karboksilat dan hidroksil akan terurai akibat adanya perubahan pH air tanah dan membentuk muatan negatiI disekeliling materi organik tersebut yang menyebabkan asam humus akan bersiIat seperti 580:/4penukaran ion|2|.
Terlihat bahwa nilai Kd dari banyaknya MI/RN yang berinteraksi dengan resin semakin menurun dengan meningkatnya pH larutan. Hal ini dapat diterangkan dengan teori disosiasi gugus Iungsional yang terjadi akibat lepasnya ion-ion H yang ada di gugus Iungsional AH ke larutan karena adanya interaksi antara OHdengan H yang mengakibatkan gugus Iungsional menjadi aktiI. Gugus Iungsional yang aktiI ini kemudian berinteraksi dengan MI/RN yang ada di larutan untuk membentuk komplek MI/RN-AH. Semakin tinggi pH larutan membuat gugus Iungsional yang terdisosiasi semakin banyak. Fenomena ini dapat menerangkan adanya pengaruh eksistensi AH di larutan akan menyebabkan adanya MI/RN dalam larutan akan dapat terdistribusi ke resin dan larutan.
Fenomena ini dapat menerangkan adanya pengaruh eksistensi AH di larutan akan menyebabkan adanya MI/RN dalam larutan akan dapat terdistribusi ke resin dan larutan
KESIMPULAN Titrasi AH dengan 0,1 M NaOH telah membuat aktiI gugus Iungsional, meningkatnya pH larutan akan membuat gugus Iungsional dari AH menjadi aktiI. Kapasitas tukar kation AH yang digunakan dapat dihitung dari hasil titrasi asam-basa dengan nilai 4,95 dan 5,10 meq/g masing-masing pada kondisi 0,1 dan 1,0 M NaCl. Nilai Kd MI/RN akan menurun bersamaan dengan meningkatnya pH larutan. Semakin tinggi pH larutan akan membuat semakin banyaknya MI/RN yang bereaksi dengan AH dalam larutan, akibatnya MI/RN yang berinteraksi dengan absorben/resin menjadi berkurang. Desorpsi MI/RN dari batuan (bentonit) ke larutan dapat dilihat pada percobaan pengaruh AH terhadap bentonit yang dikontaminasikan dengan RN/Cs-137. Sebagian RN yang terserap di bentonit akan lepas kembali ke larutan dengan kuantitas yang lebih besar bila dibandingkan dalam sistem larutan tersebut tanpa ada AH. Adanya inIormasi tentang peran AH yang cukup signiIikan sebagai pendesorpsi MI/RN membuat studi pengaruh AH pada pengkajian keselamatan Iasilitas penyimpanan LRA menjadi penting
Asamasam organlk merupakan baglan darl bahan organlk adalah hasll keglaLan [asad hldup balk yang LerdapaL dl dalam maupun dl permukaan baLuan Senyawa lnl umumnya merupakan hasll buangan (sekresl eksudaL) aLau pun rombakan Asamasam lnl seperLl asam anorganlk umumnya karena pada gugus fungslonalnya dapaL mengalaml dlsoslasl yang melepasakan proLon (P + ) dan proLon lnl dapaL menyerang mlneral baLuan Selaln lLu slsa asamnya (anlon organlk) dapaL membenLuk senyawa kompleks dengan kaLlonkaLlon pada Lepl mlneral aLau kaLlon yang Lerlepas darl mlneral uengan demlklan asam asam lnl nyaLa berperan dalam pelapukan klmla
0alam pembentukan senyawa kelat, katIon logam dapat berIkatan dengan satu atau lebIh gugus fungsIonal. Jumlah maksImum Ikatan antar gugus dengan katIon logam dItentukan oleh bIlangan koordInasInya. Cugus fungsIonal tersebut dapat berasal darI gugus lIgan yang sama atau pun lIgan yang berbeda. 8Ila InI terjadI, maka pemolImeran senyawa organIk terhambat . Pembentukan kelat dapat dIsederhanakan dengan reaksI sebegaI berIkut :
| + xAH |AH x (1) | = logam; AH = asam humat, x = jumlah molekul asam humat Pada keadaan kesetImbangan maka Kset adalah : kseL (MAP x )/(M)*(AP) x (2)
9ersamaan (2) menun[ukkan blla kseL makln Llnggl maka makln besar MAP x yang LerbenLuk dan reaksl (1) leblh ke arah kanan maka makln banyak LerbenLuk kelaL dengan demlklan makln banyak M (logam) yang dlkelaLkan olah AP 8lla M berasal darl mlneral maka makln besar kseL makln besar pelaruLannya uemlklan [uga makln besar kereakLlfan logam Lerhadap AP maka makln manLap kelaL logam yang LerbenLuk dan makln mudah