You are on page 1of 45

SNI 03-6460.

1-2000

1.

Ruang Lingkup Tata cara ini mencakup rekomendasi tentang petunjuk praktis mengenai penerowongan yang memenuhi syarat-syarat keamanan penerowongan, tidak termasuk rekomendasi tentang penerowongan dengan pemotongan dan penutupan ataupun penerowongan dengan pipa yang dibenamkan maupun yang diterapkan dalam konstruksi dengan tujuan penambangan. Acuan British Standards Institution, 1982. Safety in Tunneling in the Construction Industry, British Standard Code of Practice No. BS 6164 : 1982 Pengertian Keamanan penerowongan adalah kondisi aman atau tidaknya pelaksanaan pekerjaan penerowongan, baik keamanan bangunan terowongannya berikut peralatannya maupun keselamatan kerja para pelaksana pekerjaan serta pengunjung terowongan tersebut dikemudian hari. 4. Organisasi dan Administrasi 4.1. Umum Standar ini terutama dimaksudkan untuk memelihara keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terowongan dan lingkungan sekitarnya. Semua persiapan mengacu pada perencanaan dan desain. Pihak-pihak yang umumnya terkait adalah sebagai berikut. (a) Pemilik pekerjaan adalah orang atau badan usaha yang berwenang atau bertanggung jawab keseluruhan pekerjaan; (b) Direksi pekerjaan adalah orang atau suatu badan usaha yang bertanggung jawab terhadap desain dan supervisi pekerjaan, untuk menjamin kesesuaiannya dengan spesifikasi, dan diwakili di lapangan oleh pengawas lapangan; (c) Kontraktor adalah orang atau suatu badan usaha yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan, dan menyediakan tenaga kerja proyek serta sarana fisik bagi keperluan konstruksi, dan diwakili di lapangan oleh perwakilan kontraktor di lapangan. (d) Instansi berwenang yang menerapkan aturan-aturan administratif menurut peraturan yang berlaku. 4.2. Pengaturan Prakontrak Sebelum suatu Kontrak dibuat oleh Pemilik pekerjaan dan direksi pekerjaan dalam merencanakan proyek. Konsultasi kepada instansi yang berwenang harus dilakukan apabila ada bahaya khusus ataupun kondisi abnormal. Pada setiap pelelangan pekerjaan harus dijelaskan tanggung jawab khusus dari kontraktor tentang aspek-aspek keamanan dari perencanaan atau desain. Pemilik dan direksi pekerjaan perlu menyadari bahwa keamanan memerlukan biaya. Kontrak hendaknya disusun sedemikian rupa, sehingga kontraktor menyediakan dana persiapan yang memadai guna penyediaan biaya tersebut. Khususnya, persaingan dalam pelelangan pekerjaan jangan ditekankan pada rendahnya harga penawaran tetapi pada usulan keamanan yang memadai (lihat butir 6).

2.

3.

SNI 03-6460.1-2000

Staf keamanan yang diperlukan dan organisasinya serta syarat-syarat medis dan fasilitas keamanan lain agar dibuat spesifikasinya secara rinci dalam dokumen kontrak, berikut harganya masing-masing. Sebagai bagian dari tender, para kontraktor diharuskan untuk menyerahkan curiculum vitae staf inti yang akan ditugaskan di lapangan. Keterampilan dan pengalaman yang memadai merupakan syarat utama dari keamanan pekerjaan. Program rinci tentang pelatihan keamanan oleh kontraktor untuk tenaga kerja baru perlu diusulkan. Standar yang sama tentang keterampilan dan pengalaman, serta kualifikasi terkait, juga diperlukan bila pemilik pekerjaan mempekerjakan tenaga secara langsung. 4.3. Pelaksanaan Kontrak di lapangan 4.3.1 Manajemen Pelaksanaan Kontrak Kontraktor wajib menunjuk seorang pengawas keamanan lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam hal yang menyangkut keamanan, sangat penting bahwa personil yang ditugaskan hendaknya diberi otoritas yang memadai, dengan dukungan dari perwakilan kontraktor di lapangan dan direksi pekerjaan. Perhatian terhadap hal menyangkut keamanan pada semua tingkat harus diberi dukungan, misalnya dengan cara pemberian insentif dan hadiah bagi catatan keamanan lapangan yang baik, serta penggunaan papan pengumuman guna membandingkan jumlah kecelakaan yang terjadi dalam berbagai satuan hari kerja. Pekerjaan lapangan yang berjalan dengan baik, diharapkan konflik antara target pekerjaan dan keamanan, asalkan dalam pra perencanaan mempertimbangkan kedua hal itu dan bahwa standar keamanan dasar dipenuhi secara teratur. Pimpinan manajemen berpegang teguh pada kedua aspek ini dan menaruh perhatian secara aktif dalam menjamin bahwa staf lapangan mereka akan menangani pekerjaan maupun keamanannya dengan baik. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemilihan tenaga kerja yang memadai baik kualitas maupun pengalamannya demi keamanan pelaksanaan pekerjaan, untuk terselenggaranya supervisi yang memadai pada semua kapasitas. Lokasi pekerjaan hendaknya disurvei oleh kontraktor untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi sedini mungkin, dengan setiap penyelidikan dan pengujian yang perlu dilaksanakan, dan perencanaan untuk menghadapi hal yang tak terduga. Kondisi yang berbahaya hendaknya dipantau sesering mungkin dan pencegahan kecelakaan dikaji ulang secara rinci (lihat butir 4.4.1). Rangkaian kewenangan dan komunikasi sangat penting untuk ditetapkan sejak awal, sehingga informasi yang terkait dapat diberikan dengan cepat kepada mereka yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menindaklanjutinya. Hal ini terutama penting dalam hubungannya dengan informasi yang berkaitan dengan keamanan pada muka terowongan. 4.3.2 Pekerjaan Sementara Dalam konstruksi terowongan, pekerjaan sementara dengan karakter yang mendasar adalah merupakan hal penting. Pekerjaan itu terdiri atas tahap penting dari pembuatan konstruksi terowongan, seperti pada terowongan pemandu, sumuran kerja, atau pemasangan kerangka untuk pembuatan bukaan, atau pekerjaan insidental non struktural seperti misalnya kerangka untuk bekerja, tangga masuk, jalan masuk, dan sebagainya. Semua pekerjaan ini sangat penting untuk didesain tepat, gambar, komputasi dan spesifikasi yang memadai akan disiapkan sebelumnya, harus melalui pemeriksaan secara independen untuk dikerjakan.
2

SNI 03-6460.1-2000

Perubahan hendaknya dibuat hanya sesudah dikonsultasikan dengan pihak perencana. Kontraktor utama wajib menugaskan ahli teknik dari staf ahli teknik lapangan sebagai koordinator dari pekerjaan sementara untuk menjamin adanya kesesuaian antara desain dan pengecekannya dengan syarat-syarat keamanan. Hal ini terutama berkaitan untuk kontrak yang bernilai besar, dan melibatkan beberapa subkontraktor untuk pekerjaan sementara. Suatu aspek khusus dalam penerowongan adalah kurang memadainya penyangga sementara yang mungkin kritis terhadap pembebanan dan tegangan dalam struktur yang permanen. Prosedur untuk penyanggaan muka dengan kayu, penyambungan, dan pelaksanaan konstruksi bukaan harus didesain dengan baik dan mendapatkan supervisi yang sama seperti halnya pada konstruksi permanen, dan sesuai dengan standar pekerjaan yang berlaku. 4.3.3 Supervisi dan Inspeksi Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya atas keamanan pekerjaan yang berada di bawah pengendaliannya, sedangkan supervisi dan inspeksi lapangan secara independen oleh staf direksi ataupun staf klien yang berpengalaman mempunyai peran yang penting dalam melaksanakan pekerjaan yang cukup aman. Penilaian mengenai kondisi tanah yang bervariasi adalah diperlukan pada pada setiap tahap pembangunan terowongan dan penting untuk keamanan dalam mengantisipasi bahaya dan untuk memutuskan dengan segera tindakan yang tepat. Seringnya inspeksi (atau, bila kondisi tanahnya jelek : inspeksi secara kontinyu) oleh personil yang ditugaskan direksi, dapat sangat bermanfaat dalam menjamin bahwa aspek keamanan tidak diabaikan. Hal ini terutama penting bahwa inspeksi harian oleh personil yang dipercaya (yang ditugaskan oleh kontraktor) hendaknya dilakukan pada saat pekerjaan sedang tidak berlangsung, misalnya pada akhir pekan, hari-hari libur atau waktu-waktu kosong lainnya. Dalam segala hal, tindakan pengamanan harus diperhatikan seperti dikemukakan pada butir 8.4 hendaknya diobservasi dengan baik. Personil yang bertanggung jawab terhadap desain harus melaksanakan tugasnya dengan baik di lapangan. Setiap modifikasi yang diakibatkan oleh adanya perubahan sifat-sifat tanah hendaknya dicatat sesegera mungkin dan dilaporkan kepada direksi. 4.3.4 Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengendalian pekerjaan yang diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan mengenai Kesehatan dan Keamanan Pekerjaan yang berlaku. Administrasinya dilaksanakan oleh Komisi Kesehatan dan Keamanan melalui Dinas atau instansi Kesehatan dan Keamanan. Inspektorat Bangunan hendaknya diajak berkonsultasi tentang catatan-catatan, register-register, formulir-formulir dan notifikasi-notifikasi yang relevan. Penanggung jawab pekerjaan diharuskan untuk mengumumkan penetapan Pengawas Daerah dalam 7 hari dari awal pekerjaan, kecuali apabila pekerjaan tersebut akan dapat selesai dalam 6 minggu. Apabila melebihi persyaratan minimum, kepada inspektur hendaknya diberikan sejak 7 hari sebelumnya suatu informasi untuk memulai : (a) penerowongan; (b) pembuatan sumuran untuk terowongan; (c) penggunaan udara yang bertekanan. Peraturan yang baku memerlukan sertifikat-sertifikat, laporan-laporan dan dokumen lainnya yang dibuat untuk keperluan Inspektorat Bangunan. Tentu saja ada kewajiban baku lainnya yang tidak khusus untuk konstruksi teknis.

SNI 03-6460.1-2000 Tabel 1 Penyebab utama kecelakaan


Kategori kecelakaan 1. Jatuh dari tertentu ketinggian Contoh-contoh terinci Jatuh ke dalam sumuran. Jatuh dari perancah. Pencegahan dan referensi utama Penyangga-penyangga yang tepat. Pembuatan geladak yang kokoh. Penyangga-penyangga (bila praktis). Palang pegangan, permukaan tak licin yang rata, pembersihan permukaan, penerangan yang cukup. Papan pijakan kaki. Penempatan yang tepat. Alatalat kecil dilengkapi dengan sabuk/tali, Pengayunan dan pemuatan yang tepat. Area pemuatan harus tetap bersih Fondasi timbunan yang kuat. Peletakan dan pemeliharaan timbunan yang sistematik. Muatan ditimbun dengan baik dan kokoh. Permukaan jalan atau jalan kecil terpelihara dengan baik Lihat : 7 dan 9 (Bag. 1) Penyanggaan terhadap batubatu yang lepas. Penyanggaan segera. Lihat item 3 (Bag. 1) Lihat : 4 (Bag. 2) Lihat : 8 (Bag. 3) Perlengkapan terkait dipelihara dengan baik. Prosedur yang aman diterapkan. pekerja harus diungsikan dari zone penggalian. Prose-dur yang aman ditetapkan dan diterapkan. Lihat : 7 (Bag. 1). Perlengkapan yang kuat dipelihara dengan baik. Operasi dilakukan oleh personil yang terlatih Lihat : 10.2.1 (Bag. 3) Lihat : 10.1 (Bag. 3) Lihat : 10.2.4 (Bag. 3) Lihat : 11 (Bag. 3) Lihat : (Bag. 2) Lihat : 5 (Bag. 2), 8 (Bag. 2) 9.3.3 (Bag. 1) Referensi lain 7.6 (Bag. 3)

2.

Jatuh di tempat dari

Tergelincir atau terpeleset pada jalan kerja. Alat dan perlengkapan kecil jatuh atau tertendang dari atas perancah atau dari puncak sumur. Beban/muatan ayunan jatuh Runtuhnya timbunan mis. balok, potongan, semen dalam karung Muatan jatuh dari kendaraan

10 (Bag. 2), 10.3 (Bag.3) 7.6 (Bag. 3)

3. Material jatuh ketinggian tertentu.

7.6, (Bag. 3), 8.2 (Bag. 3)

4. Material jatuh dari timbunan atau kendaraan

5. Terkubur oleh runtuhan material

Runtuhnya muka kerja Runtuhan batu Runtuhnya timbunan atau tumpukan bahan Drainase atau pipa yang pecah, air tanah, dll. Derek dan mesin pengangkat Pengangkatan dan penempatan potongan pada muka kerja Mesin penggali

7.8 (Bagian 1)

6. Banjir atau genangan air 7. Alat pengangkat

8. Mesin lainnya

Mesin grouting

9. Kendaraan 10. Instalasi listrik 11. Api dan ledakan 12. Polusi udara

Ban pengangkut Lokomotif dan lori Kendaraan

6..3 (Bag. 2) 10.3 (Bag 1), 11 (Bag 1) 10.4 (Bag. 1)

SNI 03-6460.1-2000

4.4. Kecelakaan dan Kejadian-Kejadian yang Berbahaya 4.4.1 Kecelakaan Semua kecelakaan, baik yang mengakibatkan maupun yang tidak mengakibatkan terjadinya luka-luka pada seseorang, hendaknya dilaporkan kepada manajemen lapangan dari kontraktor oleh personil yang terlibat ataupun oleh atasan langsungnya. Catatan kecelakaan disimpan dan kecelakaan itu dilaporkan dalam kaitan dengan adanya peraturan yang berlaku. Catatan ini hendaknya dipelajari dan dianalisis oleh kontraktor dan komisi keamanan dengan selang sesering mungkin, guna menitik beratkan frekuensi dan penyebab kecelakaan, sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kembali kecelakaan yang serupa. Pengunjung hendaknya melaporkan tentang kedatangannya kepada kontraktor dan mereka telah mendapat persetujuan dari kontraktor tentang kunjungan ke lapangan itu. Pengunjung hendaknya juga mengecek apakah asuransi yang dimiliki oleh kontraktor mencakup mereka juga apabila terjadi kecelakaan di dalam lingkungan proyek. Penyebab utama dari kecelakaan personil dapat dilihat kategorinya pada tabel 1, bersamaan dengan contoh-contoh khusus yang menggambarkan relevansinya dengan penerowongan. Bahaya yang umum tercakup pada bagian-bagian dari peraturan yang digunakan, namun hendaknya ditekankan bahwa bahaya yang khusus justru cukup serius pada bagian tertentu. 4.4.2 Perlengkapan Pelindung/Pengaman Perlengkapan pelindung pengaman pribadi harus digunakan oleh setiap orang yang dapat menghadapi resiko bahaya sebagai berikut. (a) Pelindung kepala; Semua personil harus mengenakan pelindung kepala (helm) setiap waktu. (b) Pelindung kaki; Sepatu boot yang kuat, lebih bagus bila solnya berpelat baja dan berpelindung jari kaki, harus digunakan setiap waktu; dalam terowongan yang basah sepatu boot karet yang sampai ke lutut cukup memadai. (c) Pelindung tangan; Sarung tangan yang memadai harus digunakan apabila seseorang mudah terkena (bahaya) terpotong, api, tersetrum listrik, karatan, dan zat yang menimbulkan iritasi. Sarung tangan sampai ke siku harus digunakan apabila melakukan grouting. Krim pelindung juga harus tersedia. (d) Pelindung mata; Peraturan tentang pelindung mata harus dicermati. Kacamata pelindung, perisai muka, dan perisai yang sesuai dan mantap digunakan sebaik mungkin, sebagai pelindung terhadap partikel-partikel yang melayang di udara, zat yang berbahaya, ataupun berkas sinar yang membahayakan. Pelindung mata harus selalu dikenakan oleh operator, bila dia sedang melakukan sandblasting, peledakan, pembersihan dengan udara atau air, penyemprotan campuran beton, penggurindaan atau pemotongan logam, pengapian dan pengelasan, pencampuran dan penempatan grout mix. Apabila ada risiko bahaya yang dapat diprediksi, pelindung-pelindung mata tersebut harus digunakan oleh operator-operator pemecah, pemotong atau pengebor beton, batu, ataupun material yang serupa, dan oleh operator-operator yang menginjeksikan cairan dengan tekanan. (e) Pelindung tubuh; Pakaian pelindung sebaiknya kedap air bila diperlukan. Pakaian khusus mungkin diperlukan untuk menanggulangi adanya zat yang berbahaya. (f) Pelindung telinga; sesuaikan butir 6 (Bagian 3). (g) Pelindung paru-paru; Perlengkapan pernafasan yang memadai harus digunakan apabila bahaya terhisapnya asap atau debu yang berlebihan tak terhindari. Penghilangan bahaya hendaknya merupakan tujuan utama, kemudian ventilasi untuk memindahkan zat terkait ke tempat lain dan mengurangi bahayanya, dan terakhir penggunaan perlengkapan pernafasan yang memadai.
5

SNI 03-6460.1-2000

4.4.3 Organisasi pertolongan pertama. Persyaratan pertolongan pertama dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan yang ada. Beberapa di antara persyaratan ini tercakup secara singkat pada butir 4.4.4 s/d 4.4.8 (Bagian 1) dan dalam beberapa hal dilengkapkan, namun referensi langsung seharusnya dibuat untuk peraturan yang lebih rinci. Bahaya yang potensial dalam penerowongan mengharuskan adanya pelatihan personil dalam hal pertolongan pertama menjadi cukup penting; pada setiap giliran selama periode utama konstruksi, seorang personil dengan yang berpengalaman harus disediakan untuk memberi bantuan pertolongan pertama bila diperlukan. Kontraktor dan direksi pekerjaan harus mempertimbangkan untuk mengirimkan personil mereka yang senior secara proporsional, termasuk pula mandor dan inspektur, pada pelatihan pertolongan pertama, baik yang penuh waktu ataupun yang selama masa tak bertugas dengan mendapatkan insentif finansiil. Komunikasi yang baik antara areal pekerjaan dengan fasilitas di permukaan betul-betul penting. Rencana kegiatan yang jelas harus dirumuskan, untuk mempercepat pemindahan personil (yang bisa terkena bahaya) dari areal pekerjaan dan untuk menjamin agar mobil ambulans dapat mencapai puncak sumuran kerja ataupun lokasi-lokasi pintu masuk. Perencanaan pembuatan lift dalam sumuran harus mempertimbangkan adanya hal-hal itu. Instruksi yang jelas harus diberikan kepada semua personil tentang prosedur yang dilaksanakan pada saat dilakukannya evakuasi dari terowongan dalam keadaan darurat, dan juga untuk menjamin agar personil yang celaka tidak ketinggalan untuk diselamatkan. 4.4.4 Kotak Pertolongan Pertama Kotak Pertolongan Pertama (P3K) dalam jumlah yang cukup dan diberi tulisan Pertolongan Pertama harus disediakan. Kotak itu hendaknya dilengkapkan dengan memadai sebagai kelengkapan yang disebutkan dalam peraturan yang berlaku. Kotak itu hendaknya juga siap untuk dibawa ke areal pekerjaan dan harus menjadi tanggung jawab dari petugas pertolongan pertama yang ditunjuk pada setiap giliran. 4.4.5 Tandu Tandu - lengkap dengan selimut yang memadai untuk diangkat dengan derek ataupun kait derek harus tersedia dalam keadaan terpelihara. Tandu itu harus siap dibawa masuk ke areal pekerjaan dalam keadaan darurat, dan harus dilindungi terhadap kotoran dan kondisi basah. Dalam hal spesial, apabila jalan masuk ke dalam terowongan harus melewati sumur kerja, usungan harus secara praktis disimpan di tingkatan terowongan. Sarana untuk mengangkut orang yang mengalami kecelakaan ke permukaan tanah harus dijamin dengan baik (lihat butir 8.2.5 Bagian 3). Dalam kasus kecelakaan dengan luka yang serius, seorang pasien tidak boleh dipindahkan sampai datangnya personil medis yang cakap ke areal kecelakaan, kecuali bila ada kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih lanjut secara mendadak. 4.4.6 Ambulans Peraturan memerlukan adanya ketentuan bahwa perlunya pelayanan ambulans lokal harus diumumkan secara tertulis bagi lokasi proyek yang membawahi lebih dari 25 personil. Seorang personil yang bertanggung jawab (seorang deputi yang dinominasikan yang siap bertugas) ditunjuk untuk mengatur kendaraan ambulans bila diperlukan. Suatu pengumumam harus ditempatkan di lokasi yang berisi nama petugas tersebut, dan instruksi tentang cara-cara pemanggilan darurat. Apabila pengaturan semacam itu tidak praktis, sebuah kendaraan pengganti yang dapat mengusung pasien harus tersedia di lokasi. Informasi tentang alamat rumah sakit sehubungan dengan keadaan darurat harus ditempelkan dengan baik.
6

SNI 03-6460.1-2000

Di lokasi terowongan, keperluan tentang hal ini harus diaplikasikan sekalipun personil yang terlibat hanya kurang dari 25 orang. Dalam hal khusus, perhatian harus diberikan untuk menjamin agar kendaraan siap dipuncak dari setiap sumuran kerja ataupun adit dalam keadaan darurat. 4.4.7 Ruang Pertolongan Pertama Suatu ruang pertolongan pertama yang dibangun dan dilengkapi dengan baik harus disediakan, untuk ruang perawatan dan istirahat. Ruang tersebut harus menjadi tanggung jawab dari personil yang telah terlatih dalam pertolongan pertama, yang harus hadir pada saat-saat jam kerja. 4.4.8 Pelatihan Pertolongan Pertama Kualifikasi minimum yang normal dari petugas P3K adalah memiliki sertifikat pertolongan pertama yang dikeluarkan oleh organisasi pelatihan yang telah diakui. 4.5. Pekerja : Perekrutan dan Pelatihan 4.5.1 Perekrutan Pada perekrutan pekerja untuk pekerjaan penerowongan, penting diperhatikan adalah bahwa standar kesehatan fisik yang tinggi perlu dijamin. Dalam hubungan dengan personil di bawah umur 18 tahun, disarankan agar yang berwenang membuat sertifikat medis tentang kebugaran fisik. Untuk operasi tertentu seperti misalnya pengemudi derek dan pemberi isyarat, ada ketentuan sesuai dengan yang diperlukan untuk memperkerjakan personil yang berumur lebih dari 18 tahun. Umumnya, diinginkan agar semua operasi di bawah permukaan dikerjakan oleh personil yang berumur lebih dari 18 tahun. Prinsip yang diterapkan pada semua pelaksanaan penerowongan mencakup inspeksi reguler oleh personil yang berkompeten dan berpengalaman, pelaksanaan pekerjaan di bawah pengarahan dan supervisi oleh personil tersebut, dan pelaksanaan pekerjaan oleh pekerja yang kompeten dan memiliki pengalaman yang memadai. Oleh karena itu sangat penting diperhatikan bahwa orang yang tepat diberi tanggung jawab sebagai : (a) inspeksi; (b) supervisi; (c) direksi. Pengalaman dalam pekerjaan yang dilakukan harus dipertimbangkan cukup penting sebagai suatu ukuran yang utama dari orang yang direkrut. Apabila perekrutan personil yang berpengalaman dan kompeten ternyata sulit, suatu kursus pelatihan harus diadakan, dengan tekanan khusus pada pelatihan pengawas giliran kerja yang merupakan personil kunci dalam program keamanan harian. 4.5.2 Pelatihan Persyaratan umum untuk menyelenggarakan pelatihan yang diperlukan bagi semua pekerja harus sesuai dengan peraturan; seperti pelatihan operator khusus misalnya pengemudi derek dan pemberi isyarat, operator pengatur katup udara tertekan, pengemudi lokomotif, dan personil pertolongan pertama (P3K). Pelatihan tentang penerowongan, di luar industri pertambangan, di masa lalu hampir semuanya merupakan pengalaman lapangan, tanpa melalui kursus pelatihan yang khusus. Kecakapan tentang aplikasi yang lebih umum, seperti misalnya penyanggaan lubang penggalian dengan kayu, merupakan subyek pelatihan, namun kecakapan tentang penerowongan seperti tersebut di atas telah dipelajari di lapangan. Sumbangan yang paling utama mengenai keamanan di setiap terowongan adalah tenaga kerja yang terlatih dan disiplin. Apabila personil yang berpengalaman terbatas, pelatihan di tempat hendaknya diselenggarakan.
7

SNI 03-6460.1-2000

Dalam setiap kegiatan, tenaga kerja baru harus diberi pelajaran tentang tahap awal dari tugas yang harus mereka kerjakan, terutama yang berkaitan dengan keamanan. Pemilik pekerjaan dan direksi pekerjaan hendaknya mendorong kontraktor dalam penyelenggaraan program pelatihan dengan mengemukakannya secara rinci dalam dokumen pelelangan pekerjaan (lihat butir 4.2 Bagian 1), sehingga kontraktor dapat mencakupnya dalam harga penawaran lelang. Operator mesin penerowongan yang berpengalaman untuk mesin penggali cutting head and full face, lining erector termasuk alat penarik (winch) dan grout pan cukup berpengalaman dalam prosedur umum pembuatan penerowongan. Mereka hendaknya telah berpengalaman paling sedikit 6 bulan bekerja di bawah tanah dalam lingkungan yang serupa. Bila mungkin, staf yang ditugaskan untuk pemeliharaan mesin mekanik harus berpengalaman yang sesuai ataupun telah mengikuti pelatihan yang serupa; Namun demikian, seorang staf dengan kelas yang tepat dapat menjadi peserta pelatihan dengan baik. Referensi harus dibuat untuk klasifikasi registrasi yang operatif, untuk tingkat kompetensi yang tepat yang telah tercapai. 4.6. Catatan dan Laporan 4.6.1. Aspek Fisik dari Konstruksi Terowongan. Pengarsipan catatan yang tepat dan memadai tentang aspek fisik dari konstruksi terowongan betul-betul merupakan hal yang sangat penting. Hal ini tidak hanya untuk keamanan selama konstruksi, namun juga untuk keamanan pada setiap pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan yang diperlukan dan juga pada setiap penerowongan pada masa mendatang ataupun pekerjaan lain di sekitarnya. Pekerjaan pencatatan untuk referensi dan penggunaan di masa mendatang menjadi tanggung jawab pemilik terowongan, yang dapat didelegasikan pembebanan tanggung jawabnya dalam kegiatan penyelenggaraan dari setiap arsip regional ataupun pusat untuk keperluan sesuai tujuannya. Setiap kontrak konstruksi harus dilengkapi catatan semacam itu yang harus disiapkan dan diserahkan oleh kontraktor. Catatan minimum yang harus disimpan adalah berupa penampang memanjang berdasarkan catatan harian dari lapisan yang ditemukan, dikorelasikan terhadap setiap catatan lubang bor yang ada dan muka air tanah, muka air pasang-surut, muka air sungai, dan curah hujan yang abnormal. Penurunan dan pergerakan penyangga terowongan dan tanah di atas terowongan adalah merupakan hal yang sangat penting dan harus dicatat dengan baik. Kemajuan pekerjaan penggalian dan pembuatan lining dengan catatan mengenai tipe lining yang digunakan, harus dicatat paling sedikit setiap minggu, termasuk overbreak dan kesulitan lainnya. Setiap data yang dipantau secara kontinyu ataupun diukur dengan frekuensi tinggi seperti misalnya penurunan permukaan, temperatur udara yang kering dan basah, kondisi berdebu, kadar metan dalam udara, harus dicatat semuanya. 5. Informasi dan Penyelidikan 5.1. Umum Semua informasi yang tepat dan relevan dengan konstruksi terowongan harus didapatkan sebelum dimulainya konstruksi. Studi lokasi secara khusus hampir selalu sangat penting sebelum konstruksi terowongan dapat berlangsung, dan merupakan suatu kegiatan yang menerus selama konstruksi. Keamanan dapat tergantung secara kritis pada penyelidikan yang memadai dan interpretasi yang tepat tentang informasi yang didapatkan. Harus ada pemahaman sepenuhnya secara
8

SNI 03-6460.1-2000 praktis tentang semua informasi yang relevan, ataupun kesenjangan informasi, oleh mereka yang bertanggung jawab. Keperluan-keperluan yang dikemukakan pada butir 5.2 dan 5.3 (Bagian 1) harus diperlakukan sebagai suatu daftar simak dan tidak boleh dianggap sebagai suatu spesifikasi yang lengkap. 5.2. Studi Pendahuluan 5.2.1 Topografi Peta rupa bumi dan denah biasanya lengkap dengan rincian yang memadai untuk studi pendahuluan dan untuk penentuan lokasi pekerjaan. Informasi mutakhir yang belum tercakup dalam peta yang sudah diterbitkan bisa diperoleh dari instansi terkait. Peta-peta edisi lama menjadi penting apabila mencantumkan pekerjaan-pekerjaan dan bangunan serta saluran air yang sekarang tidak berfungsi lagi atau yang tersembunyi. Fotofoto udara dari banyak daerah dipotret oleh BAKOSURTANAL, otoritas lokal, dan perusahaan survei udara. Di daerah-daerah pantai ataupun yang terpengaruh air pasang-surut, peta-peta Angkatan/Perhubungan Laut/Geologi Kelautan memperlihatkan topografi dasar laut dan kondisi alamiahnya. 5.2.2 Geologi Peta-peta yang diterbitkan, baik dalam edisi baku maupun yang belum baku, oleh instansi geologi terkait, dilengkapi dengan informasi ekstra yang cukup banyak dan diperoleh dari catatan-catatan yang diterbitkan/tak diterbitkan oleh instansi geologi yang ada, melengkapi latar belakang, penting untuk penentuan lokasi dan konstruksi terowongan. Material lain yang dapat digunakan mencakup peta-peta tanah dan catatan dari instansi penyedia peta tanah serta peta tata guna tanah. 5.2.3 Hidrologi Catatan tentang muka air permukaan dan banjir biasanya didapatkan dari Instansi pengairan di daerah. Tentang air pasang-surut, peta-peta Angkatan/Perhubungan Laut dan publikasipublikasinya melengkapi informasi yang penting, yang dapat dilengkapi dengan catatan tentang otorita pelabuhan lokal. Prediksi tentang pasang-surut yang termuat dalam tabel pasang-surut yang dikeluarkan oleh Dinas Hidrografi TNI Angkatan Laut sangat penting untuk pekerjaan pada atau dekat muka air laut. Besarnya debit untuk sungai-sungai di Indonesia diterbitkan oleh antara lain Puslitbang Teknologi SDA, Bandung. Semua catatan dan prediksi yang memadai hendaknya diuji sepenuhnya pada kasus daerah-daerah yang terbuka. 5.2.4. Bangunan, Fasilitas, dan Pekerjaan Lama yang Ada Pengetahuan tentang bangunan dan pekerjaan tanah hendaknya dicari dalam setiap zone yang mungkin terpengaruh oleh penggalian terowongan. Gambar rencana bangunan gedung dan bangunan lain yang dimiliki oleh pemilik bangunan gedung atau tersimpan pada otorita lokal hendaknya diteliti, baik dari aspek sistim pandang penyangga tanah yang diperlukan di dalam terowongan, maupun dari aspek bahaya terhadap bangunan yang ada (kemungkinan terjadinya penurunan). Pekerjaan-pekerjaan industri dan lokasi pembuangan limbah, dalam keadaan masih bisa beroperasi maupun yang tidak dapat menimbulkan bahaya khusus terhadap penerowongan, terutama apabila ada unsur yang merusak dan merembes ke dalam lapisan yang diterowong. Angker tanah, baik angker permanen yang merupakan penyangga bagi bangunan yang ada, maupun angker sementara yang nantinya dibuang setelah tidak digunakan lagi untuk keperluan konstruksi, harus diselidiki sepenuhnya. Seperti halnya adanya bahaya terhadap penerowongan ataupun kemungkinan terjadinya kerusakan pada bangunan yang ada akibat pengaruh dari pekerjaan penerowongan itu. Pertimbangan yang sama akan berlaku terhadap
9

SNI 03-6460.1-2000 tiang pancang dan catatan tentang tiang pancang yang harus dikonsultasikan bila terdapat di daerah yang akan diterowong. Penelitian hendaknya dilakukan terhadap catatan tentang sumur dan lubang bor di daerah terkait, untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya bahaya jebolnya terowongan ke dalam sumur lama, dan juga untuk mendapatkan informasi tentang muka air tanah. Catatan tentang konstruksi terowongan terdahulu dapat menjadi informasi yang sangat berharga. Informasi dari yayasan/lembaga dan perpustakaan yang ada dapat memberikan bukti tentang tata guna tanah terdahulu. Di areal pertambangan, informasi yang lengkap tentang adanya tambang (yang masih maupun yang sudah tidak berfungsi) perlu diperoleh, walaupun mungkin untuk pekerjaan terowongan lama masih kurang lengkap. Penelitian juga harus dibuat mengenai kemungkinan adanya gas metan. Catatan tentang pertambangan jenis mineral lainnya ataupun kuari terdapat di Ditjen Pertambangan Umum (yang menangani pertambangan non batubara) dan juga BUMN/ perusahaan pertambangan lainnya (a.l. PT. Aneka Tambang). Pengetahuan tentang sumursumur uji, adit dan pekerjaan-pekerjaan lokal boleh jadi bisa didapatkan, dan bisa dilengkapi dengan mempelajari foto-foto udara daerah yang dipelajari. Informasi lengkap yang praktis tentang sarana/fasilitas bawah permukaan bisa didapatkan antara lain dari PT. Telkom, PLN, Perusahaan Gas Negara, PDAM dan Dinas-dinas Tata Kota yang menangani drainase kota, maupun instansi lain. Perlu dicatat bahwa pipa/saluran dan sarana utama dapat menjadi tanggung jawab secara nasional daripada tanggung jawab pemerintah daerah. 5.2.5. Cuaca Pengaruh kondisi cuaca setempat dalam konstruksi terowongan harus diperhitungkan secara cermat. Studi Lapangan Khusus 5.3.1. Lubang Bor Lubang bor, baik yang vertikal maupun miring, harus ditentukan lokasinya untuk melengkapi informasi khusus mengenai terowongan yang sedang dibangun, dan untuk melengkapi informasi mengenai kondisi geologi dan hidrologi yang diperoleh dari peta dan catatancatatan. Lubang bor hendaknya ditentukan cukup dekat dengan terowongan, namun jangan terlalu dekat sehingga menembus terowongan, kecuali untuk alasan tertentu. Suatu lubang bor yang terlampau dekat atau menembus terowongan akan menimbulkan bahaya yang cukup serius apabila ada air di situ dan terutama bila udara tertekan digunakan di areal itu. Dalam setiap kasus, semua lubang bor hendaknya diisi kembali sebaik mungkin, termasuk pula dengan menggunakan campuran beton sebagai sumbat. Penentuan lokasi lubang bor di mana sebuah sumuran kerja terletak, memungkinkan dibuatnya korelasi antara data lubang bor dan kondisi nyata tanah di tempat itu menurut pengalaman. Jumlah lubang bor yang harus dibuat tergantung pada panjang terowongan dan karakter serta variabilitas tanah. Umumnya diinginkan untuk menentukan pola lokasi lubang-lubang bor dengan melengkapinya dengan lubang bor tambahan untuk mengecek lokasi yang meragukan dan untuk memecahkan masalah khusus yang muncul pada tahapan konstruksi. Tidak pernah aman untuk mengasumsikan kontinuitas lapisan antar lubang bor atau untuk menyambung horizon yang sama namun sebenarnya semu. Untuk penerowongan, penting diperhatikan agar beberapa lubang bor yang dibuat mencapai kedalaman dasar terowongan yang diantisipasi, diambil sampelnya dalam jumlah yang memadai dan dicatat perlapisannya dengan baik. Untuk itu, teknik pencatatan data secara otomatis perlu dipertimbangkan. Contoh-contoh tanah bawah permukaan dan air tanah harus diidentifikasi dengan baik, diberi label dan dipotret apabila diperlukan serta disimpan sebaik
5.3. 10

SNI 03-6460.1-2000 mungkin untuk pengujian selanjutnya bila diperlukan. Pakar supervisi dalam operasi pemboran dan pengambilan sampel sangat diperlukan, agar hasil kerjanya dapat dimanfaatkan. Bila memungkinkan, informasi tambahan yang berharga bisa diperoleh dari pemboran auger berdiameter besar, yang dengan pemboran itu bisa dilakukan pengujian langsung di lapangan terhadap lapisan yang dibor, atau dari sumur uji, ataupun sumuran kerja. Tindakan pengamanan terhadap bahaya yang bisa ditimbulkan oleh tanah yang urai, air, gas dan kemungkinan bahaya lainnya sangat perlu dilakukan, apabila lubang bor dan sumur uji itu akan diinspeksi. 5.3.2. Pendugaan dengan Probe Secara Kontinu Pendugaan dengan probe secara horisontal pada muka terowongan akan menghasilkan informasi tambahan yang berharga. Untuk terowongan yang besar ataupun sulit, suatu terowongan pemandu boleh jadi merupakan metode yang tepat. Terowongan pemandu dapat menyajikan baik informasi tentang jenis dan sifat-sifat tanah/batuan yang akan diterowong, maupun tentang fasilitas tambahan untuk konstruksi, penyangga tanah, serta perbaikan tanah. Pendugaan dengan probe terhadap muka kerja yang sedang dilaksanakan sedapat mungkin dilakukan pada semua terowongan. Luasnya daerah yang akan diduga/diselidiki tergantung pada bahaya yang mungkin terjadi dan pada peminimalan hambatan kemajuan pekerjaan. Bahaya yang dapat dijumpai pada penyelidikan semacam itu adalah mencakup sesar, rekahan, rongga-rongga, air tanah, hilangnya penutup di bagian atas, dan gas metan. Pada kondisi yang sangat buruk, pendugaan dengan probe ke berbagai arah mungkin diperlukan, dikombinasikan dengan perbaikan tanah/batuan, namun harus lebih berhati-hati apabila melakukan pemboran untuk menentukan penutup guna menghindari penetrasi akifer di atas terowongan. Perlengkapan yang memadai harus digunakan untuk mencegah terjadinya arus air mendadak; apabila terjadi arus air mendadak, harus disumbat dengan segera untuk mencegah perlengkapan yang dipakai terdorong ke arah sebaliknya oleh tekanan air. 5.3.3. Penyelidikan Geofisik Metode geofisik yang siap diterapkan untuk menyelidiki kondisi terowongan adalah metode seismik, geolistrik dan metode lainnya. Kegunaannya sesungguhnya terbatas, namun dapat melengkapi informasi yang didapatkan dari lubang bor, terutama dalam menelusuri batas lapisan tanah dengan lebih baik apabila batas lapisan pada dalam lubang bor sudah bisa diidentifikasi dengan jelas. Penggunaan metode geolistrik dikombinasikan dengan pendugaan dengan probe secara horisontal kemungkinan sangat penting. Di areal perkotaan, metode geofisik tidak selalu bisa diterapkan, kecuali untuk luas yang sangat terbatas, oleh sebab adanya gangguan dari fasilitas, bangunan dan lalu- lintas yang ada. Untuk terowongan di bawah muka air, survei seismik marin seperti misalnya : survei dapat juga membantu dalam memetakan dasar sungai, penentuan permukaan batuan dasar, pencarian saluran yang tertimbun, serta menentukan lubang-lubang bor untuk penyelidikan lapangan. 5.3.4 Survei Topografi dan Permukaan Suatu survei lapangan yang teliti sangat diperlukan guna keperluan perencanaan dan konstruksi terowongan, dan biasanya diperlukan dalam pembuatan kontrak. Survei ini harus dapat menentukan hubungan yang akurat antara terowongan dengan semua bangunan yang ada di sekitarnya dan kenampakan lain yang mungkin saling mempengaruhi. Survei udara dapat menyajikan informasi tambahan yang berharga terutama untuk keperluan skema perencanaan yang luas. Titik referensi harus dihubungkan dengan titik-titik referensi BAKOSURTANAL pada sistem grid koordinat dari survei udara harus ditetapkan dan dipelihara, seperti halnya titik tetap (benchmark) yang memadai untuk keperluan pengukuran elevasi.

11

SNI 03-6460.1-2000

Di antara kenampakan yang ada (yang harus diidentifikasi dan dicatat) adalah lubang periksa (manhole) dan penutup katup, yang membantu dalam penentuan lokasi selokan dan fasilitas tertimbun yang ada. 5.3.5. Survei Bawah Permukaan Sebagai tambahan terhadap topografi permukaan, setiap bangunan bawah permukaan harus akurat prosesnya terhadap terowongan yang diusulkan. Suatu survei rinci sampai ke tingkat ketelitian tertentu merupakan persyaratan kontrak sebelum dilakukannya konstruksi terowongan. Di antara struktur bangunan yang disurvei antara lain : ruangan bawah tanah dan fondasi yang ada (rencana yang dibuat oleh pemilik bangunan, bila mungkin, diverifikasi dengan survei yang aktual), bangunan portal yang ada, pekerjaan terowongan dan pekerjaan bawah permukaan, selokan utama, dan fasilitas bawah permukaan pada umumnya. Setiap kabel angker tanah yang dapat ditentukan lokasinya harus disurvei dengan akurat. Apabila ada struktur bangunan ataupun fasilitas yang memotong jalur terowongan, atau sangat dekat dengan terowongan yang diusulkan, bahaya khusus yang mungkin terjadi harus diteliti dengan cermat dan hati-hati, serta tindak pengamanannya harus betul-betul dilakukan. 5.3.6. Survei Struktur Bangunan di atas Terowongan Semua gedung dan struktur bangunan yang dapat terpengaruh oleh konstruksi terowongan harus disurvei untuk menentukan kondisinya baik sebelum, selama, maupun sesudah pelaksanaan penerowongan. 5.3.7. Pengujian Air Tanah. Apabila muka air tanah di areal terowongan cukup variabel atau dapat terpengaruh oleh pelaksanaan penerowongan, sumur-sumur observasi untuk mengamati dan mencatat setiap variasi muka air tanah sangat diperlukan dan sangat dibutuhkan untuk dibuat dan diamati sebelum ataupun selama konstruksi. Muka air tanah di dalam lubang bor harus dicatat, dan setiap muka air tanah yang terperangkap (perched) atau artesis sedapat mungkin harus diidentifikasi. Dalam tanah yang mengandung air tanah, uji permeabilitas dalam lubang bor dapat memberikan informasi yang berharga. Apabila variasi air pasang-surut menjadi hal yang kritis, seperti pada pekerjaan menggunakan udara bertekanan maka pengujian harus dilengkapi dengan alat ukur ketinggian pasang-surut. Dalam lingkungan khusus, pengujian air dapat dilakukan untuk memeriksa salinitas, keasaman atau polusi, serta untuk pemeriksaan kandungan kimiawi baik yang alamiah maupun artifisial. 5.3.8. Gas Apabila ada alasan yang mengkhawatirkan bahwa gas alam ataupun gas lain mungkin terdapat di dalam tanah yang akan digali menjadi terowongan ataupun sumuran, maka harus dilakukan pengujian untuk menetapkan modus kejadiannya dan juga bahaya yang dapat terjadi pada permukaan yang diterowong. 5.3.9. Penyelidikan Tanah Selama Konstruksi Selama konstruksi, perlu melanjutkan penyelidikan tanah, dan kegiatan ini merupakan kegiatan dari operasi pendeteksian dengan probe (lihat butir 5.3.2 [Bagian 1] ). 6. Perencanaan Hal Tak Terduga Penilaian Adanya Bahaya Apabila kejadian bahaya tidak dapat diperkirakan, bahaya yang mungkin terjadi harus dipertimbangkan dan perencanaan harus dibuat, baik untuk mengurangi bahaya yang mungkin terjadi, maupun untuk mengurangi pengaruhnya apabila bahaya itu tidak mungkin dihindari.
6.1. 12

SNI 03-6460.1-2000 Pada tahap awal, kontraktor, (lebih disukai dalam kaitan dengan supervisi oleh pemilik bangunan), harus menyiapkan analisis bahaya penerowongan yang mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. (a) Bahaya apa yang mungkin terjadi di sana ? (b) Bagaimana kemungkinan dari setiap bahaya itu ? (c) Apabila bahaya tidak dapat dihindari, apakah yang membahayakan kehidupan ? (d) Seberapa besar kerusakan pada terowongan yang diakibatkan oleh bahaya itu ? (e) Kerusakan apa yang dapat ditimbulkan oleh bahaya itu pada fasilitas/ bangunan lain di luar terowongan ? (f) Tindakan pengamanan apakah yang paling tepat untuk dilaksanakan dan bilamanakah tindakan itu akan dilaksanakan ? Mungkin, bahkan jika sangat mustahil sekalipun, keadaan darurat harus dipertimbangkan dan masing-masing dapat merupakan subyek dari perencanaan hal tak terduga sedemikian rupa, sehingga semua yang berkenaan dengan hal tersebut dipersiapkan terlebih dahulu dan tahu menentukan tindakan yang tepat. Analisis ini harus dipertimbangkan oleh pimpinan di lapangan sehubungan dengan tanggung jawabnya sesuai Peraturan mengenai Kesehatan dan Keamanan Pekerjaan, dan oleh Komisi Keamanan Lapangan bila sudah dibentuk. Keperluan Mengkaji Ulang Metode Kerja Kondisi di dalam terowongan dapat dipertimbangkan sebagai suatu hal yang abnormal, apabila suatu bahaya alamiah terjadi tanpa diharapkan sebelumnya. Apabila kondisi semacam itu dijumpai, situasinya harus segera dievaluasi dan tindakan pengamanan yang tepat harus segera dilaksanakan. Suatu faktor yang penting adalah lama berlangsungnya kondisi abnormal dan risiko terulangnya kembali kondisi abnormal itu. Apabila durasinya singkat, tindakan sementara seperti misalnya penerowongan dengan tangan secara lebih berhati-hati mungkin cukup memadai. Namun jika kondisi abnormal itu mungkin akan berlanjut atau terulang kembali, maka diperlukan pengkajian ulang secara lengkap terhadap metode penerowongan dan peralatan yang digunakan.
6.2.

Jenis Keadaan Darurat Keadaan darurat yang perencanaan hal tak terduga harus disiapkan, tidak hanya disebabkan terutama oleh bahaya alami, tetapi juga disebabkan oleh kecelakaan, serta oleh kerusakan mesin dan tenaga listrik dan disebabkan oleh adanya halangan/rintangan. (a) Runtuhnya tanah pada muka kerja yang mungkin disusul oleh mengalirnya air kedalam terowongan (lihat butir 7 [Bagian 1]). (b) Kerusakan penyangga sementara ataupun permanen pada beberapa jarak tertentu di belakang muka kerja , yang disusul oleh mengalirnya air masuk kedalam terowongan (lihat butir 7 [Bagian 1]). (c) Banjir di dalam terowongan dari muka kerja atau dari pipa air yang pecah, kerusakan pompa atau oleh adanya penggenangan di dalam sumuran (lihat butir 4 [Bagian 2). (d) Gas dan ledakan sering terjadi akibat timbulnya gas metan di dalam lapisan organik, atau di dalam lapisan dekat permukaan tanah akibat adanya bocoran dari pipa fasilitas umum, terutama oleh sebab terjadinya amblesan pada pekerjaan di lapangan (lihat butir 5 [Bagian 2). (e) Kekurangan oksigen (lihat butir 10.4.2 [Bagian 1]).
6.3. 13

SNI 03-6460.1-2000 (f) Kebakaran pada material yang disimpan dalam gudang, penyangga-penyangga kayu, instalasi listrik, bahan pelumas, atau gas (lihat butir 6 dan 7 [Bagian 2]). (g) Kecelakaan dari mesin yang bergerak, di dalam ruang terbatas dalam terowongan, dapat meningkatkan konsekuensi ketidakseimbangan yang berpengaruh terhadap keselamatan semua personil dalam terowongan ataupun keamanan struktural dari terowongan. (h) Kerusakan mesin dan tenaga listrik, khususnya bila terowongan tergantung pada suplai udara bertekanan, kapasitas pemompaan atau ventilasi, bila fasilitas cadangan harus dipasang. (i) Rintangan dengan penyebab apapun, yang dapat menimbulkan terjadinya keadaan darurat menyebabkan perlunya menambah penyangga ataupun menambah tindakan masalah banjir. Hubungan Kewenangan Tanpa memperhatikan ukuran ataupun cakupan pekerjaan terowongan di tiap lokasi, seharusnya ada hubungan kewenangan yang terdefinisikan dengan jelas untuk tindakan darurat. Ada kewajiban bagi setiap personil untuk melaporkan tiap kondisi lingkungan yang abnormal yang mungkin dapat meningkat menjadi keadaan darurat. Catatan tentang prosedur untuk menghadapi keadaan darurat yang rinci harus disajikan dengan baik di semua lokasi di mana konsentrasi pekerjaan diharapkan terjadi, misalnya pada : puncak dan dasar sumuran, muka kerja, udara yang tersumbat dan ruang pengendali. Catatan semacam itu harus berisi nama personil yang bertanggung jawab, prosedur pelaporan, daftar nomor telepon penting untuk keadaan darurat, dan juga gambar rinci pintu-pintu ke luar yang terdekat. Tanggung jawab utama untuk mengevaluasi dan menentukan tindakan yang harus segera dilakukan untuk menangani laporan semacam itu hendaknya dibebankan kepada seorang personil, misalnya mandor lapangan yang senior, dan hal ini harus dikemukakan dengan jelas kepada pihak terkait. Mandor lapangan senior harus mempunyai seorang wakil yang representatif. Kewenangan terbatas untuk perencanaan hal tak terduga dan untuk penentuan tindakan darurat harus diberikan kepada agen atau personil senior lain yang dinominasikan. Mandor lapangan senior harus melaporkan sepenuhnya kepadanya sesegera mungkin. Pengawas lapangan ataupun personil lain yang bertanggung jawab atas supervisi dan inspeksi harus diberi informasi sepenuhnya, dan harus diajak berkonsultasi.
6.4.

6.5. Prioritas Dalam perencanaan hal tak terduga untuk keadaan darurat, pertimbangan pertama hendaknya adalah untuk meminimalkan risiko bagi personil yang bekerja di dalam terowongan; kemudian, untuk mengurangi kerusakan yang mungkin dialami oleh pekerjaan itu, serta untuk menjamin agar sarana untuk memperbaiki muka kerja dan memperbaiki bangunan yang rusak dapat tersedia di lokasi tersebut. Banyaknya orang di setiap bagian khusus dari terowongan sangat perlu diketahui. Perencanaan hendaknya memberikan tanggung jawab kepada seseorang untuk menyimpan catatan tentang tiap orang yang masuk ke (atau keluar dari) bagian terowongan tersebut. Pada suatu keadaan darurat yang menimbulkan risiko bagi tenaga kerja, disarankan untuk melakukan evakuasi keluar dari terowongan, namun perencanaan itu hendaknya untuk tahap evakuasi parsial atau seluruhnya (sesuai dengan jenis dan kekuatan bencana tersebut), dengan demikian hanya personil yang sangat penting kaitannya dengan keamanan kerja yang boleh tetap berada di dalam terowongan.
14

SNI 03-6460.1-2000 Prioritas suplai tenaga listrik untuk pelayanan harus dikemukakan dengan jelas, sirkuit-sirkuit didesain, diberi label dan diisolasi dengan baik, misalnya lampu-lampu darurat, pemompaan, suplai udara bertekanan, dan ventilasi.

Jalan Masuk Darurat Jalan masuk untuk semua keadaan darurat yang mungkin terjadi harus dipertimbangkan sebelumnya. Tidak selalu memungkinkan untuk menjamin dapat ditentukannya rute jalan masuk alternatif, namun sarana jalan masuk seperti misalnya tangga dan gang yang bebas dari lift ataupun peralatan mekanik lainnya, harus disediakan untuk semua kasus. Rute jalan masuk dan jalan keluar yang direncanakan dengan baik dan aman dapat berperan besar terhadap keamanan personil dan terowongan, seperti halnya pekerjaan darurat pada titik bahaya yang kemudian dapat berlanjut untuk periode yang lebih lama. Pada keadaan darurat, tim-tim pekerja yang tidak akrab dengan pekerjaan terowongan memerlukan jalan masuk untuk penyelamatan, pemadaman kebakaran ataupun alasan lain. Diagram dari pekerjaan bawah tanah yang jelas, tahan lama, mutakhir, dan bisa dimasuki dari setiap sumuran harus dipasang pada pintu masuk sumuran. Rute keluar harus diberi tanda dengan papan tanda, dan rute jalan masuk yang lain juga diberi tanda. Mandor lapangan senior hendaknya bertanggung jawab untuk menjamin agar tandatanda tersebut terpelihara supaya tetap dalam kondisi mutakhir. Apabila regu pemadam kebakaran, tim ambulans atau organisasi luar yang lain dipanggil untuk masuk ke dalam terowongan, rencana harus dibuat untuk mereka yang perlu memasuki terowongan dan mengenali rute jalan masuk dan prosedur yang harus ditempuh. Selama kunjungan semacam itu pada suatu keadaan darurat, setiap tim harus ditemui dan disertai oleh seorang yang bertanggung jawab pada lokasi tersebut yang betul-betul akrab dengan kondisi lokasi itu. Perencanaan pada pekerjaan yang besar harus dibuat untuk tim semacam itu, agar bisa digunakan oleh pengendali keadaan darurat mereka. Masalah khusus dapat meningkat dengan adanya pekerjaan menggunakan udara bertekanan; kecuali apabila organisasi luar terkait mendapatkan tugas untuk masuk, dan menyiapkan personil-personilnya sesuai dengan hal itu, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk melatih dan menyediakan tim keadaan darurat untuk pemadam kebakaran, dan keadaan darurat lain yang dapat diprediksi sebelumnya.
6.6.

Kelengkapan Cadangan Kelengkapan kapasitas mesin cadangan, merupakan bagian yang normal dari perencanaan konstruksi, untuk mempertimbangkan keperluan suplai tenaga cadangan (lihat butir 11.1 [Bagian 3]) dan untuk menjamin tersedianya suku cadang dan perlengkapan bagi keadaan darurat dan kerusakan yang kecil. Untuk penerowongan, suatu standar tinggi yang khusus harus diobservasi; dalam beberapa kasus terjadi duplikasi sepenuhnya tentang keperluan maksimum. Sebagai tambahan, perencanaan hal tak terduga harus menjamin bahwa perlengkapan penting untuk keadaan darurat yang hebat dapat diperoleh bila diperlukan. Barang-barang atau suku cadang penting harus tersedia di tempat, tetapi barang tersebut dapat diperoleh dari tempat lain atau dari pabrik. Apabila rencana semacam itu dibuat, catatan mutakhir yang tepat tentang stok barang harus tersedia untuk semua pihak yang berperan dalam rencana tersebut.
6.7.

7 8

7. 7.1.

Penggalian dan Penyangga Awal Umum


15

SNI 03-6460.1-2000 Oleh karena penyangga tanah dan metode penggalian seringkali merupakan bagian dari suatu pelaksanaan, maka perlu dibuat penampang yang memadai sebagai referensi.

Prinsip Dasar Esensi dari penggalian yang aman adalah untuk menggali hanya sejumlah volume tanah tertentu sehingga dapat menyangga oleh dirinya sendiri sampai penyangga lainnya dapat dipasang. Penggalian semacam itu bervariasi dengan kisaran yang cukup luas, dari lubang kecil yang digali dengan tangan dan memerlukan penyangga yang langsung dipasang pada lempung lunak ataupun pasir urai, sampai ke keseluruhan areal terowongan pada batuan keras yang kuat yang bisa tetap aman tanpa penguat selama beberapa minggu atau bahkan secara permanen. Waktu merupakan esensi dalam penerowongan. Selang waktu yang aman antara penggalian, penyangga langsung pasang dan penguat akhir adalah merupakan hal yang kritis terhadap prosedur dan biaya konstruksi secara keseluruhan. Dalam waktu singkat, setelah tanah digali, tegangan tanah yang bekerja menjadi terlepaskan dan beban tersebut segera dipindahkan ke bagian tanah yang lain. Beban baru tersebut mengawali terjadinya pergerakan dalam tanah, yang berhenti dengan cepat pada batuan keras, atau dapat berlanjut secara perlahan pada lempung, atau secara cepat pada pasir atau kerikil. Apabila efek tersebut harus dilokalisir, maka penyangga harus segera dipasang untuk mencegah kerusakan yang berlangsung secara cepat. Apabila waktu terbukanya tanah/batu yang aman berkisar antara detik sampai hari atau minggu, dan pembebanan berkisar antara sesaat sampai penuh, keperluan penyangga sementara sangat bervariasi tergantung dari kekuatan dan sifatnya. Ukuran terowongan merupakan faktor utama dalam menentukan beban yang harus diambil dalam sistem penyangga tanah. Pada tanah dengan muka kerja berukuran kecil mungkin aman bila dibiarkan melampaui waktu yang lama, penyangga yang ekstensif dan menerus mungkin diperlukan apabila muka kerjanya besar. Pada tanah lunak dan kadang-kadang pada batuan yang remuk, muka kerja yang besar dapat menimbulkan bahaya yang biasanya dapat dikurangi tingkat bahayanya dengan konstruksi terowongan pemandu satu buah atau lebih yang dimasukkan di depan muka kerja utama. Terowongan pemandu sebaiknya diperkuat menerus secara struktural, seperti misalnya besi tuang yang diperkuat dengan baut (lihat butir 7.5.1 dan 7.17.2 [Bagian 1). Pengalaman dan penilaian yang tepat sangat penting dalam menentukan seberapa besar tanah dapat digali dengan aman dan berapa lama keamanannya bisa terjamin. Untuk itu, tidak mungkin untuk menguraikan pengujian yang berlaku secara umum secara spesifik. Pada semua kasus, bila perubahan yang mendadak dijumpai, penyangga sementara yang segera dipasang dan cara pencegahan bahayanya menjadi cukup penting. Pada tanah urai di mana lanau atau pasir bisa mulai bergerak, cepatnya penyumbatan dengan karung, jerami, lempung pudel, paking kayu, ataupun material lain yang tersedia, dapat berperan efektif dalam menjaga keamanan muka kerja. Tindakan pertolongan pertama ini harus diikuti dengan penyanggaan dengan kayu dengan cara yang lebih sederhana sampai ke cara yang menggunakan standar tinggi. Apabila muka kerja itu dibuka kembali, maka perlu dilakukan secara cermat dan hatihati.
7.2.

Karaktaristik Tanah 7.3.1. Tanah Tak Berkohesi.


7.3. 16

SNI 03-6460.1-2000 Kelongsoran pada tanah tak berkohesi dapat disebabkan oleh : (a) perubahan menjadi bersifat lepas secara lambat ataupun cepat, ketika material mengering akibat proses urai ataupun akibat pembebanan yang berlebihan; (b) aliran, pada material non kohesif yang kering, tidak ada kohesi; (c) pengaliran sebagai campuran yang setengah cair, ketika material non kohesif yang basah bercampur dengan air dan dapat mengisi ruangan disepanjang terowongan. 7.3.2. Pasir dan Kerikil Pada pasir dan kerikil bersifat tidak plastis dan regangannya kecil akibat beban, tetapi suatu runtuhan kecil dari material yang urai dapat merusak dengan cepat efek busur yang sedang menyangga beban, dan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar serta progresif. Oleh karena itu, penyanggaan harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya awal pergerakan. Apabila terdapat air, cara pengendalian adalah merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan tindakan pengamanan untuk mencegah terbawanya material halus, yang akhirnya dapat menjadi urai secara keseluruhan. Apabila kemajuan pekerjaan terganggu, cara pengisian dan grouting kedalam pori/rongga perlu dilakukan. 7.3.3. Tanah Kohesif Pada tanah yang mempunyai kohesi dan plastisitas, yaitu tanah lanau s/d lempung, kerusakan dapat disebabkan oleh : (a) perubahan menjadi bersifat lepas, pada saat tanah dibebani secara berlebihan, namun rekahan lebih dominan dari pada aliran; (b) bila lempung yang plastis dibebani secara berlebihan dan secara perlahan terdorong ke luar tanpa terlihat adanya retakan; (c) aliran dari lempung sensitif oleh adanya air; (d) pengembangan dari lempung pada kondisi prakonsolidasi yang menyerap air dari atmosfir yang menambah volumenya. 7.3.4. Lempung Pada terowongan yang lapisan tanahnya berupa lempung lunak, atau lempung kaku yang keberadaan cermin sesar menyebabkan terjadinya perlemahan, perlu dipasang penyangga untuk menahan pergerakan sesegera mungkin. Penyangga yang terbuat dari kayu harus dipasang sedekat mungkin dengan tanah yang digali, dan harus diperkuat dengan baji, sehingga penyangga terpasang kuat pada posisinya dengan sistem penopang yang memadai yang dipotong secara akurat, dan dibentuk pada ujungnya. Pengolesan papan terpancang dengan semen, mortar ataupun lempung pudel dapat bermanfaat, karena semen grouting di belakang papan dapat memperdekat muka kerja papan terpancang itu. Karakteristik plastis dari lempung dapat mengakibatkan terjadinya perkembangan gangguan secara gradual. Penyangga yang dipasang dengan segera dapat mengurangi gangguan seminimal mungkin. Perubahan kadar air dalam lempung akibat tersingkapnya permukaan dan perubahan beban, dapat menyebabkan terjadinya pengembangan dan penyusutan (dalam waktu yang lama) dengan konsekkuensi perlu melakukan perbaikan pada penyangga. Pada terowongan yang menembus lempung atau jenis tanah lain yang mudah longsor, yang siklus pelaksanaannya terinterupsi oleh alasan tertentu, perlunya pembuatan penyangga sementara tambahan berstandar tinggi harus diketahui seperti halnya menutup permukaan lempung guna mengurangi perubahan kadar air. Pengisian dan grouting ke dalam semua rongga atau pori-pori harus mengikuti standar praktis yang mungkin mengalami interupsi seperti misalnya pada akhir minggu atau hari libur. 7.3.5. Lanau Lanau secara khusus berbahaya karena kohesinya berkurang secara mendadak dengan adanya air atau bila kering kembali. Penyangga kayu yang rapat pada semua muka kerja menjadi
17

SNI 03-6460.1-2000 esensial, kecuali apabila waktu tersingkapnya singkat, luas yang tersingkap kecil, atau kohesinya bisa dijamin. Apabila terowongan yang menembus lanau terletak di bawah muka air tanah, perlu dilakukan penggunaan udara bertekanan, pembekuan, atau tindakan stabilisasi lain perlu dilakukan.

7.3.6. Kapur Bagian atas kapur biasanya banyak mengandung rekahan dan air dan harus dianggap sebagai batuan lunak. Bagian tengah kapur mengandung lebih banyak napal dan biasanya lebih kompeten. Bagian bawah kapur bagian bawah sesungguhnya adalah napal dan dapat dianggap sebagai lempung yang keras. 7.3.7. Kelongsoran Batuan Sesudah penggalian atau peledakan pada batuan, biasanya terjadi efek busur pada atap terowongan yang baru terbuka yang diperkuat beberapa penyangga. Nilai dari penyangga ini sangat tergantung pada arah dan kemiringan dari bidang lemah di sekitar lokasi terkait, oleh karena itu kemiringan dan jurus bidang perlapisan, spasi dan pola kekar, adanya sesar serta adanya rekahan dan peremukan, semuanya itu perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Efek pelengkungan tersebut diikuti oleh berubahnya distribusi tegangan dan pergerakan dari blok-blok batu yang memungkinkan terjadi penetrasi air kedalamannya yang berfungsi sebagai pelumas. Gangguan secara progresif dapat mengakibatkan runtuhnya atap terowongan dan proses tersebut dapat terulang pada bagian yang lebih atas. Pada batuan lunak yang banyak mengandung kekar-kekar horisontal hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya rongga berbentuk konus yang tinggi beberapa meter di atas terowongan. Slab-slab batuan yang terdapat pada mahkota terowongan dapat runtuh akibat lentur, bila slab tersebut relatif tipis dengan lapisan material lunak yang cukup tebal di atasnya. Terowongan batu yang dilakukan dengan memecahkannya sehingga mahkotanya berbentuk persegi harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Pada setiap saat, bahaya pecahnya batuan menjadi sesar, rekahan, ataupun rongga yang dapat terisi air harus diketahui. Pada sesar, mungkin terjadi perubahan lapisan yang dijumpai menjadi zona rekahan yang ekstensif dengan cermin sesar serta rekahan yang terisi oleh lapisan lunak. Eksplorasi lebih lanjut diikuti dengan grouting ataupun tindakan darurat khusus lainnya perlu dilakukan, terutama pada penerowongan di bawah air. Metode Penyangga Tanah Awal Tabel 2 menyajikan tipe utama penerowongan dan sistem penyangga tanah. Penyangga awal dapat merupakan tahap pertama dari sistem penyangga tanah, sebagai contoh, pada penggunaan beton semprot, yang mungkin merupakan satu-satunya lining yang berfungsi sebagai penyangga pada terowongan yang telah selesai dibuat.
7.4.

Kepala Terowongan Kecil 7.5.1. Umum Kepala terowongan kecil umumnya bersifat sementara yang digali untuk mengeksploirasi tanah sebelum terowongan utama digali guna memudahkan pelaksanaan seperti misalnya peletakan pipa atau untuk pembuatan akses di antara dua tempat. Lining yang permanen tidak diperlukan di sini, karena kepala terowongan itu akan ditutup kembali atau akan termakan oleh terowongan utama. Namun demikian, penyangga sementara harus cukup memadai agar aman selama kepala terowongan itu pada kondisi terbuka serta untuk melindungi tanah di sekitarnya terhadap penurunan atau runtuhan.
7.5. 18

SNI 03-6460.1-2000 Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa risiko keruntuhan atau penurunan yang berlebihan akan lebih besar terjadi pada kepala terowongan kecil yang disangga dengan kayu dibandingkan dengan bentuk lain dari konstruksi terowongan. Hanya tenaga kerja cakap dan berkualitas tinggi dalam pembuatan penyangga awal dari kayu dan pengisiannya kembali yang bisa menjamin keamanan terowongan. Manajemen lapangan senior harus menentukan teknik apa yang diterapkan dan menjamin bahwa pekerjaan akan dilaksanakan dengan aman. 7.5.2. Khusus Ukuran kayu yang digunakan akan tergantung pada jenis tanah dan ukuran dari kepala terowongan, kayu dengan tebal 38 mm tidak boleh digunakan. Semua kayu harus diperiksa untuk mengetahui apakah ada yang jelek yang dapat mengurangi kekuatannya. Kayu yang digunakan harus telah diawetkan atau diberi cairan pengawet yang bertekanan. Semua material yang diperlukan untuk pembuatan kepala terowongan harus tersedia dan siap pakai sedekat mungkin dengan muka kerja. Perhatian khusus harus diberikan pada peletakan rel dan menjaga jarak diantara gerbong, dan kayu penyangga. Tanggung jawab utama untuk tenaga kerja teknik penyanggaan dari kayu yang aman terletak pada tenaga yang berkompeten yang mengerjakan muka kerja. Petugas tersebut mempunyai pengalaman dalam hal memilih jenis kayu yang digunakan. Pengisian kembali kepala terowongan kecil dengan beton harus dikerjakan secara hati-hati. Bagian atas kepala terowongan berukuran 600 mm harus diisi campuran beton bertekanan atau diisi dengan tangan dengan campuran beton kering. Apabila tindakan pencegahan terjadinya penurunan permukaan cukup kritis, kepala terowongan harus digrauting kembali bagian per bagian, untuk menjamin agar semua rongga terisi dengan baik. Terowongan Kecil 7.6.1. Umum Terowongan yang mempunyai luas muka kerja kurang dari 2 m2 termasuk dalam kategori ini sedemikian rupa sehingga tenaga kerja bisa bekerja di dalamnya untuk melakukan penggalian dan melaksanakan konstruksi. Prinsip keamanan penerowongan sebenarnya sama, namun karena ruang yang sangat terbatas, mungkin terjadi bahaya yang lebih intensif. Seperti kasus yang sering terjadi bahwa proyekproyek yang ruang, waktu, dan sumber daya manusianya sangat terbatas, maka sangat tidak praktis untuk menerapkan sistem yang didesain untuk proyek yang lebih besar. Oleh karena itu sangat penting bahwa mereka yang bekerja pada terowongan semacam itu, harus dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab dan sangat berpengalaman serta mengenal dengan baik bahaya yang aktual maupun potensial, dan bahwa prosedur keamanan untuk terowongan tertentu harus didefinisikan secara teliti sebelum pekerjaan dimulai dan diobservasi dengan seksama.
7.6.

7.6.2. Khusus Pada terowongan kecil, orang tak dapat berjalan dengan tubuh tegak dan dua orang sulit berpapasan satu sama lain. Jadi secara praktis penggalian muka kerja cukup digali oleh satu orang saja, meskipun orang kedua harus selalu ada di dekatnya. Pengaturan harus ditentukan terhadap masalah-masalah penyelamatan dan evakuasi pekerja muka terowongan dari bahaya kecelakaan, luka-luka, atau sakit. Ventilasi adalah merupakan masalah dengan kesulitan khusus; hal itu disebabkan karena sedikitnya sirkulasi udara secara alami atau bahkan sama sekali tidak ada. Terowongan
19

SNI 03-6460.1-2000 dangkal yang menembus jenis tanah yang bervariasi, sering melewati tanah di dekatnya yang mengandung organik, atau dengan kontaminasi zat lain yang bisa mencemari udara dalam terowongan. Suplai udara segar ke muka kerja betul-betul sangat penting.

Tabel 2. Metode penyangga tanah awal


No. 1. 2. 3. Jenis penerowongan Kepala terowongan kecil Terowongan kecil Perisai terbuka (a) dengan penyangga muka (b) cutter boom Kisaran ukuran (perkiraan) 1,0 m x 1,3 m sampai 2,5 m x 2,5 m s/d diameter 2,0 m Diameter 1,0 m s/d 5,0 m Diameter 2,0 m s/d 6,0 m Jenis tanah Semua jenis tanah kecuali batuan keras Tanah lunak Lempung sangat lunak sampai batuan lunak atau remuk Pasir padat atau kerikil dengan perekat. Lempung kaku atau teguh tanpa diskontinuitas. Batuan lunak Tanah lunak Lempung sangat lunak sampai batuan lunak atau remuk Lempung kaku atau teguh Seperti pada tipe 3 Penyangga awal (yang biasa digunakan) Kayu lining segmental lining segmental lining segmental

4. 5. 6.

Pipa yang didongkrak Perisai dengan penyangga muka

s/d 3,0 m Diameter 4,0 m s/d 10,0 m Diameter 1,5 m s/d 5,0 m Diameter 1,5 m s/d 10,0 m s/d bentang 12,0 m > 2,5 m Semua ukuran Diameter 2,0 m s/d 11,0 m Diameter > 2,5 m Semua ukuran Semua ukuran Semua ukuran Semua ukuran

Pipa beton lining segmental lining segmental lining segmental

Bor mesin untuk terowongan tanah lunak 7. Digali dengan tangan tanpa perisai dengan penyangga muka 8. Penerowongan batuan (a) dengan busur baja dan paking (b) dengan beton semprot (c) dengan baut batuan 9. 10. 11. 12. Mesin penerowongan untuk tanah keras Perisai bentonit dan adonan Udara bertekanan Proses geoteknik (a) pembekuan tanah (b) perbaikan tanah secara kimiawi (c) penurunan muka air tanah

Tidak berlaku pada batuan lapuk Tidak berlaku pada batuan lapuk Tidak berlaku pada batuan lapuk Umumnya batuan kuat Tanah granuler di bawah muka air tanah Tanah lunak Tanah granuler mengandung air Tanah granuler Pasir & kerikil mengandung air lining segmental lining segmental

Perisai Penerowongan 7.7.1. Umum Perisai penerowongan adalah suatu silinder baja kaku yang digunakan sebagai penyangga awal dan pengaman selama penggalian dan pemasangan lining pada semua jenis tanah
7.7. 20

SNI 03-6460.1-2000 kecuali batuan yang keras. Gambar 9 memperlihatkan perisai dengan diameter luar 4 m yang digunakan pada kondisi yang paling buruk. Perisai biasanya digunakan bersama-sama dengan cincin beton ataupun cincin segmental dari besi tuang.

Perisai tersebut biasanya meliputi ujung pemotong tajam (yang pada jenis tanah yang sesuai), dapat digunakan untuk memotong bagian sekeliling penggalian. Pada umumnya, perisai tersebut berguna untuk memperluas ke depan ujung pemotong pada mahkota untuk membentuk tudung. Tubuh perisai yang kaku berisi piston yang mendongkrak perisai ke depan menjauhi lining segmental yang telah selesai dipasang. Sebelum memasukan perisai, penggalian tahap yang tidak memerlukan tekanan piston yang berlebihan, harus selesai terlebih dahulu. Jika lining digunakan, tail skin dipasang pada bagian belakang perisai. Hal tersebut dapat menjadi pengaman selama pemasangan bagian lining. Setelah pemasangan cincin lining, perisai didongkrak kedepan dan terjadilah ruangan radial dari ketebalan tail skin ditambah jarak antara tanah dan lining. Ruangan tersebut cenderung diisi oleh pergerakan tanah dan harus diminimalkan dengan grauting secepat mungkin. Semua perisai harus mempunyai tempat untuk penyangga muka kerja yang mungkin diperlukan seterusnya selama penerowongan atau hanya digunakan sebagai tindakan darurat. Penggunaan penyangga muka kerja secara terus-menerus pada saat pendorongan perisai berarti pekerjaan pembuangan tanah bekas galian dilakukan menggunakan tangan. Apabila perisai sedang mendorong segmen cincin, petugas yang bekerja sebagai operator perisai menjamin bahwa tida ada orang yang terperangkap diantara piston dan lining. Pelaksanaan dengan menggunakan teknik pengkantongan lempung merupakan prosedur yang aman, sedangkan perisai digunakan bersama-sama dengan udara bertekanan pada lapisan pasir ataupun kerikil. 7.7.2. Perisai Terbuka 7.7.2.1 Umum Perisai terbuka digunakan bersama-sama dengan penggalian secara manual, dan metode penyangga tanah dapat digunakan pada kondisi tanah yang bervariasi. Bila penyangga muka kerja diperlukan, biasanya dilakukan menggunakan dongkrak hidraulik yang memberikan tekanan pada penyangga muka kerja dari kayu dengan tertambatnya kembali setelah perisai terdongkrak ke depan. Sebagai alternatif, apabila keperluan untuk membuat penyangga muka kerja jarang dilakukan, penyangga dapat dipasang kembali melalui perisai sampai ke lining segmental yang dipasang. Hal ini mengakibatkan perisai dapat terdongkrak ke depan tanpa mempengaruhi penyangga kayu. Pada beberapa batuan yang kondisinya remuk atau apabila jenis tanah muka kerja terdiri dari tanah campuran, misalnya terdiri dari batuan dan tanah lunak, batuan tersebut akan perlu digali sampai bersih dari bagian ujung yang tajam. Selanjutnya, keadaan tersebut perlu dilengkapi dengan penyangga mahkota dan penyangga bahu berbentuk papan-papan yang terentang antara bagian ujung tajam perisai dan penyangga muka kerja dari kayu. Hal semacam ini seringkali merupakan salah satu situasi penerowongan yang paling berbahaya. 7.7.2.2 Khusus Pekerjaan pembuatan penyangga tanah harus dilaksanakan platform kerja yang direncanakan dengan memadai. Dengan diameter antara 2,5 m s/d 5,0 m, platform harus terbentang melintang perisai, memberikan akses ke muka kerja sambil membiarkan hasil galian jatuh melalui celah yang ada. Perancah, atau semacamnya tidak tepat digunakan untuk tujuan ini, karena tiang-tiang tegak dapat terkena pukulan (yang bisa merobohkan) akibat adanya
21

SNI 03-6460.1-2000 runtuhan material yang menimpanya. Apabila ada tudung pada perisai diperlukan adanya platform kerja yang mudah dipindahkan agar platform itu dapat ditempatkan dekat muka kerja. Platform kerja seringkali bersifat sementara, hanya dipasang saat penyanggaan awal dan pembuangan tanah galian dari siklus penerowongan, dan setelah itu disingkirkan. Pemasangan yang tepat dan aman merupakan tanggung jawab utama dari mandor giliran kerja lapangan senior, yang umumnya menjadi pimpinan pekerja tambang ataupun pimpinan penggiliran kerja. Pemasangan lining terowongan biasanya dilakukan dengan tangan, dengan atau tanpa menggunakan alat penarik (winch). Apabila platform sementara diperlukan, manajemen lapangan senior bertanggung jawab terhadap pemasangannya dengan benar. Desain dan pengujian terhadap alat penarik, blok-blok pembantu, baut-baut dan penguatannya pada lining adalah merupakan tanggung jawab manajemen lapangan senior. Perhatian khusus harus diberikan terhadap desain awal dan tali kawat (sling) yang digunakan pada pemasangan lining; hal tersebut harus diperiksa secara teratur terhadap bahaya sobek atau rusak. Penggunaan yang benar dari alat penarik udara, blok pembantu, baut roller dan lain-lain adalah menjadi tanggung jawab mandor giliran kerja. 7.7.2.3 Cutter Boom atau ekskavator mekanik lain Cutter boom digunakan hanya pada tanah bila penyangga muka kerja tidak diperlukan. Namun demikian, satu set kayu yang telah dipotong dan disesuaikan ukurannya harus disediakan untuk keperluan darurat. 7.7.2.4 Pipa Dongkrak Proses pipa dongkrak adalah suatu sistem di mana pipa atau struktur yang serupa didorong melalui tanah. Material pada muka kerja yang digali dibuang melalui pipa tersebut. Pipa pengarah didahului oleh perisai pendongkrak yang menjaga agar pipa dapat selalu terletak pas pada sumbu dan ketinggian yang tepat dengan bantuan dongkrak yang dapat dikendalikan. Gaya yang besar yang diperlukan untuk mendorong pipa kedepan dapat dilakukan dari suatu tumpuan atau blok beton dalam suatu sumur kerja. Piston hidraulis dan blok spasi atau packer harus terjamin aman, semua permukaan yang dibebani harus betul-betul tegak lurus terhadap gaya dorong. Pada saat pendongkrakan dilakukan, orang-orang yang tidak berkepentingan yang ada di dekat lokasi harus disingkirkan. Papa hidraulis, khususnya slang fleksibel, harus dilindungi dari benturan yang merusakkan. Penggunaan graut bentonit dan pelumas lain yang diinjeksikan ke dalam permukaan longsoran dapat membantu mengurangi gaya dorong. Pada saat pendongkrakan pipa melalui tanah yang urai atau yang lapisan pembawa air, pengamanan harus dilakukan terhadap larinya material yang urai dari muka kerja, yang dapat menyebabkan runtuhnya tanah di bagian atas terowongan. Apabila pendongkrakan pipa dilakukan pada lempung yang teguh atau kaku, teknik yang dipakai hendaknya mempertimbangkan adanya pergerakan tanah akibat masuknya pipa, dan kemungkinan terjadinya penggembungan pada permukaan tanah. Perhatian khusus perlu diberikan pada saat melakukan pendongkrakan pipa di bawah jalur rel kereta api. Perisai Kompartemen 7.8.1. Umum Pada terowongan yang lebih besar di dalam tanah lunak, perisai silinder diberi perkuatan horisontal dan vertikal membentuk kompartemen. Kompartemen-kompartemen atau kotakkotak ini membentuk tempat kerja untuk penggalian muka kerja dan penyanggaan kayu. Dongkrak muka kerja atau susunan lain untuk penyanggaan muka kerja harus digabungkan. Perlu dicatat bahwa alat penopang atau alat pendongkrak harus menjaga gaya dorongan
7.8. 22

SNI 03-6460.1-2000 apabila perisai secara keseluruhan didongkrak ke depan dan membiarkan perisai dan platform bergerak secara bebas. Akses ke muka kerja menggunakan tangga dan gang yang dilengkapi dengan rel pegangan tangan dan papan kaki seperti pada perancah. 7.8.2. Khusus Perisai harus didesain sedemikian rupa sehingga petugas terlindung dari kejatuhan material hasil galian dan agar mereka bisa dengan mudah mencari jalan ke luar bila terjadi keadaan bahaya. Pemasangan segmen pada perisai pada kondisi ini biasanya dilakukan dengan lengan erektor yang dilengkapi dengan suatu alat peringatan yang berbunyi. Selama penggalian hanya orang dengan tugas khusus yang berkaitan dengan keamanan pelaksanaan (termasuk memeriksa penyangga kayu muka kerja) diijinkan berada di dalam perisai. Mesin Bor Tanah Lunak Jenis mesin bor ini umumnya dipasang pada terowongan panjang yang menembus lempung keras dan resiko rusaknya penyangga adalah kecil. Seperti halnya pada semua mesin penerowongan yang full face, akses ke muka terowongan diperlukan setiap waktu untuk keperluan inspeksi, pemeliharaan, perbaikan, ataupun tujuan lain. Aturan pengamanan yang ketat perlu ditegakkan untuk menjamin mesin tidak akan mulai beroperasi selama masih ada orang yang ada di muka kerja. Mesin tersebut harus dilengkapi dengan alat pengunci atau sekering utama diambil. Seorang petugas yang kompeten harus ditunjuk untuk menjamin agar pergerakan mesin dicegah, sampai semua yang masuk ke dalam terowongan dicek kembali.
7.9.

7.10. Terowongan yang Digali dengan Tangan 7.10.1. Umum Besi tuang atau beton pracetak sering digunakan dalam penerowongan tanpa menggunakan perisai. Terowongan yang dibangun dengan cara ini sangat bervariasi dalam ukuran maupun kondisi tanahnya; beberapa aturan dapat berlaku secara keseluruhan. Pada kondisi yang sangat umum, prosedur penggalian terowongan muka kerja penuh pada tanah lunak adalah dengan menggali dari puncak ke bawah dan mengamankan puncak dan muka kerja yang terbuka dengan segera. Muka kerja terowongan digali berbentuk tangga atau bangku. Lampiran B menyajikan prosedur tentang penyanggaan kayu pada muka kerja terowongan berdiameter 3,5 m tanpa perisai pada tanah lunak. Pada tanah yang lebih baik ada kemungkinan untuk menggali muka kerja menerus secara vertikal, dengan sedikit atau tanpa penyanggaan kayu dan membuat cincin dalam waktu yang lebih singkat. 7.10.2. Khusus Pada terowongan dengan diameter besar jaminan yang panjang, perancah akses yang permanen harus didesain dan dibuat yang bergerak pada roller brackets yang terpasang kuat pada lining yang telah selesai dipasang. Perancah akses ini hendaknya bebas dari setiap penyanggaan kayu muka kerja. Apabila panjang terowongan tidak dapat menjamin terpasangnya sistim segmen secara mekanis, manajemen lapangan senior harus mendesain peralatan dan membuat prosedur kerja metode pemasangan segmen. 7.11. Lengkung Baja dan Pakingnya 7.11.1 Umum Pada terowongan dalam batuan yang memerlukan penyangga, bentuk umum dari penyangga langsung adalah rusuk busur baja. Apabila penyangga ini digabung dengan tiang kayu atau baja dapat dipaskan, ditambatkan dengan baji atau dibungkus dengan paking secara cepat
23

SNI 03-6460.1-2000 dan memadai sesudah penggalian dengan cukup aman. Penyangga busur sangat bervariasi dalam ukuran dan geometrinya penggunaan penyangga tersebut berkenaan dengan tipe yang sangat umum dan jenis bahaya tertentu. Desain dan jarak lengkungan adalah merupakan tanggung jawab manajemen lapangan senior. Pada kondisi batuan yang bervariasi, harus selalu ada petugas yang kompeten di lapangan yang mempunyai pengalaman dan otoritas dalam hal penggunaan penyangga busur. 7.11.2. Busur dua bagian Busur berbentuk U terbalik dengan satu sambungan dibautkan pada mahkota biasa digunakan pada terowongan sampai setinggi 3,5 m. Sesudah peledakan, pembuangan bekas galian, dan pengupasan, tujuan awalnya adalah untuk menempatkan busur pada posisinya dengan beberapa paking, untuk memberikan perlindungan sesegera mungkin. Paking, perkuatan baji, maupun fixing selanjutnya dapat dilakukan sesuai keperluan. Perhatian harus diberikan untuk menjamin agar busur didirikan pada batuan yang mampu menerima beban vertikal. Busur harus betul-betul erat hubungannya satu sama lainnya menggunakan ikatan dan penopang. Sistim baut batuan (rock bolt) atau pasak baja sepanjang sisi lengkungan perlu dilakukan untuk menghentikan gerakan yang mungkin terjadi selama peledakan berikutnya. Paking antara busur dan batuan harus diperkuat dengan baji dan busur harus dipak dengan aman, terutama pada level tertentu untuk menghentikan gerakan menyamping pada titik tersebut. Apabila bagian kaki busur mampu menahan beban samping, kaki busur harus diikutkan ke dalam batuan dengan baut batu. Busur berbentuk tapal kuda tidak boleh digunakan sebelum kaki busur ditahan terhadap adanya pergerakan sambungan yang tidak dibaut pada mahkota harus dibuat dengan benar dengan semua baut telah diperkuat menggunakan plat yang telah di desain. Rangka penyangga busur yang berdekatan dengan muka kerja harus diperiksa secara teratur. 7.11.3. Busur Besar Semua kriteria untuk pemasangan busur dua bagian yang benar berlaku pula untuk busur besar, namun butir-butir berikut ini perlu ditambahkan. Prosedur pemasangan busur besar, yang dibuat dari beberapa penampang yang dibaut (bolted) harus ditentukan oleh manajemen lapangan senior dan perlu ditaati. Perlengkapan pemasangan yang seringkali dapat dipasang pada mesin penggali atau mesin bor harus didesain dengan baik untuk situasi khusus. Akses ke sambungan (joints) yang dibautkan dan untuk pengepakan (paking) harus dari platform dan panggung yang didesain dengan baik. 7.12. Penyemprotan Beton Istilah ini dimaksudkan untuk mencakup semua penggunaan campuran antara semen, air, zat aditif dan agregat yang menggunakan tekanan, termasuk beton semprot dan gunite. Pada batuan yang cenderung untuk mengalami kondisi menjadi urai secara progesif, permukaan batuannya harus disemprot dengan campuran beton segera setelah diledakkan. Efek dari hal ini adalah terhentinya kerusakan permukaan batuan, mengurangi material yang urai dan mengurangi perubahan pola tegangan penyanggaan sendiri pada batuan di sekitar terowongan. Pengamanan perlu dilakukan bila menggunakan peralatan mesin penyemprotan beton dikemukan dengan rinci pada butir 9.2 (Bagian 1). 7.13. Pembautan Batuan (rock bolting) Pembautan batuan, yang mencakup baut yang diangkerkan ke dalam lubang-lubang bor dalam batuan, berfungsi terutama sebagai metode penyangga dengan menjaga massa batuan dalam satu satuan. Pembautan batuan dapat merupakan penyangga sementara ataupun dapat
24

SNI 03-6460.1-2000 membentuk suatu unsur dari penyangga permanen. Ada beberapa sistem pembautan batuan yang umumnya dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama terdiri dari pengangkeran, baik mekanis ataupun kimiawi, yaitu pada bagian ujung lubang bor, dan selanjutnya dilakukan penarikan baut pada pelat dipermukaan batuan. Baut batuan tipe ini dapat digraut sesudah dipasang. Jenis kedua dari baut batuan diangkerkan sepanjang batangnya dengan menggunakan resin atau mortar semen dalam suatu tabung berlubang. Efek dari adanya rekatan sepanjang batang baut adalah mengikat massa-massa batuan menjadi satu kesatuan yang terpisah-pisah dengan adanya kekar alami. Ketika baut batu digunakan untuk mengikat sleb batu yang lepas yang dapat runtuh, penggunaan yang mendasar dari baut batu ini adalah untuk menjaga tekanan pada bidang diskontinyuitas seperti kekar, rekahan dan bidang perlapisan sedemikian rupa, sehingga efek busur dapat ditahan oleh massa batuan. Pemasangan yang aman dan membuat berfungsinya sistem pembautan batuan tergantung dari desain yang tepat untuk menyesuaikan dengan karakteristik batuan dan metode penggalian serta metode lining. Di antara tindakan pengamanan yang diperlukan antara lain sebagai berikut. (a) Panjang baut harus paling sedikit dua kali ketebalan batuan yang dilindungi. (b) Sistim pengangkeran harus didesain untuk bisa menahan kekuatan baut sepenuhnya tanpa adanya geseran dalam lubang bor ataupun tanpa ada peremukan batuan setempat. Uji pembebanan secara insitu harus dilakukan pada baut yang representatif. (c) Jarak (spasi) harus sama pada kedua arah, yang didasarkan pada perkiraan pembebanan serta diameter dan kekuatan baut. (d) Pembautan harus diselesaikan secepat mungkin sesudah penggalian. (e) Apabila batuan secara keseluruhan mudah hancur, kawat metal harus dipasang di antara baut-baut untuk melindunginya, permukaannya diberi lapisan gunite bila diperlukan. Pengangkeran yang aman pada kedalaman yang memadai adalah merupakan hal penting. Perkuatan secepat mungkin adalah penting dilakukan untuk mencegah awal dari pergerakan. Semua sistem harus dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan oleh ahli yang kompeten, berdasarkan prinsip mekanika batuan dan mengenal dengan baik kondisi geologi setempat. Kondisi batuan pada atap terowongan harus dipelajari secara cermat. Petugas harus dilindungi secara memadai sebelum pemboran dimulai. 7.14. Mesin Penerowongan Tanah Keras Mesin penerowongan menghadapi kondisi yang sangat bervariasi mengenai kekerasan batuan, kekar-kekar, air dan lain-lain; hanya ada sedikit standarisasi mesin peralatan. Pada umumnya, muka kerja terowongan sulit dimasuki pada saat penggalian sedang berlangsung, sehingga para pekerja harus menyingkir dari bagian yang bergerak, petugas yang menghadapi bahaya pada titik penggalian harus diminimalkan. Pengamanan yang diperlukan untuk masuk ke muka kerja terowongan diuraikan secara rinci pada butir 7.9 (Bagian 1) untuk mesin bor pada tanah lunak. Bahaya terhadap terowongan dapat timbul apabila terjadi perubahan mendadak pada kondisi batuan di muka kerja, dan apabila tindakan darurat sulit dilakukan karena tidak adanya aksesibilitas. Kemungkinan terhadap hal tak terduga dan pertimbangan untuk mengatasi harus dipelajari sebelum mesin mulai bekerja bila diperlukan, perlengkapan untuk bor dan lat duga harus ditambahkan untuk memastikan adanya rekahan, sesar atau perbedaan lain dalam tanah di depan muka kerja. Pendugaan rutin harus dilakukan pada siklus pelaksanaan, setelah studi secara keseluruhan mengenai informasi yang telah diperoleh beserta resikonya telah selesai
25

SNI 03-6460.1-2000 dilakukan. Apabila penutup yang aman dangkal dan tidak menentu, pendugaan harus dilakukan di atas dan di depan mahkota mesin dan harus segera ditutup setalah selesai. Pada beberapa kondisi batuan, ada risiko runtuhnya tanah dari atap terowongan di belakang muka kerja dan di depan lining yang sudah selesai dibuat, kecuali apabila penyangga yang kontinyu digabungkan langsung di belakang kepala pemotong (the cutter head); Jaring kawat yang memadai harus dipasang untuk menghindari risiko bagi manusia serta kerusakan alat. Mesin penerowong juga dilengkapi dengan alat pemasangan lining di belakang muka kerja, baik untuk pemasangan penyangga yang dilakukan dengan segera, seperti rangka penyangga, atau untuk lining yang telah dicetak secara permanen. Bagian yang bergerak untuk pelaksanaan tertentu tidak dapat dibatasi dan selalu memerlukan petugas untuk menangani elemen struktur yang sedang dipasang. Bahaya khusus tertentu untuk mesin penerowongan timbul dari ruang kerja yang terkurung dan kegaduhan yang tidak dapat dicegah, serta pelaksanaan yang tumpang tindih dan penggalian, pembuangan tanah bekas galian, pemasangan penyangga atau lining permanen, dan grauting. Petugas yang sedang bekerja pada atau langsung di belakang mesin harus mempunyai tanggung jawab yang jelas, dan harus menerima instruksi tentang tugas mereka (dan juga tentang keadaan bahaya) sebelum memulai pekerjaannya. Perisai Bentonit dan Adonan (slurry) Jenis khusus dari mesin penerowong tertutup adalah perisai bentonit atau perisai adonan yang didesain untuk digunakan pada tanah pembawa air yang non kohesif (misalanya pasir, lanau pasir, kerikil, dan lain-lain). Bentonit atau adonan lain ditahan pada tekanan tertentu di muka diafragma dalam perisai silinder. Suatu cutter head yang berputar dalam ruang adonan dan material yang digali dibuang ke bagian belakang melalui sistem katup. Pada pelaksanaan yang normal, muka kerja ditutup seluruhnya dan lining penahan yang sebelumnya telah dicetak (pracetak) dipasang pada bagian belakang, sehingga bahaya runtuhnya tanah dapat dihindari. Gaya dorong sepenuhnya dari adonan terhadap seluruh luas penggalian dikembalikan melalui struktur pantai ke lining yang telah selesai. Untuk menangani adanya keadaan darurat selama konstruksi atau perbaikan muka kerja terowongan, penggunaan udara bertekanan ke dalam terowongan yang dilengkapi dengan pengatur udara yang dapat memberikan akses ke arah muka kerja, harus dilakukan.
7.15.

7.16. Udara Bertekanan Udara bertekanan akan menyangga muka kerja terowongan dan juga akan mengurangi penurunan yang disebabkan oleh gerakan tanah untuk mengisi ruang berbentuk cincin di belakang perisai sebelum campuran grout mengisinya. Penggunaan udara bertekanan untuk menyangga muka kerja tidak disarankan, kecuali ada tindakan alternatif yang dapat dilakukan apabila tekanan udara menurun atau dihentikan. 7.17. Proses Geoteknik 7.17.1. Pembekuan Lapisan tanah pembawa air dapat dibuat menjadi kedap air dan diberi kekuatan kohesif bila dapat dibekukan dan dijaga kebekuannya. Pembekuan biasanya diakibatkan oleh sirkulasi air garam pada suhu di bawah titik beku dalam sistem pipa tertutup. Pembekuan air tanah berlangsung perlahan dan tidak mungkin terjadi apabila ada aliran air tanah yang membawa panas dengan laju yang tinggi. Bahaya ini mungkin tidak terlihat sampai penggalian dilakukan, bila terjadi peningkatan risiko terjadinya erosi yang sangat cepat. Pengujian yang benar harus dilakukan dan tindakan pengamanan harus dilaksanakan untuk mengatasi
26

SNI 03-6460.1-2000 berkembangnya keadaan darurat. Pembekuan dengan nitrogen cair juga dapat dilakukan dan berlangsung lebih cepat, namun proses itu mengakibatkan timbulnya problema khusus seperti misalnya berkurangnya oksigen dalam terowongan. Pembekuan dapat menjadi suatu teknik yang efektif pada lanau dan kerikil dengan lapisanlapisan lanauan yang sangat sulit untuk diperbaiki dengan cara grauting. Penggabungan tanah dapat terjadi akibat ekspansi air pada pembekuan dan dari mencairnya lapisan es. Hal tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap struktur diatasnya; sumbersumber air di dalam zona pembekuan perlu dihentikan. Jika suatu pendorong, seperti sebuah pipa, didorong ke dalam tanah yang membeku, maka penyangga kayu dapat terpengaruh oleh es. Perhatian yang tinggi perlu dilakukan dalam pengisian kembali untuk menjamin bahwa tidak ada es yang tertinggal yang dapat mengakibatkan timbulnya rongga dan menyebabkan penurunan. Apabila es tidak dapat dikeluarkan seluruhnya, perlu diisi dengan grauting melalui pipa-pipa yang sebelumnya telah dipasang pada daerah-daerah yang kritis. 7.17.2. Injeksi Tanah Perbaikan tanah secara kimiawi sebelum penerowongan digunakan untuk mempertinggi keamanan penggalian. Pelaksanaannya dilakukan langsung dengan memperbaiki karakteristik tanah yang digali, dan secara tidak langsung dapat membuat lapisan lebih kedap air atau memperkuat lapisan tanah atas atau di sekitarnya. Desain sistem grauting yang memadai dan pola dari lingkungannya yang sangat khusus, memerlukan saran dari pakar. Apabila diperkirakan ditemui pasir dan kerikil pada muka kerja terowongan, terutama lapisan pembawa air, permeabilitasnya dapat banyak dikurangi dengan penginjeksian campuran grauting yang memadai, kekuatan lohesif dapat ditingkatkan dan apabila terowongan digali dengan menggunakan udara bertekanan maka kehilangan udara akan dapat dikurangi. Pemilihan campuran grauting, jarak/spasi dan pola lubang penginjeksian, sangat ditentukan oleh ukuran butiran dari setiap lapisan sebagai contoh, campuran semen tidak akan terbawa jauh atau terbukti efektif, kecuali pada lpisan kerikil. Campuran semen yang lebih halus dengan kekentalan yang lebih rendah (lebih cair) diperlukan untuk lapisan pasir halus. Lebih sulit dilakukan dari semuanya adalah lanau yang biasanya hanya dapat diperbaiki dengan menggunakan clacquage, lempung tidak dapat diperbaiki. Kelulusan air dari tanah adalah hampir konsisten dan kemungkinan terdapatnya kantong-kantong yang tidak terperbaiki jangan diabaikan. Kualitas air tanah harus diperhatikan dalam mendesain campuran grauting. Apabila batuan yang mengandung banyak rekahan diperbaiki, cukup sulit untuk melokalisir dan memperbaiki semua rekahan yang signifikan, terutama bila rekahan tersebut terisi oleh lempung lunak. Jika perbaikan tanah dengan grauting dianggap perlu, maka dapat dilakukan dengan salah satu cara di bawah ini. (a) Dari permukaan dengan memasukkan pipa grauting ke bawah (ke level perbaikan yang diinginkan).
Catatan : Bila metode ini digunakan sesudah udara bertekanan selesai digunakan di dalam terowongan, seringkali terjadi campuran graut terdesak ke samping selama dilakukannya injeksi.

(b) Secara radial dari terowongan pemandu, untuk memperbaiki kondisi guna penggalian terowongan utama. (c) Melalui muka kerja terowongan selama konstruksi. Pada semua kasus, karakteristik kimiawi dari campuran graut yang digunakan harus ditetapkan dan tindakan pengamanan yang benar harus dilakukan. Bahaya yang harus dihindari adalah sebagai berikut : (1) Polusi dan kerusakan pada permukaan akibat luapan limbah. Pengaturan tentang pengumpulan dan pembuangan air limbah harus dilakukan sebelumnya dan harus
27

SNI 03-6460.1-2000 disetujui oleh semua otoritas yang relevan, termasuk tentang air bersih dan air buangan. (2) Polusi air bawah tanah, oleh berpindahnya dari lapisan yang telah diperbaiki. (3) Risiko terhadap manusia yang menangani material selama dan sesudah pencampuran, termasuk risiko akibat pecahnya pipa dan selang yang digunakan. (4) Adanya racun pada beberapa campuran graut khusus menambah risiko dalam penanganan material dan menambah perlunya peningkatan tindakan pengamanan, termasuk pula melengkapinya dengan pakaian pelindung dan fasilitas pencucian yang lengkap. (5) Apabila grauting dilakukan dari dalam terowongan, dan khususnya di dalam terowongan pemandu yang kecil, ruang yang tertutup membuat menjadi penting untuk melakukan tindakan pengamanan yang diperlukan, guna menerapkan standar kebersihan yang tinggi dan untuk menjamin agar sistem ventilasi menyediakan suplai udara segar yang cukup. (6) Gangguan dari fasilitas dan kepemilikan yang ada didekatnya. (7) Tekanan berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya penggembungan tanah dan kerusakan pada bangunan dipermukaan tanah. 7.17.3. Pengeringan Untuk terowongan dangkal yang menembus pasir dan kerikil sebagai lapisan pembawa air adalah mungkin untuk menstabilkan tanah dengan cara pengeringan dengan wellpoints. Saran pakar sangat penting, tetapi proses dasarnya terdiri atas penurunan muka air tanah di sepanjang terowongan, dengan menggunakan pola wellpoints yang dipasangi saringan dan dihubungkan ke pipa utama yang disambungkan dengan pompa volume. Saringan pada setiap wellpoint menghentikan masuknya material halus masuk ke dalam sistem. Dengan menggunakan pompa sumur dalam dan pompa yang dimasukkan ke dalam sumur, tanah dapat distabilkan sampai ke kedalaman yang lebih dalam daripada yang mungkin distabilkan dengan menggunakan well points. Bahaya utama dari sistem ini adalah sebagai berikut. (a) Penurunan permukaan akibat penurunan muka air tanah. (b) Kerusakan sistem pengeringan pada saat terowongan sedang digali. Hal ini mengakibatkan tanah akan kembali ke kondisi semula yang tidak stabil dan yang bisa diikuti oleh hilangnya tanah masif dengan cepat. Perlu ditekankan bahwa sistem tersebut dipasang dengan menggunakan mesin dan peralatan yang terbaik, dengan bagian-bagiannya bila mungkin dibuatkan duplikatnya; pekerjaanpekerjaan pipa yang ada di permukaan perlu dilindungi dari kemungkinan adanya bahaya kecelakaan. 7.18. Metode Penggalian dan Pemuatan 7.18.1. Penggalian dengan Tangan Penggalian pada berbagai jenis dan ukuran terowongan dapat dilakukan dengan tangan menggunakan belincong, sekop, atau alat penggali lain yang menggunakan tenaga udara. Bahaya utama dari jenis pekerjaan ini adalah jatuhnya orang dan material. Platform kerja sangat penting dibuat dengan baik, seperti dikemukakan rinciannya pada butir 7.7.2.2, 7.8, 7.10.2 dan 7.11.3 (Bagian 1). Peralatan yang rusak atau tidak dipelihara dengan baik dapat menjadi berbahaya, tidak hanya karena alat-alat itu tak dapat digunakan, namun juga oleh sebab diperlukannya tenaga yang berlebihan oleh operator dalam menggunakan alat-alat itu. Conveyor kecil seringkali digunakan sehubungan dengan pekerjaan penggalian dengan tangan. 7.18.2. Alat Gali dan Pemuat Mekanis
28

SNI 03-6460.1-2000 Alat gali dan pemuat mekanis yang digunakan dalam terowongan adalah bervariasi. Hanya personil yang berpengalaman dan terlatih baik yang diizinkan untuk mengoperasikan peralatan itu. Operator mesin yang diberi tugas harus bertanggung jawab terhadap keamanan operasi dari alat itu dan harus dijamin bahwa semua personil harus menjauh dari bagian-bagian yang bergerak. Sebelum setiap bagian dari permesinan dipasang, alat peringatan yang dapat berbunyi harus dipasang. Tenaga sering ditambahkan pada peralatan penggali dan pemuat menggunakan slang lentur atau kabel listrik. Pengaturan yang baik harus dibuat untuk menjamin agar tidak terdapat gaya tarik yang besar pada selang atau kabel. Rantai pengaman harus terpasang dengan baik pada selang atau kabel pada tempatnya ke mesin. 7.18.3. Pengeboran dan Peledakan Metode pengeboran dan peledakan digunakan sebagai salah satu metoda dari pembuatan terowongan pada batuan. Dengan metode penggalian ini, bahaya yang langsung terjadi pada muka kerja terowongan (selain bahaya yang terkait dengan peledakan) adalah runtuhan batuan. Derajat risikonya tergantung dari karakteristik batuan dan strukturnya serta pada teknik yang digunakan yang mungkin perlu dimodifikasi seperti yang diperoleh pengalaman pada terowongan khusus sebelumnya. Bahaya dari runtunya batuan sering terjadi setelah peledakan sebelum penyanggaan sementara selesai dilaksanakan. Pengupasan terhadap batuan yang lepas harus dilakukan secara sistematis pada muka kerja. Periksa dan pemeriksaan kembali harus dilakukan terhadap bagian yang tidak diledakan atau baru dikupas. Pengupasan batu harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman dan diperiksa oleh mandor lapangan senior. Petugas yang melakukan pengupasan harus berdiri di satu sisi dari daerah yang sedang dikerjakan. Hal tersebut berarti bahwa batang pengupasan memerlukan panjang yang cukup dan dapat diperpanjang bila diperlukan. Penggunaan pemboran angin atau kaki pendorong memerlukan kekuatan dan keahlian. Apabila beberapa alat bor digunakan pada muka kerja bila diperlukan, hal tersebut harus ditangani secara sistematis di bawah pengawasan dari petugas yang berpengalaman. Batu yang sedang melayang jatuh dapat tersangkut dengan mudah pada pipa udara bertekanan atau mesin utamanya. Pipa dari mesin tersebut harus diperiksa sebelum disambungkan ke sistem udara bertekanan dan dibersihkan sebelum digunakan. 8. Pengelolaan Air 8.1. Pengendalian Air Tanah 8.1.1. Umum Bahaya akibat adanya air bisa terjadi berkali-kali. Di muka kerja terowongan tekanan air cenderung membawa material lepas yang halus dan oleh karena itu dapat membuat runtuhnya seluruh muka kerja terowongan. Apabila ada genangan air yang cukup berarti, seperti misalnya pada terowongan di bawah air atau apabila dijumpai mata air di bawah muka tanah, setiap aliran air pada muka kerja dapat menyebabkan terjadinya erosi buluh dan pembesaran alur air akhirnya bisa menimbulkan terjadinya penggenangan. Pada kondisi yang kurang berat mungkin masih bisa terjadi penurunan yang serius dan kehilangan stabilitas pada tanah di depannya. Pada batuan, rekahan dapat tererosi yang menambah besarnya aliran air. Air yang terdapat disepanjang bagian belakang lining dapat menyebabkan terjadinya bahaya akibat tergerusnya rongga. Air mungkin merupakan penyebab terbesar tunggal terjadinya bahaya pada
29

SNI 03-6460.1-2000 terowongan. Dalam semua pekerjaan untuk menangani masalah air tersebut, harus diperhitungkan mengenai terjadinya hal tak terduga akibat penggenangan. Selama penggalian air yang terdapat di sekeliling terowongan harus dikelola secara terkendali atau dengan sistem tata sair yang baik.

8.18.2. Penggunaan Penutup yang Kedap Air. Apabila air terdapat di atas lapisan tak tentu yang kedap air yang dilewati terowongan yang digali, ketebalannya di atas penggalian harus diperkirakan dengan alat duga secara diagonal ke depan dan ke arah atas, yang setelah dilakukannya pengeboran dengan auger harus langsung disumbat lagi dengan baik. Kadang-kadang, ancaman air datang dari bagian bawah dan hal ini perlu perhatian yang besar saat pendugaan untuk memperkirakan kondisi air didepannya. Apabila lempung atau penutup lain yang kedap air terdapat pada dasar sungai di atas terowongan yang di bawah air, perlu untuk meningkatkan kekedapan airnya atau memperbaikinya dengan membuat selimut lempung dari atas. 8.18.3. Pembekuan Tanah Penyumbatan air tanah dapat dilakukan dengan pembekuan; rincian dari proses ini disajikan pada butir 7.17.1 (Bagian 1). 8.18.4. Penginjeksian Tanah Air di dalam tanah dapat juga disumbat dengan injeksi grouting ke dalam lapisan pembawa air dengan menggunakan campuran dan teknik injeksi yang tepat. Desain tirai grouting untuk tiap situasi khusus yang spesial dan harus dipercayakan hanya kepada pakar yang betulbetul berpengalaman. Rincian tentang perbaikan tanah disajikan pada butir 7.17.2 (Bagian 1). 8.18.5. Udara Bertekanan Air lebih mudah dikendalikan dibandingkan dikeluarkan menggunakan udara bertekanan; hal ini berkaitan dengan penjelasan yang lebih lengkap diuraikan pada butir 10 dan butir 7.16 (Bagian 1). 8.18.6. Perisai Bentonit dan Adonan Perisai bentonit dan adonan diuraikan pada butir 7.15 (Bagian 1) untuk menghindari air dengan menyumbat muka kerja yang sedang dikerjakan. 8.18.7. Regulasi Apabila aliran air kecil, hal tersebut lebih baik dibatasi atau mengendalikannya dari pada menyumbatnya, guna menghindari terjadinya pengumpulan tekanan sebelum terowongan selesai dipasangi lining. Pada tanah yang granular (berbutir kasar) penyanggaan kayu yang rapat pada muka kerja dan penggunaan lempung pudel kedalam kekar dan jerami ke dalam rongga-rongga kecil dapat mencegah terbawanya butiran tanah. Penggunaan sistem drainasi pada bagian dasar atas terowongan drainasi yang menembus muka kerja dapat menurunkan muka air tanah dan mengeringkan bagian muka kerja. Pemboran yang dilakukan pada muka kerja untuk membuat air keluar (terdrainasi) dapat merupakan cara yang efektif untuk mengeringkan muka kerja yang sedang dikerjakan. Dalam penerowongan batuan yang tertentu, adanya aliran air dapat diperbolehkan dan dialirkan melalui membran lining sehingga tidak terjadi tekanan. Akhirnya, aliran yang membentuk seperti tersebut dapat tersumbat dan di grouting kembali, atau dapat dibiarkan sebagai sesuatu yang permanen, tergantung pada keadaan. 7.18.8. Drainasi Eksternal
30

SNI 03-6460.1-2000 Muka air tanah dapat diturunkan dengan drainasi air ke luar dengan well pointing dari permukaan, atau dengan lubang drainasi dalam shaft atau sumuran, mungkin dapat dikombinasikan dengan ujung drainasi. Cut off yang dibuat sampai ke lapisan kedap air mungkin diperlukan apabila ada sumber air.

8.2. Penanganan Air Dalam Terowongan 8.2.1. Kemiringan Dasar Terowongan Pada kondisi basah umumnya, akan diperoleh keuntungan bila penggalian terowongan dilakukan dengan gradien yang menaik, karena semua air akan mengalir kembali dari muka kerja terowongan. Sistem lubang pengumpul dan pompa akan diperlukan, kecuali bila terowongan kondisinya kering atau airnya terdrainasi dengan baik dengan cara gravitasi kembali ke mulut terowongan. Subdrainasi yang menuju ke lubang pengumpul atau dihubungkan dengan lubang pengumpul berikutnya dapat bermanfaat. 8.2.2. Lubang Pengumpul Lubang (sump) seringkali terletak pada dasar terowongan yang mudah terendam; lubanglubang itu berbahaya bagi orang yang berjalan di sepanjang terowongan dan harus diberi tutup. Penutupnya harus terjamin tetap tertempel di dasar terowongan tanpa adanya celah dan harus terpasang kuat sehingga tidak terapung bila terendam air. Tutup tersebut mudah dibuka untuk pemeliharaan dan jalan masuk bagi pompa, oleh karena itu tutup tersebut diberi engsel atau jika tidak harus dibuat pada suatu tempat yang mudah terlihat bila dibuka dan dapat ditutup kembali dengan baik. Lubang pengumpul yang terendam, seperti misalnya sumuran pembersih di dasar lubang pengumpul utama, harus ditutupi dengan kisi-kisi yang baik. Lubang pengumpul dengan akses dari sisi terowongan harus mempunyai pegangan tangan yang memadai. 8.2.3. Kapasitas Pemompaan Dalam semua terowongan yang sedang terendam air akibat banjir, pompa-pompa harus disiapkan dengan kapasitas cukup besar untuk mengatasi kondisi diluar perkiraan dan kerusakan parsial. Semua terowongan yang arahnya menurun harus dianggap mudah terendam air, dan harus dijamin ketersediaan pompa cadangan yang memadai untuk keadaan darurat. Pompa yang terletak dekat muka kerja terowongan harus berupa pompa selam sehingga akses ke muka kerja dapat dipulihkan kembali kondisinya setelah banjir. 8.2.4. Drainasi Bawah Tanah (Subdrain) Subdrain di bawah dasar terowongan dapat digunakan untuk menghubungkan antar lubang pengumpul satu sama lain atau dapat membantu penurunan muka air tanah. Apabila sudah tidak diperlukan lebih lama lagi, subdrain tersebut harus ditutup dengan grouting, kecuali bila ada alasan kuat untuk membiarkannya tetap terbuka. 8.2.5. Udara Bertekanan Apabila pekerjaan dilakukan pada kondisi udara bertekanan, air pada muka kerja biasanya dapat dibersihkan dengan suatu alat pengeluar udara menggunakan udara bertekanan untuk membawa air dan adonan melalui sebuah pipa yang membawanya ke udara bebas. 8.2.6. Lining yang Tahan Air Air yang masuk ke dalam terowongan melalui lining segmental dapat dikurangi sampai sesedikit mungkin dengan grouting yang benar, penempatan sumbat grout yang tepat,
31

SNI 03-6460.1-2000 pemasangan baut batuan dan penutupan kekar serta dengan memperbeiki atau mengganti segmen-segmen yang retak. Lubang sementara untuk melepas tekanan air dapat membantu proses pelaksanaannya. Pada lining beton ditempat aliran air dan rongga-rongga dibelakang lining disumbat dengan grouting melalui lubang-lubang bor pada beton dan melalui pipa-pipa yang telah dipasang untuk mengontrol air saat pengecoran. Derajat kekedapan air tergantung dari jenis tanah, tekanan air, material dan metode konstruksi, serta pergerakan akibat bekerjanya tegangan-tegangan atau temperatur serta reksi kimia. 9. Penyangga Permanen Umum Sebagian besar terowongan memerlukan lining permanen atau sarana penyangga. Sarana ini dapat berupa penyangga sementara, disusul dengan pembuatan lining permanen, atau lining primer yang dapat menyangga tanah secara permanen. Desain sistem penyangga terowongan, baik bersifat sementara atau permanen, harus dilakukan hanya oleh para ahli teknik yang berpengalaman pada bidangnya. Dalam menyiapkan desain terowongan, hal-hal yang diperhitungkan mencakup informasi yang tersedia dan berdasarkan hasil penyelidikan yang diuraikan pada butir 5 (Bagian 1). Aigment vertikal dan horisontal alternatif dari terowongan akan dipertimbangkan dengan cermat. Metode pelaksanaan yang praktis akan dapat memberikan gambaran yang jelas, tetapi pilihan lain masih terbuka untuk dipertimbangkan. Sistem penyangga yang ditentukan akan di desain terhadap pembebanan tanah dan tekanan hidrostatik yang bekerja serta pembebanan teknis baik dari luar maupun dalam yang timbul dari faktor-faktor adanya fondasi, tiang, tekanan air dan beban lalu lintas didekatnya. Persyaratan untuk mengatasi hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari perencanaan konstruksi di tempat tanpa mengalami kerusakan.
9.1.

9.2. Lining di tempat Lining di tempat pada umumnya berupa lapisan beton yang ditempatkan di belakang penutup atau disemprotkan (shotcrete) pada permukaan dalam dari terowongan. Penutup lazimnya dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dipindahkan disepanjang terowongan dan bisa digunakan kembali. Karena itu, penutup ini dibuat seringan dan semudah mungkin untuk dibawa, namun kekuatan dan kekakuannya perlu benar-benar memadai untuk menanggulangi beban-beban yang bekerja baik pada beton basah maupun prosedur penanganannya. Penutup yang lemah akan menimbulkan banyak sekali kesulitan pada terowongan dan dapat diatasi hanya dengan improvisasi akibat situasi yang tak terencana dan berbahaya secara tak terpisahkan serta buruknya kualitas lining. Peralatan yang digunakan untuk mengendapkan beton di belakang penutup dapat berupa pompa beton atau alat pembawa beton lain. Mesin-mesin beton tersebut sering mengeluarkan beton dengan kecepatan tinggi. Ujung pengeluaran (nozzle) harus dipasang dengan benar dan diperkuat; pipa-pipa pembawa di setiap sambungan juga harus diperkuat untuk mencegah supaya tidak terbang, bila suatu sambungan pecah selama pengecoran beton. Di sekitar tempat pipa pengecoran beton yang mempunyai kecepatan tinggi tersebut, orang tidak diijinkan bekerja. Dengan menggunakan beton semprot, bahaya tersebut di atas dapat dikurangi dan dilokalisir, karena pekerjaan shotcrete tersebut tidak memerlukan penutup sebagai tambahan, campuran kimia aktif sering digunakan. Operator harus diperlengkapi dengan pakaian pelindung dan
32

SNI 03-6460.1-2000 penutup hidung, apabila proses memerlukannya. Kondisi kulit yang terbuka harus dilindungi dengan krim pelindung. Fasilitas ruang cuci dan ganti pakaian harus disediakan. Di lapangan lebih sering mengatur kru dibanding nozzleman, untuk bekerja jauh dari tempat pengecoran jadi akan dapat memperbaiki lingkungan kerja.
Catatan : Acuan hendaknya juga dibuat untuk butir 16 mengenai pengendalian debu. Pipa penyalur beton semprot hendaknya dikaitkan atau dirantai pada sambungan (joint) untuk mencegah agar tidak terbang jika terjadi kerusakan (pecah) pada sambungannya.

Rusuk busur dengan lapis lindung, atau sistem lain, bisa dipakai sebagai penyangga sementara dalam sebuah terowongan yang memerlukan lining di tempat secara permanen. Dalam kasus demikian, lining ini pada umumnya akan dibangun sebagai bagian dari lining permanen, mungkin dengan rusuk tambahan atau perkuatan tambahan sebagaimana dianjurkan. Pemakaian kayu lunak yang belum diperbaiki umumnya dihindari (lihat butir 7.5.1 dan 7.5.2 [Bagian 1]). Lining Pracetak 9.3.1. Umum Lining pracetak paling umum digunakan untuk terowongan-terowongan berbentuk bulat dan kadang-kadang digunakan untuk terowongan berpenampang oval atau bentuk penampang lain. Jenis lining ini dapat dibagi menjadi dua katagori umum, yaitu : (a) Sistem baut atau sistem yang strukturnya kaku yang dapat menyangga diri sendiri dan di luar di mana graut harus diinjeksikan untuk menyangga tanah; (b) Sistem-sistem yang diperluas dan dimasukkan ke dalam tanah dengan dorongan dari sekelilingnya dan meneruskan tahanan langsung ke tanah. 9.3.2. Segmen Pada kedua kasus, lining ini terdiri dari sejumlah unit (segmen) yang membentuk cincin. Unit-unit ini lazimnya terbuat dari besi tuang atau beton, namun baja atau bahan-bahan lain bisa juga digunakan. Bentuk segmen dari unit-unit tersebut memerlukan penyesuaian terhadap peralatan yang biasa dan perlengkapan alat-alat khusus untuk keamanan, penanganan yang efisien dan pemasangan. Masalah-masalah pengangkatan dan transportasi unit-unit tersebut dapat disederhanakan, jika dipertimbangkan sebelum pembuatannya dan bertalian dengan peralatan untuk menanganinya, yang hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga setiap pelaksanaan dapat dilakukan dengan aman. Segmen-segmen hendaknya dilengkapi dengan lubang atau alat-alat pelengkap/tambahan yang memadai untuk melakukan penanganan yang aman. Semua peralatan harus diuji dan digunakan sesuai dengan persyaratan yang berlaku (lihat butir 7. [Bagian 3]). Tumpukan segmen pada permukaan harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan pembebanan tambahan pada terowongan yang digali atau beban berlebihan pada tanah yang ditempatinya. Setiap lapisan dan tumpukan papan harus diberi papan untuk menjamin stabilitasnya dan memudahkan pengambilannya. Suatu alat tambahan yang dengan cepat dapat dilepas dan dipasang, misalnya jari-jari pengangkat harus disediakan, apabila telah di desain untuk mencegah kecelakaan saat membongkarnya. 9.3.3. Transportasi dan Pemasangan
9.3. 33

SNI 03-6460.1-2000 Transportasi atau pengangkutan segmen-segmen biasanya dilakukan dengan lori. Beberapa alat pelengkap atau lori yang dibuat secara khusus harus disediakan sedemikian rupa sehingga muatan tidak dapat bergeser selama pengangkutan. Dalam terowongan yang besar dan dengan unit-unit yang berat sistem ereksi segmen khusus harus disediakan, tetapi alat-alat atau cara-cara penanganan di muka kerja hampir selalu tak terhindarkan untuk melibatkan pelaksanaan secara manual, setidak-tidaknya dalam memandu unit tersebut pada posisinya. Prosedur yang digunakan untuk pemasangan unit-unit tersebut harus dipertimbangkan berdasarkan instruksi yang dikeluarkan sesuai dengan tanggung jawabnya. Luka pada tangan dan kaki sering terjadi, bila tangan dan kaki tersebut terjepit diantara unitunit atau diantara unit dengan peralatan. Alat-alat pembantu tangan harus disediakan untuk mengurangi bahaya tersebut. Bahaya tertentu dapat terjadi saat mengencangkan baut-baut terowongan, apabila kunci yang digunakan terpeleset dengan menggunakan tangga yang besar. Operator harus memastikan dirinya sendiri cara berdiri dan pelindungnya terhadap terpeleset atau jatuh. 9.3.4. Grauting. Grouting yang benar pada lining yang dibaut adalah penting sekali untuk menjamin kehandalan strukturnya. Kontak penuh dan seragam antara lining dengan tanah merupakan sasaran dari grouting. Dalam kasus-kasus di mana tanah itu cenderung untuk bergerak dengan cepat, dan penghindaran penurunannya merupakan hal yang penting, maka geiling grout harus diinjeksikan sesegera mungkin pada tekanan tertentu untuk menjamin agar semua rongga terisi. Apabila penerowongan melalui material yang kohesif atau pasir yang tersemen secara lemah, atau bila penurunan bukan merupakan hal yang penting, berdasarkan saran seorang ahli teknik yang berpengalaman, injeksi bisa ditangguhkan hingga beberapa cincin telah terpasang. Hal tersebut kemudian digraut dalam suatu operasi tunggal. graut yang kental, terdiri dari semen, campuran semen, campuran flyash atau campuran bentonit, diinjeksi melalui pipa-pipa pada tahanan tertentu, menggunakan bejana graut dan pompa graut serta mengisi ruangan dari bawah ke atas. Tekanan yang dikehendaki tergantung dan kekentalan graut, permeabilitas tanah, kedalaman overburden dan keberadaan bangunan bawah tanah. Pemberian tekanan tersebut harus ditentukan oleh ahli yang berpengalaman. Kebocoran graut dapat terjadi, apabila campuran seger pada tekanan tertentu, terutama pada ujung pipa injeksi. Alat injeksi harus digunakan sedemikian rupa, sehingga alat khusus dibuat pada lining, misalnya konektor yang ada dradnya, atau keras terbuat dari karet. Pada kondisi tertentu, sistem dua bagian grauting dapat menjadi efektif; kerakal bundar yang dinjeksikan saat pelindung didorong dimaksudkan untuk membuat penyanggaan secepat mungkin; rongga yang terdapat pada kerakal bundar dinjeksi dengan semen atau bahan graut lain yang sama. Banyak campuran graut yang mengandung material yang dapat mempengaruhi kulit dan mata. Pakaian dan pelindung mata adalah penting, apabila diperlukan, alat penutup hidung harus dipakai guna melindungi terhadap debu. Bejana graut bertekanan udara yang merupakan suatu alat bertekanan, adalah suatu peralatan yang berpotensi berbahaya dan harus dioperasikan hanya oleh petugas yang telah memahami instruksi penggunaannya. Mesin grauting harus dibersihkan segera setelah digunakan dan dipelihara secara teratur. Batang-batang yang mempunyai drad untuk memperkuat tutup perlu diperiksa setiap hari, dan harus diganti segera kalau sudah nyata-nyata aus. Kisi-kisi harus
34

SNI 03-6460.1-2000 disediakan untuk mencegah agar tangan operator tidak terkena mata-pisau mesin pencampur. Tindakan darurat mungkin diperlukan, tatapi sangat bervariasi, tergantung dari jenis dan pabrik pembuat bejana dan pompanya. Konstruksi Bukaan Apabila bukaan yang berukuran besar diperlukan agar bisa ke luar dari terowongan, maka sebaiknya membangun terowongan utama terlebih dahulu dan kemudian bukaannya. Penopang dan rangka sementara yang memadai untuk menyangga keseluruhan beban yang diperkirakan (termasuk yang ada pada cincin yang membentuk tiang pintu pada bukaan) harus didesain terlebih dahulu dan diletakkan pada tempatnya. Pengalaman luas tentang jenis pekerjaan ini diperlukan, baik untuk desain maupun pelaksanaannya. Adalah penting sekali untuk menjamin adanya hubungan antara bagian pekerjaan sementara dan pekerjaan permanen. Semua penopang hendaknya dikencangkan kuat-kuat dengan baji terbuat dari kayu keras atau baja.
9.4.

Pemantauan terhadap Beban dan Deformasi Untuk keamanan pada setiap tahapan konstruksi terowongan berdiameter besar, atau ditempattempat dimana gerakan atau penurunan merupakan hal khusus yang sensitif, maka inspeksi yang sama terhadap lining yang sudah selesai dibuat oleh seorang ahli yang sudah terbiasa dengan jenis pekerjaan itu penting dilakukan. Dalam beberapa kasus, lining yang telah selesai dibuat perlu diperiksa terhadap penurunan dan perubahan bentuk. Rincian tentang segala retakan yang ada hendaknya juga dicatat dan tetap diamati, bocornya air atau material halus harus dicatat; baut-baut longgar, sumbat graut serta lubang graut yang kosong harus ditandai dan dicatat. Penurunan pada permukaan dan dekat fondasi dari bangunan lain dapat mempengaruhi secara serius terhadap keamanan terowongan. Penurunan di atas terowongan hampir tidak dapat dihindari pada tanah lunak dan pada kedalaman terbatas. Hal tersebut biasanya dapat dikurangi sampai pada tingkat tertentu dengan metoda dan teknik khusus. Biaya perbaikan terhadap penurunan ini harus dinilai sebelum dilaksanakan dan harus dibandingkan terhadap biaya lain, seperti biaya perbaikan terhadap bangunan yang berpengaruh oleh penurunan. Perbedaan penurunan di antara bagian-bagian berbeda dari bangunan yang sama dapat menjadi masalah yang serius. Pemeriksaan rutin terhadap setiap bangunan yang terpengaruh oleh penurunan hendaknya terdiri atas pemotretan, inspeksi dan pencatatan retakan-retakan dan kerusakan sebelum dan sesudah penggalian terowongan, dengan melakukan pengukuran yang teliti berdasarkan titiktitik acuan di luar zone pergerakan. Dalam kasus-kasus khusus dimana suatu struktur sangat sensistif terhadap penurunan, maka pemantauan yang lebih cermat mungkin diperlukan dengan menggunakan inklinometer dan pengukur regangan dalam lubang bor atau tiang.
9.5.

10.

Pekerjaan dengan Udara Bertekanan 10.1. Umum Butir ini dimaksudkan untuk menghadapi masalah keamanan dalam pekerjaan dengan udara bertekanan dari sudut aspek teknik sipil. Peraturan sesuai dengan hukum yang berlaku dalam mengendalikan pekerjaan dengan udara bertekanan dikemukakan di bawah ini sebagai Peraturan-peraturan. Standar ini berasal dari peraturan-peraturan tersebut namun sifatnya hanya sebagai keterangan dan tambahan saja. Peraturan-peraturan itu tidak diulangi secara terinci dan hendaknya diarahkan secara langsung.
35

SNI 03-6460.1-2000 Perbaikan-perbaikan utama yang telah disarankan bagi peraturan tersebut adalah pemakaian 1 bar (1 bar = 105 N/m2 = 100 kPa (0,989 atm.) sebagai tekanan kritis yang merupakan harga batas minimum yang harus diterapkan lebih ketat, dikombinasikan dengan tabel dekompresi baru (Black pool tables), dan umumnya memerlukan supervisi medis yang lebih terinci bagi orang-orang yang bekerja dalam lingkungan udara bertekanan. Udara Bertekanan : Efek Fisis 10.2.1. Keseimbangan Hidrostatis Dalam penggalian terowongan melalui lapisan tanah pembawa air, salah satu cara untuk mengurangi volume air yang mengalir ke muka kerja, adalah memasukkan ke dalam terowongan itu tekanan udara yang diseimbangkan. Pada setiap muka kerja tinggi tekanan pada dasar terowongan lebih besar dibandingkan pada mahkota. Jika tekanan udara yang digunakan terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat meningkatkan bahaya semburan yaitu udara yang terlepaskan membuka jalur yang diperbesar melalui tanah di atasnya yang mengakibatkan terjadinya kehilangan tekanan udara dan masuknya air kedalamnya. Jika tekanan udara yang digunakan terlalu rendah, terjadi aliran air pada dasar terowongan secara berlebihan dan menyebabkan runtuhan muka kerja apabila muka kerja itu tidak disangga dengan memadai. Jadi keseimbangan hidrostatis tersebut bersifat tidak stabil. Pada suatu medium yang cair sepenuhnya keseimbangan tak mungkin terjadi; keseimbangan bergantung pada lapisan yang mempunyai kohesi dan resistensi terhadap aliran air dan udara. Bahaya yang lebih besar mungkin timbul dari tekanan udara yang berlebihan dan oleh karena itu dapat dilakukan secara praktis menjaga kondisinya seimbang mungkin, bahkan pada lingkungan di atas mahkota terowongan dengan membiarkan kondisinya basah dan memperkuatnya dengan penyangga. Kontrol terhadap tekanan udara harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman. Tekanan tidak boleh dinaikkan begitu saja untuk membuat kondisi pada muka kerja yang nyaman tanpa mempertimbangkan dengan cermat pengaruh lainnya. 10.2.2. Tekanan Penyangga. Apabila udara bertekanan digunakan pada lapisan tanah yang kedap air, tekanan udara tersebut menimbulkan adanya tekanan penyangga pada tanah. Hal ini tidak dapat diandalkan pada waktu mendesain penyangga tanah secara langsung, karena tekanan udara sepenuhnya akan terjadi pada setiap rekahan oleh sebab udara bisa masuk ke dalamnya, yang dapat menghilangkan tekanan efektif pada muka kerja terowongan. Apabila suatu terowongan kenyataannya tidak terletak pada lapisan pembawa air tetapi mungkin menembus lapisan tanah tersebut (seperti misalnya bila lapisan penutup berupa lempung adalah dangkal), maka mungkin dapat merupakan suatu tindakan pengamanan untuk menggunakan udara bertekanan pada tekanan nominal yang rendah yang dalam keadaan darurat dapat ditingkatkan dengan cepat. 10.2.3. Pembebanan Tanah Apabila suatu terowongan sedang digali di bawah lapisan penutup yang dangkal, bahaya semburan bisa dikurangi dengan tindakan pengamanan berupa pembebanan tanah, yakni pembuatan urugan rendah di atas terowongan di permukaan atau dengan membuat selimut lempung di dasar sungai. 10.2.4. Perilaku Tanah Lunak Apabila penggalian terowongan melalui kerakal atau pasir sebagai lapisan pembawa air, penggunaan udara bertekanan adalah dimaksudkan untuk menahan masuknya aliran air. Udara yang lolos di bagian atas muka kerja, memindahkan air di dalam rongga antar butir kerikil dan
10.2. 36

SNI 03-6460.1-2000 secara progresif mempermudah terjadinya jalur pelepasan udara dan menambah keperluan volume udara yang disuplai. Pada waktu yang sama, pengaliran air yang masuk ke bagian bawah muka kerja itu cenderung membawa masuk lanau dan pasir halus yang dapat membuka alur yang dapat meningkatkan aliran air masuk ke bagian muka kerja. Kemajuan yang menerus dari muka kerja sampai pada tanah tak terganggu dapat meniadakan tendensi tersebut. Namun disarankan untuk melakukan perbaikan dengan cara menyumbat alur air dengan lempung, bentonit, graut atau material lain serta pembuatan penyangga kayu, bila kondisinya menjadi sulit atau perbaikan tersebut penting dilakukan, bila kemajuan pekerjaan tertunda oleh suatu alasan. Lanau adalah bersifat lebih lulus air dan mempunyai kohesi yang cukup saat dihampar, tetapi kadar air menjadi faktor yang kritis; yaitu pada kondisi kering lanau menjadi mudah menggumpel dan pada kondisi basah lanau dapat menjadi cairan. Jadi, sangat penting untuk mengkontrol kadar airnya; tetapi tidak ada pengganti untuk penyangga tertutup yang merupakan hal yang penting karena adanya air. Lempung boleh dikatakan kedap air dan udara, tetapi mungkin mengandung rekahan atau mungkin bersifat lunak dan plastis secara berlebihan. Pada batuan lunak, misalnya kapur (chalk), udara bertekanan digunakan untuk mengkontrol masuknya air melalui kekar dan rekahan. Pada kapur, khususnya dekat puncak lapisan, bahaya khusus timbul akibat adanya kapur dempul lunak dan dari lubang-lubang lama yang terisi oleh kerikil. 10.2.5. Bocoran Eksternal Pada hampir semua penggalian terowongan dengan udara bertekanan, bocoran udara di muka kerja dan melalui lining di belakang muka kerja tersebut cukup besar. Udara yang terlepas dapat merusak bangunan di sekitarnya, dan jika terakumulasi di bawah membran kedap air maka akan terjadi gaya angkat (uplift). Sebagai alternatif lain jalur udara yang memindahkan air, dapat memperlemah fondasi dan mungkin dapat menyebabkan penurunan tiang, terutama dekat tebing sungai; dan juga bisa mengganggu sistem pembuangan dan drainasi. Keamanan dapat ditingkatkan dengan mengurangi kehilangan udara seminimum mungkin. Udara dengan ventilasi terpisah perlu disediakan seperlunya sampai keperluan tertentu (lihat butir 10.4.1 [Bagian 1]). Terowongan dengan udara bertekanan selalu dilaksanakan dengan lining segmental pracetak dari besi tuang atau beton yang dipasang sedekat mungkin di belakang penggalian sedemikian rupa untuk menutup bagian tanah yang terbuka. Kehilangan udara di belakang lining dapat dan harus dikurangi dengan grouting melalui lining yang telah selesai atau dengan pendempulan dan pengisian kekar serta perkuatan dengan baut. Cara perbaikan tersebut harus memadai untuk menahan tekanan air, bila tekanan udara dikurangi dan terjadi pergerakan pada lining. Penyemprotan dengan bentonit pada muka kerja dapat dipertimbangkan. 10.2.6. Penghilangan Tekanan Udara dari Ruang Kerja (Depressurizing) Pengalaman menunjukkan bahwa penghilangan tekanan udara dari ruang kerja secara cepat dapat menyebabkan tekanan luar yang lebih besar pada lining dari sumuran dan terowongan. Dalam beberapa kasus, sumbat graut sementara dari kayu telah tertiup kembali masuk ke dalam terowongan yang menyebabkan masuknya lanau lunak atau pasir ke dalam tempat pekerja tersebut, sehingga menimbulkan kehilangan tanah di luar tempat pekerja tersebut. Disarankan bahwa penghilangan tekanan tersebut dilakukan berangsur-angsur sedemikian rupa sehingga memungkinkan udara yang terperangkap dalam tanah sekelilingnya terhembuskan ke luar dari tempat kerja (lihat juga butir 10.4.2 [Bagian 1]). Berdasarkan hasil pengamatan, khususnya dalam terowongan di bawah sungai, bahwa gelembung udara terus muncul selama beberapa saat setelah tekanan udara di dalam terowongan dihilangkan, sehingga dapat dikonfirmasikan bahwa udara tidak hilang seluruhnya.
37

SNI 03-6460.1-2000 10.2.7. Penurunan Sumuran Apabila sumuran diturunkan dengan menggunakan kunci udara vertikal, dua posisi dek udara bisa dipertimbangkan sebagai berikut : (a) dekat dengan permukaan; (b) jauh di bawah sumuran. Desain lining sumuran dan distribusi material pemberat harus memadai untuk melawan gaya tarik yang terjadi pada lining sumuran akibat gaya angkat pada bagian bawah dari dek udara dan oleh tekanan radial.

Tekanan udara akhir yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi sumuran dan terowongan berikutnya (kalau ada) harus diberikan. Dalam kasus (a) seharusnya memang begitu, yang lepasnya udara melalui sambungan lining dari sumuran (dan terowongan berikutnya) bisa melemahkan penyangga tanah di belakang lining tersebut, yang oleh karena itu seharusnya cukup kuat untuk membiarkan terjadinya hal ini. Dengan volume udara yang kecil dalam sumuran dan jalur cepat udara melalui material ada perubahan temperatur yang cepat terjadi di bagian puncak sumuran. Efek ini akan menyebabkan sambungan itu terbuka dan tertutup yang menyebabkan terjadinya kebocoran udara. Pada kondisi ketika tekanan di dalam sumuran berkurang sampai pada tekanan atmosfir juga perlu dipertimbangkan. Pada kasus (a) kedalaman seluruhnya dari lining akan menahan massa dari dek udara dan pemberat. Pada kasus (b) dek udara akan menahan massa pemberat sepenuhnya dan penjangkauan perlu dilakukan. Ketika penurunan sumuran dilakukan, terutama pada tanah yang urai, akan dihadapi resiko hilangnya tanah dibelakang lining dan hal tersebut tidak selalu dapat diaganti oleh grauting. Kehilangan tersebut dapat berakumulasi saat pembuatan cincin sampai terbentuknya rongga-rongga dibelakang lining. Kondisi tersebut dapat menekan lining yang menyebabkan kerusakan yang terjadi akibat terlepasnya udara keluar dari sumuran yang dapat membahayakan orang yang sedang bekerja di dasar sumuran. Penggunaan suatu perisai sumuran dapat mengurangi bahaya tersebut di atas. Inspeksi yang berulang-ulang terhadap lining sumuran dengan cara mengetuk-ngetuk lining dapat mengetahui dengan pasti apakah penyangga di belakang lining cukup padat. Apabila terdapat rongga di belakang lining, grouting harus dilakukan untuk membuat penyangga lebih kuat dan padat. Kebakaran dan Penyelamatan Dalam Udara Bertekanan 10.3.1. Bahaya Khusus Udara yang tertekan memberikan konsentrasi udara mutlak yang lebih besar dan oleh sebab itu memperbesar terjadinya risiko kebakaran. Semua tindakan pengamanan dan tindakan pencegahan yang diuraikan pada butir 10.3 harus diamati dengan cermat dan tindakan pengamanan tambahan harus dilakukan. Bahan-bahan yang relatif aman pada udara bebas menjadi sangat mudah terbakar dalam udara tertekan. Kayu merupakan bahan dasar untuk konstruksi, tetapi kayu beratpun bahkan dapat mudah terbakar, tidak hanya sekedar menjadi hangus. Percikan-percikan api yang terbang di udara terus terbakar lebih lama dan dapat dengan mudah terbakar karena adanya limbah minyak ataupun perca berminyak. Nilon menyala dengan cepat dan dapat melekat di kulit. Pada umumnya plastik menimbulkan asap tebal, kadang-kadang bercampur dengan racun.
10.3. 38

SNI 03-6460.1-2000 Batere-batere pada mesin-mesin seharusnya jangan diisi dalam ruang kerja yang bertekanan udara. Mesin hidraulik yang mengandung oli dengan tekanan tinggi dapat menjadikan bahaya dalam 2 cara, yaitu : - kebocoran kecil dapat menghasilkan semburan halus dan oli yang telah terbakar; atau - slang oli yang terkupas akan mudah terbakar atau rusak dapat mengakibatkan pecahnya slang yang mengeluarkan oli terbakar dalam jumlah besar.

Sebagai tambahan, kayu dapat menjadai jenuh dengan oli sehingga mengakibatkan lantai kerja dari baja dan jalan kerja menjadi licin. Dengan alasan ini, dipilih sistem hidraulis menggunakan cairan yang mudah terbakar. Oli di dalam transformator atau peralatan listrik lain menimbulkan peningkatan bahaya yang memerlukan penilaian terhadap tindakan pengamanan, baik perlindungan terhadap kerusakan mekanis maupun elektris. Penggunaan alat-alat pembakaran dan pengelasan dalam udara tertekan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Tindakan-tindakan pengamanan yang dikemukakan pada butir 5.2 (Bagian I) harus dilakukan secara cermat. Tidak ada pekerjaan pembakaran atau pengelasan dilakukan dalam udara tertekan, jika tidak ada petugas pengawas kebakaran yang diperlengkapi dengan alat untuk mengeluarkan bunga api Acetylene tidak boleh digunakan untuk tujuan apapun dalam udara tertekan. 10.3.2. Kebakaran Pada Muka Kerja Kayu Apabila udara terlepas pada muka kerja, kayu penyangga yang mempunyai persediaan oksigen yang kontinyu dan oleh karena itu dengan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran. Jalan masuk (akses) menuju tempat kebakaran mungkin sulit dicapai dan kekuatan struktural dari penyangga kayu di muka kerja dapat terancam oleh kebakaran. Pemadaman api dengan bahan graut, lempung atau material lain dikombinasikan dengan pengurangan tekanan udara (sampai pada tingkat yang aman) untuk mengurangi persediaan udara dan menambah lebih banyak air, merupakan tindakan yang tepat. 10.3.3. Perlengkapan Pemadam Kebakaran Air adalah merupakan sumber utama, bersama dengan penggunaan pasir, lumpur dan selimut kebakaran untuk memadamkan api. Perlu dicatat bahwa api yang telah padam dapat terbakar kembali dan perlu dijaga agar tetap didinginkan dengan air dalam jangka waktu lama, dan setelah itu harus diamati secara kontinyu. Alat pemadam api yang bertekanan tidak dapat berfungsi efektif, jika tidak terbukti cukup memadai untuk kondisi yang aktual, karena tekanan udara melawan tekanan yang terjadi. Alat pembantu pernafasan dalam asap harus digunakan hanya oleh mereka yang telah terlatih. Oksigen murni tidak boleh digunakan pada kondisi adanya peningkatan tekanan. Hanya alat pembantu pernafasan yang khusus boleh digunakan (alat ini tidak mempunyai bantalan penyumbat udara pada masker). Pabrik pembuat alat harus dikonsentrasikan terhadap lamanya dari unit terhadap tekanan yang bekerja di dalam ruangan. 10.3.4. Pelatihan Khusus Pemadaman kebakaran dalam udara tertekan memerlukan pelatihan khusus, karena adanya bahaya yang luar biasa dan bahaya tambahan. Regu pemadam kebakaran lokal dan inspektorat pabrik harus diberitahu tentang penggunaan udara tertekan dan diundang untuk ikut serta dalam perencanaan hal-hal yang tak terduga.
39

SNI 03-6460.1-2000 Sesuai dengan peraturan regu pemadam kebakaran tidak wajib untuk melakukan operasi dalam udara tertekan. Pengertian yang jelas perlu dicapai dalam pelayanan bahwa regu tersebut dapat atau akan disediakan untuk mengatasi kebakaran (lihat butir 7.1 [Bagian 2]). Petugas kebakaran yang bertugas dalam udara bertekanan harus diberikan latihan mengenai pelaksanaan locking-in dan locking-out dan harus siap menghadapi bahaya-bahaya yang dicatat di atas. Meskipun petugas kebakaran tidak masuk ke daerah yang bertekanan udara, regu pemadam kebakaran harus menyediakan perlengkapan dan pelayanan penunjangnya. Ada atau tidaknya petugas kebakaran dalam ruangan bertekanan udara, tindakan wal harus segera dilakukan dan regu pemadam kebakaran di lapangan harus tetap ditugaskan dan harus diberi pelatihan mengenai pemadam kebakaran.

10.3.5. Metan Jika penggalian terowongan dalam udara tertekan melalui lapisan batu bara, atau lapisan lain yang serupa, maka ada peningkatan risiko pembakaran, dan penting untuk meminimumkan atau menghilangkan aliran udara ke luar melalui lapisan tersebut dengan menutupnya sesegera mungkin. Adanya gas metan pada tekanan rendah di dalam tanah dapat mengurangi bahaya, apabila tekanan udara cukup tinggi tetapi metan dapat terjadi pada tekanan yang tinggi dan dapat membentuk campuran yang dapat meledak bila tercampur dengan udara bertekanan dalam ruangan kerja atau bocor keluar dari lapisan. Kemungkinan adanya metan tersebut memerlukan studi yang teliti menggunakan alat deteksi dan pengukuran yang memadai diikuti oleh tindakan pengamanan. 9 10.4. Suplai Udara 10.4.1. Kuantitas Peraturan tentang keperluan suplai udara segar minimum dengan laju 0,3 m3/menit per orang pada kondisi tekanan kerja. Laju yang lebih tinggi akan lebih baik seperti yang dikehendaki Pada tanah granular kehilangan udara tertekan melalui muka kerja dan lining bersama dengan debit melalui udara yang terkunci mungkin melebihi nilai minimum, namun terjaminnya persediaan udara segar, lebih disukai dilewatkan melalui pipa sampai ke dekat muka kerja, harus disediakan jika cukup praktis, terutama pada lapisan lempung atau organik atau pada pelaksanaan grouting dalam terowongan berdiameter kecil. 10.4.2. Udara yang Terhilangkan Oksigennya Bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan dengan udara bertekanan adalah berupa udara yang terhilangkan oksigennya. Udara yang terhilangkan oksigennya ini bisa memasuki terowongan bebas yang tertiup ke dalamnya dengan adanya tekanan yang berasal dari terowongan udara tertekan di dekatnya, atau apabila tekanan udara berkurang akibat adanya penurunan tekanan barometrik. Serupa dengan itu, dalam terowongan udara tertekan pengurangan tekanan udara bisa menarik kembali udara yang terhilangkan oksigennya dari dalam tanah. Udara di dalam terowongan itu kemudian menjadi kekurangan oksigen, dan orang-orang yang ada di dalamnya bisa kehilangan kesadaran atau pingsan. Tindakan pengaman harus dilakukan dengan hati-hati dalam menghadapi bahaya tersebut. Hal tersebut dapat diatasi dengan membuat sistem ventilasi yang terpisah. 10.5. Prosedur Penguncian Udara 10.5.1. Umum Kunci udara mencakup adanya lorong bagi personil dan bahan supaya dapat masuk ke dalam dan ke luar dari tempat pekerjaan dengan udara tertekan. Kunci udara adalah ruang yang
40

SNI 03-6460.1-2000 dilengkapi dengan dua pintu masing-masing di tiap ujungnya, berengsel agar dapat terbuka ke dalam dari arah udara bebas ke dalam udara yang tertekan. Masuknya udara tertekan ke dalam kunci udara ini dikendalikan oleh katup, seperti keluarnya ke atmosfir luas. Kecuali, bila penggunaan lorong untuk gang dan material, ruangan yang terkunci tersebut dapat berada dalam kondisi tekanan atmosfir dengan pintu keluar dalam keadaan terbuka dan bagian dalam tertutup, atau pada tekanan yang ada di dalam terowongan dengan pntu bagian dalam harus terbuka dan pintu luar tertutup. Peraturan memerlukan agar apabila setiap orang yang berada dalam ruang kerja, pintu bagian dalam terbuka sebagai jalan keluar, kecuali hal tersebut tidak praktis. Setiap pintu yang digunakan adalah dijaga tertutup oleh tekanan udara yang lebih tinggi dan dibuat kedap udara oleh strip penyumbat yang fleksibel. Penanganan terhadap pintu pengunci yang kurang hati-hati dengan segel yang rusak, pembukaan atau penutupan udara yang tidak benar, atau bocornya katup-katup udara, dapat mengakibatkan terjadinya situasi yang berbahaya bila ruangan ini tak tersedia supaya orang dapat lolos keluar, atau untuk masuk ke tempat kerja. Oleh sebab itu sangat perlu bagi orang yang menggunakan ruang tersebut, kunci guna masuk ke dalam terowongan diinstruksikan agar : (a) menutup pintu bagian dalam setelah masuk dan kembali dengan memeriksa ruangan ke arah bagian luar dari kunci udara yang ada; atau (b) membiarkan pintu bagian dalam terbuka lebar sehingga bila terkunci dari dalam ia mempunyai jalan masuk langsung ke ruang kunci udara tersebut. 10.5.2. Penguncian Dalam Apabila orang menggunakan ruang kunci udara untuk masuk ke tempat pekerjaan dengan udara tertekan, mereka pertama-tama memasuki ruang kunci udara dan pintu luar di belakangnya ditutup. Udara tertekan dikontrol oleh petugas pengunci bagian luar atau oleh petugas yang telah diberi kuasa di bagian dalam kunci udara. Petugas yang tidak berpengalaman tidak boleh melewati ruangan kunci udara sendirian dan harus ditemani oleh petugas yang bertanggung jawab dan telah berpengalaman. Jika ruang kunci udara ini diperlukan untuk masuk lebih jauh, maka pintu bagian dalam harus ditutup setelah petugas masuk sebagaimana dijelaskan di atas. Tanggung jawab untuk kembali atau tidak kembali ke ruang kunci udara tersebut, harus secara khusus diserahkan kepada petugas yang telah berpengalaman yang melewati ruang kunci udara tersebut, kecuali apabila di tempat itu ada petugas pengunci bagian dalam. 10.5.3. Penguncian Luar Supaya petugas dapat masuk ke ruang kunci luar, pintu bagian dalam dari ruang kunci udara ini perlu dibuka dan pintu bagian luar ditutup, ruang pengunci berada pada kondisi bertekanan udara. Kecuali dalam keadaan darurat, penguncian luar diberlakukan di bawah kontrol pengawas pengunci. Prosedur penghilangan tekanan udara adalah kemudian merupakan kebalikan dari prosedur pemberian tekanan udara, tetapi harus diatur dengan ketat di bawah kontrol langsung dari pengawas pengunci, sesuai dengan waktu dan tekanan pada laju yang tepat menurut tabel yang telah disetujui. Ruang kunci udara harus selalu berada di bawah pengawasan petugas pengunci yang sudah berpengalaman setiap saat, kita setiap orang berada di tempat pekerjaan dengan udara tertekan. 10.5.4. Arloji Ukur dan Kontrol Arloji ukur yang menunjukkan dengan teliti tekanan udara di dalam ruang kerja dan di dalam ruang kunci udara serta sebuah jam harus disediakan di tempat yang mudah dilihat oleh petugas pengunci setiap waktu sambil melakukan tugas-tugasnya. Arloji ukur yang
41

SNI 03-6460.1-2000 menunjukkan tekanan udara dalam ruang kunci udara serta sebuah jam yang tampak dengan jelas dari dalam ruang kunci udara, juga disediakan. Katup pengontrol untuk pemasukan dan pengeluaran udara ke dan dari ruang kunci udara harus dipasang, saat akan digunakan oleh pengawas ruang. Katup tersebut dapat mengatur sesuai dengan laju tekanan dan penghilangan tekanan yang diperlukan. Sebagai tambahan, sebuah katup pengukur udara ke dalam ruangan harus dipasang di dalam ruang kunci udara supaya dapat digunakan oleh petugas berwenang. Sebuah katup pelepasan udara dari ruangan kunci udara yang harus dipasang di dalam ruangan, tetapi hanya boleh digunakan saat tekanan di bawah 1 bar atau dalam keadaan darurat.

Alat kontrol otomatis bisa digunakan tergantung pada adanya alat pengatur yang cukup teliti mengenai tekanan dan waktu, namun katup kontrol manual yang siap digunakan sebagai cadangan juga harus disediakan. Telepon juga perlu disediakan (lihat butir 10.2 [Bagian 2]). 10.5.5. Konstruksi sekat dan kunci udara serta perlengkapannya Setiap sekat atau diafragma kedap udara yang menahan udara tertekan dalam suatu terowongan atau sumuran, perlu dapat membawa gaya dorong udara tertekan sepenuhnya pada tekanan maksimum. Jika sekat terletak melintang di terowongan, tempat pengangkerannya ke dalam dinding terowongan harus cukup memadai untuk menyangga beban total serta setiap ruang kunci udara atau lubang tertutup lainnya harus diangkerkan dengan memadai ke dalam sekat. Pengujian terhadap ruang kunci udara harus dilakukan pada tekanan udara yang digunakan untuk bekerja dan tidak boleh melebihinya. Pengujian sekat (bulkhead) di tempat harus dilakukan pada tekanan udara untuk bekerja dan tidak boleh melebihi kapasitas desainnya. Apabila sekat mengambil tempat dari dek udara horisontal yang terletak melintang sumuran, harus dipilih massa yang cukup kuat untuk menahan gaya dorong akibat gaya gravitasi dan harus disesuaikan terhadap kekuatan tarik dari baja tuang atau beton. Dek udara harus di desain untuk memikul semua beban mati, ketika sumuran sedang dalam keadaan tertekan. Kebutuhan dasar konstruksi ruang kunci udara adalah sebagai berikut. (a) Kekuatan untuk menahan setiap tekanan udara apapun, internan atau eksternal, yang terhadapnya, suatu struktur dapat terpengaruh dalam pemakaiannya maupun dalam keadaan darurat. Pintu-pintu ruang kunci udara terbuat dari baja. (b) Dimensinya cukup untuk sejumlah orang yang mungkin akan menggunakan ruang kunci udara di setiap waktu. (c) Tempat pengangkeran ruang kunci udara untuk mengatasi dorongan akibat tekanan udara pada ujung-ujung ruang kunci udara, dengan tempat pengangkeran didesain untuk menyangga semua beban dengan aman. (d) Kekedapan udara dari ruang kunci udara itu sendiri, dan peralatan yang memadai untuk menutup pintu-pintu tersebut, bahkan pada tekanan yang rendah. (e) Pembuatan dinding bagian dalam kunci udara untuk menghilangkan hilangnya udara dalam jumlah yang besar. (f) Bahan-bahan tahan api yang digunakan sampai ke tingkat tertinggi yang dapat digunakan dalam praktek. Kunci dari baja tuang harus terdiri konstruksi dua ruangan, seperti halnya kunci medis. Lampiran A Daftar Istilah
42

SNI 03-6460.1-2000 Tabung gas Tahan api Tanah bekas galian Tandu Terowongan pemandu Tidak terlindung Tindakan pengamanan Titik tetap Tudung Ujung alat las : : : : : : : : : : gas cylinder flame proof muck stretcher pilot tunnel exposure precaution benchmark (b.m) shield torch

43

SNI 03-6460.1-2000 Lampiran B Daftar Nama dan Lembaga 1) 2) Pemrakarsa Pusat Litbang Teknologi SDA, Badan Litbang Kimbangwil Penyusun NAMA Ir. Agus Pudji Prawoto, M.Sc. Djoko Mudjihardjo, ME. LEMBAGA Pusat Litbang Teknologi SDA Pusat Litbang Teknologi SDA

44

SNI 03-6460.1-2000

DAFTAR ISI
Hal. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ruang Lingkup Acuan.. Pengertian Organisasi dan Administrasi Informasi dan Penyelidikan Perencanaan Hal Tak Terduga Penggalian dan Penyangga Awal Pengelolaan Air Penyangga Permanen.. Pekerjaan Dengan Udara Bertekanan. 1 1 1 1 8 12 15 29 32 35 42 43

Lampiran A : Daftar Istilah Lampiran B : Daftar Nama dan Lembaga

45

You might also like