You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Takikardi (Menurut Tucker Martin 1997 Pemantauan Janin) adalah denyut jantung dasar di atas 160 dpm, yang bertahan selama 10 menit atau lebih. Takikardi sulit dibedakan dengan akselerasi, yang merupakan perubahan periodik sementara. Bila takikardi janin terjadi umumnya dihubungkan dengan penurunan variabilitas dasar karena hilangnya aktivitas atomic parasimpatik. Belakangan ini banyak ibu hamil yang mengalami gawat janin. Hal ini disebabkan banyak ibu hamil yang tidak mengetahui tanda dan gejala dari gawat janin. Karena kurangnya pendidikan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil. Oleh karena itu berikut ini penulis akan membahas tentang konsep penyakit serta asuhan keperawatan gawat darurat yang dapat diberikan kepada ibu hamil dengan gawat janin. Agar dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan serta ibu-ibu hamil sehingga dapat mengetahui tanda dan gejala dari ibu hamil dengan gawat janin. B. Rumusan Masalah Penulis membatasi penulisan masalah ini dalam dua bagian yaitu mengenai konsep penyakit dan asuhan keperawatan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Konsep penyakit yang membahas tentang definisi, tanda dan gejala, etiologi, penatalaksanaan pada pasien dengan Gawat Janin. 2. Asuhan Keperawatan yang membahas tentang pengkajian, rumusan diagnostic, intervensi keperawatan, dan evaluasi dari pasien dengan Gawat Janin. C. Tujuan Penulisan Tujuan Umum Tujuan Khusus Untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 1

Untuk mengetahui tentang Konsep Penyakit dan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat yang tepat dan sesuai dalam mengatasi klien dengan kasus Gawat Janin. D. Metode Penulisan Metode penulisan yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan mereview dari berbagai literatur, baik dari buku-buku keperawatan dan internet.

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi

Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal, dengan usia gestasi aterm dan presentasi kepala. Adapun janin yang beresiko tinggi untuk mengalami kegawatan (hipoksia) adalah: Janin yang pertumbuhannya terhambat. Janin dengan ibu yang diabetes. Janin preterm dan posterm. Janin dengan kelainan letak. Janin kelainan bawaan atau infeksi. Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila: Persalinan berlangsung lama. Induksi persalinan dengan oksitosis. Ada perdarahan atau infeksi. Insufisiensi plasenta: posterm, preeklamsia.

B. Tanda-tanda Tanda-tanda gawat janin (Menurut Tuckor Martin 1997 Pemantauan janin) 1. Hipoksia awal pada janin Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan meningkatkan stimulasi simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau keduanya.
2. Demam pada maternal

Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan aktivitas kardia akselerasi simpatik sampai 2 jam sebelum ibu demam. 3. Denyut Jantung Janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 per menit.

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 3

DJJ normal dapat melambat sewaktu his, dan segera kembali normal setelah DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) saat tidak ada his, menunjukkan adanya DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai takhikardi ibu bisa karena ibu

relaksasi. gawat janin. demam, efek obat, hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut jantung ibu normal, denyut jantung janin yang cepat sebaliknya dianggap sebagai tanda gawat janin.
4. Air ketuban hijau kental.

5. Mekonium. Adanya mekonium pada cairan amnion lebih sering terlihat saat janin mencapai maturitas dan dengan sendirinya bukan merupakan tanda-tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa dibarengi dengan kelainan pada denyut jantung janin merupakan suatu peringatan untuk pengawasan lebih lanjut. Mekonium kental merupakan tanda pengeluaran mekonium pada cairan amnion yang berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan yang lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas atas neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium. Pada presentasi sungsang, mekonium dikeluarkan pada saat persalinan akibat kompresi abdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan merupakan tanda kegawatan kecuali jika hal ini terjadi pada awal kehamilan. C. Etiologi Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena: - partus lama - infus oksitosin - perdarahan - infeksi - insufisiensi plasenta - ibu diabetes - kehamilan pre atau posterm - prolapsus tali pusat
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 4

- gizi ibu yang buruk - penyakit menahun ; anemia, hipertensi, penyakit jantung, dll - gangguan aliran darah dalam tali pusat - depresi pernafasan karena obat-obat anestesi/analget - gangguan his - hipotensi mendadak - hipertensi pada eklampsia - gangguan mendadak pada placenta - solusio placenta D. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum

Pasien dibaringkan miring ke kiri. Hal ini dilakukan agar vena cafa inferior tidak tertekan oleh janin, sehingga pasokan oksigen ke bayi dapat terpenuhi. Berikan oksigen. Hal ini dilakukan agar suplai oksigen terpenuhi. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan infus oksitosin). 2. Penanganan Khusus Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal sebagai berikut:
a. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah

penanganan yang sesuai.


b. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal

sepanjang paling sediit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin: - Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan solusio plasenta. - Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan antibiotika untuk amnionitis.
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 5

- Jika tali pusat terletak di bawah bagian bawah janin atau dalam vagina, lakukan penanganan tali pusat.
c.

Jika Denyut Jantung Janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion), rencanakan persalinan: - Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin pada stasion 0, lakukan persalinan dengan ekstraksi vakum atau forceps. - Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin berada di atas stasion 0, lakukan persalinan dengan seksio sesaria.

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Tanda-tanda gawat jainin terhadap Ny. j di BPS Ny. MUsni Hendro I. PENGUMPULAN DATA DASAR Tanggal 25 Maret 2007 pukul 13.00 WIB A. Pengkajian 1. Identitas Nama Istri : Ny Jumiati Nama suami : Tn. Danang Umur : 28 Tahun Umur : 30 Tahun Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Suku : Jawa Suku : Jawa Alamat : Jl.Sambiroto IV Semarang Alamat :Jl. Sambiroto IV Semarang 2. Keluhan utama Ibu datang untuk memeriksakan kandungannya, ibu hamil aterm, mengeluh menderita demam dalam kehamilannya. B. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : agak lemah
2. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 nnHg Nadi : 80 x / menit RR : 18 x / menit Temperatur : 40oC


3. Tinggi badan : 155 cm 4. Berat badan : Sebelum hamil : 49 kg

Sesudah hamil : 59 kg 5. Ukuran lila : 24 cm


Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 7

6. Inspeksi

Abdomen : keadaan pembesaran abdomen sesuai dengan usia kehamilan terhadap linea nigra, tidak ada bekas operasi
7. Palpasi

Leopold I : TFU tiga jari bawah Px, pada fundus teraba lunak dan tidak, melenting yang berarti bokong Leopold II : perut ibu sebelah kanan lebar dan memberikan tahanan yang besar berarti punggung kanan Leopold III : bagian terbawah janin teraba keras dan melenting bila digoyang yang berarti kepala
8. Askultasi

DJJ terdengar pada daerah 3 jari bawah pusat sebelah kanan dengan frekuensi 168 x / menit
9. Pemeriksaan panggul luar

Distantia spinarum : 25 cm Distantia cristarum : 27 cm Conjugata eksterna : 19 cm Lingkar panggul : 80 cm


II.

INTERPRESTASI DATA DASAR, DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN 1. Diagnosa Ibu hamil aterm, janin tunggal, hidup intra uteri, DJJ 168 x/menit presentasi kepala Dasar
a. ibu mengatakan hamil anak pertama

b. HPHT : 25 Juli 2006 c. TP : 01 Mei 2007


d. Pada auskultasi: DJJ terdengar jelas pada satu tempat 3 jari dibawah pusat sebelah

kanan dengan frekuensi 168 x/menit e. Pada palpasi

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 8

Leopold I : TFU tiga jari bawah Px, Leopold II : bagian fundus teraba bulat, besar, lunak dan tidak melenting yang berarti bokong Leopold III : bagian terbawah rahim teraba keras, besar, bulat, dan melenting bila di goyang yang berarti kepala TBJ : (32-12) x 155 : 3100 gram 2. Masalah:
a. Ibu menderita demam dalam kehamilan

Dasar :Ibu mengatakan mengigil demam dalam kehamilan


b. Gangguan rasa nyaman : badan pegal-pegal dan cepat lelah

Dasar : Ibu mengatakan badannya pegal dan cepat letih


c. Takikardi janin

Dasar : Frekuensi denyut jantung janin 168x/menit 3. Kebutuhan:


a. Menurunkan demam ibu

Dasar : Ibu menggigil demam dalam kehamilan


b. Penyuluhan tentang pola istirahat yang cukup dan rileks

Dasar :Takikardi janin karena ibu lelah dan kurang rileks dalam menghadapi persalinan
c. Penyuluhan tentang senam hamil

Dasar : Ibu mengatakan badannya pegal-pegal


d. Penyuluhan tentang gizi ibu hamil

Dasar :Ibu mengatakan malas makan buah dan minum susu


III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL a.

Potensial terjadi hipoksia Potensial terjadi gawat janin Potensial terjadi kematian janin dalam kandungan

Dasar: pemasukan O2 yang tidak adekuat pada janin


b.

Dasar: DJJ > 160 x/menit c. Dasar: gawat janin


Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 9

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN DAN KOLABORASI a. Tindakan segera: Perubahan posisi lateral dan pemberian oksigen 8-12 l/menit

untuk mengurangi demam pada ibu dengan hidrasi antipiretik, dan tindakan pendinginan/kompres untuk menurunkan suhu
b. Kolaborasi : Dilakukan bila terjadi gawat janin dan kematian janin dalam

kandungan V. RENCANA MANAJEMEN


1. Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan

a. Jelaskan kondisi ibu saat ini


b. Observasi denyut jantung janin saat ini c. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan ibu

2. Penanganan demam pada ibu


a. Kompres untuk menurunkan suhu ibu

b. Pemberian obat antipiretik


c. Anjurkan ibu untuk istirahat baring dan banyak minum 3. Berikan informasi mengenai gizi ibu hamil a. Jelasakan pada ibu tentang makanan yang bergizi

b. Ibu diberi vitamin


4. Berikan informasi tentang senam hamil setelah kondisi ibu membaik a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya senam hamil b. Ajarkan pada ibu tenatang gerakan senam hamil c. Anjurkan pada ibu untuk melakukan senam hamil secara teratur 5. Beritahu ibu tentang pola istirahat yang baik a. Jelaskan pada ibu pentingnya istirahat yang cukup b. Anjurkan pada ibu untuk mengurangi aktivitas sehari-hari c. Anjurkan pada ibu untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat d. Evaluasi apakah ibu menjalankan yang dianjurkan

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 10

VI. IMPLEMENTASI LANGSUNG


1.

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan keadaan ibu dan kandungannya


a. Menjelaskan kondisi ibu saat ini b. Mengobservasi denyut jantung janin, setiap 30 menit untuk mengetahui kondisi

janin
c. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya setiap minggu d. Melibatakan keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu dalam menanti

kelahiran anaknya. 2. Menangani demam pada ibu


a. Kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh ibu sampai kondisinya membaik b. Memberikan obat antipiretik paracetamol 500 mg 3x sehari c. Menganjurkan ibu untuk istirahat baring secara total 8-9 jam sehari dan banyak

minum air putih 1,5-2 liter sehari


3.

Memberikan informasi mengenai gizi yang baik pada ibu hamil


a. Menjelaskan pada ibu mengenai makanan bergizi seperti sayur-sayuran hijau,

misalnya daun katuk, buah-buahan segar, makanan TKTP seperti ikan, tempe, tahu.
b. Menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran hijau,

misalnya daun katuk, buah-buahan segar, makanan TKTP (ikan, tempe, tahu)
c. Memberi ibu vitamin B12, SF 1x sehari 4.

Memberikan informasi tentang senam hamil setelah kondisi ibu membaik


a. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya senam hamil untuk mempersiapkan

proses kelahiran bayi


b. Mengajarkan pada ibu tentang teknik senam hamil, yaitu; latihan pemanasan dan

peregangan, latihan pernafasan, latihan penguatan, latihan relaksasi, koreksi sikap, latihan pendinginan.
c. Menganjurkan pada ibu untuk melakukkan senam hamil setiap hari Jumat dan

Sabtu seminggu sekali di Puskesmas Pekalongan


d. Mengevaluasi kemampuan ibu mengulang yang sudah dajarkan 5.

Memberitahu ibu tentang pola istirahat yang baik

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 11

a. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya istirahat yang cukup dengan pola istirahat

8-9 jam setiap hari


b. Menganjurkan pada ibu untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan seperti pekerjaan

rumah tangga yang berat c. Mengevaluasi kemampuan ibu untuk mengerti tentang pola istirahat yang baik dan akan menjalankannya. VII. EVALUASI
1.

Ibu mengetahui kondisinya saat ini

Keadaan umum ibu: agak lemah a. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg Pols : 80 x/menit RR : 18 x/menit Temp : 400C DJJ : 168 x/menit b. Palpasi Leopold I : TFU tiga jari bawah Px, pada fundus teraba besar, bulat, lunak, melenting yang berarti bokong Leopold II : Perut ibu sebelah kanan lebar dan memberikan tahanan yang besar, seperti punggung kanan Leopold III : Bagian terbawah janin teraba besar, bulat, keras, dan melenting bila di goyangkan, yang berarti kepala. c. Oedema : Negatif
2.

Observasi denyut jantung janin dalam 30 menit sekali frekuensi denyut jantung Ibu bersedia akan melakukan kunjungan rutin di tempat bidan setiap minggu Keluarga terutama suami bersedia untuk menemani ibu memeriksakan Keluarga mengerti terutama suami bahwa ibu butuh dukungan psikologis, Kondisi ibu sudah mulai membaik, demam ibu mulai berkurang suhu tubuhnya

janin 154x/menit
3. 4.

kehamilannya setiap minggu.


5.

perhatian yang lebih dan khusus dalam menanti kelahiran anaknya.


6.

turun 380C
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 12

7. 8.

Ibu bersedia untuk minum obat paracetamol 500 mg 3x sehari Ibu mengerti tentang makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran hijau, misalnya: Ibu bersedia untuk makan makanan bergizi Ibu bersedia minum vitamin B12 SF 1 kali sehari Ibu mengerti tentang pentingnya senam hamil Ibu bersedia akan melakukan senam hamil seminggu sekali Ibu mengerti tentang pola istirahat yang baik 8-9 jam tiap hari Ibu bersedia untuk istirahat baring secara total dan banyak minum air putih 1,5-2

daun katuk, buah-buahan segar, makanan TKTP seperti tahu, tempe, ikan.
9. 10. 11. 12. 13.

14.

liter dalam sehari

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 13

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal, dengan usia gestasi aterm dan presentasi kepala. B. Saran Disarankan kepada pembaca, baik ibu hamil maupun perawat agar dapat mengetahui tanda dan gejala dari gawat janin agar dapat ditangani dengan segera.

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Gawat Janin 14

You might also like