You are on page 1of 4

Peningkatan Profesionalisme dan Etos Kerja PNS

Zainuri Hanif PNS Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika, Indonesia Email: zainurihanif@gmail.com Website: http://zainurihanif.com

The brick walls are there for a reason, the brick walls are not there to keep us out, the brick walls are there to give us a chance to show how badly we want something. (Randy Pausch The Last lecture) Tembok penghalang berdiri disana karena suatu alasan, bukan untuk menghalangi kita. Tembok penghalang itu ada untuk memberi kesempatan kita menunjukan sekuat apa keinginan kita mencapai sesuatu.

Dalam bekerja, kita dihadapkan dengan profesionalisme. Dan kondisi bangsa Indonesia yang carut marut ini membuktikan bahwa profesionalisme kita masih jauh dari harapan. Jumlah PNS Indonesia saat ini ada 4,5 juta orang atau sekitar 2% jumlah penduduk Indonesia. Padahal negara lain seperti di Malaysia aparaturnya empat persen dari jumlah penduduk, Singapura 3,7 persen. Namun jika ditambah, apakah kemudian profesionalitas itu bisa dicapai? Ternyata tidak! masih banyak yang harus dibenahi dari sekadar jumlah yang memadai itu. Masyarakat kita sekarang sudah apatis dengan PNS, walau segala daya dan upaya sudah dikerahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan etos kerja dan profesionalitas PNS. Belajar dari Negara lain, beberapa waktu yang lalu, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, M.Si, Ketua STPP Malang memberikan ceramah dalam acara bulanan KORPRI di Balittas (Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat). Ada tayangan .ppt menarik mengenai profesionalitas di Negara lain. Di Australia, sudah ada gerai atau took yang menjual produk pertanian lengkap dengan labelnya dari daerah mana, siapa produsen (petaninya), bahkan siapa penyuluhnya. Sedangkan di Jepang, karena kondisi alam, mereka sudah melakukan usaha tani dalam gedung. Menanam padi dalam ruang dan berbagai tanaman lainnya dengan media kertas dan unsure mineral sehingga tidak becek bila dibandingkan dengan media tanah. Yang lebih menarik lagi, di Jepang, peneliti disana tidak memakai angka kredit. Tapi harga diri dipertaruhkan lewat nama marga. Semakin banyak dan bermanfaat hasil penelitiannya, semakin naik pula harga diri marganya. Dana penelitian juga tidak sebagaimana kita, didapat dengan APBN (DIPA), tetapi dilakukan secara kompetitif atau hibah seperti yang sudah dirintis oleh Kemendiknas atau Badan Litbang Pertanian. Cara seperti ini lebih mendidik karena adanya persaingan sehat, yang berkualitas itulah yang lolos. Hal yang dilakukan di Jepang misalnya membuat tomat berumur 5 tahun dengan persilangan batang bawah dan membuat stroberi menjadi lebih tebal kulitnya sehingga lebih awet dan tidak mudah rusak. Penelitian selalu dimulai dari akar masalah sehingga benar-benar bisa diaplikasikan. Industri dan masyarakat berlomba-lomba menerapkannya.

Profesionalisme adalah memberdayakan segala daya dan potensi yang dimiliki. Namun bekerja secara professional juga harus mengingat keseimbangan. Jangan sampai terlalu mengejar dunia, kemudian lupa akan akherat. Steve Jobs ketika berumur 17, membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar. Dan itu menjadi prisip hidupnya. Prinsip itu sebenarnya sudah kita punyai, Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, Dan bekerjalah untuk akheratmu seakan kamu mati besok Semangat kerja yang tidak diimbangi dengan ruhiyah yang tidak kuat menyembabkan stress, dan akhirnya bunuh diri. Di jepang ada professor yang bunuh diri. Laporan dari Republika (Maret 2011), jumlah kasus bunuh diri di Jepang turun 3,5 persen pada 2010 dengan angka di bawah 32.000 untuk pertama kali dalam sembilan tahun. Namun, Jepang masih menjadi negara dengan angka bunuh diri tertinggi di antara negara-negara industri yaitu 24,9 per 100.000 orang. Profesionalisme PNS mulai dibenahi dengan rekruitmen PNS yang bersih dan transparan. Anakanak muda sekarang ini mulai banyak yang tertarik masuk PNS. Jika dulu lulusan terbaik negeri ini banyak ke perusahaan asing dan swasta, sekarang mulai berubah. TIdak hanya BUMN saja yang diminati, tetapi PNS di pusat maupun daerah lebih banyak peminatnya. Dan nyatanya banyak anak muda yang diterima. Beberapa waktu lalu, wapres Budiono mengunjungi Singapura dan tertarik dengan sistem rekruitmennya. Teo Chee Hean yang menjabat sebagai menteri pertahanan dan pejabat yang membawahkan pengelolaan birokrasi di Singapura mengatakan bahwa Singapura dikenal sebagai negara yang melakukan pola rekrutmen yang sangat terbuka. Yakni, bisa merekrut pegawai-pegawai swasta untuk dijadikan PNS tanpa melalui jenjang karir dari bawah. Sebaliknya, para pegawai pemerintahan juga bisa dibajak sementara oleh swasta, lantas bisa kembali lagi menjadi PNS. Tentu jika bisa kita lakukan hal ini sebuah kemajuan yang berarti untuk memutus rantai kebobrokan PNS Indonesia selama ini. Kekuatan Spiritual Menjadi Kekuatan Fisik Betapa banyak kiranya sebuah usaha, sekuat apapun ternyata tidak berhasil. Manusia sebagai makhluk tertinggi ciptaan Allah memiliki kemampuan tak terbatas. Tidak saja kemampuan fisik, intelektual, dan moral, tetapi juga kekuatan spiritual. Sebagian dari kekuatan itu telah dikenali dengan baik, tetapi sebagian lagi, terutama yang berhubungan dengan kekuatan rohani manusia (spiritual power). Menurut al-Qaradhawi, ada beberapa cara yang perlu dilakukan untuk mengasah dan mempertinggi kekuatan spiritual ini. Pertama, al-iman al-`amiq, yaitu memperkuat iman kepada Allah SWT dengan selalu mengesakan dan menyandarkan diri hanya kepada-Nya. Kedua, al-ittishal al-watsiq, yaitu membangun hubungan dan komunikasi yang kuat dengan Allah SWT. Komunikasi dilakukan dengan ibadah dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah wajib (al-mafrudhat) ataupun ibadah-ibadah sunah (al-mandubat). Ketiga, tathhir al-qalb, yaitu upaya menyucikan diri dari berbagai penyakit hati. Kekuatan spiritual, menurut Qaradhawi, berpusat di hati atau qalb, fu`ad, atau al-ruh. Penyucian dilakukan agar hati atau kalbu sebagai "pusat kesadaran" manusia menjadi "sensitif" sehingga

senantiasa ingat kepada Allah, takut akan ancaman dan siksa-Nya, serta penuh harap (optimistis) terhadap rahmat dan ampunan-Nya. Menurut al-Qaradhawi, kekuatan spiritual ini adalah pangkal (al-asas), sedangkan kekuatankekuatan lain hanyalah penunjang (al-musa`id). Bahkan, menurut Sayyid Quthub, tak ada kekuatan lain yang bisa menandingi kekuatan yang satu ini. Nabi SAW dan kaum Muslim pada awal periode Islam diminta oleh Allah SWT agar mempertajam kekuatan ini dengan turunnya surah Almuzammil dan Al Muddatstsir. Bekerjalan karena Ibadah, Bekerja itu Bukan karena Atasan Betapa banyak pemimpin di negeri ini yang takut akan kehilangan jabatan sehingga melakukan banyak cara. Berbagai usaha dilakukan untuk membuat senang atasan. Bekerja giat hanya jika dilihat atasan dan melaporkan hal yang baik-baik atau bergerak jika sudah disuruh tanpa adanya inisiatif untuk memulai segala sesuatunya dengan resiko-resiko dibaliknya. Sebagai PNS, atasan dipilih dan berganti menjadi sebuah hal yag biasa. Namun, masih saja banyak yang berdebar-debar ketika detik-detik menjelang pemilihan itu berlangsung. Ada kasak-kusuk, ada harapan, ada yang bahagia, ada juga yang kemudian kecewa. Padahal pergantian itu biasa. Tidak mungkin semua bisa mendapatkan jabatan. Tidak harus orang yang lebih senior, jabatannya tinggi, missal professor atau PNS golongan IVE (kalau di peneliti, APU Ahli Peneliti Utama), kemudian harus diangkat menjadi pemimpin. Tidak harus! Kalau logikanya begitu, mengapa presiden, atau menteri tidak seorang professor atau yang lebih tua? Atau di perusahaan misalnya, yang sudah lama mengabdi itu yang dijadikan diektur atau CEO-nya? Untuk menjadi pemimpin butuh skill khusus selain ilmu yang dimiliki dalam kepakarannya. Ia butuh sikap kebijaksanaan, ketegasan, adil, kemampuan berkomunikasi dan membangun jaringan. Apa yang terjadi terhadap Khalid bin Walid sahabat Nabi perlu kita teladani. Sebelum Masuk Islam Khalid adalah pemimpin pasukan berkuda Quraisy, pahlawan bagi kaum Quraisy, mengalahkan pasukan Muslim dalam Perang Uhud dengan strategi jitunya. Setelah masuk Islam, Khalid menyertai lebih dari 100 peperangan, memimpin dalam perang Muktah melawan Romawi, berperang melawan Persia, memimpin melawan tentara Romawi di Yarmuk, merebut Damaskus dari Romawi, ,mnaklukkan Mesir, merebut dan menyelamatkan Baitul Maqdis. Ia menjadi komandan favorit di zaman Rasulullah dan Abu Bakar Ass-Sidiq. Di saat prestasi puncaknya dan dielu-elukan oleh umat itulah kemudian ia dicopot Umar bin Khattab dari jabatannya sebagai panglima perang. Tentu keputusan tersebut membuat semua prajurit dan seluruh elemen kekuasaan Umar Bin Khattab kaget. Namun apa yang terjadi ? Khalid Bin Walid walaupun ia sangat terkejut, namun ia menerima sangat ikhlas keputusan itu. Hanya ia meminta kepada Umar tetap ingin berangkat ke medan perang. Umar menyetujui usulan Khalid. Diperjalanan menuju medan perang, seluruh prajurit sangat heran dan tidak mengerti-mengapa seorang Khalid Bin Walid mau bergabung di tengah prajurit, menjadi prajurit biasa kembali. Bukankah ini menyangkut eksistensi diri dan harga diri seorang Khalid bin walid sendiri selaku mantan panglima perang yang sangat populer sejak zaman Rasulullah, ditakuti para musuh dan memiliki kharisma luar biasa di mata seluruh prajurit.

Namun Khalid Bin Walid hanya berucap ia berjuang bukan untuk kekuasaan Umar, ia berjuang untuk Dienul Islam. Khalid berkata, aku berperang bukan untuk Umar, tapi untuk Rabb Umar. Maka jika sebelumnya Khalid berperang sebagai panglima, setelah itu ia berperang sebagai prajurit biasa. Lalu, mengapa Khalid dicopot? Tiga alasan yang dikemukakan Umar itu adalah: Pertama, ia tidak ingin Khalid menjadi manusia yang sombong. Kedua, beliau tidak ingin pemimpin tidak lebih populer ketimbang bawahannya (dalam konteks ini kedudukan antara Umar sebagai pemimpin dengan Khalid sebagai pembantu Umar). Ketiga, beliau tidak ingin melihat seluruh prajurit mengkultuskan Khalid, sebab dengan begitu akan menumbuh suburkan kemusyrikan baru. Ketiga alasan yang dikemukakan oleh Umar tersebut diterima tanpa reserve oleh Khalid sebagai suatu keputusan yang menyelamatkannya. Khalid justru berterima kasih kepada Umar terhadap pencopotan dirinya. Ia menerima dengan ikhlas pencopotan tersebut dan tetap ikhtiar bergabung menjadi prajurit di bawah kepemimpinan baru panglima perang yang di tunjuk oleh Umar. Pelajaran yang bisa kita petik dari dialog antara Syaidina Umar Bin Khattab dengan Khalid Bin Walid di cerita tersebut diatas adalah pertama, sikap acceptance dan interest Khalid terhadap Umar perlu menjadi refleksi kita semua. PNS harus Siap Berubah Dinamika dan tuntutam refomasi birokrasi menuntut PNS untuk selalu berbenah dan berubah. Rhenald Kasali bukunya berjudul Change mengemukakan ada beberapa karakterisitik tentang manjemen perubahan, sebagai berikut : 1. Perubahan begitu misterius karena tidak mudah dipegang. 2. Perubahan memerlukan Change Makers, rata-rata orang yang menciptakan perubahan tidak bekerja sendiri, dan punya keberanian yang luar biasa. 3. Tak semua orang bisa diajak melihat perubahan. 4. Perubahan terjadi setiap saat, karena itu perubahan harus dilakukan setiap saat pula. 5. Ada sisi keras dan sisi lembut dari perubahan. Sisi keras termasuk masalah uang dan teknologi, sisi lembut menyangkut manusia dan organisasi. 6. Perubahan membutuhkan waktu, biaya dan kekuatan. 7. Dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk menyentuh nilai-nilai dasar organisasi. 8. Perubahan banyak diwarnai oleh mitos-mitos. Salah satunya adalah mitos bahwa perubahan akan selalu membawa kemajuan atau perbaikan instant. 9. Perubahan menimbulkan ekspektasi yang menimbulkan getaran emosi, harus diimbangi dengan harapan. 10. Perubahan selalu menakutkan dan menimbulkan kepanikan. "Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving." (Albert Einstein). Seperti kata Einstein, untuk menjaga keseimbang kita harus terus bergerak, mudah-mudahan niat baik kita bisa menjadikan kita lebih bermakna di sisi Allah SWT. Sekecil apapun kebaikan itu, pasti mempunyai arti.

You might also like