You are on page 1of 3

WAWANCARA NARASUMBER

(Tgl. 13 Desember 2011) Narasumber : Bpk. DHIYAN NURWIFONTO HADI SAPUTRO Asal : Yogyakarta Alamat : Tambak bayan 5 Profesi: Pegawai Pekerjaan: bekerja pada Lembaga Keuangan Non Bank. Posisi: Sebagai pagawai biasa.

PEMBAHASAN Saya memilih bapak Dhiyan sebagai narasumber saya karena beliau merupakan warga asli Yogyakarta yang dimana lebih mengenal akan seluk-beluk wilayah Yogyakrta dan inovasi-inovasi seni buatan tangan terbaru serta didukung oleh profesinya sebagai seorang yang bekerja pada bidang keuangan dimana dapat memberikan masukan dan argumentargumen yang berguna baik dalam hal desain maupun yang berhubungan dengan soal finansial. Selain itu,yang mebuat saya memilih pak Dhiyan sebagai narasumber karena pak Dhiyan juga merupakan salah seorang yang gemar akan produk-produk hasil inovasi terbaru baru yang sedang bekembang bahkan beliau pun memiliki banyak taman yang mampu berinovasi secara baik sehingga beliau cukup banyak mengerti soal berinovasi dan syaratsyarat berinovasi yang baik.

Setelah dilakukan wawancara ternyata tingkat ketertarikannya pak Dihan terhadap desain ini adala kurang dari 10 %. Alasannya karena menurut beliau desain yang ada ini telah ada jauh-jauh hari sebelumnya dan bahkan lebih menarik bahkan bukan hanya terbuat dari batok kelapa saja,dari kaleng bekas pun ada. Pak Dhiyan mengatakan bahwa desain lampu yang telah di rencanakan ,memiliki kesusahan bahan baku yakni

batok kelapa dan pengerjaannya pun ckup lama apa lagi Yogyakarta bukan merupakan daerah penghasil batok kelapa. Dalam hal ini beliau menjelaskan kepada kita bahwa ketika kita menginovasikan sesuatu alangkah baiknya kia melakukan survey lapangan terlebih dahulu lalu melakukan studi banding akan inovasi-inovasi apa yang telah kita temu lalu dianalisis kemudian barulah kita mengeluarkan sebuah inovasi. Hal ini dilakukan agar kita bisa UP TO DATE dengan kondisi yang telah ada lalu kita tidak melakukan inovasi yang sebenarnya sudah ada. Mengangkat batok kelapa sebagai bahan baku memang sangat menunjukan sikap naturalis apa lagi untuk di gunakan pada desa wisata. Namun apakah masyarakat disana paham akan hal itu??? Setahuku di desa Gilang harjo merupakan daerah yang banyak bamboo-bambu yang bagus,mengapa tidak menggunakan bamboo untuk melakukan inovasi-inovasi yang baru?? Itulah sebabnya mengapa kita perlu melakukan survey terlebih dahulu. Menurut pak Dhiyan desain Lampu desa wisata yang telah dibuat sangat monoton dan kurang atraktif serta mudah ditiru oleh orang lain.Oleh karena itu perlu adanya suatu karakter tersendiri agar tidak mudah ditiru. Mengenai harga yang ditawarkan yaitu Rp 150.000,menurut beliau sangat mahal karena dilihat dari desain-desain lampu yang mirip dan menggunakan material yang sama harganya Rp 80.000 Rp 100.000. Untuki solusi yang ditawarkan adalah membuat desain lampu desa wisata yang materialnya tidak hanya menggunakan 1 jenis material saja tetapi jga di kombinasikan dengan yang lainnya.Misalnya,desain lampu desa wisata dari batok kelapa, tidak berarti semua unsur materialnya dari batok kelapa melainkan dicampur dengan bamboo dan plastic-pelastik bekas sehingga kemonotonan dan ketidakattraktifan tidak akan terwujud. Untuk masalah biaya penjualan,akan dilakukan dengan menggunakan system promosi,diskon dan lainnya untuk menarik perhatian konsume

Tugas Wawancara
Dosen pengampu: Anna pudiati

Oleh

Nama :Oktavianus Andreas Dao NPM :100113575 Prodi :Teknik Arsitektur Nama bisnis kelompok : Relaxing Star Light Kelas :

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKRTA

You might also like