You are on page 1of 9

Makalah

ALIRAN KAUM MUTAZILLAH

DI Susun Oleh : MOH. AMIN KHOIRONI RISNAWATI A. SULEMAN FAUZI M. NOoR FARAID ZURKIFLI S. NAHE

Di Ajukan Sebagai Nilai Tambah Dalam Mengikuti Proses Perkuliahan

STAIN (sekolah Tinggi Agama Islam Negri) Datokarama Palu 2009/2010

BAB I
LATAR BELAKANG

Islam adalah satu-satunya jalan hidup yang komprehensif karena islam memiliki dasar hukum jauh lebih baik dibandingkan dasar hukum yang dibuat oleh manusia.sebab hukum islam dibuat oleh ALLAH yang maha mengetahui segala sesuatu tentang ciptaanya Meskipun begitu.sejak diutusnya Nabi Muhammad saw.keraguan dan kesalahpahaman tentang islam terus berkembang.orang orang yang tidak suka terhadap islam mencoba menggugat hukum dan aturan islam yang mulia. Mereka memperkeras memperburuk citra islam tanpa melihat dogma yang mereka ikuti. Mereka juga sering mengugat dasar-dasar islam yang damai dan indah sebelum mereka melihat agama mereka sendiri,dan.sejarah tidak menjelaskan kapan permusuhan itu akan berahir Ketika nabi Muhammad saw.masih hidup permasalahan yang dihadapi umat muslim mudah teratasi karena mereka disaat umat muslim mempunyai masalah atu keluhan yang sulit untuk mencari jalan keluarnya mereka langsung mempertanyakan masalah itu kepada Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu manusia pada waktu itu tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat diantara mereka karena Nabi langsung memberikan jalan keluarnya yang bersumber dari Firman Allah swt. Tetapi ketika Nabi Muhammad saw sudah meninggal dunia yang menjalankan roda pemeritahan pada waktu itu dipimpin oleh salah satu sahabat Nabi yang terakhir yaitu Ali bin abu tholib banyak permasalahn yang timbul entah permasalahan itu yang timbulnya dari umat yahudi maupun sesama umat muslim itu sendiri ketika Ali bin abu tholib meningal dunia disitulah muncul yang namanya aliran: 1. Aliran kaum kahawaritz 2. Aliran kaum murjiah 3. Aliran kaum mutazillah Sampai sekarang pun aliran-aliran ini belum kunjung-kunjung selesai itu salah satu faktor karena umat manusia itu hanya diberi oleh Allah ilmu atau akal yang sedikit sehinga pemasalahan yang seperti ini mereka permasalahkan sehingga umut islam ini berpecah diantara umat muslim itu sendiri.

BAB II Pembahasan
Pada tahun 100H/718M telah muncul aliran baru dalam teologi islam yang disebut aliran Mutazilah yang dibidani oleh Washil bin Atho murid Hasan al-Bashri. Ciri utama yang membedakan aliran ini dari aliran teologi Islam lainnya adalah pandangan-pandangan teologisnya lebih banyak ditunjang oleh dalil-dalil aqliyah dan lebih bersifat filosofis, sehingga sering disebut aliran rasionalis Islam Aliran Mutazilah merupakan aliran theologi Islam terbesar dan tertua, yang telah memainkan peranan penting dalam sejarah dunia Islam Aliran Mutazilah lahir kurang lebih pada permulaan abad pertama Hijriah di kota Basrah (Irak), pusat ilmu dan peradaban Islam dikala itu, tempat peraduan aneka kebudayaan asing dan pertemuan bermacam-macam agama. Pada waktu itu banyaklah orang-orang yang hendak menghancurkan Islam dari segi Akidah, baik mereka yang menamakan dirinya Islam maupun tidak. Sebagaimana diketahui, ejak Islam meluas banyaklahbangsa-bangsa yang masuk Islam dan hidup dibawah naungannya.

Akan tetapi tidak semuanya memeluk agama ini dengan segala keikhlasan. Ketidak ikhlasan ini terutama dimulai sejak permulaan masa pemerintahan khilafat Umawi, disebabkan karena khalifah-khalifah Umawi memonopoli segala kekuasaan negara kepada orang-orang islam dan bangsa Arab sendiri. Tindakan mereka menimbulkan kebencian terhadap bangsa Arab dan menyebabkan ada keinginan untuk menghancurkan Islam itu sendiri dari dalam, karena Islam menjadi sumber kejayaan dan kekuatan mereka, baik psykis maupun mental. Dalam keadaan demikian muncullah aliran Mutazilah yang kemudian berkembang dengan pesatnya, serta mempunyai metode dan paham sendiri. 1. Asal Usul Sebutan Mutazila. Riwayat tentang asal usul sebutan Mutazilah ada tiga, yang kesemuanya berkisar sekitar arti kata-kata Itazala yang artinya memisahkan diri; a. Disebut Mutazilah karena Wasil Bin Ata dan Amr bin Ubaid menjauhkan diri dari pengajian Hasan Basri di Mesjid Basrah, kemudian membentuk pengajian sendiri, sebagai kelanjutan pendapatnya bahwa orang yang mengerjakan dosa besar tidak mumin lengkap, juga tidak kafir lengkap, melainkan berada dalam suatu tempat di antara dua tempat tersebut. b. Menurut riwayat lain, disebut Mutazilah karena mereka menjauhkan (menyalahi) semua pendapat yang telah ada tentang orang yang mengerjakan dosa besar. Golongan Murjiah mengatakan bahwa pembuat dosa besar masih termasuk orang mumin. Menurut golongna Khawarij Azariqah ia menjadi kafir. c. Disebut Mutazilah karena pendapat mereka yang mengatakan bahwa pembuat dosa besar berarti menjauhkan diri dari golongan orang-orang mumin dan juga golongan orang-orang kafir. Dari ketiga riwayat di atas, dapatlah ditarik kesimpulan , yaitu; 1. Peristiwa timbulnya aliran Mutazilah ialah sekitar Hasan Basri dan kedua muridnya,yaitu Wasil bin Ata dan Amr bin Ubaid ( Hasan Basri hidup 642-728 M).

2. Aliran Mutazilah timbul karena persoalan agama semata-mata. Golongan yang disebut Mutazilah sebelum Hasan Basri ialah mereka yang ikut serta dalam persengketaan yang terjadi sesudah Usman r.a wafat, antara Talhah dan Zuber di satu pihak dan Ali r.a di lain pihak. 3. Tokoh Tokoh Aliran Mutazilah Tokoh aliran Mutazilah banyak jumlahnya dan masing-masing mempunyai pikiran dan ajaranajaran sendiri yang berbeda dengan tokoh-tokoh sebelumnya atau tokoh-tokoh pada masanya, sehingga masing-masing tokoh mempunyai aliran sebdiri. Dari segi geografis, aliran Mutazilah dibagi menjadi dua, yaitu aliran Mutazilah Basrah dan aliran Mutazilah Bagdad. Perbedaan antara kedua aliran Mutazilah tersebut pada umumnya disebabkan karena situasi geografis dan kulturil. Kota Basrah terlebih dahulu didirikan daripada kota Bagdad dan lebih dahulu mengenal peraduan aneka ragam kebudayaan dan agama. Tokoh-tokoh aliran Basrah antara lain Wasil bin Ata, al Allaf, an Nazzham, dan al Jubbai. Tokoh-tokoh aliran Bagdad antara lain Bisyr bin al Mutamir, al Khayyat. 4. Ajaran Ajaran Pokok Aliran Mutazilah Aliran Mutazilah berdiri atas lima prinsip utama yang diurutkan menurut kedudukannya dan kepentingannya, yaitu ; a. Keesaan (at-tauhid). Tauhid sebagai aqidah pokok dan yang pertama dalam Islam tidak diciptaka oleh aliran Mutazilah. Hanya karena mereka telah menafsirkan dan mempertahankannya sedemikian rupa, maka mereka dipertalikan dengan prinsip Keesaan itu. b. Keadilan ( Al-adlu) Semua orang percaya akan keadilan Tuhan. Tetapi aliran Mutazilah seperti biasanya memperdalam arti keadilan serta menentukan batas-batasnya, sehingga menimbulkan beberapa persoalan. Dasar keadilan yang dipegangi oleh mereka ialah meletakkan pertanggungan jawab manusia atas segala perbuatannya. c. Janji dan ancaman ( al-Wadu wal Waidu) Prinsip ini merupakan kelanjutan dari prinsip keadilan Tuhan . aliran Mutazilahyakin bahwa jnaji Tuhan akan memberikan pahalaNya dan ancaman akan menjatuhkan siksaNya atas mereka pada hari kiamat pasti dilaksanakanNya, karena Tuhan sudah mengatakan demikian. Siapa yang keluar dari dunia dengan segala ketaatan dan penuh taubat ia berhak akan pahala. Barangsiapa keluar dari dunia tanpa taubat dari dosa besar yang pernah dilakukannya maka ia akan diabadikan dalam neraka, meskipun lebih ringan siksanya daripada orang kafir. Pendirian ini adalah kebalikan sama sekali dengan pendirian golongan Murjiah yang mengatakan bahwa kemasiatan tidak mempengaruhi iman. Kalau pendirian ini dibenarkan, maka ancaman Tuhan tidak akan ada artinya suatu hal yang mustahil pada Tuhan. Karena itu mereka mengingkari adanya Syafaat pada hari kiamat, dengan mengesampingkan

ayat-ayat yang menetapkan syafiat, karena syafaat menurut mereka berlawanan dengan prinsip janji dan ancaman. d. Tempat di antara dua tempat (al manzillu bainal manzilataini), dan Karena prinsip ini, Wasil bin Ata memisahkan diri dari majlis Hasan Basri, seperti yang disebutkan di atas. Menurut pendapatnya, seseorang muslim yang mengerjakan dosa besar selain syirik (mensekutukan Tuhan), bukan lagi menjadi mumin tetapi juga tidak menjadi kafir, melainkan menjadi orang fasik. Jadi kefasikan merupakan tempat tersendiri antara kufur dan iman. Tingkatan seorang fasik berada di bawah orang mumin dan di atas orangt kafir. Sumber lain dari prinsip jalan tengah ialah filsafat Yunani, antara lain Aristo yang terkenal denga teori jalan tengan emas (golden means) yang mengatakan bahwa tiap-tiap keutamaan merupakan jalan tengah antara kedua ujungnya yang jelek. Keberanian misalnya, adalah tengah-tengah antara gegabah dan penakut, kedermawanan adalah tengah-tengah antara penghamuran dan kikir, penghargaan diri juga ditengah-tengah antara kesombongan dan kehinaan diri. Plato dalam salah satu percakapannya mengatakan, apabila sesuatu tidak baik, tidak berarti buruk sama sekali, begitupun sebaliknya.artinya ad satu tingkatan antara kebaikan dan keburukan, seperti ada dalam Roh yang menjadi perantara antara Tuhan dan manusia dan yang mondar mandir antara alam atas (langit) dan alam bawah (bumi). Dengan dasar sumber-sumber keislaman dan sumber-sumber Yunani tersebut, maka aliran Mutazilah lebih memperdalam pemikirannya tentanng jalan tengah tersebut, sehingga menjadi prinsip dalam lapangan berfikir dan akhlak dan menjadi landasan berfilsafat, yang selalu menghendaki bersikap sedang dalam segala hal, mengambil jalan tengah antara dua hal yang berlebih-lebihan dan memepertemukan dua hal yang berlawanan. e. Menyuruh kebaikan dan melarang keburukan ( amar maruf nahi munkar). Prinsip ini lebih banyak bertalian dengan amal lahir dan lapangan fiqh daripada lapangan kepercayaan dan ketauhidan. Banyak ayat-ayat Quran yang memuat prinsip ini (baca Ali Imron 104, Lukman 17), prinsip mana harus dijalankan oleh setiap muslim untuk menyiarkan agama dan memberi petunjuk kepada orang yang sesat. Sejarah pemikiran Islam menunjukan betapa giatnya orang-orang Mutazilah

mempertahankan Islam terhadap kesesatan yang tersebar luas pada permulaan masa Abbasi yang hendak menghancurkan kebenaran-kebenaran Islam, bahkan mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan dalam melaksanakan prinsip tersebut, meskipun terhadap golongangolongan Islam sendiri, sebagaimana yang telah dialami oleh ahli hadis dalam masalah Quran. Menurut orang-orang Mutazilah, orang-orang yang menyalahi pendirian mereka dianggap sesat dan harus diluruskan.

5. Filsafat Aliran Mutazilah a. Sinkretisme Agama dan Filsafat Ajaran agama mengatakan bahwa alam semesta ini baru dan diadakan oleh Tuhan dari tiada, sedang filsafat mengatakan bahwa alam semesta ini qadim yang akan selalu ada dan tidak mungkin sesuatu terjadi dari tiada. Orang Mutazilah mendapati dua jaran ini berlawanan, kemudian mereka berusaha mempertemukannya, antara lain; Al Allaf Ia mengatakan bahwa gerak gerik ahli sorga dan ahlineraka akan berakhir dan menjadi ketenangan abadi, dimana mereka tidak bisa menggerakan anggota badannya dan tidak pula bisa meninggalkan tempatnya. Seolah olah Al Allaf hendak mengatakan bahwa apa yang disebut Penciptaan (Khalk) oleh agama ialah perubahan atau memberi gerak, yaitu dengan jalam memasukan gerakan pada benda yang diciptakan. Jadi alam semesta ini sebelum diciptakan mula-mula dalam keadaan tenang diam kemudian diciptakan oleh Tuhan dengan jalan menggerakannya. Dengan perkataan lain alam semesta ini qadim seperti yang dikatakan filsafat, sedang yang dimaksud dengan penciptaan seperti yang dikatakan agama tidak lain hanya memberi gerak dan pemusnahan itu tidak lain hanya menghentikan gerakan tersebut. Muammar bin Abbad Menurut Muammar, hancurnya (fana) sesuatu bertempat pada lainnya. Kalau Tuhan menghendaki alam hancur dan kehancuran ini sudah terjadi maka, Tuhan membuat sesuatu yang lain, untuk menjadi tempat hancurnya alam. Kalau Tuhan hendak menghancurkan sesuatu yang lain ini yang menjadi tempat hancurnya alam, maka Tuhan menjadikan sesuatu yang lain lagi, untuk menjadi tempat baru bagi hancurnya alam, dan begitu seterusnya. Adalah mustahil kalau semesta alam ini hancur sama sekali kemudian menjadi tiada yang ada hanya Tuhan. Muammar menetapkan kekuasaan Tuhan untukmenghancurkan alam, jadi ia memegangi ketentuan agama. Tetapi ia juga mengatakan bahwa alam semesta ini hancur dalam alam lain yang menggantikannya. Jadi ia memustahilkan kehancuran mutlak, dan dengan demikian ia tetap berpijak pada filsafat. Apa yang dimaksud dengan filsafat tersebut ialah pikiran Aristoteles yang tidak bis amelepaskan diri dari pikiran kebendaan, sehingga ia sukar membayangkan terjadi benda dari tiada, dan oleh karenanya ia mengatakan qadimnya benda. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Henry Bergson sebagai berikut sebagian dari akal pikiran diciptakan untuk membiasakan mengetahui alam kebendaan, dan dari lingkungan kebendaan ini akal pikiran tersebut mendapatkan kebanyakan gambarannya Usaha pemaduan agama dengan filsfat dan pengambilan jalan tengah merupakan rintisan karya pikiran yang penting dari aliran Mutazilah dan yang diwariskannya kepada orang-oarng yang datang sesudahnya. Sejarah dunia pikir Islam menunjukan, bahwa setelah kegiatan aliran Mutazilah berakhir, maka karya pikiran tersebut dilanjutkan oleh golongan filosof murni, seperti Ichwanussafa, Ibnu Sina dan seterusnya, yang kesemuanya telah menempuh jalan sinkretisme antara nas-nas agama denga filsafat, sebagaimana dilanjutkan oelh Imam al Asyari yang dalam pemikirannya mengambil jalan tengah antara paham Mutazilah dengan aliran ahli hadits.

b. Metafisika Asal Kejadian Alam Aliran Mutazilah mengakui bahwa Tuhan menjadikan alam, bahwa Tuhan mendahului segala hal yang baru dan sudah wujud sebelu ada mahlukNya. Timbulah pertanyaan, dari apakah alam ini dibuat? Baik orang Mutazilah maupun golongna-golongan lain mengatakan bahwa alam ini dibuat dari tiada (adam). Pengertian adam menurut kaum muslimin ialah adam yang mutlak, artinya tidak ada sama sekali, baik dalam kenyataannya maupun dalam gambaran pikiran. Akan tetapi aliran Mutazilah mempunyai tafsiran lain terhadap adam tersebut. Karena adam ini di anggapnya sebagai bahan alam semesta ini. Jadi alam semesta ini menurut aliran Mutazilah terdiri dari dua bagian, yaitu bahannya yang diambil dari adam dan wujudnya yang diambil dari Tuhan. Dengan perkataan lain adam ialah metter alam semesta dan wujud ialah form atau bentuk. Tata Susunan Alam Sesudah membicarakan adam sebagai asal kejadian alam semestaini, aliran Mutazilah melanjutkan pembahasannya tentang hukum yang menggeraknya. Dalam hal ini mereka mengambil pikiran pikiran orang Stoic yang mengakui adanya hukum keharusan yang mutlak dan tetap (hukum alam) yang menguasai alam ini, karena tiap-tiap benda mempunyai tabiat dan daya kerjanya masing-masing. Akan tetapi hukum keharusan ini tidak menguasai Tuhan, karena Tuhan itu bukan benda/alam sebagaimana juga tidak menguasai perbuatan manusia, karena tabiat manusia berada di atas benda. Dengan demikian, aliran Mutazilah telah dapat menyelamatkan teori yang sama dengan etika Kant yang datang sesudah mereka. 6. Tinjauan Tentang Aliran Mutazilah Sejarah umat Islam tidak mengenal pembahasan yang bercorak filsafat dan lengkap tentang Tuhan, sifat-sifat dan perbuatanNya dengan disertai dalil-dalil akal pikiran dan alasanalasan naqal sebelum lahir aliran Mutazilah. Filosof-filosof Islam mengawang di angkasa dan tidak berhubungan denga agama kecuali sekedar mempertemukannya dengan filsafat dan kedudukannya dikalangan kaum muslimin laksana kedutaan Yunani di negeri Islam. Aliran Mutazilah benar-benar menyelami kehidupan beragama dengan memberikan tuntunan dan mereka tidak puas kalau menyendiri, sebagaimana yang dikatakan sejarah terutama pada masa Abbas, dimana kaum muslimin diancam dari kanan kiri oleh aliran-aliran/agama yang kesemuanya merupakan lawan-lawan kepercayaan Islam. Setelah beberapa tahun lamanya aliran Mutazilah mencapai kepesatan dan kemegahannya, terutama pada masa khalifah-khalifah al Mmun, al Mutasim, dan al Watsiq, akhirnya mereka mengalami kemunduran. Kemunduran ini adalah karena perbuatan mereka sendiri. Mereka tidak mempertahankan kebebasan berfikir, tetapi mereka sendiri memusuhi orang-orang yang tidak mengikuti paham mereka. Puncak tindakan mereka ialah ketika al Mamun menjadi khilafah, dimana mereka bis amemaksakan paham dan keyakinannya kepada golongan-golongan lain dengan menggunakan kekuasaan al Mamun yang telah mengakibatkan timbulnya suatu peristiwa terkenal dengan nama peristiwa Quran apakah azal atau non azali dan menurut aliran Mutazilah Quran itu non azali.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Bahwa boleh dikatakan aliran kaum mutazillah ini banyak sekali menyimpang tentang sariat-sariat yang di tentuka oleh Hukum Allah Swt yang diberikan kepada umat

manusia.kuhususnya umat muslim.dan banyak filosofi yang mengatakaan bahwa aliran ini hanya banyak menyeru kepada akal saja. Tidak menggunakan firman Allah atau wahyu untuk menjalani kehidupan di dunia ini.karena manusia hidup di dunia ini tidak lain dan tak bukan hanyalah karena Allah Swt.jadi semua apa yang dilakukan di dunia ini terhadap umat manusia hanyalah reseftor dari kehendak Allah Swt.

Saran Kami penulis menghimbau kepada seluruh umat muslim untuk menjaga dan menambah keimanan kita kepada Allah Swt.dan waspadalah terhadap aliran-aliran yang bermunculan di zaman era globalisasi pada saat ini dan mungkin saja ada aliran yang menyerupai aliran mutazillah ini Cuma namanya berbeda. tapi tujuanya sama oleh karena itu diharapkan kepada umat muslim bayak-banyak membaca tentang kajian-kajian keislaman dan bayak-banyaklah brtanya kepada orang-orang yang paham tentang agama islam.

Daftar Pustaka

DIarsipkan di bawah: Artikel Islam | Ditandai: Hasan al-Bashri, mu'tazila, Washil bin Atho' Pengguna Internet di Indonesia Meningkat Khawarij: Antara Stigma dan Kajian Sunnah

You might also like