You are on page 1of 34

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, sosial budaya, pertumbuhan

serta modernisasi kegiatan perekonomian di Indonesia dewasa ini, mengakibatkan permintaan konsumen terhadap produk ataupun jasa semakin meningkat. Konsumen menjadi lebih kritis terhadap ketepatan waktu dan berita yang disampaikan sebuah harian media cetak, mereka menginginkan media cetak yang dapat dipercaya dan berita yang dimuat dalam harian cetak dapat memenuhi keingintahuan masyarakat yang selalu ingin mendapatkan informasi yang cepat. Pada sektor jasa juga sangat mempengaruhi jasa penginapan terutama hotel dan resort yang dinilai penting dalam pelayanan. Nilai transportasi dapat dilihat dari segi kegunaan ketepatan waktu pengiriman media cetak tersebut, harga dan sebagainya. Dalam jasa pelayanan penginapan pelanggan sangat ditentukan oleh service pelayan hotel dan keanyamanan ruangan penginapan. Banyaknya pesaing yang bermunculan dipasaran menyebabkan perusahaan berfikir dengan keras untuk mempertahankan market share ataupun untuk meningkatkan market share perusahaan tersebut dipasaran. Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau mesin. Alat Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Transportasi memegang peranan penting dalam proses manajemen rantai pasok, kegiatan pengiriman ke titik-titik distribusi yang telah ditetapkan adalah pekerjaan yang memerlukan perencanaan, koordinasi dan akurasi yang tinggi.

Kesalahan proses manajemen transportasi bisa memberikan berdampak langsung terhadap kinerja operasional perusahaan dan pada akhirnya akan membuat sia-sia semua tahapan yang telah dikerjakan. Bahkan, kesalahan proses transportasi berpotensi menjadi faktor penyebab hilangnya peluang bisnis perusahaan. Kondisi tersebut di atas membuat setiap orang atau team yang menangani manajemen transportasi haruslah yang memiliki kompetensi yang memadai, terlatih dan memiliki integritas yang tinggi terhadap tugas dan tanggungjawabnya Di dalam industri media cetak yaitu koran harian daerah, banyak industri besar maupun kecil saling berlomba untuk membuat produk yang dapat memenuhi keinginana konsumen. Mereka melakukan penelitian-penelitian untuk menciptakan suatu produk media cetak yang memuaskan para konsumen. Hal ini dilakukan juga oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress). Sudah banyak produkproduk yang ditawarkan kepada pasar oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA, dari media cetak daerah sampai dengan nasional. Keanekaragaman produk-produk yang ada di PT. CITRA BUMI SUMATERA membuat penulis tertarik untuk meneliti strategi Transportasi apa yang dilakukan PT. CITRA BUMI SUMATERA dalam harian cetak Sumatera Ekspress untuk mencapai keberhasilannya itu. Pada industri penginapan The Jayakarta Hotels & Resorts adalah suatu bentuk usaha penginapan kelas menengah-atas berskala bintang 4 Bintang. Saat ini mengelola 7 Hotel, 2 Boutique Suites dan 1 kondominium Residensial dalam berbagai bisnis dan daerah resort di Indonesia. The Jayakarta Hotels & Resorts memiliki 1.295 kamar bawah saat operasi dan 300 kondominium hotel afiliasi. Kami menikmati reputasi efisien dan memberikan kualitas tinggi atau pelayanan yang merupakan aspek utama yang mengarah ke hunian yang baik dan tingkat rata-rata. Mengingat manajemen operasional transportasi menduduki posisi penting dalam penjualan suatu perusahaan dan mengingat persaingan yang ketat antar perusahaan, maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini dengan mengambil judul TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL ATAS TRANSPORTASI PADA PT. CITRA BUMI SUMATERA (SUMATERA EKSPRESS) DAN THE JAYAKARTA DAIRA PALEMBANG.

1.2

Perumusan Masalah Dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam melaksanakan Transportasi. 2. Bagaimana pelaksanaan Transportasi yang dilakukan oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang. 3. Bagaimana strategi yang dilakukan PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam melaksanakan strategi transposrtasi. 4. Faktor-faktor apa yang mendorong perusahaan dalam melaksanakan strategi transportasi. 5. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam melaksanakan transportasi.

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data yang

berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Operasional sebagai bahan analisis dalam menyusun Laporan Tugas Praktek Kerja Lapangan serta menambah ilmu dan memberikan informasi mengenai operasionalisasi pelaksanaan transportasi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai: 1 Untuk mengetahui PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam melaksanakan Transportasi. 2 Untuk mengetahui pelaksanaan Transportasi yang dilakukan oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang.

Untuk mengetahui strategi yang dilakukan PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam melaksanakan strategi transposrtasi.

Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mendorong perusahaan dalam melaksanakan strategi transportasi.

5 Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam melaksanakan transportasi.

1.4

Kegunaan hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Penulis Dapat menambah hasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran seberapa jauh kesamaan fakta dengan teori yang ada. 2. Perusahaan yang bersangkutan Memberikan masukan, sumbangan ide, gagasan pemikiran yang ditujukan kepada PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress), The Jayakarta Daira Palembang dan perusahaan lainnya dalam melaksanakan transportasi ke arah yang lebih baik. 3. Mahasiswa Memberikan masukan kepada para mahasiswa serta menambah wawasan mengenai Manajemen Strategi khususnya dalam pelaksanaan transportasi dalam satu perusahaan.

1.5

Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif

yaitu mengumpulkan, mengolah, menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang pelaksanaan trasnportasi pada perusahaan.

1.5.1

Jenis dan Sumber Data Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui wawancara secara langsung dengan pemimpin perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan

pelaksanaan transportasi. 2. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari sumber lain seperti buku-buku perkuliahan, media cetak maupun elektronik. 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mempelajari teori-teori yang terdapat dalam buku-buku pegangan yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh penulis 2. Studi lapangan Teknik pengumpulan data melalui studi lapangan terdiri dari: Pengamatan langsung (observasi) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang. Survei dengan melakukan wawancara Yaitu teknik pengumpulan data kepada pihak yang terkait dengan melakukan percakapan secara langsung guna mendapatkan informasi secara langsung.

1.6

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera

Ekspress) yang berlokasi di Jalan Kol H Barlian no 773 KM 6,5 Palembang dan The

Jayakarta Daira Palembang Jalan Jendral Sudirman. Lamanya penelitian yang dilakukan penulis untuk mengambil data-data yang dibutuhkan dalam pengolahan Laporan Tugas Praktek Kerja Lapangan selama dua minggu.

BAB II DASAR TEORI

2.1

Sistem Transportasi Pengertian transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan,

mengangkut, atau mengalihkan. Suatu obyek dari suatu tempat lain ,dimana di tempat lain obyek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu.(Fidel Miro,2005). Sedangkan Sistem transportasi merupakan bagian yang tdk dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sejak dahulu hingga kini. Transportasi sebagai satu sistem dimaksudkan agar dapat mendukung kelancaran aktifitas manusia. Menuruit morlok (1991;34} transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi masyarakat , Ia menunjukan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup,jangkauan dari lokasi yang produktif dan selingan serta pelayanan yang tersedia untuk di konsumtif. Hasil tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasinya, merupakan hal yang sangat subjektif, kualitatif, dan relatif sifatnya (Tamin, OZ, 1997). Dalam ilmu transportasi, alat pendukung ini diistilahkan dengan sistem transportasi yang didalamnya mencakup berbagai unsur (Subsistem) berikut : Ruang untuk bergerak (jalan) Tempat awal / akhir pergerakan (terminal) Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk apapun) Pengelolaan : yang mengkoordinasi ketiga unsur sebelumnya. Transportasi merupakan hal terpenting alam kehidupan kegiatan manusia dalam mobilitas manusia dan barang sehari-hari (Maringan, 2003). Manusia tidak akan mengalami perkembangan dan kemajuan apabila tidak ditunjang oleh transportasi. Transportasi yang baik haruslah merupakan suatu sistem yang dapat memberikan pelayanan yang cukup, baik kepada masyarakat secara umum secara pribadi, yang cukup aman, cepat dan dapat diandalkan oleh para penggunanya.

Manfaat transportasi bagi kepentingan manusia, banyak yang terlibat dalam operasi transportasi, bukan hanya pemerintah tetapi pihak swasta juga. 2.2 Metode Transportasi Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah . Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biayabiaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Tabel awal dapat dibuat dengan dua metode, yaitu: 1. Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah. Kelemahan : tidak memperhitungkan besarnya biaya sehingga kurang efisien. 2. Metode biaya terkecil => mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu. Lebih efisien dibanding metode NWC. Setelah tabel awal dibuat, tabel dapat dioptimalkan lagi dengan metode: 1. 2. Stepping Stone (batu loncatan) Modified Distribution Method (MODI)

Selain metode-metode di atas masih ada satu metode yang lebih sederhana penggunaannya yaitu metode Vogels Approximation Method (VAM). 1. Metode North West Corner (Pojok Timur Barat) 2. Metode biaya terkecil 2.3 Biaya Transportasi Tujuan utama pengelolaan transportasi termasuk lalu lintas dan angkutan adalah adalah mengefisiensikan penggunaan prasarana dan sarana angkutan.Menurut warpani (2002;136), Muara semua ini adalah meminimalkan biaya angkutan secara keseluruhan, karena biaya angkutan merupakan bagian dari beban biaya produksi serta menambah harga produk atau jasa industri tertentu.

Menurut morlok(1991;377)pengertian biaya transportasi dibedakan atas kepada siapa biaya tersebut dikenakan. Ada lima kelompok yang menanggung biaya transpotasi yang berlainan yaitu sebagai berikut: Pemakai sistem Pemilik sistem/ operator Orang-orang yang tidak memakai sistem tersebit tetapi terkena dampaknya. Pemerintah Daerah

Harga atau tarif transportasi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. a) Analisa Permintaan Permintaan transportasi adalah besarnya jumlah jasa yang dibutuhkan untuk mengangkut manusia atau barang dari suatu lokasi atau wilayah. Dalam menentukan kualitas kebutuhan jasa transportasi perlu diperhatikan konsep berikut : o Jumlah jasa angkutan yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. o Jumlah yang diinginkan konsumen dipengaruhi oleh daya beli, jenis jasa angkutan, dan selera konsumen. o Kuantitas yang diminta menunjukkan pembelian yang diinginkan. o Kuantitas yang diinginkan berbeda dengan kuantitas nyata. o Pembelian yang diinginkan berbeda dengan pembelian real atau yang sebenarnya. Dengan demikian, jumlah yang diminta bukan merupakan konsumen, tetapi merupakan permintaan efektif. Permintaan ini merupakan jumlah jasa angkutan yang bersedia dibayar oleh konsumen dengan tingkat tarif tertentu kuantitas yang diminta ini selanjutnya merupakan arus pembelian jasa angkutan yang berkesinambungan.

Oleh karena itu, kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam satuan kursi (seat), trayek, penerbangan atau pelayaran. penumpang, 150 trayek, penerbangan / pelayaran. Tarif Jasa Angkutan Biasanya pada saat penawaran tetap, jika harga atau tarif jasa angkutan naik, maka jumlah permintaan akan menurun dan begitupun sebaliknya. Misalnya 1 juta

Ket : P: Penawaran Q: Harga

Gambar 2.1 Kurva tarif jasa angkutan (Sumber : Fidel miro SE.,MSTr.Perencanaan transportasi,2005)

Daya Beli Masyarakat Daya beli masyarakat ditentukan oleh tingkat penghasilan masyarakat. Permintaan terhadap jasa angkut tergantung pada

penghasilan rata-rata dari tarif jasa angkutan, serta kesediaan jasa angkutan pengganti, baik yang bersifat subtitusi atau komplementer. Bila tarif angkutan subtitusi atau komplementer lebih rendah, maka konsumen akan beralih kepada jasa subtitusi atau komplementer, demikian sebaliknya. Selera atau Aktivitas Masyarakat / Konsumen Selera konsumen berkaitan dengan subjektif. Penggunaan

kendaraan pribadi akan mempengaruhi permintaan terhadap jasa angkutan. Bila konsumen banyak menggunakan angkutan atau kendaraan pribadi, maka permintaan terhadap jasa angkutan umum akan menurun, dan demikian sebaliknya.

10

Demikian

aktivitas

masyarakat

mempengaruhi

permintaan

terhadap jasa angkutan baik pribadi maupun jasa angkutan umum. Hal ini terlihat jelas di pedesaan dan di perkotaan atau pada hari libur dan hari kerja. Pada hari libur peningkatan permintaan terhadap jasa angkutan menurun, dan tidak sama seperti pada hari kerja. Besarnya Populasi Tentang pengaruh populasi penduduk terhadap permintaan jasa transportasi sangat jelas, mengingat intensitas aktivitas penduduk dan jenis kebutuhan akan mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan jasa angkutan. Prediksi Masa Yang Akan Datang Prediksi adalah kalkulasi akan sehat atau rasional manusia terhadap sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Kejadian pada masa yang akan datang dapat berubah siklus atau lanjutan, atau keadaan yang terjadi tiba-tiba. Prediksi lebih bersifat predictable (dapat dikalkulasi) yang didasarkan pada pengalaman, keadaan masa kini atau siklus / yang berulang (umpredictable) sulit di predikasi permintaan jasa angkutan untuk masa yang akan datang dipengaruhi hal yang bersifat predictable. Misalnya pada bulan Desember, hari natal, Idul fitri

merupakan hari libur, dimana pada umumnya masyarakat melakukan liburan atau pulang kampung atau membutuhkan permintaan jasa angkutan yang sangat besar jika penawaran maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maka konsumen akan melakukan pemesanan (booking) jauh dari sebelumnya, situasi tidak aman di suatu daerah akibat perang atau perselisihan antara kelompok, menyurutkan berpergian situasi tidak aman ini akan menurunkan permintaan terhadap jasa angkutan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keadaan ceteris paribus dimana faktor lain tidak berpengaruh, hubungan antara kuantitas permintaan dan besar harga atau tarif adalah negatif. Artinya pada saat harga atau tarif naik, kuantitas permintaan akan jasa angkutan akan

11

turun,sebaliknya jika harga atau tarif turun ,maka kuatitas permintaan jasa angkutan naik.untuk melaksanakannya . .,

Ket : P P : tarif Q : permintaan jasa

Gambar 2.2 Kurva permintaan jasa angkutan. (Sumber : Fidel miro SE.,MSTr.Perencanaan transportasi,2005)

Pada kurva diatas ajkan terjadi pergerakan P1 KE P2 atau titik A ke titik B atau pun terjadi pergeseran dari kurva D1 ke D2. Perseretan-perseretan terjadi pada saat tingkat tarif mengalami perubahan ,sehingga kuatitas peremintaan akan mengalami perubahan sedangkan pergeseran B1 ke B2 terjadi pada saat jumlah atau kuatitas permintaan mengalami perubahan pada tarif yang tetap. b) Penawaran (Supply) Seperti halnya permintaan kuantitas jasa angkutan yang ditawarkan sebagian dinyatakan dalam satuan dan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah jasa angkutan yang ditawarkan adalah : Harga atau tarif yang berlaku di pasar. Tujuan berusaha (tingkat keuntungan yang hendak dicapai). Mengurangi jumlah pengangguran. Strategi pemasaran. Banyaknya peluang dibidang transportasi, khususnya jasa angkutan umum. Teknologi yang diterapkan.

12

Kebijaksanaan pemerintah untuk memberi kesempatan beroperasi an lain-lain. c) Penawaran dan Harga Dalam hubungan penawaran dan harga terdapat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut: Jumlah yang akan ditawarkan berhubungan secara positif, apa bila semua faktor yang lain tetap sama (ep) artinya maka tinggi harga atau tarif suatu produk, semakin besar jumlah produk yang ditawarkan dan semakin rendah harga tarif suatu produk, makin rendah jumlah produk yang ditawarkan. Berdasarkan hipotesis tersebut, baik tarif atau ongkos transportasi di naikkan akan terjadi penambahan volume kursi yang ditawarkan melalui penambahan modal atau pengoprasian modal transportasi yang mengangsur atau stand by. Sebaiknya baik tarif atau ongkos diturunkan akan terjadi kenaikan modal transportasi dari lapangan (pengurangan volume kursi/seats). Untuk menjelaskan hubungan antara penawaran dan harga dapat dilihat pada kurva berikut dimana kurva menawarkan merupakan hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dan tarif atau harga selama faktor lainnya tetap (ep). Kemiringan positif menunjukkan bahwa kuantitas yang ditawarkan bervariasi dalam arah yang sama dengan tarif atau harga.

Gambar2.3 Kurva penawaran dan harga (H) (Sumber : Fidel miro SE.,MSTr.Perencanaan transportasi,2005)

13

Pergeseran Kurva Penawaran Kurva penawaran dapat bergeser ke kanan atau ke kiri. Pergeseran kurva penawaran berarti terdapat perubahan kuantitas yang ditawarkan dan perubahan tarif/harga. Pergeseran kekanan menunjukkan adanya kenaikan kuantitas penawaran, dan pergeseran ke kiri berarti adanya penurunan kuantitas yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan kaidah pokok penawaran sebagai berikut: Suatu perubahan pada setiap variabel yang manapun (selain dari pada harga komoditi itu sendiri), yang mempengaruhi jumlah komoditi yang akan di produksi dan dijual, akan menggeser keseluruhan kurva penawaran untuk komoditi tersebut. Kaidah tersebut berkaitan dengan harga input (price of inputs). Harga input adalah harga setiap bahan baku suatu produk yang membentuk biaya produksi. Apabila harga input mengalami kenaikan, maka keuntungan akan menurun dan semakin sedikit komoditi yang dihasilkan dan di jual pada tingkat harga komoditi itu. Hal ini dapat kita saksikan dalam kenyataan, bila harga ban, spare part, bahan bakar minyak, oli atau pelumas, gaji pengemudi atau kru, dan lainlain mengalami kenaikan, maka akan semakin sedikit armada transportasi yang beroperasi pada tingkat tarif atau ongkos yang tetap. Jadi kenaikan harga bahan pendukung atau bahan masukan (input) akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang berarti semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada tingkat harga/ongkos itu. Sebaliknya, bila harga masukan (input) turun akan menggeser kurva penawaran ke kanan, yang berarti semakin bertambah jumlah produk yang ditawarkan pada setiap tingkat harga /ongkos itu. d) Pembentukan harga atau tarif Bila kita menggunakan kurva permintaan dan penawaran untuk menjelaskan bagaimana harga terbentuk, maka dapat dikatakan bahwa : harga terjadi pada saat garis permintaan dan garis penawaran saling berpotongan.

14

Atau harga terjadi pada saat jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan, yang disebut keseimbangan (equilibrium). Dengan kala lain, equilibrium ketika tidak terdapat kelebihan permintaan (exsess supply). Harga equilibrium merupakan harga yang dituju oleh pasar, permintaan dan penawaran bergerak pada equilibrium. Bila harga equilibrium tercapai biasanya akan bertahan, kecuali diganggu oleh beberapa perubahan kondisi pasar, misalnya: pemogokan kru, dan sebagainya. Kelebihan penawaran mendorong turunnya kelebihan permintaan mendorong kenaikan harga. Jika ada kelebihan permintaan atau kelebihan penawaran di Pasar, maka pasar itu dikatakan berada dalam keadaan disequilibrium, dan harga atau tarif pasar akan terus bergejolak (tidak stabil). Sebagai akibat pergeseran permintaan dan penawaran, dapat terjadi 4 (empat) kemungkinan sebagai berikut: 1. Kenaikan permintaan (kurva permintaan bergeser ke kanan). 2. Penurunan permintaan (kurva permintaan bergeser ke kiri). 3. Kenaikan penawaran (kurva penawaran bergeser ke kanan). 4. Penurunan penawaran (kurva penawaran bergeser ke kiri). Setiap pergeseran ini menyebabkan perubahan-perubahan yang diterangkan oleh satu dari 4 (empat) kemungkinan hukum permintaan dan penawaran. 1. Kenaikan permntaan, mengakibatkan kenaikan pada harga/tarif harga, sedangkan

equilibrium maupun kuantitas equilibrium. 2. Penurunan permintaan, mengakibatkan penurunan pada harga/tarif equilibrium maupun kuantitas equilibrium. 3. Kenaikan penawaran, mengakibatkan penurunan harga/tarif equilibrium maupun kuantitas equiibriuni. 4. Penurunan penawaran, mengakibatkan kenaikan harga/tanif equilibrium maupun kuantitas equilibrium.

15

Tarif jasa transportasi diatur oleh departemen teknis (perhubungan) setelah mendapat persetujuan dan legislatif. Misalnya untuk tarif angkutan darat (bus umum) diatur melalui Surat keputusan Menhub No.

KM.274/DRDJ/1999. Formula perhitungan didasarkan pada tarif pokok.

Tarif = (tarif pokok x jarak rata rata) + 10 %

2.4 Elastisitas Permintaan Elastistisitas permintaan (Eta) ada 3 (tiga) jenis yaitu : a. Harga b. Pendapatan c. Silang Secara umum hubungan elastisitas dengan perubahan harga dapat diringkas sebagai berikut: 1) Jika d bersifat elastisitas, maka harga dan total pengeluaran berhubungan secara negative. Penurunan harga akan meningkatkan total pengeluaran dan kenaikan harga akan menurunkan total pengeluaran; 2) Jika d bersifat inelastis, harga dan total pengeluaran berhubungan secara positif Penurunan harga akan menurunkan total pengeluaran dan kenaikan harga akan meningkatkan total pengeluaran; 3) Jika elastisitas d adalah satu, kenaikan ataupun penurunan harga tidak mempengaruhi total pengeluaran.

2.5 Bangkitkan perjalanan/pergerakan (Trip Generation) Bangkitkan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah

perjalanan/pergerakan/lalu-lintas yang dibangkitkan oleh zona (kawasan) persatuan waktu (per detik,menin, jam, han, minggu dan seterusnya). Dari pengertian tersebut, maka bakitan perjalanan merupakan tahap pemodelan transportasi yang bertugas 16

sebagai untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) pejalanan yang berasal (meninggalkan) dan suatu zona/kawasan atau peta lahan dan jumlah (banyaknya) pernjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona kawasan/peta lahan pada masa yang akan datang (tahun rencana) persatuan waktu.

2.6 Pilihan Moda Transportasi (Moda Choice/Moda Split) Anggapan mereka itu cukup beralasan karena tahap inilah ditemui sebagai kendala/hambatan berupa sulit dan rumitnya memodelkan realita yang tenjadi di dunia nyata sebagai akibat dari sulitnya penelitian untuk membaca perilaku orang banyak, terutama masyarakat penggunaan transportasi baik dari segi geografis, teknis, ukuran, kecepatan, ekonomis dan lain-lain yang semua menawarkan karakteristik layanan yang tidak sama antara satu dengan lainnya sehinga timbullah masalah pada peneliti/perencanaan transportasi berupa kesulitan untuk mengkuantifikasikannya, memodelkannya, menganalisisnya serta mengidentifisi sebangai faktor yang mempengaruhi. Sebenarnya tahap pilihan transportasi ini merupakan pengembangan dari tahap model asal-tujuan (sebaran jalanan) dan mungkin perjalanan, karena pada tahap sebaran perjalanan kita menentukan jumlah perjalanan ke masingmasing zona asal dan tujuan, maka pada tahap pilihan moda ini kita mencoba menentukan jumlah perjalanan yang menggunakan berbagai bentuk alat angkut (moda transportasi) untuk suatu asal-tujuan tertentu. Jadi berarti, tahap pilihan moda ini merupakan suatu tahapan proses perencanaan angkutan yang bertugas untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proses) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula. Sebagai contoh, misalkanlah seorang pelaku perjalanan A yang akan melakukan perjalanan dari asal Padang menuju tujuan Medan dengan maksud perjalanan bisnis/diinas, dan dia dihadapkan kepada memilih alat angkut apa yang akan dipakainya yang tersedia melayani jalur titik Padang ke titik Medan: apakah dengan Bus Umum lewat jalan raya, atau mobil

17

pribadi/dinas, atau dengan pesawat barangkali. Hal itu tergantung dengan perilaku si A yang dipengaruhi oleh sekumpulan faktor atau variabel. Disamping itu, hasil analisis tahap ini pun dapat pula dimanfaatkan melakukan Benefit Cost analysis (BCA) untuk berbagai altematif rencana investasi di sektor transportasi dan penetapan kebijaksanaan pemerintah di bidang transportasi. Sebelum kita masuk kepada proses analisis pilihan moda, terlebih dahulu kita hams mengelompokkan beberapa hal ke dalam beberapa kelompok yaitu: 1. Pengguna Jasa Transportasi/Pelaku Perjalanan (TRIP MAKER) Masyarakat Pelaku Perjalanan (konsumen jasa transportasi), dapat kita kelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu: a. Golongan Paksawan (Captive) merupakan jumlah terbesar di negara berkembang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan kendaraan umum karena ketiadaan mobil pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan lapisan menengah ke bawah (miskin atau ekonomi lemah). b. Golongan pilihawan (Choice), merupakan jumlah terbanyak di negaranegara maju, yaitu golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke kendaraan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi. Mereka secara ekonomi ialah golongan masyarakat lapisan menengah ke atas (kaya atau ekonomi kuat). 2. Bentuk Alat (Moda) Transportasi/Jenis Pelayanan Transportasi Secara umum, ada 2 (dua) kelompok besar moda transportasi yaitu; a. Kendaraan Pribadi (Private Transportation), yaitu: Moda transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu bebas memakainya ke mana saja, si mana saja dan kapan saja dia mau, bahkan mungkin juga dia tidak memakainya sama sekali (mobilnya disimpan di garasi). b. Kendaraan Umum (Public Transportation), yaitu: Moda transportasi yang diperuntukkan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, mempunyai arah

18

dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah ditentukan dalam jadwal yang sudah di tetapkan dan parah pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan tersebut apabila angkutan umum in.i sudah mereka pilih. Kedua kelompok moda transportasi ini dgn dapat lagi dipecah secara lebih spesifik yaitu: Kendaraan pribadi 1. Jalan kaki 2. Sepeda untuk pribadi 3. Sepeda motor untuk pribadi 4. Mobil pribadi 5. Kapal, pesawat terbang, dan kereta api yang dimiliki secara pribadi (jarang terjadikalau adapun jumlahnya sedikit). Kendaraan umum 1. Ojek sepeda, sepeda motor. 2. Becak, bajai, bemo. 3. Mikrolet. 4. Bus umum(kota dan antar kota). 5. Kereta api(kota dan antar kota). 6. Kapal feri, sungai, laut. 7. Pesawat yang digunakan bersama. Dengan telah terbaginya moda transportasi ini, maka kita menghitung: Beberapa jumlah (propinsi) pelaku perjalanan pergi menggunakan alat angkut pribadi. Berapa jumlah (propinsi) pelaku perjalanan pergi menggunakan alat angkutan

2.7 Biaya Operasi Kendaraan Biaya operasi kendaraan merupakan salah satu komponen penting dari satu proyek transportasi jalan raya, selain penhematan waktu, penurunan kecelakaan, oleh karena kebanyakan proyek jalan raya yang bertujuan untuk menurunkan biaya operasi 19

kendaraan, penghematan waktu perjalanan dan menurunkan tingkat kecelakaan. Kompenen manfaat proyek ini telah lama dikaji metode penghitungannya. Berbagai metode diusulkan oleh para project analytis, dari yang sederhana sampai yang tingkat ketelitianya tinggi. Berikut ini akan diuraikan metode-metode yang lazim dipergunakan didalam menghitung biaya operasi kendaraan, dan cara-cara yang sederhana di dalam penghitungannya. Biaya operasi kendaraan merupakan parameter penting dalam pengevaluasian proyek jalan raya. Terdapat perbedaan mendasar di dalam penghitungan biaya operasi kendaraan (selanjutnya BOK) untuk keperluan evaluasi ekonomi dan financial, yakni penggunaan shadow prices dan perlakuan terhadap biaya-biaya transfer. Kajian penghitungan BOK akan dimulai dengan penghitungan biaya investasi (biaya pembelian kendaraan), dilanjutkan dengan penghitungan BOK. Sebelum kita melangkah lebih jauh alangkah baiknya kita memahami bahwa paling tidak terdapat bagian BOK sebagai berikut: a. Biaya Tergantung Jarak Biaya ini adalah biaya yang naik atau turun langsung dipengruhi oleh perubahan jarak tempuh, misalnya kendaraan akan memakai bensin lebih banyak untuk jarak tempuh yang lebih jauh. Pemakaian oli, perawatan dan perbaikan-perbaikan juga tergantung pada jarak tempuh. Demikian pada ban dan penyusutan karena aus. Biaya tergantung jarak naik bila jarak tempuh bertambah, sedangkan biaya kendaraan per kilometemya relatif konstan. b. Biaya Tergantung Kecepatan Ada biaya yang tergantung pada jarak dan dipengaruhi juga oleh kecepatan. Misalnya, pemakaian bensin pada kecepatan rendah menjadi tinggi, rendah kecepatan sedang dan tinggi pada keceptan tinggi. Pemakaiam oli dan tingkat keausan ban juga naik pada kecepatan tinggi (lihat gambar).

20

Gambar 2.4 Hubungan kecepatan dengan pemakaian BBM dan oli. (Sumber : Fidel miro SE.,MSTr.Perencanaan transportasi,2005)

Perawatan dan penyusutan juga merupakan biaya yang tergantung pada kecepatan. c. Biaya Tergantung Waktu Biaya ini berbeda-beda tergantung waktu, meskipun dinyatakan sebagai tidak berubah, misalnya STNK atau premi asuransi dibayar setiap tahun. Dalam perhitungan biaya per kilometer, biaya ini Akan berbeda-beda, tergantung jumlah kilometer yang dijalani setiap tahunnya. Makin banyak kilometer yang ditempuh, makin rendah biaya tetap per kilometer. d. Biaya Investasi Biaya investasi di dalam konteks penghitungan BOK ini ialah biaya pembelian kendaraan bermotor tanpa ban. Contoh penghitungan biaya ekonomi dari pembelian kendaraan dapat dilihat pada table dan form penghitungan biaya operasi kendaraan(Data Terlampir). e. Runing cost Biaya operasi kendaraan termasuk biaya tergantung jarak, juga kepada biaya tergantung kecepatan Runing cost termaksut bensin, oli, ban, perawatan, dan perbaikan (tergantung dari jarak tempuh) dan penyusutan (yang juga tergantung jarak tempuh). Untuk sementara, kita perlu mencatat adanya 6 faktor utama yang mempengaruhi biaya oparasional kendaraan. Tipe dan umur kendaraan 21

Kecepatan Turun naik jalan Kondisi lalulintas lain-lain, misalnya permukaan jalan, factor muatan, dan sebagai-nya. Semua faktor ini dapat diukur. a) Tipe Kendaraan Tipe kendaraan mempengaruhi biaya operasi karena pemakaian oli, bahan bakar, dan suku cadang berbeda-beda untuk kendaraan yang berbeda. Demikian juga umur kendaraan mempunyai pengaruh. Kendaraan-kendaraan tua sering rusak, oleh sebab itu biaya perawatanya lebih tinggi dibandingkan dengan kendaran-kendaraan baru. Sebaliknya, penyusutan kendaraan baru lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan lama. b) Kecepatan Kendaraan. Kecepatan kendaraan sangat berpengaruh terhadap biaya oprasional, karena secara umum pemakaian bahan bakar, pemakaian oli, aus dan kerusakan kendaraan meningkat karena kecepatan kendaraan. Kecepatan yang teralu rendah juga kurang efisien dari segi pemakaian bahan bakar dan oli. Pada kecepatan rendah digunakan persneling rendah, mesin akan bekerja dengan putaran kecepatan tinggi (putaran/menit) dibandingkan dengan kecepatan jelajahnya. c) Gradien Jalan Turun naik jalan, berarti berapa banyak jalan turun dan menanjak pada suatu ruas jalan. Kendaraan akan lebih banyak menggunakan bahan bakar pada waktu menanjak dibanding menurun, demikian juga komponenkomponen cepat aus seperti bantalan per, bodi dan sebagainya. Penggunaan persneling yang lebih rendah akan menaikan biaya. d) Tikungan Untuk mengikuti suatu tikungan, kendaraan harus mengurangi kecepatan, mengambil tikungan, dan kemudian melaju kembali.

22

Ini membutuhkan penggunaan bahan bakar dan oli yang lebih banyak dan mempercepat keausan. Tikungan yang tajam pada jalan pegunungan dimana kecepatan kendaraan berubah-ubah juga mempengaruhi bahan bakar dan oli. e) Kemacetan Kemacetan lalu lintas juga meningkat pemakaian bahan bakar perkilometer. Setengah jam dalam kemacetan dan hanya bisa melaju 1 kilometer. Akan menggunakan lebih banyak bahan bakar dibandingkan kalau kita berjalan 1 kilometer itu dengan kecepatan 50 km/jam. Berulang-ulang berhenti dan berjalan akan menggunakan bahan bakar yang cukup banyak dan mungkin macet lalu lintas, makin banyak pemakaian bahan bakar. Jumlah kejadian kecelakaan dalam berlalu lintas padat dan juga tinggi. Di beberapa Kota besar seperti London, asuransi untuk sebuah kendaraan sedang jauh lebih tinggi di bandingkan untuk premi kendaraan yang sama di Negara lain. f) Pengaruh Lain-Lain Pengaruh lain atas pemakaian bahan bakar termasuk di dalamnya factor muatan. Sebuah kendaraan yang mengangkut 4 orang akan lebih banyak menggunakan bahan bakar di bandingkan dengan hanya mengangkut 1 orang saja, demikian juga tergantung permukaan jalan. Permukaan jalan yang kasar, dapat juga menaikan pemakaian bahan bakar, dan lebih kushus keausan ban akan lebih cepat. f. Penyusutan Penyusutan adalah penurunan nilai suatu kendaraan. Suatu kendaraan yang telah berjalan sejauh 50.000 km dalam waktu 2 tahun tidak dapat dijual dengan harga seperti kendaraan baru disaat membelinya. Penyusutan biasanya dihitung menurut umur kendaraan dengan asumsi 12. 000 km setiap tahun. Namun, penyusutan lebih banyak dihubungkan dengan jumlah Km yang ditempuh selama masa pemakaian (kira-kira 120.000 km). Kendaraan yang

23

telah dijalankan 50.000 Km, kira-kira sama dengan separuh dari umur jarak tempuhnya, tetapi hanya kira-kira 20% dari umurnya 10 tahun dengan 12. 000 km/Tahun. Penyusutan disebarkan secara merata sepanjang umur kendaraan. Suatu kendaraan bisa bertahan kira-kira 10 tahun; Bus dan Truck maupun Minivan (truck kecil bak tertutup) kira-kira 5 tahun. Kendaraan sedan disusutkan kirakira 10% per tahun, sedangkan kendaraan-kendaraan lainnya lebih tinggi yaitu kira-kira 20% dan kendaraan, ban-ban diganti berkali-kali, oleh sebab itu, ban tidak dihitung nilai susutnya sama seperti kendaraan. Karena itulah kita menghitung harga pembelian kendaraan dengan tanpa ban seperti perhitungan awal. Harga ban untuk Bus 28 tempat duduk kira-kira Rp.175. 000,- dan memerlukan 6 buah ban luar/dalam. Beberapa masalah akan timbul bila digunakan metode perhitungan Straightline semacam ini. Penyusutan dari kendaraan baru lebih tinggi dari kendaraan dari pada kendaraan tua, tetapi karena yang diperlukan penyusutan Rp/km, maka harus menggunakan angka rata-rata dan oleh karena itu perlukan Straight-line method. g. Bunga atas aset Bunga harus dibayar berdasarkan modal yang terikat pada kendaraan. Tingkat bunga itu harus dihubungkan dengan discount rate yang digunakan, yang biasanya akan mencerminkan opportunity cost of capital Discount rate ini ditetapkan oleh Bappenas. Satu Cara yang mudah untuk menghitung tingkat bunga yang mewakili sepanjang umur kendaraan adalah mengalihkan harga kendaraan awal dengan opportunity cost of capital. Cara ini ditunjukan untuk membuat rata-rata sisa nilai depresiasi yang belum di bayar yang tinggi pada awal tahun dan jauh berkurang pada akhir tahun. h. Biaya operasi kendaraan (BOK) yang dikeluarkan oleh penyedia jasa pelayanan transportasi (operator) terdiri dari : biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT).

24

Biaya Tetap (BT) Biaya tetap (BT) adalah biaya yang tidak tergantung dari besarnya produksi yang dihasilkan, yang tergdiri dari dari : upah pengemudi dan kernet, biaya administrasi, biaya asuransi, biaya bung modal dan angsuran pinjaman. Biaya Tidak Tetap (BTT) Biaya Tidak Tetap (BTT) adalah biaya yang dikeluarkan akibat adanya produksi, yang terdiri dari biaya: bahan bakar, minyak pelumas, pemakaian ban, penggantian suku cadang, pemeliharaan, penyusutan dan retribusi. i. Biaya Overhead Biaya Overhead mencakup gaji/ tunjangan pegawai staf, teknik, direksi, serta pengelolaan administrasi peruusahaan dan biaya lainnya yang tidak tercakup dalam komponen biaya tetap atau tidak tetap. Biaya ini ditentukan sebesar 10% dari BOK. j. Biaya Tak Terduga Biaya ini mencakup biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemilik atau pengemudi kendaraan untuk hal-hal tak terduga tertentu, misalnya pungutan di luar peraturan yang berlaku. Biaya ini ditentukan sebesar 5% dari BOK k. Keuntungan Keuntungan adalah keuntungan bagi pemilik kendaraan. Biaya ini di tetapkan sebesar 20% per tahun dari harga kendaraan

25

BAB III PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

3.1

Gambaran Umum PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) merupakan perusahaan

yang didirikan secara nasional dengan investasi yang dimiliki sepenuhnya oleh kelompok Jawa Pos. Jawa Pos Group merupakan nama perusahaan yang berasal dari Daerah Jawa. Sumatera Ekspress yang berpusat pada jalan Kol H Barlian. Sumatera Ekspress merupakan perusahaan media cetak bagian media cetak harian yang menjalankan kegiatan berita nasional, daerah dan internasional yang terfokus pada daerah Sumbagsel. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) telah memperluas bisnis pada 17 media cetak di Sumatera Selatan. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) mengutamakan teknologi teknologi modern sebagai dasar utama pembangunan, sektor pemasaran sebagai pendorong serta kualitas sebagai pelindung. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) telah berkembang dengan pesat dan kini telah menjadi koran no 1 di Sumatera Selatan. Perusahaan didirikan oleh Mr Sjukur Pudjiadi pada Tahun 1970. Dimulai dengan bisnis yang hanya terdiri dari 4 lantai dengan 52 kamar dan dengan menyusul dengan akuisisi 2 hotel lainnya yaitu The Jayakarta Cisarua dan The Jayakarta Anyer. Perusahaan memulai listing Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990. Penjualan yang dilakukan PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) merupakan penjualan dengan menggunakan metode tidak langsung, yaitu dengan memberikan hasil produksi kepada para agent. Salah satu media dimana PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) mampu membangun jaringan kerja dan bekerja sama dari tangan ke tangan dengan mitra dari dalam daerah. Dengan bekerja sama, PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) percaya bahwa

26

dapat mencapai tujuannya. Dengan tidak langsung yang dilakukan oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) maka tidak ada promosi yang dilakukan oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) yang berarti tidak ada biaya promosi. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) melakukan penjualan dengan menggunakan salesforce yaitu berupa armada armada penjualan yang dikenal dengan nama distributor. Penjualan yang dilakukan The Jayakarta Daira Palembang merupakan penjualan dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung, yaitu dengan memberikan jasa booking kamar melalui datang sendiri dan via telepon dan kepada para agent travel dan internet. Salah satu media dimana The Jayakarta Daira Palembang mampu membangun jaringan kerja dan bekerja sama dari tangan ke tangan dengan mitra dari dalam daerah dan luar daerah kota Palembang. Dengan bekerja sama, The Jayakarta Daira Palembang percaya bahwa dapat mencapai tujuannya menjadi hotel domestik terbaik. Dengan tidak langsung yang dilakukan oleh The Jayakarta Daira Palembang maka ada promosi yang dilakukan oleh The Jayakarta Daira Palembang melalui kerjasama dengan para Event Organiser untuk mengadakan acara didalam ballroom hotel.

3.2

Tujuan Pelaksanaan Transportasi pada Perusahaan PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta

Daira Palembang selalu mencoba untuk mengembangkan usahanya dengan mengeluarkan produk-produk dan service yang dibutuhkan pelanggan daerah Sumbagsel dan luar Sumbagsel. Adapun tujuan dalam pelaksanaan transportasi yang dilakukan oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang adalah: 1. Terciptanya efisiensi perusahaan. 2. Memberikan biaya produk yang dapat bersaing pada pasaran wilayah Sumbagsel.

27

3.3

Pelaksanaan Transportasi pada PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang Dalam suatu perusahaan, transportasi merupakan hal yang penting dalam

penentuan harga produk atau jasa. Transportasi merupakan bagian penting agar meratanya dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat Sumbagsel dalam konsumsi berita sedangkan The Jayakarta Daira Palembang melayani jasa penginapan pelanggan dari dalam daerah dan luar daerah Sumbagsel. Ketepatan waktu sampai ditangan konsumen merupakan bagian terpenting dalam bisnis media cetak dan pelayanan jasa yang diunggulkan untuk operasional perusahaan. Konsistensi transportasi memperlihatkan seberapa dekat hubungan berbagai aspek pada sampai pada pemakaian akhir, pada tuntutan produksi, saluran distribusi atau fungsi lainnya. Pada PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress), linilini produknya sejauh ini masih konsisten karena produk-produk tersebut merupakan barang yang dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama yaitu saluran distribusi tidak langsung dari PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) kepada para agen pemasar. Sedangkan pada The Jayakarta Daira Palembang transportasi menjadi penting bagi pelanggan karena daerah lokasi penginapan yang strategis membuat pelanggan The Jayakarta Daira Palembang dapat mudah ketempat yang dituju di kota maupun daerah diSumbagsel

3.4

Strategi Transportasi yang Digunakan oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang Merupakan keharusan bagi pihak manajemen untuk menyeleksi operasional

yang tepat bagi transportasi perusahaannya. Strategi yang tepat akan menyebabkan tahap perencanaan produk dan jasa dari keseluruhan program pemasaran menjadi efektif. Dari data transportasi PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) serta dari berbagai informasi yang diperoleh dari pihak PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress), maka dapat disimpulkan bahwa didalam mengelola transportasi, PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress)

28

menggunakan strategi Transhipment/multi delivery system. Strategi ini dilakukan melalui produksi berita disalurkan pada daerah yang dapat dijangkau sesuai dengan waktu penerbitan pada pukul 02.00 WIB. Dari data transportasi The Jayakarta Daira Palembang terdapat akses yang sangat memudahkan pelanggan terutama para ekspatriat dari dalam dan luar negeri dalam mobilisasi keperluan selama didaerah Sumbagsel. Alasan yang mendorong PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera

Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang melakukan Transhipment/multi delivery system adalah untuk memodernisasi kebutuhan masyarakat Sumbagsel dan para ekspatriat dengan mengikuti perkembangan zaman. Manajer PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) selalu berusaha mempertahankan sesuai dengan ketepatan waktu dalam pencapaian berita pada masyarakat baik secara cetak maupun online, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan update atau pembaharuan yang cepat kepada pelanggannya. Dan manajer The Jayakarta Daira Palembang mengutamakan jasa pelayanan penginapan yang sesuai dengan standar hotel berkelas bintang empat.

3.5

Faktor-faktor Pendorong dalam Melaksanakan Strategi Transportasi Manajer perusahaan yang ingin menggunakan strategi Transhipment/multi

delivery system harus mengetahui dan mempertimbangkan beberapa faktor penting yang mempengaruhi perusahaan dalam perluasan wilayah pemasaran. Tanpa memperhatikan faktor-faktor tersebut, perusahaan bekerja dengan efektif dan efisien untuk mengadakan hal tersebut perubahan terhadap transportasi yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam transportasi produk kepada pelanggan. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang mempertimbangkan beberapa faktor penting yang mempengaruhi perusahaan dalam pelaksanaan operasionalisasi Transhipment/multi delivery system. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

29

1.

Faktor keinginan untuk meningkatkan penjualan Peranan transportasi adalah sebagai salah satu alat untuk meningkatkan penjualan secara keseluruhan dari produk yang dipasarkan. Adanya strategi Transhipment/multi delivery system menyebabkan produk yang dihasilkan menjadi tepat waktu sampai ketangan pelanggan. Dengan demikian semakin tepat dan cepat dalam memberikan pencapaian kepada pelanggan maka pelanggan akan loyal dan percaya berita yang didapat pelanggan adalah hal yang pertama diketahui didalam daerah tersebut. Dengan cara tersebut diharapkan volume penjualan menjadi naik, yang secara tidak langsung akan meningkatkan laba. Demikian pula dengan PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress), dengan adanya penambahan atau pengurangan transportasi yang dipakai, maka diharapkan volume penjualan menjadi naik, yang implikasinya adalah kenaikan pada profit perusahaan. Dan The Jayakarta Daira Palembang agar menjadi tujuan para ekspatriat dalam menginap dikota Palembang.

2.

Faktor perubahan permintaan pasar Permintaan pelanggan ada kalanya berubah-ubah sesuai dengan keadaan zaman dan teknologi, oleh karena itu dalam melaksanakan operasionalisasi trnasportasi, PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) selalu memperhatikan perubahan-perubahan yang timbul dari permintaan konsumen, karena kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress). Sedangkan The Jayakarta Daira Palembang sebagai hotel berbintang di Palembang akan meningkatkan permintaan dengan berbagai fasilitas dan pelayanan dalam penginapan. Masalah masalah yang Dihadapi oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang dalam Transportasi Setiap perusahaan baik kecil maupun besar, baik sedang berkembang maupun

3.6

sudah maju tidak akan pernah luput dari masalah masalah yang akan menghambat

30

jalannya aktivitas perusahaan. Demikian pula masalah tersebut sangat tergantung pada pihak pihak yang mengelola perusahaan itu sendiri, dari pola manajemen yang dijalankan juga bisa menjadi masalah, karena itu masalah ini dapat berupa masalah intern atau masalah ekstern yang tentu saja masalah tersebut dapat menghambat perusahaan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini masalah masalah yang dikemukakan berkaitan dengan pelaksanaan metode transportasi Sumatera Ekspress dan The Jayakarta Daira Palembang. Adapun masalah masalah tersebut, yaitu : 1. Struktur demographi wilayah Sumbagsel yang sangat besar. 2. Fasilitas transportasi yang minim yang hanya dapat dilalui dengan kendaraan beberapa jenis kendaraan.

31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah kami lakukan pada PT.

CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang serta pembahasan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini kami menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tujuan dari pelaksanaan transportasi pada PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang adalah : 1. 2. Terciptanya efisiensi perusahaan. Memberikan biaya produk yang dapat bersaing pada pasaran wilayah Sumbagsel. 2. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang, lini-lini produknya sejauh ini masih konsisten karena produk-produk dan jasa penginapan tersebut merupakan barang dan service yang dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama yaitu saluran distribusi tidak langsung (dari PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) kepada para agen pemasar. Dan pemasaran langsung dan tidak langsung (The Jayakarta Daira Palembang). 3. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) melakukan stategi transportasi dengan Transhipment/multi delivery system adalah untuk memodernisasi kebutuhan masyarakat Sumbagsel dengan mengikuti

perkembangan zaman. 4. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang mempertimbangkan beberapa faktor penting yang mempengaruhi perusahaan dalam pelaksanaan manajemen operasi

32

Transhipment/multi delivery system. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Faktor keinginan untuk meningkatkan penjualan Dengan demikian semakin tepat dan cepat dalam memberikan pencapaian kepada pelanggan maka pelanggan akan loyal dan percaya berita yang didapat pelanggan adalah hal yang pertama diketahui didalam daerah tersebut. Dan pelayanan yang prima dapat memberi nilai dari konsumen sebagai sebuah penginapan yang benar-benar berkelas bintang empat. 2. Faktor perubahan permintaan pasar Permintaan pelanggan ada kalanya berubah-ubah sesuai dengan keadaan zaman dan teknologi, oleh karena itu dalam melaksanakan

operasionalisasi transportasi, PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang selalu memperhatikan perubahan-perubahan yang timbul dari permintaan konsumen, karena kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang. 5. Masalah masalah yang dihadapi oleh PT. CITRA BUMI SUMATERA dan The Jayakarta Daira Palembang dalam hal ini masalah masalah yang dikemukakan berkaitan dengan pelaksanaan metode transportasi. Adapun masalah masalah tersebut, yaitu : 1. Struktur demographi wilayah Sumbagsel yang sangat besar. 2. Fasilitas transportasi yang minim yang hanya dapat dilalui dengan kendaraan beberapa jenis kendaraan. 4.2 Saran 1. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) diharapkan untuk fokus dalam memperhatikan transportasi. The Jayakarta Daira Palembang diharapkan menjadi hotel yang mampu menyediakan berbagai keperluan para ekspatriat dalam dan luar kota.

33

2. PT.

CITRA

BUMI

SUMATERA

(Sumatera

Ekspress)

diharapkan

memperhatikan bila terjadi bencana alam didaerah yang menyebabkan jalur transportasi terputus. The Jayakarta Daira Palembang memperlihatkan struktur penginapan berkelas dan nyaman sehingga lbh banyaknya visitor-visitor yang berkunjung pada daerah Sumbagsel 3. PT. CITRA BUMI SUMATERA (Sumatera Ekspress) dan The Jayakarta Daira Palembang sebaiknya untuk demographi yang sangat besar fasilitas perawatan kendaraan sangat membutuhkan perhatian khusus.

34

You might also like