You are on page 1of 10

KASUS PENIPUAN SMS WARGA NEGARA ASING

Jakarta Penggerebekan polisi terhadap sebuah rumah yang dihuni oleh 33 warga begara Taiwan dikwasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Polisi mengumpulkan 177 warga Taiwan dan Tiongkok yang digerebek dari 14 tempat di Jakrta dan sekitarnya.

Mereka merupakan satu jaringan kejahatan lewat dunia maya. Mulai penawaran produk via e-mail hingga SMS tipu-tipu. Sebagian besar anggota jaringan mereka adalah perempuan.

Dalam operasi besar-besaran itupolisi juga menyita 121 ponsel, 30-an laptop, beberapa handy talky (HT), ratusan paspor, 24 KTP Tiongkok dan Taiwan, 28 lembar kartu kredit yang dilekularkan Bank Of China, uang tunai ribuan dolar Amerika dan jutaan rupiah, RMB 5.600 (mata uang Tiongkok), lima kamera, serta ribuan catatan nomor telepon para korban dan calon korban.

Modus kejahatan para pelaku adalah mengirimkan SMS yang berisi pengakuan sebagai pejabat pemerintah maupun pejabat kepolisian negara amsing-masing calon korban yang sebagian besar juga warga negara asing. Para pelaku mengincar korban warga asing, khususnya Taiwan dan Tiongkok, yang memiliki kesamaan bahasa. Mereka mengaku sebagai perwakilan resmi pemerintah Taiwan atau Tiongkok atau pejabat dari dua negara itu.

Para pelaku menggunakan modem internet berkapasitas besar dengan speed tinggi yang terkoneksi ke beberapa CPU komputer untuk berkomunikasi via telepon maupun mengirim SMS ke berbagai korban. Baik didalam maupun luar negeri.

Selain penipuan via SMS para pelaku khususnya yang digerebek dari kawasan Lippo Village Tangerang dan Cluster Puspitaloka BSD Serpong, menjalankan bisnis prostitusi via internet. Penggerebekan tersebut dilakukan setelah berkoordinasi dengan kepolisian Tiongkok dan Taiwan.

Modus kejahatan lainnya, adalah mengirimkan surat elektronik (e-mail) ke alamat calon korban untuk menawarkan saham sebuah perusahaan milik BUMN Tiongkok atau Taiwan di indonesia.

Para pelaku tidak akan menjalani proses hukum di Indonesia, sebab para korban merupakan warga negara asing. Mereka masih diperiksa pihak imigrasi, tetapi mungkin diambil langkah deportasi. Kooordinasinya dengan Kementerian Luar Negeri RI serta Kepolisisan Tiongkok dan Taiwan. Dugaannya ada pelanggaran visa, sebab visa di paspor mereka adalah kunjungan wisata. Dalam kasus penipuan ini tidak ada sama sekali korban warga negara Indonesia.

A. KEPALA LEGAL MEMORANDUM (HEADING) Kepada Dari Pokok Masalah Para Pihak Tanggal Perihal : 177 Warga Negara Asing Pelaku Penipuan : YAN ERICK PARULIAN S. : Kasus Penipuan melalui Dunia Maya (cyber crime) : WN Asing Tiongkok, Taiwan : 9 Juni 2011 : Tinjauan yuridis kasus penipuan melalui dunia maya

B. PERMASALAHAN HUKUM (LEGAL ISSUES) Dari kasus penipuan yang dilakukan oleh sekelompok orang berkewarganegaraan asing yang tinggal di Jakarta, permasalahan hukum yang muncul adalah :

Apakah para tersangka dapat dituntut dengan hukum yang berlaku di Indonesia yaitu dijerat Pasal 378 mengenai penipuan, Undang-Undang no 11 tahun 2008 tentang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ataukah dipulangkan (deportasi) ke negara asal untuk diproses secara hukum?

C. JAWBAAN SINGKAT (BRIEF ANSWER) Dari kronologis peristiwa para tersangka akan dideportasi ke negara masing-masing tersangka, karena mereka merupakan kawanan buron cyber crime internasional yang telah menjadi buronan selama beberapa waktu di beberapa negara-negara dunia yang menggunakan modus penipuan mengaku sebagai pejabat dari negara korban atau calon

yang berwenang untuk melakukan aksi penipuan melalui via SMS atau via e-mail. Dan hukum yang berlaku adalah hukum dari masing-masing negara asal tersangka.

D. PERNYATAAN FAKTA-FAKTA (STATEMENT OF ACTS)

Terjadi penipuan oleh sekelompok warga negara asing yang ada di Indonesia melalui SMS atau e-mail.

Korban penipuan oleh warga negara asing ini adalah sesama warga negara sing yang berkewarganegaraan sama dengan para tersangka.

Dari kasus ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban penipuan, karena yang menjadi target adalah warga negara asing yang berada di Indonesia.

Jumlah seluruh sindikat penipuan cyber crime ini asing.

177 orang warga negara

y y

Tersangka berkewarganegaraan Tiongkok dan Taiwan. Dari tersangka polisi menyita 121 ponsel, 30 buah laptop, beberapa handy talky (HT), ratusan passport, 24 KTP Tiongkok dan Taiwan, 28 lembar kartu kredit yang dikeluarkan Bank Of China, uang tunai ribuan dolar Amerika dan jutaan rupiah, RMB 5.600 (mata uang Tiongkok), 5 kamera, serta ribuan catatan nomor telepon korban dan calon korban.

Tersangka ditangkap oleh kepolisian Indonesia dnegna bekerja dengan kepolisisan dari Tionkgok dan Taiwan di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Bekasi, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara.

E. ANALISIS (ANALYSIS)

Apakah para tersangka dapat dituntut dengan hukum yang berlaku di Indonesia yaitu dijerat Pasal 378 mengenai penipuan atau Undang-Undang no 11 tahun 2008 tentang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ataukah dipulangkan (deportasi) ke negara asal untuk diproses secara hukum?

Bunyi pasal 378 KUHP :

Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang rnaupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun. dari rumusan Pasal 378 KUHP tersebut, unsur-unsurnya adalah : 1. Unsur objektif Perbuatan : y memberikan keterangan palsu  nama palsu  karangan perkataan bohong  tipu muslihat y membujuk

2. Unsur Subyektif Dengan maksud melakukan pengaruh dengan kelicikan terhadap orang, sehingga orang itu menurutinya berbuat sesuatu yang apabila mengetahui duduk perkaranya yang sebenarnya, ia tidak akan berbuat demikian itu.

Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat (4) :

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa

hak mendistribusikan dan /atau

mentransmisikan dan /atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perasaan dan atau pengancaman.

Pasal 28 ayat (1) :

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.

Berdasarkan rumusan diatas, unsur-unsurnya adalah : 1. Unsur objektif  Perbuatan : y y y Dengan sengaja dan tanpa hak Menimbulkan kerugian Menyebarkan berita bohong

y 2. Unsur subjektif

Informasi yang memiliki kekuatan perasaan

 Dalam undang-undang ini dijelaskan unsur-unsur seseorang yang memberikan kesaksian palsu atau keterangan palsu untuk tercapainya tujuan pelaku yaitu penipuan menggunakan media dunia maya (internet, SMS, e-mail).  Dalam Pasal 28 ayat (1) dijelaskan bahwa seseorang memberikan berita bohong dan menyesatkan sehingga timbul kerugian pada konsumen bisa dimaksudkan untuk penipuan dengan maksud mengambil keuntungan bagi pribadi pelaku.

Perbuatan tersangka pada kasus penipuan ini memenuhi unsur-unsur yang telah dijelaskan diatas yakni seolah-olah perbuatan yang mereka lakukan adalah benar dan bukan hal yang palsu atau tidak benar, yang maksudnya : y Adanya orang-orang yang terperdaya dengan diberikannya keteranganketerangan palsu dan identitas palsu oleh tersangka dengan mengaku sebagai pejabat negara dari kewarganegaraan korban dengan mengirimkan SMS atau e-mail kepada korban atau calon korban untuk menjual produk tertentu atau saham perusahaan. y SMS atau e-mail yang diberikan kepada korban atau calon korban merupakan surat elektronik dengan isi yang palsu yang dikirimkan

melalui telepon selular maupun komputer tersangka yang terkoneksi dengan jaringan internet.

Unsur kerugian yang dimaksud adalah pada saat korban atau calon korban terperdaya dengan keterangan palsu dan identitas palsu tersangka yang mengaku sebagai wakil sah dari negara asal korban atau calon korban. Tersangka menyamar sebagai wakil dari warga negara asing yang ada di Indonesia dan mengambil keuntungan dari setiap korban yang terperdaya dengan cara menawarkan saham sebuah perusahaan BUMN dari negara asal korban (Tiongkok, Taiwan) yang berada di Indonesia, yang merupakan perusahaan BUMN fiktif belaka dan juga menjual produk-produk dari neagara asal mereka dengan keterangan palsu atau produk yang sebenarnya tidak ada pula. Namun terlepas dari pasal-pasal yang bisa menjerat para tersangka diatas, ada hal lain yang menjadi pertimbangan bagi penegak hukum di Indonesia dalam upaya untuk menyelesaikan kasus ini, yaitu para tersangka harus dipulangkan ke negara asal masingmasing (deportasi) karena adanya perjanjian ekstradisi antara negara Indonesia dengan negara asal tersangka dan juga karena tersangka telah menjadi buron di negara mereka masing-masing dalam waktu beberapa tahun ini.

F. KESIMPULAN (CONCLUSION) Dari uraian diatas sebenarnya para tersangka dapat dijerat pasal-pasal dalam hukum Indonesia, namun karena adanya perjanjian ekstradisi antara negara Indonesia dengan negara pihak terkait maka penyelesaian daripada kasus ini adalah dilaksanakannya deportasi atau pemulangan warga negara asing yang ada di Indonesia ke negara asalnya karena suatu hal tertentu dan akan dilanjutkan proses hukumnya dinegara asal tersangka.

G. DAFTAR PUSTAKA Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Udang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Koran Jawa Pos, Hari Sabtu 11 Juni 2011

ANALISIS KASUS HUKUM BERDASARKAN FILSAFAT HUKUM

Disusun oleh :

Yan Erick P. Sihombing Randika Triakasa Rendi Satrya Poku Moh. Zulfikar P.W. Rindra Maulana

0710113236 0710113210 0710113226 0710113137 0710113164

M. Reynaldo Humam Akbar 0710113179

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 2011

You might also like