You are on page 1of 1

Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah

organik maupun non organik. Di Indonesia sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per orang atau 220.000 ton sampah nasional per hari. Jumlah ini lebih besar dari tahun 1995 yang hanya 800 gram per hari untuk setiap orang. (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Peningkatan produksi sampah ini sangat mempengaruhi tren global warming yang memicu terjadinya perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel Ilmuwan untuk Perubahan Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan, pemanasan global terjadi adalah hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPCC juga menyebutkan, dua senyawa kimia terbesar yang berkontribusi terjadinya pemanasan global adalah gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua senyawa tersebut sebagian besar dihasilkan dari sampah. Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kilogram gas metana, maka bisa diketahui jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar 8.800 ton CH4 per hari. Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun para ahli memprediksi kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2. Potensi sampah di lingkungan IPB sendiri sangat besar. Jumlah kantin yang begitu banyak menyebabkan setiap harinya banyak terlihat tumpukan sampah baik organik maupun non-organik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan estetika alam dan awal sebuah bencana bagi lingkungan. Oleh karena itu, diperluka suatu pengelolaan yang bersifat ekofriendly. Salah satu cara yang sekarang terkenal adalah memanfaatkan smapah organik untuk ecoenzyme. Eco-enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan karya dan penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari Thailand. Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr.Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand (Organic Agriculture Association of Thailand). Ia bekerjasama dengan para petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan produk pertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan. Dari usaha dan inovasi yang ia lakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional Thailand pada tahun 2003 . Pentingnya pengolahan sampah dan pendaurulangan sampah mejadi fokus dari karya tulis ini. Sampah yang digunakan juga akan disulap menjadi bahan yang juga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Eco-enzyme solusi praktis untuk atasi sampah.

You might also like