 60 6
35 Risma Amanda
7 70 7
36 Rizal Gunawan
8 80 8
37 Rizki Ruswendi
6 60 6
38 Sahri Setiawan
8 80 8
39 Sandi Permana
6 60 6
40 Soni Ramdani
8 80 8
Penguasaan Materi Secara
274 68,5 274
Klasikal


54
Berdasarkan hasil evaluasi tertulis ( LT ), dari data diatas
menunjukkan bahwa penguasaan materi secara klasikal ada
peningkatan sebesar 25 dari 43,5 menjadi 68,5, tetapi masih
perlu diadakan pembelajaran lagi pada siklus III.

4. ReIleksi
a. Aspek Keberhasilan
Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil
evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang
telah dilakukan pada pembelajaran siklus II tampak
keberhasilannya. Namun pada pembelajaran siklus III, tindakan
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah media akan dibagikan
kepada setiap peserta , agar penggunaan media betul-betul
digunakan sendiri sehingga keaktiIan dan keterampilan siswa
dalam penggunaan media itu lebih maksimal.
b. Aspek Kelemahannya
1).Partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan dengan
beberapa pertanyaan dan mengerjakan dipapan tulis.
2).Penggunaan media perlu ditingkatkan, dengan cara penggunaan
media itu secara perorangan bukan berpasangan agar
keterampilan siswa meningkat.
3).Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu
ditingkatkan, dengan cara minta bantuan guru kelas dalam
melaksanakan bimbingan


55
E. Pembelajaran Pada Siklus III
1. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaranpeneliti telah menyiapkan/
menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
a. Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu,
sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.
b. Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas /
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,
langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar
dan penilaian.
c. Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal
tes.
d. Lidi sejumlah 420 buah, 210 lidi berwarna merah dan 210
lidi tidak berwarna .

2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Kegiatan awal meliputi :
1). Guru mengucapkan salam di depan kelas.
2). Mengerjakan tugas PR.
3). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap anak sebanyak 10 lidi
berwarna merah dan 10 lidi tidak berwarna.


56
4). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan
bilangan bulat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa sebelum mendapat pembelajaran.
b. Kegiatan inti meliputi :
1).Guru menginIomasikan kepada siswa bahwa , lidi yang
berwarna merah adalah positiI dan lidi yang tidak berwarna
adalah negatiI.
2).Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat dengan
menggunakan lidi.
Misalnya : 4 ( - 7 ) . . . .
Langkah-langkah penggunaan :
(a). Siswa meletakkan 4 lidi berwarna merah diatas
mejanya
(b). Siswa meletakkan 7 lidi yang tidak berwarna, di atas
mejanya.
(c). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,
sehingga posisinya menjadi :

Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan positiI )


Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.
I I I (lidi yang menunjuk bilangan negatiI)


(d). Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang
berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi yang tidak
berwarna (negatiI).


I I I I




I I I I


57
(e). Jadi 4 (-7) -3
c. Kegiatan Akhir :
1). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi
dalam penjumlahan bilangan bulat dengan cara tanya jawab.
2). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )
c. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat
seberapa jauh keeIektiIan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran ketika diterapkan pada siklus III.

d. Evaluasi
1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam
penjumlahan bilangan bulat.
2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.
e. ReIleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan,
kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan reIleksi diri
tentang pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus III.
Berdasarkan hasil reIleksi pada siklus ini peneliti akan tahu
kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang
telah direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah
mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus


58
ini, peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan.

F. Temuan Hasil Pembelajaran Pada Siklus III
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di SDN Pasirmulya I, pada
hari senin tanggal 15 November 2011
2. Temuan-temuan Pada Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pada waktu media dibagikan kepada siswa, siswa lansung
menggunakan media itu.
b. Siswa aktiI menggunakan media itu karena setiap siswa memegang
sendiri.
c. Keterampilan siswa dalam penggunaan media ada peningkatan.











59
3. Temuan-temuan asil Observasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV ( empat )
ari / tanggal : Seninl 15 November 2011
Fokus Pengamatan : Kegiatan Pembelajaran
NO ASPEK YANG DIAMATI
KEMUNCULAN
KOMENTAR
ADA
TIDAK
ADA
1 Penguasaan kelas V -
2 Apersepsi V -
3 Penggunaan Bahasa Indonesia V -
4 Penguasaan materi V -
5 Penyajian sesuai dengan urutan V -
6 Penggunaan metode V -
7 Partisipasi siswa dalam pembelajaran V -
8 Penggunaan media V -
9 Bimbingan terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar
V -
10 Evaluasi proses V -
11 Sesuai dengan alokasi waktu v -
12 Tugas siswa V -
13 Mengakhiri pelajaran dengan tes v -

4. asil Evaluasi
a. Evaluasi Proses
ari / tanggal : Senin 15 November 2011 \
Fokus Pengamatan : Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran


60

No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan
Penggunaan
Hasil
Media
1 Adestian Ihsan
3 2 2
2 Agus Jujun
3 3 2
3 AlgiIar ermawan
3 3 3
4 Andika Putra S
3 3 3
5 Andrian Marliu
3 3 3
6 Andrian Purnama
3 2 2
7 Angga Maulana
3 3 3
8 Anggi Ilham N
3 2 2
9 Anti Febriani
3 3 3
10 AsIi Sopiadi
3 3 3
11 Berlian Mutiara
3 3 3
12 Dani Putra Nugraha
3 3 3
13 Dati Mulyati
2 2 2
14 Dede Supriadi
3 2 3
15 Desi Setiawati
3 3 3
16 Dewi
3 3 3
17 Diki Mulyadi
3 2 3
18 Dini Ajeng Agustina
3 3 3
19 Dini Lestari
3 3 3
20 Fiqri Rizki Fauzi
3 3 3
21 Fitriani
3 2 2
22 Gustiawan Yuhana P
3 3 2
23 anny NurhaniIah
3 3 3
24 Imas Eep
3 3 3
25 Indri Anggita
3 3 3
26 Ira Wati
3 2 2
27 Lucky Rustandi
3 3 3
28 Mila Nurhayati
3 2 2
29 Neng Ani
3 3 3
30 Neng Siti Aisah
3 3 3
31 Neng Usu
3 3 3
32 Ogi Saepudin
3 3 3
33 Reka Ayu
2 2 2
34 Risa Nuryanti
3 2 3
35 Risma Amanda
3 3 3
36 Rizal Gunawan
3 3 3
37 Rizki Ruswendi
3 2 3
38 Sahri Setiawan
3 3 3
39 Sandi Permana
3 3 3
40 Soni Ramdani
3 3 3
Prosentase Kegiatan Siswa
98,3 90 91,7



61
Keterangan skor :

Keaktifan : Hasil :
Nilai 3 sangat aktiI Nilai 3 penggunaan alat tepat dan hasil benar
Nilai 2 kurang aktiI Nilai 2 penggunaan alat tepat dan hasil salah
Nilai 1 tidak aktiI Nilai 1 penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah

Penggunaan Media :
Nilai 3 penempatan alat tepat dan penggunaan benar
Nilai 2 bila salah satu dari ke dua aspek di atas tidak tepat
Nilai 1 bila kedua aspek di atas tidak tepat


Berdasarkan hasil observasi terhadap evaluasi proses dari masing-
masing siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
antara lain:
1. KeaktiIan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sangat aktiI
sebanyak 98,3 , kurang aktiI sebanyak 1,7, dan tidak aktiI
sebanyak 0.
2. Penggunaan media dalam pembelajaran, penempatan alat tepat dan
penggunaan benar sebanyak 90, bila salah satu dari ke dua aspek di
atas tidak tepat sebanyak 10, dan bila kedua aspek di atas tidak
tepat sebanyak 0.
3. asil yang diperoleh siswa, penggunaan alat tepat dan hasil benar
sebanyak 91,7, penggunaan alat tepat dan hasil salah sebanyak
8,3, dan penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah adalah 0.

b. Evaluasi Tertulis
Berikut ini hasil evaluasi tertulis, dari soal isian dengan jumlah
soal 10 item :


62
No Nama siswa
Penguasaan Materi
Betul Nilai
1 Adestian Ihsan
7 70 7
2 Agus Jujun
9 90 9
3 AlgiIar ermawan
8 80 8
4 Andika Putra S
10 100 10
5 Andrian Marliu
9 90 9
6 Andrian Purnama
7 70 7
7 Angga Maulana
10 100 10
8 Anggi Ilham N
7 70 7
9 Anti Febriani
8 80 8
10 AsIi Sopiadi
10 100 10
11 Berlian Mutiara
9 90 9
12 Dani Putra Nugraha
8 80 8
13 Dati Mulyati
5 50 5
14 Dede Supriadi
7 70 7
15 Desi Setiawati
8 80 8
16 Dewi
8 80 8
17 Diki Mulyadi
7 70 7
18 Dini Ajeng Agustina
9 90 9
19 Dini Lestari
8 80 8
20 Fiqri Rizki Fauzi
9 90 9
21 Fitriani
7 70 7
22 Gustiawan Yuhana P
9 90 9
23 anny NurhaniIah
8 80 8
24 Imas Eep
10 100 10
25 Indri Anggita
9 90 9
26 Ira Wati
7 70 7
27 Lucky Rustandi
10 100 10
28 Mila Nurhayati
7 70 7
29 Neng Ani
8 80 8
30 Neng Siti Aisah
10 100 10
31 Neng Usu
9 90 9
32 Ogi Saepudin
8 80 8
33 Reka Ayu
5 50 5
34 Risa Nuryanti
7 70 7
35 Risma Amanda
8 80 8
36 Rizal Gunawan
8 80 8
37 Rizki Ruswendi
7 70 7
38 Sahri Setiawan
9 90 9
39 Sandi Permana
8 80 8
40 Soni Ramdani
9 90 9
Penguasaan Materi Secara
326 813 326
Klasikal


63
Berdasarkan hasil evaluasi tertulis ( LT ), dari data diatas
menunjukkan bahwa penguasaan materi secara klasikal ada
peningkatan sebesar 13 dari 68,5 menjadi 81,5, sehingga
tidak perlu ada pembelajaran lagi.

5. ReIleksi
a. Aspek Keberhasilan
Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil evaluasi,
maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang telah
dilakukan pada pembelajaran siklus III adalah -erhasil.
b. Aspek Kelemahannya
1). Perlu banyak latihan khususnya bilangan yang dijumlahkan jika
melebihi dari media yang telah disediakan.











64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
telah dilakukan pada bab sebelumnya. Kesimpulan disajikan sesuai dengan
perumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab I.

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang penggunaan media
lidi untuk meningkatkan keterampilan siswa pada penjumlahan bilangan
bulat, disajikan kesimpulan sebagai berikut:
!ertama, pembelajaran dengan media lidi, dilakukan pada tiga tahap
tindakan, yaitu menggunakan media lidi secara berpasangan, menggunakan
media lidi yang diberi warna secara berpasangan dan menggunakan media
lidi yang diberi warna secara perorangan. Keterampilan menggunakan media
lidi dapat meningkatkan prestasi siswa pada penjumlahan bilangan bulat.
Kedua, pembelajaran dengan menggunakan media lidi dapat
meningkatkan keaktiIan siswa, lebih bergairah, tidak ada rasa takut, giat,
senang, dan kreatiI.
Ketiga, pemberian kesempatan kepada peneliti agar dapat bermain
peran agar dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk
memotivasi belajarnya.


65
B. Saran-saran
Sesuai dengan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa
saran-saran antara lain:
!ertama, dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan
bilangan bulat, hendaknya (1) dalam menyusun rancangan pembelajaran,
guru memperhatikan materi itu baru atau lanjutan; (2) jika materi baru, guru
hendaknya menyiapkan media; (3) hendaknya media pembelajaran yang
digunakan mudah dicari/dibuat; (4) buatlah media yang bervariasi, menarik
agar siswa termotivasi untuk menggunakan.
Kedua, setelah pembelajaran dengan menggunakan media sudah
dikuasai oleh siswa, trampilkan siswa melalui latihan-latihan soal,
mencongak maupun permainan matematika.
Ketiga, bagi peneliti yang lain kembangkan hasil penelian ini dengan
metode maupun media yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.










66
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Moesono & Sujono, 1998. atematika 4, Jakarta: Depdibud.

Depdiknas, 2004. !edoman !engembangan Silabus, Jakarta.

Depdiknas, 2003. !engembangan Silabus dan !enilaian ata !elafaran
atematika, Jakarta.

Pujiati, 2004. !enggunaan Alat !eraga dalam !embelafaran Berhitung di
SD, Jogjakarta: PPPG JOGJAKARTA.

Depdiknas, 2006. anafemen Berbasis Sekolah, Jakarta.

Oemar amalik, 1980. edia !endidikan, Jakarta

Elly E, 1996. etoda !engafaran atematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta:
PPPG JOGJAKARTA.

Karim Muchtar A, 1999. Metodologi Pembelajaran, Jakarta.

You might also like