You are on page 1of 7

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN 1. Tujuan Perencanaan Sistem Bandara (Airport System), a.

Untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masa kini dan mendatang dalam mengembangkan pola pertumbuhan wilayah yang dikehendaki, sehubungan dengan tujuan industri, lapangan pekerjaan, sosial, lingkungan, dan sarana penunjang rekreasi (pariwisata). b. Untuk membantu tercapainya tujuan daerah secara keseluruhan, seperti yang tercermin dalam rencana system pengangkutan dan rencana bagi pengembangan secara menyeluruh. c. Agar penempatan dan perluasan fasilitas penerbangan yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak merusak lingkungan dan ekologi. d. Untuk penentuan kebutuhan system bandara dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. e. Pelaksanaan dari rencana penggunaan lahan dan ruang angkasa dengan memaksimalkan pemanfaatannya. f. Penempatan prioritas bagi pembiayaan bandara. g. Penetapan mekanisme pelaksanaan rancangan sistem bandara Perjalanan Ruang melalui kerangka kerja politis normal.
Angkasa (Route)

adalah :

2.

Langkah-Langkah Perencanaan Bandara


Ruang Angkasa a. Amati kecenderungan permintaan perjalanan melalui udara pada (Terminal) masa lalu dan masa sekarang, termasuk : operasi penerbangan, jumlah penumpang, volume barang, dan lalu lintas darat.

b. Inventarisasi variasi dalam faktor ekonomi, sosial, dan teknologi Landasan Pacu (Run Way) yang mempengaruhi permintaan perjalanan melalui udara.
c. Tetapkan hubungan antara permintaan perjalanan melalui udara

dengan faktor lain, dalam mengubah permintaan perjalanan. (Wait Taxiway) Keluar (Exit Taxiway) d. Proyeksikan kemasa depan nilai dari faktor tersebut, yang Sistem Landasan mempengaruhi permintaan perjalanan melalui udara.
System) e. Gunakan model dan perkiraan untuk mendapatkan gambaran tentang permintaan perjalanan udara pada masa tersebut. Apron Area (Terminal) Hubung (Taxiway

Landasan Tunggu

Landasan Hubungan

SISTEM BANDARA
Sirkulasi Parkir Kendaraan Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng Air Grand Access System

AIR SIDE

LAND SIDE

3.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Letak Bandara : a. b. c. d. e. f. g. Arah pengembangan daerah sekitar bandara. Kondisi atmosfir dan metrologi diatas bandara. Jarak tempuh mencapai lokasi bandara. Tersedianya lahan primer/sekunder untuk perluasan bandara. Tingkat ekonomis biaya konstruksi. Relevansi dengan tingkat perantara Aeronatika (perjalanan udara). Halangan sekeliling rencana bandara.

4.

Faktor Yang Mempengaruhi Volume Lalu Lintas Udara :

a. Wilayah yang akan dilayani oleh bandara. b. Karakteristik demografi. c. Karakteristik ekonomi wilayah. d. Kecenderungan perkembangan model transportasi lain. e. Faktor politis, biasanya pada daerah perbatasan. 5. Faktor Faktor Penting Dalam Perencanaan Bandara : a. Jenis pesawat yang beroperasi, bergantung pada : Jumlah penumpang. Jenis bandara. Lahan yang tersedia, dipengaruhi oleh : 2

b.

Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng

6.

Faktor geografi. Faktor geologi. Faktor demografi.

Sifat Sifat Pesawat Berkenaan Dengan Perencanaan a. Pesawat terbang yang digunakan dalam operasi penerbangan mempunyai kapasitas yang bervariasi mulai dari 10 500 penumpang. b. Sebagai gambaran, macam-macam pesawat terbang yang melayani penerbangan komersil, dapat dilihat dalam Tabel 1.1 (Ir. Heru Basuki : hal. 3). Dalam tabel tersebut diberikan ukuran, berat, kapasitas angkut, dan panjang landasan pacu. c. Pada Tabel 2.2, diberikan gambaran konfigurasi roda pendaratan utama (Main Landing Gear), serta tekanan angin roda pesawat dari berbagai jenis pesawat. d. Data pada Tabel 1.1 sangat perlu untuk perencanaan lapangan terbang. Untuk lebih detail bisa dilihat pada Tabel FAA Advisory Circular No. AC 150/5325-4, atau Aerodrome Design Manual Part 1 & 2 dari ICAO. Tabel 1.1 : Karakteristik Peswat Terbang Komersial

Bandara

Tabel 1.2 : Konfigurasi Roda Pendaratan Berdasarkan Tipe Pesawat

Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng

Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng

Gambar 1.1 : Tampak Depan, Samping, dan Atas Pesawat

Gambar 1.2 : Komponen Bandara 7. Pengertian dan Istilah Istilah : 5

Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng

a. Weight (Berat) Yaitu berat pesawat. Data ini diperlukan untuk merencanakan tebal perkerasannya dan kekuatan landasan pacu, taxiway, dan apron. b. Size (Ukuran) Yaitu lebar sayap (wingspan) dan panjang badan pesawat (fuselag), yang mempengaruhi konfigurasi terminal, lebar landasan pacu, dan taxiway. c. Kapasitas Yaitu daya angkut penumpang dan barang, digunakan untuk perencanaan bangunan terminal dan sarana lainnya. d. Panjang Landasan Pacu Berpengaruh terhadap luas tanah yang dibutuhkan oleh lapangan terbang, namun panjang landasan pacu pada Tabel 1.1 hanya sebagai pedoman. Taksiran jarak tempuh pesawat sangat penting dalam analisa panjang landasan pacu. e. Piston Engine Air Craft Yaitu pesawat yang digerakkan oleh perputaran baling-baling dengan tenaga mesin piston. Sebagian besar pesawat pesawat kecil digerakkan oleh mesin piston. f. Turbo Prop Yaitu pesawat digerakkan oleh baling-baling dengan tenaga mesin turbin. g. Turbo Jet Yaitu gerak pesawat bukan didapat dari putaran baling-baling, melainkan oleh daya dorong tenaga semburan Jet (boros bahan bakar). h. Turbo Fan Ditambahkan kipas (Fan) didepan atau dibelakang turbinnya, sehingga dengan bahan bakar yang sama dengan turbo jet, didapat tenaga penggerak yang lebih besar (sebagian besar pesawat komersial saat ini memakai jenis turbo fan). 8. Macam Macam Istilah Berat Pesawat : a. Operating Weight Empty Adalah berat pesawat, termasuk crew dan peralatan pesawat yang biasa disebut No Go Item, tetapi tidak termasuk bahan bakar dan penumpang/barang. b. Pay Load Adalah berat muatan (penumpang + barang) yang membayar, termasuk surat-surat, paket-paket, dan excess bagasi. c. Maximum Structural Pay Load Adalah muatan maksimum yang diizinkan untuk tipe pesawat itu, oleh Dirjen Perhubungan Udara. d. Zero Fuel Weight Adalah batasan berat spesifik pada tiap jenis pesawat. e. Maximum Ramp Weight Adalah berat maksimum pesawat diizinkan untuk Taxi, pada saat pesawat taxiing dari Apron menuju ujung landasan pacu. f. Maximum Structural Landing Weight
Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng

Adalah kemampuan structural pesawat pada waktu mendarat. g. Maximum Structural Take Off Weight Adalah berat maksimum pesawat termasuk crew, berat pesawat kosong, bahan bakar, pay load yang diizinkan oleh pabrik, sehingga momen tekuk yang terjadi pada badan pesawat rata-rata masih dalam batas kemampuan material pembentuk pesawat. 9. Pusaran Angin Pusaran angin timbul pada saat sayap mengangkat pesawat. pusaran angin terbentuk oleh dua silinder masa udara yang berputar berlawanan sepanjang sayap, meluas dan memanjang dibelakang pesawat sepanjang garis terbang. Pusaran angin yang terbentuk ini dinamakan Wake Turbulance. Untuk mengatasi pusaran angin, FAA (Federal Aviation Agency) membagi pesawat menjadi dua : Pesawat Ringan Yaitu pesawat yang mempunyai maksimum take off weight < 300.000 Lbs (< 150 Ton), seperti : DC9, B737, F28. Pesawat Berat Yaitu pesawat yang mempunyai maksimum take off weight > 300.000 Lbs (> 150 Ton), seperti : B747, B320, DC 861, DC10, dan Air Bus300. Aturan pemisahan (separation) lalulintas udara terhadap dampak wake turbulence ini diatur sebagai berikut : a. Maksimum jarak pesawat ringan yang mengikuti pesawat berat secara horizontal adalah 5 nautical mile (jarak udara). b. Maksimum jarak pesawat berat yang saling membuntuti secara horizontal adalah 4 nautical mile (jarak udara). c. Maksimum jarak pesawat berat yang mengikuti pesawat ringan secara horizontal adalah 3 nautical mile (jarak udara).

Gambar 1.2 : Wake Turbulance

Materi Kuliah Perencanaan Bandara Ir. Wilton Wahab, M.Eng

You might also like