You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Industri karet dipilih sebagai salah satu dari sepuluh komoditas strategis agroindustri dengan devisa yang dihasilkan sebesar US $ 3,75 milyar pada tahun 2006. Di sisi lain, industri karet berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan dari limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair industri karet mempunyai kandungan bahan organik, antara lain senyawa karbon dan nitrogen yang relatif tinggi (1). Pembuangan limbah cair karet ke lingkungan akan menyebabkan adanya gangguan kesehatan bagi makhluk hidup di sekitarnya. Air limbah karet juga menimbulkan bau yang tidak enak, terutama karena biasanya industri karet berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, sehingga mengurangi nilai estetika di tempat tersebut. Proses pembuatan karet menghasilkan limbah cair yang mengandung

karbohidrat, protein, lemak dan nitrogen yang mengakibatkan peningkatan nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), serta penurunan nilai DO (Dissolved Oxygen), suhu dan pH (2,3,4,5). Menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 036 tahun 2008 ditetapkan bahwa baku mutu air limbah cair industri karet untuk BOD sebesar 20

2 mg/l, dan COD sebesar 40 mg/l (6). Hasil uji pendahuluan di PT Banua Lima Sejurus, Tbk Banjarmasin didapatkan bahwa kadar BOD untuk limbah cair industri karet adalah sebesar 20,63 mg/l dan COD sebesar 53,73 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengelolaan limbah yang terdapat di perusahaan karet tersebut belum memberikan hasil yang optimal dalam menurunkan nilai BOD dan COD limbah cair mereka. Berdasarkan hasil uji pendahuluan tersebut maka diperlukan teknologi pengolahan air limbah. Salah satu teknik pengolahan limbah yang berkembang saat ini adalah metode lumpur aktif. Lumpur aktif merupakan metode yang memanfaatkan mikroba sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Selain itu dapat menurunkan nilai BOD dan COD limbah sekitar 70- 95 %. Lumpur aktif juga mampu memetabolisme dan memecah zat-zat pencemar yang ada dalam limbah (7,8,9,10,11). Regina (2009) melakukan pembuatan limbah aktif berbahan dasar limbah tahu yang ditambahkan dengan urea sebagai bioaktivator mikroorganisme yang terdapat dalam limbah tahu. Handayani (2009) melakukan pengolahan limbah cair industri mie instant dengan metode lumpur aktif berbahan dasar limbah tahu, ternyata lumpur aktif ini mampu menurunkan angka BOD hingga 78 % (12,13). Limbah mie instant memiliki suatu bahan yang disebut bahan polimer, bahan polimer ini terdiri dari trigliserida dan minyak, sedangkan limbah karet juga memiliki bahan polimer yang berupa isoprene. Mengacu pada kesamaan kandungan limbah karet dan limbah mie instant yang berupa bahan polimer, maka kemungkinan lumpur

3 aktif berbahan dasar tahu juga mampu mendegradasi BOD dan COD pada limbah karet seperti pada limbah mie instant. Berdasarkan uraian di atas maka akan diuji lagi BOD dan COD limbah karet menggunakan lumpur aktif berbahan dasar limbah cair industri tahu. B. Rumusan Masalah Apakah lumpur aktif yang berbahan dasar limbah tahu dapat digunakan untuk menurunkan kadar BOD dan COD pada limbah karet ? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efektivitas lumpur aktif berbahan dasar limbah tahu untuk menurunkan kadar BOD/COD pada limbah karet. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengukur kadar BOD dan COD limbah karet sebelum dikelola dengan sistem

lumpur aktif.
2. Mengukur kadar BOD dan COD limbah karet sesudah dikelola dengan sistem

lumpur aktif.
3. Menghitung efisensi pengurangan kadar BOD dan COD limbah karet

mengunakan lumpur aktif berbahan dasar limbah tahu.


4. Mengukur waktu retensi untuk reaksi terhadap penurunan kadar BOD dan COD

limbah karet. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

4 1. Sebagai informasi dan masukan mengenai cara pengolahan limbah karet 2. Sebagai alternatif pengolahan limbah karet sebelum dibuang ke lingkungan.

You might also like