You are on page 1of 8

KASUS ELNUSA PT Elnusa Tbk kebobolan Rp111 miliar deposito yang tersimpan di Bank Mega.

Kasus Elnusa bermula pada 7 September 2009 dengan diterimanya aliran dana dari salah satu bank (Bank X) di Jakarta. Instruksi yang diterima Bank Mega, dana tersebut ditujukan untuk deposito on call (DoC) atau penempatan jangka pendek dengan tenor beragam, 1-8 hari. Direktur Kepatuhan dan Risk Management Bank Mega, Suwartini, menyebutkan, Bank Mega tak pernah menerima penempatan dana dalam bentuk deposito berjangka, sehingga tidak ada pembayaran bunga deposito berjangka bulanan. Direktur Teknologi dan Layanan Operasi Bank Mega J Georgino Godong menyatakan, dari dokumen transaksi berupa aplikasi penempatan deposito, dan transfer atau pemindahbukuan, semua sesuai prosedur. Dokumen tersebut berasal dari nasabah, yakni PT Elnusa, ditandatangani Direktur Keuangan Santun Nainggolan dan Direktur Utama (kini mantan) Eteng Abdul Salam dan diserahkan ke oknum Pemimpin KCP Bekasi Jababeka. "Kami tidak bertanggungjawab karena semua prosedur sesuai standar." Dana penempatan deposito PT Elnusa di Bank Mega berasal dari rekening giro PT Elnusa di Bank X bernilai total Rp111 miliar, dan dari rekening giro Elnusa di Bank Mega KCP Menara Batavia Rp50 miliar. Untuk pencairan deposito PT Elnusa masuk ke rekening giro Mega Bisnis PT Elnusa di KCP Bekasi Jababeka dan di-overbooking ke dua rekening Mega Bisnis atas nama PT Discovery Indonesia (PT DI) di Bank X dan Y. Selain itu, PT DI menempatkan dana deposito pada 16 September dan 6 Oktober 2009 masingmasing senilai Rp5 miliar dan dicairkan sebelum jatuh tempo ke rekening mereka di Bank Y. Berikut urutan penempatan dana Elnusa di Bank Mega: 7 September 2009

Elnusa menempatkan deposito Rp50 miliar dengan tanggal pencairan 16 September 2009 yang masuk ke rekening Elnusa di Bank Mega KCP Bekasi Jababeka. Dari sini dana dipecah menjadi empat, masing-masing ke rekening giro PT HAM di bank X sebesar Rp35 miliar, PT DI Rp5 miliar, deposito Rp5 miliar di KCP Bekasi, dan sisa dana Rp5 miliar mengendap di rekening giro 1 PT DI di KCP Bekasi Jababeka. 29 September 2009 PT Elnusa kembali menempatkan dana Rp50 miliar dengan tanggal pencairan 6 Oktober 2009 ke rekening PT Elnusa di KCP Jababeka. Dari sini, dana mengalir ke rekening PT DI di Bekasi Jababeka dan selanjutnya dipecah ke rekening giro PT HAM (Rp35 miliar), rekening giro 1 PT DI (Rp5 miliar), deposito PT DI di KCP Bekasi Jababeka (Rp5 miliar) dan sisa dana Rp5 miliar ke rekening giro 2 PT DI di KCP Bekasi Jababeka. 19 November 2009 Penempatan deposito PT Elnusa sebesar Rp40 miliar dengan tanggal pencairan 19 November 2009. Dari deposito yang cair sebesar Rp40.028.493.150 (Rp40,028 miliar) ke rekening giro Elnusa di KCP Bekasi Jababeka, dan dialirkan Rp40 miliar ke Rekening giro PT HAM di Bank X Jakarta. 8 Maret 2010 Transaksi pengiriman uang melalui bilyet giro atas nama PT DI di KCP Bekasi Jababeka ditujukan untuk rekening giro PT Elnusa di Bank X sebesar Rp50.214.794.521 (Rp50,2 miliar) dengan keterangan transaksi tertulis sebagai "pengembalian hasil investasi". 14 April 2010 PT Elnusa kembali menempatkan Rp11 miliar dengan tanggal pencairan pada 15 April 2010 dana sebesar Rp11.001.326.027 (Rp11,001 miliar). Dari transaksi ini, kemudian di transfer ke rekening giro 2 PT DI di KCP Bekasi Jababeka sebesar Rp11 miliar dan dilanjutkan RTGS ke rekening giro PT DI di bank Y sebesar

Rp10 miliar. Sisa dana Rp1 miliar di rekening giro 2 PT DI di KCP Bekasi Jababeka. 19 Juli 2010 PT Elnusa menempatkan dana Rp10 miliar dengan tanggal pencairan 19 Juli 2010, kemudian dipindahbukukan ke rekening giro PT Di di KCP Jababeka Rp10 miliar dan selanjutnya RTGS PT DI ke Bank Y sebesar Rp10 miliar . Pencairan deposito berjangka milik PT Elnusa Tbk (ELSA) di Bank Mega tanpa sepengetahuan manajemen Elnusa. Dugaan sementara, ada oknum 'dalam' Elnusa, yakni Direktur Keuangan Santun Nainggolan yang mencairkan dana melalui bantuan orang dalam Bank Mega. Dana yang dicairkan oleh direktur keuangan Elnusa mencapai Rp 111 miliar, bukan Rp 161 miliar seperti pada dikabarkan sebelumnya. Selisih dana Rp 50 miliar, sempat dicairkan ELSA secara resmi dan telah diterima dengan baik atas perintah manajemen. Berikut keterangan kronologis versi manajemen Elnusa yang disampaikan Direktur Utama Elnusa Suharyanto, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Minggu (24/4/2011) : Perseroan, sebagai mana lazimnya perusahaan lain menempatkan dana cadangan mereka dalam berbagai bentuk, salah satunya deposito berjangka di Bank Mega. Elnusa menaruh dana Rp 161 miliar di bank milik Chairul Tanjung itu mulai 7 September 2009, di kantor cabang Jababeka-Cikarang. Total deposito terbagi menjadi lima bilyet, dengan jangka waktu beragam satu hingga tiga bulan. "Seluruh dana telah ditransfer Elnusa dan diterima baik oleh Bank Mega," jelas Manajemen ELSA dalam keterangan tertulisnya. Dokumen penempatan deposito telah ditandatangani oleh pejabat Elnusa yang berwenang, serta Kepala Cabang Bank Mega Jababeka-Cikarang. Pada periode tersebut hingga saat ini perseroan melakukan perpanjangan penempatan, pada saat

jauh tempo dari masing-masing bilyet. Bank Mega juga terus membayar bunga deposito setiap bulannya. Terhitung sejak 5 Maret 2010, total deposito Elsa menjadi Rp 111 miliar karena ada pencairan Rp 50 miliar secara resmi atas perintah manajemen perseroan. Masalah mulai muncul saat Selasa (19/4/2011), kepolisian bertandang ke kantor Elnusa dan menanyakan perihal penempatan dana deposito di Bank Mega. Manajemen Elsa mengakui ada penempatan dana perseroan di Bank Mega. Pada hari itu juga, secara bersama-sama, manajemen Elnusa dan polisi melakukan mengecekan ke kantor cabang Bank Mega Jababeka Cikarang. Namun hasilnya, dari keterangan lisan Kacab Bank Mega, deposito perseroan telah dicairkan. Saat ditanyakan lebih lanjut, Kacab Bank Mega Jababeka menyampaikan dokumen pencairan telah dibubuhi tanda tangan Direktur Utama dan Direktur Keuangan. Menurut manajemen Elnusa tanda tangan direktur utama Elnusa telah dipalsukan. Hal itu menjadi semakin aneh, karena faktanya yang menandatangani pencairan deposito adalah Dirut yang sudah tak lagi menjabat yaitu Eteng A. Salam. "Empat bilyet pada saat penempatan masih memakai tandatangan Pak Eteng, tapi bilyet kelima Rp 10 miliar, sudah tandatangan saya. Dan itupun sudah dicairkan pakai tanda tangan Pak Eteng. Untuk itu kami minta pertanggungjawaban Bank Mega," jelasnya. Saat ini, pihak kepolisian tengah mendalami kasus ini. Sehingga manajemen ELSA belum dapat memberi keterangan tambahan atas perkembangan pemeriksaan. Kronologis di atas juga dilakukan bersama-sama antara manajemen dan kepolisian. Berdasarkan keterangan staf internal audit Elnusa, selama ini penempatan deposito berjalan lancar. Bagian internal audit perseroan berpedoman pada surat penempatan dana dan bukti berupa bilyet deposito.

Hingga akhir 2010,

dari hasil audit eksternal

(Ernst & Young) dinyatakan

seluruh penempatan dana berupa deposito di beberapa bank, termasuk Bank Mega, terbukti ada. Temuan raibnya deposito milik Elnusa di Bank Mega pun tidak atas sepengetahuan manajemen. Kasus ini mulai muncul, lanjut Suharyanto, atas pengembangan penyidikan kepolisian. Dugaan pihak berwajib, kasus ini melibatkan jaringan atau sindikat pembobol bank. Pendalaman kasus terus berjalan, pihaknya akan melakukan review atas perbankan yang mereka pilih dalam penempatan dana sementara ini. Meski tidak lugas menyatakan kapok dengan Bank Mega sebagai bank terpilih. Kedepannya, lanjut Suharyanto, seluruh penempatan dana di masa yang akan datang harus benar-benar aman dan mendapatkan jaminan. "Sebagai nasabah kami menempatkan dana, namun saat mau dicairkan tidak ada. Gimana ya? Yang pasti kita akan lakukan review. Selama ini kami melakukan analisa kepada bank-bank besar. Bank Mega kan besar ya, punya kepercayaan juga, Tapi kami menempatkan dana tidak hanya di satu tempat, tapi di beberapa tempat," tegas Suharyanto. Usai diamankan pihak kepolisian, Direktur Keuangan Elnusa Santun Nainggolan dinyatakan oleh Dewan Komisaris dinonaktifkan sementara hingga ada berkembangan lanjutan. Tugas Direktur Keuangan selanjutnya dirangkap oleh Lusi yang kini menjabat sebagai Direktur SDM & Umum Elnusa. Komisaris Elnusa Erry Firmasyah yang juga mantan Dirut Bursa Efek Indonesia, mengakui akan segera melakukan penggantian jika terbukti Santun terlibat atas pencairan ilegal deposito perseroan. "Kita akan kaji terlebih dahulu. Bisa saja diganti, karena kita perusahaan swasta. Selama pemegang saham berkehendak, dan disetujui dalam RUPS kita lakukan penggantian. Namun perlu waktu. Saya belum dapat sampaikan kapan itu," imbuh Erry.

HIPOTESIS 5W 2H WHAT WHEN WHO WHERE WHY HOW

ALAT BUKTI YANG BISA DIDAPAT Keterangan Saksi Dari pegawai Elnusa Keterangan dari pihak Bank Mega Keterangan Ahli Surat Pendapat dari BI dan PPATK Pandangan dari ahli perbankan 1 lembar fotokopi bilyet Giro nomer GF 676253 tanggal 16 September 2009 Senilai Rp 50 miliar rupiah atas nama PT Elnusa. 1 lembar fotokopi Debet legalisir 19

voucher

tanggal

September dengan nominal Rp 50 059 178 082 atas nama PT Elnusa. 1 lembar fotokopi perubahan legalisir instruksi

formulir

dan pencairan deposito tanggal 6 Oktober 2009 nominal Rp 50

miliar atas nama PT Elnusa. 1 lembar fotokopi legalisir

bilyet giro No GF 676254 tanggal 6 Oktober 2009 nominal Rp 50.059.178.082 atas nama PT Elnusa, 1 lembar fotokopi uang legalisir dalam/luar

pengiriman

negeri tanggal 6 Oktober 2009 Rp 50 miliar atas nama PT Elnusa ke rekening PT Disco, uang tunai sebesar Rp 2 miliar yang saat ini telah dititipkan ke rekening barang bukti Polda Metro Jaya. Petunjuk Dari keterangan saksi ahli dan dokumen-dokumen Keterangan Terdakwa BARANG DARI TERSANGKA Sejumlah mobil mewah hasil sitaan kasus pembobolan

rekening PT Elnusa Tanah senilai Rp 4,5 miliar di Jakarta Timur atas nama ICL, Direktur Discovery. Lima sepeda mewah seharga Rp 150 juta disita satuan Fisikal, Moneter, (Fismondev) dan sebagai Devisa barang Keuangan PT

bukti dalam kasus pembobolan rekening PT Elnusa yang

disimpan di Bank Mega Cabang

Jababeka, Cikarang.

PERTANYAAN AKUNTAN FORENSIC Bagaimana pengendalian internal Bank Mega? Bagaimana dengan nasabah yang dibobol? Bagaimana pengendalian internal Elnusa? Berapa besarnya kerugian yang ditanggung nasabah?

You might also like