Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Akne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit akibat peradangan kronik folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. Etiologi dari penyakit ini belum jelas, berbagai penyelidikan yang lebih medium untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak dilakukan, beberapa faktor yang disangka menjadi penyebab timbulnya acne vulgaris adalah : 1. Faktor genetik herediter 2. Faktor ras, dimana orang kulit berwarna lebih jarang terkena daripada orang kulit putih. 3. Faktor iklim/musim dimana pada daerah beriklim tropis lebih banyak karena sinar UV, temperatur dan kelembaban udara mempengaruhi aktivitas kelenjar sebasea. Faktor makanan, namun masih diperdebatkan. 4. Stress emosional 5. Hormonal Kadar hormon androgen pada kulit pasien ternyata lebih tinggi daripada kadar orang normal. Yang disangka mempunyai peran pada proses keratinitis sel epidermis, komposisi sebumsebum permeabelitas saluran pilosebasea. 6. Infeksi bakteri corybacreium acnes, staphylococcus albus / pytyrosporum ovale mempengaruhi banyak terbentuknya lipase yang penting dalam pembentukkan komedo. 7. Keaktivan kelenjar sebasea sendiri menentukan timbulnya penyakit, kebanyakan pada orang dengan kulit berminyak. Tanda dan Gejala 1. Erupsi pada kulit ditempat predileksi yaitu muka, bahu, punggung bagian atas, leher, dada dan lengan bagian atas. 2. Dapat disertai rasa gatal. 3. Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus atau kista. Isi komedo ialah sebum yang kental dan padat sedang isi kista adalah pus dan darah.
GEJALA KLINIS
Tempat predileksi acne vulgaris adalah di muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. Erupsikulit polimurfi dengan gejala predominan salah satunya komedo, papul yang tidak beradang dan postul, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal namun umumnya keluhan penderita keluhan estetis.
1
KLASIFIKASI ACNE
1. Jerawat Ringan - Beberapa lesi tidak beradang pada 1 predileksi - Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi - Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
2. Jerawat Sedang. Jumlahnya sekitar 20 hingga 60 buah, berukuran kecil dan sedang. Biasanya tumbuh di wajah, punggung dan dada. Jerawat sedang ini perlu bantuan perawatan dari dokter. Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi Beberapa lesi tak beradang pada 1 atau lebih predileksi Beberapa lesi beradang 1 predileksi Sedikit lesi beradang lebih dari 1 predileksi
3. Jerawat Berat Jenis ini sangat jarang dan harus diobati dokter atau spesialis. -
Banyak lesi tak beradang pada lebih prediileksi Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI (hormonal,stres,genetik,bakter i) Hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea
masa pubertas
Lesi obstruktif
di latasi folikel sebasea penipisan dinding folikular
PECAH
RESIKO INFEKSI
LESI BARU
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik. 2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan penampilan dan respon orang lain 3. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penatalaksanaan perawatan kulit.
2.
II
3.
III
PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan - Menghindari terjadinya peningkatan lipis sebum dan perubahan isi sebum Cara : a. Diet rendah lemak dan karbohidrat b. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan jasad renik yang mempunyai peran pada acne vulgaris - Menghindari terjadinya faktor pemicu a. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi ubuh, hindari stres. b. Penggunaan kosmetik secukupnya c. Menjauhi terpacunya kelenjar minyak d. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi. 2. Pengobatan - Pengobatan topikal Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi. a. Bahan iritan Sulfur ( 4-8 %), resorsinol (1-5 %), asam salisilat (2-5 %), peroksida benzoil (2.5-10 %), asam vitamin A (0.0025 0.1 %) dan asam azeleat (15-20 %) b. Antibiotika topikal Mengurangi umlah mikroba dalam folikel. Misal : oksi tetrasiklin (1 %), eritromisin (1%), klindamisin fosfat ( 1 %) c. Anti peradangan topikal (salap/krim) Hidro kortison (1-2.5 %), suntikan intra lesi kortikosteroid kuat ( triamsinolon asetonid 10 mg/cc). - Pengobatan sistemik a. Anti bakteri (tetrasiklin (250 mg-1.0 g/hari), eritromisin, doksisiklin dan trimetropim. b. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif mendudukireseptor organ target di kelenjar sebasea. c. Retinoid oral yang menghambat produki sebum sebagai pilihan pada akne nodulokistik atau konglobata yang tak sembuh dengan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=487484401 Djuanda, adhi , 2008, ilmu penyakit kulit dan kelamin,jakarta,fakultas kedokteran universitas indonesia. Wasitatmaja, S.M.,1997,penuntun ilmu kosmetik medik,jakarta,universitas indonesia