You are on page 1of 37

Pelayanan Kesehatan Sebagai Faktor Biopsikososial

Dr. Ratna Dewi

FENOMENA MASY TTG KESEHATAN Sektor kesehatan belum mendapat sorotan yang proporsional kurang populer sebagai ukuran keberhasilan suatu pembangunan. Sektor ekonomi dan politik lebih dominan dalam wacana publik. seharusnya tingkat kesejahteraan masyarakat akan selalu berhubungan dengan status kesehatan.
2

Isu AIDs, Antrak, SARS, Flu Burung, Busung Lapar dst---fenomena menarik. Dunia dewasa ini membelanjakan 9% dari pendapatannya untuk belanja kesehatan . Negara maju yang hanya berpenduduk 16% dari penduduk dunia, menghabiskan 89% total belanja kesehatan Kerugian krn sakit: 7% di negara maju dan 93% di negara berkembang. negara berkembang baru membelanjakan dibawah 5% GNP, ngr maju 8%.
3

Yang Berpengaruh thp status Kesehatan:


Kompleks : banyak faktor. Miskin krn sakit, sakit krn miskin (Myrdall). Sri Langka dan Cina, pendapat relatif rendah status kesehatan baik. Status kesehatan tergantung : Pelayanan kesehatan, Lingkungan, Perilaku dan Kependudukan/Keturunan.
4

restrukturisasi pembiayaan publik --dampak pada bidang kesehatan dan nutrisi. studi kasus: berbeda hubungan antara pembelanjaan pemerintah untuk pelayanan sosial dan kecenderungan pada indikator-indikator kesehatan tertentu. Pelayanan kesehatan pada beberapa negara berkembang umumnya tersedia bebas, dibiayai dari dana yang berasal dari pajak, namun terbatas. Bagaimana pelayanan yang adil?

Kesepakan Internasional
pelayanan kesehatan merupakan dari social welfare yang sudah menjadi kesepakan internasional. Negara harus menjamin setiap warga negara atas pelayanan kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang berlaku secara universal. Di Indonesia, telah dikukuhkan dalam amandemen UUD 1945 pasal 28 bahwa kesehatan lebih bersifat sosial, bukan barang ekonomi yang dapat diperjualbelikan. Pendapat ini terus menjadi bahan perdebatan .
6

Jaminan Sosial
Prinsipnya merupakan salah satu faktor bagi redistribusi pendapatan terhadap mereka yang berpendapatan rendah. Perawatan kesehatan, tunjangan keluarga dan hari tua serta bantuan finansial lainnyamenjadi tanggung jawab pemerintah/negara. Jaminan sosial terkait ddn HAM---hak dasar.
7

Kesehatan : Konsep Public Good dan Private Good


public spending di semua sektor berkembang pesat pada dekade 1960-an dan 1970-an. Periode ini dipuncaki dengan deklarasi pada tahun 1978 di Alma-Ata. Di bekas negara sosialis Uni Soviet tersebut WHO mengeluarkan deklarasi Health for All by The Year 2000.
8

Pergeseran
1980-an pertumbuhan ekonomi dunia melambat dan pengeluaran untuk kesehatan menurun. Subsidi untuk pelayanan kesehatan semakin kecil, sementara itu biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat, khususnya pelayanan rumah sakit yang menggunakan teknologi canggih. Muncullah pergeseran mengenai arti pelayanan rumah sakit dari suatu pelayanan yang bersifat publik (dengan subsidi tinggi atau bahkan gratis sama sekali) menjadi suatu pelayanan yang bersifat individualistik.

Sistem pelayanan menjadi dua: 1. sistem pelayanan kesehatan masyarakat (public health) 2. sistem pelayanan kesehatan pribadi

10

Ciri-ciri Sistem Public Health:


(1) pemakaian jasa kepada seseorang tidak mengurangi jatah bagi orang lain yang ingin menggunakannya, (2) untuk menggunakannya tidak perlu berebut, (3) ada eksternalitas, dimana pelayanan jasa public kepada seseorang akan menimbulkan pengaruh kepada orang lain.
11

Problem keuangan
problem keuangan semakin menjauhi negara kesejahteraan, dimana negara seharusnya membiayai seluruh pelayanan publiknya dari hasil pajak dan usaha negara. disamping mengacu pada pelayanan sosial kemanusiaan, secara faktual pelayanan kesehatan (rumah sakit) telah berkembang menjadi suatu industri yang berbasis pada prinsipprinsip ekonomi kompetitif
12

Di Amerika, pembiayaan kesehatan diambil dari tiga sumber besar, yakni konsumen atau pasien, Asuransi Kesehatan Privat, dan Pemerintah. Pada tahun 1992, dari pasien membayar langsung 19%, dan pembayaran lain oleh Asuransi Kesehatan Privat dan Pemerintah masing-masing 31% dan 46%. Ada kecenderungan peningkatan biaya kesehatan oleh pemerintah.
13

Pada masa" transisi" sekarang ini pelayanan kesehatan yang cenderung menuju private good. Pemerintah dan badan legislatif sebaiknya tidak lepas tangan dalam pembuatan sistem regulasi agar tidak terjadi monopoli sector kesehatan oleh swasta. Pada prinsipnya adalah menciptakan suatu sistem pelayanan yang adil. Sistem yang dicapai harus menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan
14

Isu otonomi daerah terus menjadi perhatian bagi para pengambil kebijakan baik di tingkat nasional maupun lokal. Terjadi tarik-menarik kepentingan antara pusat dengan daerah ataupun antar pihak terkait. Mereka harus lebih mempersiapkan peratutan perundangan yang relevan dan mengandung unsur keadilan.

15

Kepedulian para penentu kebijakan terhadap sektor kesehatan untuk memperjuangkan peningkatan anggaran secara bertahap mencapai 15 % dari total APBN atau APBD. Mengingat bahwa anggaran kesehatan kita hanya berkisar antaara 2-3% dari total ABBN/APBD, bahkan banyak daerah masih dibawah 2% APBD. Diawali dengan komitmen para politisi ( nasional/ lokal ) terhadap pembangunan kesehatan di Indonesia sebagai isu yang perlu diangkat dan disosialisasikan kepada masyarakat.
16

Berbagai Persoalan Etik dan Sosial

17

Pendahuluan
Kesadaran / perhatian thd kesehatan meningkat Amandemen UUD 1945 pasal 28 Sehat merupakan hak asasi Perkembangan jaman-perubahan sosial berpengaruh pada perilaku Kemajuan teknologi : kemudahan dan problem sosial-kemanusiaan
18

Isu Hangat dalam Pel-kes :


1. Dokter kebal hukum ? : -banyak kasus malpraktek meningkat, tetapi dokter sedikit terkena sangsi hukum -Konflik : perbedaan persepsi ttg kasus -Pemberitaan tidak proporsional
19

2. Dokter terlalu tinggi di depan pasien:


Masyarakat gelap tdp penyakitnya Sebagai obyek: karitatif-paternalistik

WHO(1949) : asas pelkes kemamnusiaan dan kesejahteraan. Hub dokter-pasien: relasi konfidensial

20

3. Profesi Dokter eksklusif :


Pelanggaran etik diselesaikan scr internal profesi ( MKEK-IDI), tidak terbuka. Profesi dokter berhub dgn Image/ Citra--berpengaruh thp kepercayaan pasien

21

4. Tarif dokter jadi beban berat pasien


Sebagian besar ekonomi masy rendah Bagi yg kaya tak masalah asal sembuh. Yang miskin bermasalah thd biaya, sehingga untukmenghemat pergi ke paramedis bahkan pengobatan non medis
22

Salah kaprah di masyarakat :


Dokter profesi prestisius Dokter kaya adalah dokter yg berhasil Dokter manusiasempurna Dokter disetarakan paranormal
23

Profesi prestisius
- Dulu hanya kalangan terbatas krn faktor: budaya,hukum, politik,dan ekonomi - Profesi istimewa krn menyembuhkan penyakit - Seleksi calon dokter ketat - Bergengsi, skrg mahalpun ditempuh

24

Dokter kaya = Berhasil


Tuntutan masyarakat: hal yg layak dokter lebih punya harta dibanding rata-rata Mudah memperoleh dr praktek maupun sampingan Berpengaruh pd perilaku dokter :mengurangi perilaku altruistik

25

Dokter manusia sempurna


Daerah pedesaan : sangat dibutuhkan, kepastian menyembuhkan. Daerah perkotaan lgsg ke praktek dokter spesialis/ subspesialis Kejadian nyata dokter umum menulis papan praktek umum diganti praktek umum: dewasa dan anak
26

Dokter setara paranormal :


Datang ke pengobatan alternatif krn : -Polapikir sinkritisme -Tidak puas dgn pelkes modern -Keterbatasan ekonomi keluarga -sistem pelayanan yang dianggap kurang tepat Nyata : dokter interna praktek ala paranormal di TV. Bagaimana dunia Islam ?
27

Perubahan sosial berpenagruh pd kehidupan profesi dokter


Orientasi materialisme masuk kemana-mana Mengikuti memperoleh materi : sulit bedakan halal dan haram? Hubungan D-P = hubungan bisnis? Konsumerisme diimbangi komersialisme: -kontrak dgn pabrik obat -tindakan yg kurang perlu Pasien dirugikan krn biayai untuk komisi dan promosi obat
28

Dokter dalam dilema dalam dunia profesi


Perbedaan pandangan ttg profesi, etika dan hukum kesehatan, belum selesai Keberadaan peraturan perundangan/ sistem yg belum tepat menata profesi Bagaimana menghadapi perkembangan pengobatan alternatif : posisi sosial,etika, dan hukum?
29

Orientasi umum penilaian malpraktek


Di AS:180.000 pasien meninggal krn malpraktek Yg sebenarnya : -manusia rumit, bukan mobil: sulit diprediksi kejadiannya. -kontak D-P : berasaskan pada UPAYA bukan HASIL
30

Orientasi penilaian malpraktek yg seharusnya:


Berdasarkan prosedur2 rumit, bukan atas hasil pengobatan Jika ada kasus melalui pengadilan profesi Hub D-P=pengadilan profesi : niat moral isoterik kepercayaan Peraturan-perundangan : kesehatan:mencapai pelkes efisien dan efekti----derajat keseahatan meningkat.
31

Faktor-faktor penentu moralitas:


Arti moralitas: kebaikan budi pekerti yg ditentukan oleh dua unsur pokok yakni keluhuran budi dan kelayakan pekerti. Perbuatan etis: niatnya tulus, perbuatan lahir layak. In between=diantaranya

32

Prinsip dalam melakukan tindakan:


Prinsip perbandingan nilai Prinsip akibat ganda Keduanya ditambah ada inform consent dan mengajak pasien pahami resiko. Prinsip lain : Otonomi dan Totalitas

33

Pedoman Mengambil Keputusan :


Semua keputusan dlm praktek dokter mrpkn keputusan etik atau plg sedikit mengandung unsur etik sbg aspek ilmiah dan klinik dr masalah Pengambilan Keputusan Etik:penilaian bhw fakta2 dpt memberikan kontribusi ttp keputusan akhir hrs menimbang-nimbang nilai.
34

Dua Pedoman Pokok untuk dpt menilai moralitas perbuatan: suara hati nurani dan norma-norma sosial.

Seorang Muslim : landasan Aqidah yg bersumber pad Al Quran dan Sunah Nabi, sebagai landasan bertindakakhlaqulkharimah.

35

Tantangan ke depan dunia kedokteran Indonesia:


Liberalisasi perdagangan---pelayanan kesehatan masuk WTO Ketertinggalan ilmu dan tekonlogi Perubahan tatanan sosial Kebijakan pelayanan kesehatan ke masa depan. Biaya pendidikan dokter semakin mahal.
36

Terima kasih

Matur Tengkiu

37

You might also like