You are on page 1of 48

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik bag 1


Ditulis pada April 25, 2008 oleh Pakde sofa Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Bag 1 Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berpikif abstrak. Hal-hal itu merupakan gamharan umum yang terjadi pada kebanyakan anak, di samping itu akan diketahui pula pada umur berapa anak tertcntu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus. Kedoa, pengetahuun tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman Kanak-kanak tidak man sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Dila anak selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila anak umur dua tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya? .Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak umur tiga atau empat tahun? Apa yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesualu yang menunjukkan sikap jagoan? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada anak atau remaja. Keempat, terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri. Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan psikologi, proses-proses yang akan dialami pada kehldupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi, pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan teman- teman lain. Berikut ini adalah beterapa hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. 1. Masa Perkembangan Yang Cepat Pada anak terjadi pertumbuhan-pertvimbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahati yang dialami species lain. Perubahan flsik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada talvm-tahun berikutnya. Hal yang sama 1

terjadi juga pada perubalian yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan, bahasa,. kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya. 2. Pengaruh yang lama Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa- masa berikjtn/a. Kebanyakan ahli teoii psikologi berpsndapat bahwa apa yang terjadi hari-ini sangatbanyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak. 3. Proses yang kompleks Sebagai peneliti yang mencoba memalnmi perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergimakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatii pendekatan terhadap masalah ini adalnh dengan mempelajari proses kemampuan berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertamatersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentarg mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih kompleks. 4. . Nilai yang ditempatkan Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-perianyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitnn dengan orang tua tentang peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pbla pendidikan atau pengajaran. 5. Masalah yang menarik Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua talnin untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakterstik atiak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak yang merupakan mister! dan menarik. Dalari hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan dai pada jawabannya. . A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) 2

mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik). Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan. 1. Kecerdasan . Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) s^harusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical ftivm yang dibesarkan pada aua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical t\vins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50. Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu niemecahkan masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan. Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 person. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa penganih itu berkisar sekitar 50 persen. 2. Temperamen Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahliahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak acuh. .Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang. 3

Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkr>n: a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru. b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru. c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru. Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahvva temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada kesesuaian hubtingan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat inemberi pengaruh yang menenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan. 3. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah k:ta akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengaruii lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya. terdapat interaksi. Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada kelur.rga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. . Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anakanaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan 4

lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan. B FASE-FASE PERKEMBANGAN Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, sctiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada -permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja. Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kogmtif dan proses sosial. Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan. Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainnn bayi yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal. puisi dan memecahkan soal-soal matematik mencerminkan peranan proses-proses kognitif dalam perkembangan anak. Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahanperubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi srbagai respons terhadap sentuhan ibunya, sikap agiesif anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak. Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Anda akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses-proses kognilif. Akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga. Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya. 5

Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir. 1.Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan. 2.Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi. 3.Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini. 4.Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolr.h dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula. Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, bcrkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan sua.a. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya Iebih !ogis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar.keluarga. Pada saat ini para ahli perkenibangan tidak lagi berpendapat b.ilnva perubahanperubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat. Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri Baca Tulisan Lain

Penerimaan dan Pengolahan Stimulus dalam Diri Individu


Ditulis pada April 16, 2008 oleh Pakde sofa

Penerimaan dan Pengolahan Stimulus dalam diri Individu


Komunikasi manusia merupakan suatu hal yang kompleks karena ada bagianbagian yang bisa diamati dan ada pula bagian-bagian yang tidak bisa diamati, bahkan Brent Ruben mengatakan bahwa sebagaian besar proses komunikasi manusia tidak dapat dilihat atau diamati. Aspek-aspek komunikasi yang dapat diamati adalah: 1. Interactants atau biasa disebut partisipan 2. Simbol, baik yang bersifat verbal maupun nonverbal 3. Media, yaitu sarana untuk mengirimkan pesan Sedangkan aspek-aspek yang tidak dapat diamati adalah: 1. Meaning 2. Learning 3. Subjectiving 4. Negotiation 5. Culture 6. Interacting levels dan context 7. Self reference 8. elf reflexivity 9. Inevitability

Komunikasi Verbal dan Non-Verbal Komunikasi manusia bisa bersifat verbal, bisa bersifat nonverbal. Komunikasi verbal (bahasa) sedangkan Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang 7

mengunakan simbol-simbol nonverbal. Menurut Teori Belajar, kemampuan berbahasa diperoleh manusia melalui tiga proses yaitu asosiasi, imitasi dan peneguhan. Sedangkan menurut Teori Nativisme, kemampuan berbahasa ini merupakan faktor bawaan. Ada suatu sistem dalam otak yang disebut LAD, yang memungkinkan manusia menggabungkan komponen-komponen bahasa. Bahasa dan realitas mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut teori Whorf, pandangan manusia tentang dunia dibentuk oleh bahasa. Jika bahasanya berbeda maka pandangannya tentang dunia juga berbeda. Ada tiga keterbatasan bahasa dalam menjanjikan realitas yaitu: 1. prinsip non-identity 2. prinsip non-allness 3. prinsip self-reflexiveness Ditinjau dari sudut pandang psikologi, bahasa yang merupakan rangkaian katakata sebenarnya tidak bermakna. Maka itu terletak pada pikiran individu yang terbentuk karena pengalamannya. Kesamaan makna karena ada kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognisi disebut Isomorfisme. Selain melalui bahasa, komunikasi juga dapat berlangsung melalui cara-cara nonverbal. Pesan nonverbal ini terbagi atas: 1. Paralanguage 2. penampilan 3. Gestura 4. Sentuhan 5. Ruang dan jarak 6. waktu

Persepsi 8

Setiap informasi akan diberi makna yang berlainan oleh orang yang berbeda. Proses penerimaan dan pengolahan informasi yang terjadi dalam diri manusia dikenal sebagai komunikasi intrapersonal. Dalam proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang menentukan, karena setiap stimuli yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui alat indera. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses sensasi. Selain lima alat indera atau pancaindera yang kita kenal, terdapat dua alat indera lain yang disebut kinestesis yaitu indera yang mengatur gerak dan posisi tubuh dan anggota badan dalam bertindak dan vestibular yaitu indera keseimbangan. Kedua indera ini yang lebih banyak digunakan dalam psikologi. Sensasi antara seseorang dengan orang lain juga akan berbeda meskipun stimulusnya sama. Perbedaan sensasi ini terjadi disebabkan oleh faktor-faktor personal seperti kapasitas alat indera, perbedaan pengalaman, lingkungan budaya dan faktor luar (situasional) yaitu stimulus yang datang ke alat indera kita. Sedang cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang diproses oleh indera kita disebut persepsi. Jadi persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses persepsi adalah perhatian (attention). Sedang perhatian kita bisa dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intensitas stimuli, gerakan, novelty, pengulangan, dan faktor dari dalam diri (internal) misalnya faktor biologis dan faktor sosiopsikologis, seperti kebiasaan, motif, kebutuhan dan sebagainya.

Memori dan Berpikir Setiap kali informasi atau stimulus diterima pancaindera kita, kita akan merekam, menyimpan, dan bila diperlukan dapat mengeluarkan atau memanggil kembali. Kemampuan untuk merekam, menyimpan dan memanggil atau mengeluarkan

kembali disebut memori. Sedang kemampuan memanggil atau mengeluarkan kembali informasi dari ingatan atau memori kita tersebut, disebut recall. Jadi memori adalah proses yang mencakup tiga tahap yaitu perekaman (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval). Dalam proses persepsi dan berpikir, memori memegang peran penting. Ada berbagai macam memori yang dikenal, pertama dilihat dari jangka waktu penggunaannya, ada memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory). Dari bentuk informasi yang keduanya saling berkaitan. Dalam komunikasi, manusia selalu melakukan proses seleksi. Ada 3 macam proses seleksi, yaitu selective attention atau selection exposure, selection purception, selection memory. Dari beberapa definisi berpikir, secara sederhana berpikir adalah proses representational atau simbolik. Ketika kita membayangkan sesuatu atau berusaha memecahkan persoalan, kita sebut berpikir. Berpikir diperlukan dalam pembuatan keputusan (decision making) dan memecahkan masalah (problem solving). Ada dua jenis berpikir atau associative thinking yaitu jenis berpikir yang relatif tidak terarah, tidak terkontrol, satu pikiran yang muncul akan membawa pikiran lain. Directed thikning, jenis berpikir yang memiliki tujuan. Selain menyeleksi, menginterpretasi dan mengingat informasi, kita juga menggunakan informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan (decision making). Proses ini didasarkan pada asumsi bahwa keputusan merupakan hasil berpikir, keputusan selalu melibatkan dari berbagai alternatif; keputusan selalu melibatkan tindakan nyata. Sedang proses pembuatan keputusan itu sendiri sangat tergantung pada faktor-faktor personal/individual, yaitu kognitif, motif dan sikap.

Komunikasi Interpersonal
10

Persepsi
Ada bermacam-macam objek persepsi. Objek persepsi interpersonal adalah manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dilakukan daripada objek persepsi yang lain karena banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap orang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor personal. Faktor eksternal adalah petunjuk-petunjuk yang bisa Anda amati. Faktor personal adalah karakteristik dari orang yang memberikan respon pada stimulasi persepsi. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan petunjuk nonverbal. Sedangkan yang termasuk faktor personal adalah pengalaman, motivasi dan kepribadian Kesalahan dalam proses persepsi mungkin saja terjadi karena adanya impression management, stereotyping, dan ketidak mampuan seseorang untuk menafsirkan pesan dengan benar.

Konsep Diri
Konsep diri adalah persepsi tentang diri; kita sendiri yang bersifat fisik, psikologis, maupun sosial; yang datang dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut self fulfilling prophecy. Konsep diri memiki dua kualitas atau valensi, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Pembentukan dan perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh orang- orang di sekitar diri seseorang. Pengaruh yang paling besar datang dari orang-orang terdekat (significant others), misalnya orang tua, saudara kandung, dan orang lain yang mempunyai ikatan emosional (affective others). Kemudian faktor yang mempengaruhi. konsep diri meluas ke pihak-pihak berikutnya, antara lain: teman, kelompok, organisasi, dan seterusnya. Pandangan diri Anda terhadap keseluruhan

11

pandangan orang lain kepada kita disebut generalized others. Sedangkan mengambil peran sebagai generalized others disebut role taking. Konsep lain yang berhubungan dengan konsep diri antara lain: kesadaran diri (self awareness), tingkat keterbukaan (self disclosure), model Johari Window (terdiri dari: open self, blind self, hidden self, unknown self), life position (terdiri dari: Im OK Youre OK, Im not OK Youre OK, Im OK Youre not OK, Im not OK Youre not OK), dan life script.

Atraksi dalam Komunikasi Interpersonal


Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang dengan orang lain adalah (1) faktor-faktor personal, meliputi: a) kesamaan karakteristik personal; cognitive consistency theory dari Fritz Heider mengemukakan bahwa orang cenderung memiliki sikap yang sama dengan orang yang disukai; b) tekanan emosional (stress), c) harga diri yang rendah, d) isolasi sosial. (2) faktor-faktor situasional, dapat berupa: a) daya tarik fisik, b) ganjaran (reward), c) familiarity, d) kedekatan (clonseness), e) kemampuan. Dalam hubungan dengan atraksi interpersonal ini ada 4 (empat) teori liking yang menjelaskan (1) Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar. (2) Equity theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan ganjaran (reward) yang diperoleh. (3) Exchange theory berpendapat bahwa interaksi sosial diibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai. (4) Gain-loss theory berpendapat bahwa orang

12

cenderung lebih menyukai orang-orang yang menguntungkan bagi kita dan kurang tertarik pada orang-orang yang merugikan kita. Dalam komunikasi interpersonal, daya tarik seseorang sangat penting. Kalau kita menyukai seseorang, akan cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengannya, positif. Sebaliknya, kalau kita tidak menyukainya, kita akan melihat segalanya secara negatif. Dengan demikian bisa dimengerti orang yang memiliki daya tarik bagi orang lain akan mempermudah pendapat dan sikapnya pada orang tersebut demikian sebaliknya. Jika orang saling menyukai ia akan mengembangkan komunikasi yang menyenangkan dan efektif. Orang akan merasa senang dan nyaman jika berada di antara orang-orang yang disukai. Sebaliknya akan merasa tegang dan resah bila berada di antara orang-orang yang tidak disukai serta ingin mengakhirinya.

Hubungan Interpersonal
Hakikat dari hubungan interpersonal adalah bahwa ketika berkomunikasi, kita bukan hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Jadi, kita bukan sekedar menentukan content tetapi juga relationship. Pandangan ini merupakan hal baru dan untuk menunjukkan hubungan pesan komunikan ini disebut sebagai metakomunikasi. Dalam hal ini berarti bahwa studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan kepada aspek relasional. Aspek relasional inilah yang menjadi unit analisis dari komunikasi interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya sehingga makin efektif komunikasi itu berlangsung. Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal maupun nonverbal) secara timbal balik terjadi dan hal ini dinamakan komunikasi

13

interpersonal. Ketika hubungan interpersonal interpersonal tumbuh, terjadi pula kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan yang terlibat. Hubungan interpersonal dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor: 1) Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot mengemukakan ciri-ciri hubungan interpersonal diad, antara lain adanya tujuan khusus, adanya fungsi yang berbeda, memiliki pola komunikasi yang khas. Hubungan triad adalah hubungan interpersonal antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan ini lebih kompleks, tingkat keintiman rendah dan keputusan yang diambil berdasarkan voting. 1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adalah hubungan tugas (task relationship) dan hubungan sosial (social relationship). 2. Berdasarkan jangka waktu: hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. 3. Berdasarkan tingkat kedalaman/keintiman: hubungan akrab/intim. Ruben mengemukakan tahap-tahap hubungan interpersonal, yaitu: 1. inisiasi; 2. eksplorasi; 3. intensifikasi; 4. formalisasi; 5. redefinisi; 6. deteriorasi. Dalam kenyataannya, hubungan itu tidak selalu berjalan selaras dan bertahap seperti tersebut di atas, tetapi bisa tidak berurutan. Mark Knapp menyebut tahap-tahap hubungan interpersonal sebagai berikut: 1. inisiasi; 2. eksperimen; 14

3. intensifikasi; 4. integrasi; dan 5. pertalian atau ikatan. Tahap-tahap ini tidak harus terjadi pada setiap hubungan interpersonal. Mengenai tahap-tahap tersebut, Jalaluddin Rakhmat menyimpulkan bahwa perkembangan hubungan interpersonal melalui tiga tahap: 1. pembentukan hubungan; 2. peneguhan hubungan; dan 3. pemutusan hubungan. Apabila dalam hubungan interpersonal terjadi konflik, akibat yang mungkin terjadi adalah berakhirnya hubungan interpersonal atau sebaliknya, meningkatnya kualitas hubungan. R.D. Nye, mengemukakan lima sumber konflik, yaitu: 1. kompetisi; 2. dominasi; 3. kegagalan; 4. provokasi; dan 5. perbedaan nilai. Dalam hubungan interpersonal, akan tumbuh apa yang dinamakan pola-pola relasional sebagai hasil dari aturan yang dikembangkan oleh partisipan bagimana pola-pola relasional ini berkembang akan tergantung pada bagaimana komunikasi dilakukan. Ruben menyebut kan ada empat pola relasional: 1. suportif dan defensif; 2. tergantung (dependent) dan tidak bergantung (independent); 3. kegagalan; 4. provokasi; dan 15

5. perbedaan nilai. Dalam hungan interpersonal, akan tumbuh yang dinamakan pola-pola relasional sebagai hasil dari aturan yang dikembangkan oleh partisipan. Bagaimana pola-pola relasional ini berkembang akan tergantung pada bagimana komunikasi dilakukan. Ruben menyebutkan ada empat pola relasional: 1. uportif dan defensif; 2. tergantung (dependent) dan tidak bergantung (independent), 3. progresi dan regresif; 4. self-fulfilling dan self defeating prophecies. Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola hubungan interpersonal, menurut Ruben adalah: 1. tingkat hubungan dan konteks; 2. kebutuhan interpersonal dan gaya komunikasi; 3. kekuasaan; 4. konflik. Sedang Jalaluddin Rakhmat mengemukakan tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu 1. percaya diri; 2. ikap; dan 3. ikap terbuka.

Analisa Bentuk-bentuk Komunikasi Bisnis


Bentuk komunikasi bisnis yang pertama dan paling sering digunakan terutama dalam kontak personal adalah bentuk komunikasi verbal yakni proses penyampaian pesan dengan menggunakan lembaga-lembaga verbal, maknanya secara kultur disepakati bersama. Bentuk komunikasi ini terbagi 2, yakni (1) 16

komunikasi lisan (oral), dan (2) komunikasi tulisan. Perbedaan di antara kedua bentuk komunikasi itu terletak dalam cara penyampaian pesannya. Komunikasi lisan pesannya disampaikan secara oral atau lisan dan komunikasi tertulis pesannya disampaikan secara tertulis. Perbedaan lain yang cukup mendasar adalah dalam penggunaannya. Komunikasi lisan digunakan bila pesan tidak kompleks, tidak diperlukan adanya dokumentasi permanen dan apabila membutuhkan umpan balik langsung dalam interaksi yang berorientasi pada pemecahan masalah. Sebaliknya, komunikasi tulisan dilakukan bila pesannya kompleks, dan yang terpenting bila jumlah khalayaknya cukup besar. Bentuk lain dari komunikasi ini adalah komunikasi nonverbal yang pesannya tidak disampaikan secara verbal tapi menggunakan bahasa tubuh proxemic, kronemiks, dan suara ketika menyatakan pesan. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, kita juga mengenal bentuk komunikasi visual dan komunikasi audiovisual. Kedua bentuk komunikasi tersebut berkembang seiring perkembangan teknologi otomatis perkantoran dan teknologi komunikasi atau informasi. Komunikasi visual adalah penyampaian pesan yang menggunakan simbol-simbol piktorial berupa gambar, foto atau grafik untuk memudahkan pemahaman dan interpretasi lawan-komunikasi. Pesan-pesan komunikasi visual setiap hari menerpa kita sejak kita bangun sampai tidur yang sebagian besar merupakan bagian dari komunikasi bisnis dalam bentuk iklan komersial. Bentuk komunikasi visual dilakukan untuk (1) memfokuskan perhatian komunikasi, (2) menarik perhatian, (3) memudahkan pemahaman, (4) membantu melihat keterkaitan antara waktu dengan kegiatan, serta (5) memudahkan memberikan interpretasi pada data. Sedangkan komunikasi audiovisual, merupakan kegiatan penyampaian pesan melalui simbol-simbol animasi dan suara. Bila komunikasi visual menyampaikan pesan dengan memanfaatkan gambar diam (still-picture) maka dalam komunikasi audiovisual, simbol-simbol untuk mengemas pesan adalah animasi dan suara. Film merupakan salah satu bentuk komunikasi audiovisual yang populer dalam kegiatan komunikasi bisnis, Sejalan dengan perkembangan teknologi, bentuk penyimpanan 17

dan penyampaian pesan animatif dan auditif ini tidak hanya dalam bentuk pita seluloid, seperti film, tetapi juga kaset video dan piringan cakram.

Pengumpulan dan Penafsiran Informasi Dalam kegiatan pengumpulan dan penafsiran informasi ini, kita melakukan langkah-langkah seperti untuk sebuah penyelidikan. Langkah-langkah tersebut adalah (1) merumuskan masalah, (2) membuat kerangka masalah, (3) menyusun rencana kerja, (4) melakukan penyelidikan, dan (5) menganalisis data. Perumusan masalah kita lakukan untuk memfokuskan masalah yang hendak kita pecahkan sehingga tidak melebar. Sedangkan kerangka masalah penelitian dibuat untuk memudahkan kita dalam memetakan permasalahan. Rencana kerja kita susun untuk menjadi pedoman dalam pembagian tugas, pembuatan jadwal, penyusunan anggaran, penentuan sumber dan personalia. Pada saat penyelidikan kita mengumpulkan informasi dari sumber primer dan sekunder. Sedang analisis data kita lakukan dengan membuat perhitungan statistik untuk melihat nilai ratarata, kecenderungan, dan koreksi. Pada penarikan kesimpulan data yang dianalisis itu kita tarik menjadi kesimpulan berdasarkan pemikiran logis. Berdasarkan kesimpulan tersebut kita memberikan rekomendasi. Setelah proses semua itu selesai, kemudian informasi yang kita kumpulkan dan tafsirkan itu dituangkan dalam bentuk tertulis berupa laporan. Bentuk laporannya dapat berupa laporan informasional yang hanya menyampaikan fakta dan data atau laporan analitik yang menganalisis, memberikan kesimpulan dan rekomendasi tindakan.

Bahasan Sepintas Tentang Komunikasi Bisnis


Komunikasi adalah proses pengiriman, penerimaan dan pemahaman gagasan atau perasaan dalam bentuk pesan verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja. Proses itu melibatkan komunikator, komunikan, pesan, gagasan dan 18

perasaan, serta efek. Sedangkan bisnis adalah seluruh kegiatan komersial dan industrial yang menghasilkan barang dan jasa untuk meningkatkan dan memelihara kualitas hidup kita. Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal-sinyal tertentu guna mencapai tujuan organisasi/lembaga. Dengan demikian, ada 6 unsur pokok dalam kegiatan komunikasi bisnis, yakni (1) tujuan, (2) pertukaran, (3) gagasan, (4) saluran personal atau impersonal, (5) simbol atau sinyal, dan (6) pencapaian tujuan organisasi. Variabel-variabel Komunikasi Bisnis Kerangka kerja yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi variabel komunikasi bisnis dapat meminjam Formula Lasswell dengan memberikan tambahan variabel konteks. Variabel-variabel tersebut adalah (1) variabel sumber yang berkaitan dengan kredibilitas sumber yang berdimensi keahlian, kepercayaan dan dinamisme, (2) variabel penerima yang berkaitan dengan karakteristik komunikan berdasarkan aspek fisiologis, psikologis dan sosiologis, (3) variabel pesan, yang berupa pesan verbal dan nonverbal, (4) variabel konteks yang terdiri dari konteks psikologis dan fisikal, (5) variabel saluran, yang penggunaannya ditentukan oleh variabel penerima dan pesan, dan (6) variabel efek, yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan atau proses komunikasi. Komunikasi Dalam Manajemen Bisnis Tujuan organisasi bisnis adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sebagai sebuah kegiatan bisnis, organisasi bisnis pun bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat itu diperoleh melalui cara yang legal dengan menyediakan kebutuhan barang dan jasa masyarakat.

19

Elemen-elemen organisasi bisnis dapat dibagi dua menjadi elemen eksternal dan elemen internal. Elemen internal berada di dalam organisasi bisnis yang mencakup mulai dari pemilik perusahaan, manajemen, sampai karyawan. Sedangkan elemen eksternal adalah lembaga-lembaga yang secara langsung maupun berpengaruh pada organisasi/lembaga bisnis, seperti lembaga pemerintah, pemasok, pelanggan dan penyalur. Fungsi komunikasi dalam manajemen adalah sebagai alat untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan para pelaku bisnis. Fungsi komunikasi ini mengikuti juga fungsi-fungsi manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, actuating dan pengawasan. Komunikasi dalam bisnis sangat penting untuk mendapatkan informasi dan mempengaruhi. Kegiatan komunikasi dalam manajemen amat bergantung pada iklim komunikasi di dalam organisasi/lembaga bisnis. Iklim komunikasi ini amat dipengaruhi gaya manajemen. Ada 4 gaya manajemen, yakni (1) gaya direktif, (2) gaya pelatih, (3) gaya superotif, dan (4) gaya pendelegasian. Akan tetapi, dalam manajemen mutakhir ada gaya yang sedang menjadi tren, yakni gaya partisipatif. Proses Komunikasi Bisnis Dalam komunikasi bisnis dikenal tiga level komunikasi, yakni komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi massa dalam komunikasi bisnis diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada publik dan menerima pesan dari publik. Agar komunikasi bisnis pada level komunikasi massa berjalan dengan efektif perlu mengetahui karakteristik komunikasi massa, yakni (1) sumbernya terlembagakan, (2) pesannya bersifat publik, (3) medianya bersifat simultan dan periodik, (4) khalayak heterogen, anonim dan tersebar, serta (5) efeknya tidak seketika. Komunikasi kelompok dalam komunikasi bisnis bentuknya sangat bergantung pada jenis kelompok yang dibentuk. Ada beberapa jenis kelompok, seperti (1) kelompok

20

kerja, (2) focus group, (3) komite, (4) konferensi media, (5) rapat publik. Kegiatan komunikasi bisnis pada level komunikasi kelompok ini amat dipengaruhi budaya. Komunikasi bisnis juga berlangsung dalam level komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal ini merupakan kegiatan memunculkan makna melalui pertukaran pesan. Agar kita memanfaatkan komunikasi interpersonal ini dengan baik kita harus mengingat 10 prinsip komunikasi bisnis. Juga harus mempertimbangkan proses simplifikasi dan abstraksi saat mengubah gagasan menjadi pesan. Dalam menyampaikan pesan tersebut, kita juga harus memperhatikan siapa penerima pesan tadi. Fungsi Komunikasi Bisnis Dalam aktivitas komunikasi bisnis, kita tidak hanya sekadar menyampaikan pesan kepada khalayak bisnis internal maupun eksternal. Aktivitas ini dapat digunakan untuk fungsi informatif. Suatu fungsi yang digunakan tidak hanya untuk merubah domain kognitif khalayak sebatas perubahan pengetahuan, tetapi juga memberikan pilihan-pilihan, mengurangi ketidakpastian dan merubah keadaan bisnis yang sedang Anda lakukan begitu pula dalam membuat keputusan. Fungsi kedua adalah fungsi persuasif atau motivatif, di mana komunikasi dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain melalui treatment tertentu agar orang lain bertindak seperti apa yang kita inginkan. Fungsi ketiga adalah fungsi kontrol, mengendalikan dan mengawasi, untuk menjalankan secara efektif fungsi ini adalah dengan membuka Feed back loop atau saluran umpan balik dalam aktivitas komunikasi bisnis baik secara individual maupun secara organisasional bagi setiap individu yang terdiri dari tiga jenis yaitu, umpan balik informatif, umpan balik korektif dan umpan balik peneguhan. Fungsi keempat adalah fungsi emotif, di mana komunikasi digunakan sebagai alat ekspresi emosi yang berorientasi kepada penerimaan isi pesan yang disampaikan. Komunikasi Internal dalam Komunikasi Bisnis

21

Seorang pelaku bisnis dalam kegiatan bisnisnya harus bisa membina hubungan yang baik melalui aktivitas komunikasi dengan (1) pemilik, (2) manajemen, dan (3) karyawan. Sebab ketiga sasaran yang berada di dalam lingkungan organisasi/lembaga bisnis tersebut sangat berperan dan menentukan keberhasilan bisnis. Cara komunikasi yang digunakan dalam komunikasi internal, dapat berupa komunikasi lisan, tulisan, audiovisual atau gabungan ketiganya. Sedangkan arus yang terbaik adalah arus komunikasi 2 arah sehingga pelaku komunikasi bisnis harus berani untuk membuka saluran komunikasi baik formal maupun informal, hal tersebut mengingat adanya kelemahan komunikasi internal dalam komunikasi bisnis, yaitu pesan biasanya didominasi oleh pihak manajemen, atau bahkan komunikasi berjenjang sehingga akibatnya pesan komunikasi sering terjadi pengurangan/penyimpangan.

Komunikasi Eksternal dalam Komunikasi Bisnis Ruang lingkup komunikasi eksternal dalam komunikasi bisnis mencakup komunikasi dengan pelanggan, penyalur, pemasok, dan agen regulator. Keempat kelompok yang berada di luar organisasi/lembaga bisnis memiliki kepentingan untuk kelangsungan bisnis. Kelompok tersebut selain menghidupi juga dihidupi oleh organisasi/lembaga bisnis. Kelompok tersebut menentukan kemajuan bisnis sehingga hubungan baik dengan kelompok ini harus dijaga dan dipertahankan dan ditingkatkan, melalui kualitas dan kuantitas komunikasi. Kelompok ini memiliki kepentingan yang tidak sama, misalnya pelanggan yang memiliki hak untuk memilih dan menentukan produk yang akan digunakan. Sedangkan penyalur adalah kelompok yang memiliki jaringan distribusi mereka hanya mau menyalurkan produk yang dikehendaki pelanggan. Pemasok menginginkan adanya transaksi dengan organisasi lembaga bisnis yang

22

memuaskan, sedangkan agen regulator, menginginkan adanya kepatuhan terhadap peraturan.

Analisis Khalayak Komunikasi Bisnis Mengenali siapa khalayak komunikasi sangat penting. Pengenalan khalayak itu diperlukan untuk ketiga level komunikasi bisnis, yakni komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Pada level komunikasi interpersonal identifikasi khalayak relatif lebih mudah dilakukan, begitu juga pada level komunikasi kelompok. Namun pada level komunikasi massa, identifikasi khalayak hanya bisa kita lakukan berdasarkan kategorisasi-kategorisasi tertentu. Namun, kategorisasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi khalayak dalam komunikasi kelompok. Identifikasi khalayak bisa dilakukan berdasarkan aspek (1) demografis, (2) lokasi geografis, dan (3) psikodemografis. Dapat juga dilakukan melalui pendekatan postur mental khalayak yang biasanya membagi khalayak menjadi dua kelompok, yakni (1) manusia abstrak dan (2) manusia konkret. Untuk mengidentifikasi khalayak bisa juga dilakukan melalui motif dan kebutuhan khalayak yang melihat manusia sebagai khalayak dengan 3 komponen, yakni komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Berdasarkan hal tersebut, kemudian kita bisa mengetahui kebutuhan manusia yang bersifat biologis dan sosiogenis. Salah satu teori motif dan kebutuhan yang populer adalah hierarki kebutuhan Abraham Maslow, meliputi (1) kebutuhan biologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan keterikatan dan cinta kasih, (4) kebutuhan akan penghargaan, (5) kebutuhan akan aktualisasi diri. Sedangkan David McLeland melihat ada 3 kebutuhan manusia, yakni (1) kebutuhan untuk berprestasi, (2) kebutuhan akan kasih sayang, dan (3) kebutuhan berkuasa.

Sistem Distribusi Masyarakat


23

Sistem distribusi suatu masyarakat menyangkut aspek dinamis (dinamika sistem distribusi), yaitu mekanisme pendistribusian barang dan jasa, dan aspek statis (struktur sistem distribusi), yaitu bagian-bagian dari sistem yang berpengaruh pada pendistribusian barang dan jasa. Bagian-bagian itu adalah kelas yang berkaitan dengan kekuasaan, hak istimewa dan kehormatan. Jadi tipe kelas dapat dibedakan menjadi kelas kekuasaan, kelas privilege dan kelas prestige. Dari ketiga variabel tersebut, kelas kekuasaan merupakan pusat perhatian, sebab ia menentukan distribusi privilege dan prestige. Dalam teori distribusi yang berdasar pada dalil sifat manusia dan masyarakat, surplus atas barang dan jasa dalam suatu masyarakat akan didistribusikan atas dasar kebutuhan dan kekuasaan. Struktur sistem distribusi terdiri dari individu, kelas dan sistem kelas. Masingmasing bagian itu menggambarkan tingkatan yang berbeda dari sebuah organisasi dalam sistem distribusi. Konsep Kelas (Class) merupakan konsep sentral dari bagian-bagian struktur tersebut. Terdapat perbedaan pandangan tentang kelas dari Marx, Weber dan Lesnki. Menurut Marx, kelas muncul ketika dalam masyarakat terdapat surplus barang, dan orang atau kelompok yang dapat menguasai alat produksi membentuk kelas yang berkuasa baik secara ekonomi maupun politik. Sementara menurut Weber, Kelas terbentuk apabila sekelompok orang berada dalam kondisi kelas yang sama. Kelas diartikan sebagai himpunan manusia yang berada dalam situasi kelas tertentu. Kelas menurut Lesnki adalah suatu pengelompokan orang-orang dalam suatu masyarakat yang berada dalam posisi sama yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kekuasaan, hak istimewa dan kehormatan. 24

Sistem kelas merupakan suatu hierarki (jenjang) kelas yang di-ranking dari beberapa kriteria tunggal. Setiap anggota masyarakat secara simultan dapat menjadi beberapa kelas dalam sistem kelas pekerjaan, kekayaan, ras-etnik, pendidikan, usia dan jenis kelamin. Sistem kelas bisa konsisten dan bisa menjadi tidak konsisten (inkonsistensi). Sistem distribusi tidaklah tepat dan seragam. Dari berbagai masyarakat terdapat berbagai pola yang terbentuk dan berubah. Variasi pola itu dapat dijelaskan oleh dua hal distribusi, yaitu kebutuhan dan kekuasaan. Hukum kebutuhan menjelaskan bahwa pola sistem distribusi oleh kebutuhan yang ada dalam masyarakat. Di mana semua orang dibagi secara sama. Pola ini terdapat pada masyarakat yang orientasi produksinya untuk pemenuhan kebutuhan. Sedangkan pada masyarakat yang orientasi produksinya untuk surplus, sistem distribusi ditentukan oleh kekuasaan, dan dikelola secara tidak sama. Sistem distribusi masyarakat dapat dijelaskan atas dua dasar, yaitu kebutuhan dan kekuasaan. Atas dasar kebutuhan maka, sistem distribusi terjadi secara sama antaranggota yang tidak suka bersaing. Sedangkan atas dasar hukum menunjukkan adanya keperluan atas sesuatu kekuatan di antara orang-orang untuk mengatur distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Di dalam masyarakat ada kemungkinan terjadinya suatu transformasi atau perubahan dari sistem distribusi yang diatur melalui dasar kebutuhan menjadi pengatur atau kekuasaan, proses perkembangan itu dapat terjadi siklus antara aturan berdasar kebutuhan (hak) menjadi dasar kekuasaan dan akhirnya kekuasaan atas dasar hak. Perubahan akan terjadi bergantung pada perkembangan masyarakat. Institusionalisasi kekuasaan adalah suatu proses pelembagaan kekuasaan di dalam masyarakat. Proses ini bertahap dan berkembang. Institusionalisasi mempunyai beberapa bentuk yang berbeda menurut dasar penilaiannya: ia dapat dibedakan

25

atas cara bertindaknya menjadi authority dan influence. Sedangkan atas dasar keberadaannya dibedakan menjadi Power of position dan Power of property. Dalam proses institusionalisasi kekuasaan maka, dapat dipahami adanya proses perputaran politik dan peran-peran kelas-kelas dalam masyarakat. Pada akhirnya semua akan membentuk suatu dasar kekuasaan yang dapat diterima untuk mengatur sistem distribusi dalam masyarakat. Deskripsi Umum Matakuliah Pengantar Pendidikan Ditulis oleh Administrator Kode MK : 431101 Nama MK : Pengantar Pendidikan SKS : 3 SKS

Tujuan Matakuliah Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menjelaskan pokok-pokok bahasan mengenai pengantar ilmu pendidikan secara umum, definisi pendidikan, tujuan pendidikan, faktor-faktor pendidikan (tujuan, manusia, lingkungan, alat dan sumber belajar), kedewasaan sebagai tujuan utama dalam pendidikan, hakikat manusia, pendidikan, dan peserta didik (hakikat manusia, pendidikan, dan peserta didik), situasi pendidikan, materi pendidikan, media dan sumber belajar, dan evaluasi.

Deskripsi Umum Matakuliah Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang Ilmu Pendidikan yang bersifat pengantar pada penguasaan ilmu. Untuk itu, pokok-pokok bahasan yang sifatnya fundamental dijadikan sebagai materi ajar dalam perkuliahan. Pokok-pokok bahasan mengenai pengantar ilmu pendidikan secara umum, definisi pendidikan, tujuan pendidikan, faktor-faktor pendidikan (tujuan, manusia, lingkungan, alat dan sumber belajar), kedewasaan sebagai tujuan utama dalam pendidikan, hakikat manusia, pendidik dan peserta didik (hakikat manusia, pendidikan dan peserta didik), situasi pendidikan, materi pendidikan, media dan sumber belajar, dan evaluasi. [ Kembali ] PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 26

resume oleh: Noor fitrihana A. PENGERTIAN Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati. B. TEORI PERKEMBANGAN 4 pendekatan perkembangan meliputi : Kognitif, Belajar lingkungan, Etologi dan Imam Al Ghazali. 1. Pendekatan kognitif a. Model dari Piaget 1. Sensomotoris 1-2 tahun pengetahuan dengan interaksi fisik 2. Praoperasional 2 6 tahun menggunakan symbol-simbol 3. Operasi konkret 6-11 tahun memecahkan masalah secara logis 4. Operasi formal 11tahun operasi mental tingkat tinggi b. Model pemrosesan informasi Input (lingkungan dan rangsangan)-Proses (mengolah dan menyusun informasi) -output (tingkah laku) c. Model Kognisi sosial -kebudayaan menentukan perkembangan 2. Pendekatan belajar atau lingkungan Perubahan tingkah lagu karena proses pengkondisian dan pembelajaran, Skinner membagi dua 27

a. Respondent Behavior : adanya tingkah laku karena reflek akibat adanya rangsangan dapat berupa respon fisik dan respon emosional. b. Operand Behavior : tingka laku sukarela krena dampak atau konsekuensi. Yang baik menyenangkan akan cenderung diulang dn yan tidak menyenangkan ditinggal. 3. Pendekatan etologi Tingkah laku muncul karena bawaan (genetis) 4. Pendekatan Imam Al Gazhali C. CIRI- CIRI PERKEMBANGAN - Menghalami perubahan fisik dan psikis - Perubahan proporsi fisik dan psikis - Hilangnya tanda-tanda lama fisik dan psikis - Timbulnya tanda tanda baru aspek fisik dan psikis D. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN - Perkembangan proses yang tidak pernah berhenti - Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi - Perkembangan mengikuti pola dan arah tertentu - Perkembangan terjadi dalam tempo berlainan - Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas - Setiap individu yang normal mengalami fase perkembangan Arah perkembangan menurut Yelon dan Weinstein

28

a. Cephalocaudal 7 proximal distal: Dari kepala ke kaki (Cepphlocaudal) Dari tengan ke pinggir (proximal distal) a. Struktur mendahului fungsi E. FASE PERKEMBANGAN Fase perkembangan menurut Freud : 1. Fase oral : 0 1 tahun terfokus pada fungsi mulut) 2. Fase anal : 1 -3 tahun terfokus fungsi eliminatif (pembuangan kotoran) 3. Fase Phalis : 3 5 tahun 4. Fase latent : 5 12/13 tahun 5. Fase pubertas : 12.13 tahun 20 tahn 6. Fase genetal : kematangan a. Analisis Biologis 1) Aristoteles Tahap I : 0 7 tahun masa anak kecil/bermain Tahap II : 7 14 tahun masa anak/masa sekolah rendah Tahap III : 14-21 tahun remaja/pubertas (peralihan anak menjadi dewasa) 2) Krestmer Tahap I : 0 3 tahun masa fulung (pengisian) tampak pendek & gemuk Tahap II : 3- 7 tahun masa Streckung (rentangan) tampak langsing & panjang

29

Tahap III : 7-13 tahun Fulung II tampak pendek dan gemuk Tahap IV : 13-20 tahun Streckung tampak langsing 3) Elizabeth Hurlock Tahap I : konsepsi/Prenatal, 280 hari dalam kandungan Tahap II : 10 14 hari masa orok/infancy Tahap III : 2 minggu 2tahun Babyhood Tahap IV : 2 11 Childhood Tahap V : 11-21tahun masa Adolesence/ puberty, 11-13 pre adolescence,16-17 tahun early adolescence, late adolescence b. Bedasar didaktis 1) Commenius Tahap I : 0 6 tahun scola materna (sekolah ibu) Tahap II : 6-12 tahun scola vernaculan (sekolah bahasa ibu) Tahap III : 12-18 tahun scola latina (sekolah latin) Tahap IV : 18-24 akademika 2) Rosssesau Tahap I : 0 2 tahun usia asuhan Tahap II : 2-12 tahun masa pendidikan jasamni dan panca indera Tahap III : 12-15 tahun pendidikan akal

30

Tahap IV : 15-20 tahun pendidikan watak dan agama c. Berdasar psikologis 1. Masa kegoncangan 1 : 4 tahun 2. Masa Kegoncangan 2 : 17 tahun Dari 2 masa tersebut dijabarkan - masa kanak-kanak 0-4 - masa keserasion sekolah 4 17 - masa kematangan >17. Fase perkembangan kaitannya dengan proses belajar mengajar - Masa pra sekolah : 0 6 tahun (masa vital(Freud :masa oral)& masa estetik - Masa sekolah dasar : 6 12 tahun (masa kelas rendah dan kelas tinggi) - Masa sekolah menengah : 12 18 tahun( pra remaja dan remaja) - Masa Mahasiswa : 18 25 tahun (remaja akhir-dewasa) F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPEGARUHI PERKEMBANGAN 1. Keturunan 2. Lingkungan ( fungsi Keluarga, hubungan orang tua, social ekonomi , sekolah/pendidikan, dan teman sebaya) G. TUGAS-TUGAS PERKEMBAGAN 1. Tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak 0- 6 tahun

31

Belajar : berjalan, berbicara, makan, mengenal perbedaan pria wanita, kestabilan jasmani ,memebentuk konsep, hubungan emosional dengan orang tua, mengadakan hubungan baik dan buruk 2. Tugas perkembangan pada masa sekolah 6 12 tahun Belajar: ketrampilan fisik, sikap sehat, bergaul, eksistensi diri, membaca, menulis,berhitung, mengembangkan konsep sehari-hari, mengembangkan kata hati, memperoleh kebebasan pribadi, mengembangkan sikap positif terhadp kelompok sosisal 3. Tugas perkembangan masa remaja Menurut Wiliam Kay - Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya - Mencapai kemandirian emosional - Belajar bergaul secara individula dan kelompok (komunikasi minterpersonal) - Menemukan idola - Menerima keadaan dirinya dan percaya diri - Memperkuat pengendalian diri - Mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakan Menurut Luella Cole - Kematangan emosional - Pemantapan minat heteroseksual - Kematangan sosial 32

- Rmansipasi dari kontrol keluarga - Memilih pekerjaan/karir - Menggunakan waktu senggang secara tepat - Memiliki filsafat hidup - Identifikasi diri menurut Havigrus - Mencapai hubungan lebih matang dengan teman sebaya - Mencapai peran sosial wanita atau pria - Menerima keadaan fisik dan menggunkan secara efektif - Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya - Mencapai jaminan kemandirian ekonomi - Memilih dan mempersiapkan karir - Mempersipakan pernikahan dan hidup keluarga - Mengembangkan ketrampilan intelektual - Mencapai tingkah laku yang bertangung jawab secara sosial - Memperoleh seperangkat nilai dan norma dalam bertingkah laku - Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME H. PERAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS

PERKEMBANGAN

33

1. Pencapaian tugas perkembangan melalui kelompok teman sebaya 2. Mencapai perkembangan kemandirian pribadi 3. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME I. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perkembangan Fisik (Syaraf, Otot, Kelenjar Endokrin, Struktur fisik ) Perkembangan Intelegensi Perkembangan Emosi Perkembangan Bahasa Perkembangan Sosial Perkembangan Kepribadian Perkembangan Moral Perkembangan Kesadaran beragama

J. TIPOLOGI KEPRIBADIAN a. Tipologi physis 1. Hipocrates Galenus - Sangui (darah) Sanguinis :ekspansif, lincah, riang, tidak mudah putus asa, murah senyum dll . Filosofi api : panas - Flegma(lympha) Flegmatis : plastis, tenang, dingin, sabar, tidak mudah terpengaruh dll. Filosofi udara : dingin - Choleri (empedu kuning) Choleris : garang, lekas marah, mudah tersinggung, pendendam, serius dll. Filosofi tanah :kering - Melanchole (empedu hitam) melancholis: Kaku, muram penakut, pesimis dll. Filosofi air : basah. 2. Menurut Sigaud - Motorik muskuler : badanya serba panjang,berspir dan bersudut - Pernafasanrespiratoris: wajah lebar dan dada membusung

34

- Pencernaan digestif: perut besar dan pinggangnya lebar - Susunan syaraf sentral sebral : langsing, tulang tengkoraknya atas lebar 3. Menurut Kretschmer jasmani - Piknis : badan serba bulat, pendek, gendut, bundar, berlemak, dada berisi - Asthenis : badan langsing, serba panjang, dada rata, kepala kecil, wajah sempit - Atletis : campuran piknis dan asthenis - Desplastis : bentuk badan tinggi dan besar atau kecil dan pendek Psikis - Schizothim (sukar bergaul, egoistis, tidak banyak kawan) - Cylothim (mudah bergaul, banyak teman) 4. Menurut Wiliam Sheldon struktur fisik - komponen jasmani primer Endomorphhy : gemuk, lembut berat badan rendah Mesomorphy : kokoh kuat ototnya bersegi segi dan tahan saki Ectomorphy : jangkung, dada pipih, ototnya tida kelihatan - komponen jasamani sekunder Dysplasia : ketidak selarasan bentuk tubuh 35

Gynandromorphy : tubuh lembut, pinggul besar dan sifat kewanitaan Texture : tampan Analisa kepribadian Viscertonia : rileks, suka hiburan, gemar makan-makan,membutuhkan orang lain, tidurnya nyenyak (ekstrovet) Somatotonia : gagah, perkasa, terus terang,kebutuhan geraknya besar Cerebrotonia : ragu-ragu, kurang gagah, reaksinya cepat, tidak berani bicara di depan umum, suka mengasingkan diri (introvet) b. Tipologi Psikhis 1. Heymans - Emosional : cepat memihak, fantasinya kuat, mudah marah, senang sensasi - Aktivitas : suka bekerja, mudah bertindak, banyak hobi, tidak mudah putus asa, - Fungsi sekunder : betah dirumah, taat adat, setia, konsekwen, besar berterima kasih 2, Ewald - Penerimaan rangsang - Penyimpan kesan - Pengolahan rangsang - Reaksi balik dari rangsang 3. Tipologi George Kerchenteiner 36

- Kekuatan kemauan - Katajaman pendapat - Kepekaan yang halus dalam perasaan - Aufwulbarkait (lama mendalami getaran jiwa) 4. Tipologi Plato - Fikiran kedudukan di kepala sumber kebijaksanaan - Kemauan kedudukan di dada sumber keberanian - Perasaan, kedudukan dalam tubuh bagian bawah sumber menahan hawa nafsu 5. Tipologi Querrat - Cognisi (mengenal) ahli fikir - Emosi (merasa) ahli rasa - Conasi (menghendaki) ahli bertindak c. Tipologi Budaya 1. Riesman - Kepribadian ditentukan Tradisi - kepribadian dipimpin Rohaninya - kepribadian ditentukan atas norma yang dikemukakan orang lain 2. E. Spranger - Ekonomi : suka bekerja, agak kikir, mencari dan bangga dengan harta 37

- Politik: ingin berkuasa, menguasai orang lain, tidak mencintai kebenaran - Sosial : senang berkorban, pandai bergaul - Ilmu Pengetahuan : senang membaca, serba ingin tahu, gemar berfikir - Kesenian : gemar mencipta , senang keindahan, hidup bersahaja - Agama : senang memuja, hidupnya untuk Tuhan dan akhirat 3. W dan E Yaensash Dasar penggolongan - Geologis - Tubuh sehingga dibedakan 2 tipe kepribadian : - Tetanoide : muka pucat, selalu sedih, matanya kecil, pendiam, segala sesuatu dipandang berat - Basedowide : wajah mudah berubah, mukanya lebar, mudah bergaul, matanya hidup, banyak berpendapa

PAHAMI ANAK APA ADANYA


Tidak dapat disangsikan lagi, bahwa setiap manusia dilahirkan dari ibunya sejak dahulu kala hingga sekarang selalu membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang tua atau orang lain dalam berbagai hal. Berbagai bantuan dan pertolongan tersebut secara tidak langsung adanya upaya dari orang tua maupun lainnya (pendidik) untuk mendidik anak-anaknya, meskipun masih dengan cara sederhana. Berbagai hal yang mempengaruhi anak, baik secara langsung atau tidak langsung dan dilakukan secara sadar maupun tidak sadar merupakan sebuah proses pendidikan. 38

Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa anak membutuhkan suatu pemahaman untuk kelangsungan pendidikannya. Kita sebagai pendidik ataupun lembaga pendidikan harus sadar dan tanggap dari perilaku anak atau anak didik itu sendiri. Setiap individu dewasa, mempunyai segi kemampuan berfikir lebih rasional dibandingkan dengan segi kemampuan berfikir pada anak-anak. Hal ini yang menjadikan mengapa seorang anak membutuhkan pemahaman dari orang yang lebih mengerti dari pemikiran anak tersebut (Noor Yusma). Ini bukan dikarenakan ukuran otak mereka yang masih kecil, namun sifat dan cara kerja perkembangan otak mereka saja yang masih muda dan kurang input dari pengalaman dan apa yang telah dikerjakan oleh anak itu sendiri. Dalam hal ini kewajiban dari seorang pendidik adalah bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan amanah yang harus diperbuat sesuai dengan keberadaan anak itu sendiri. Satu hal yang harus diperhatikan oleh para pendidik adalah memahami beragamnya kemampuan, watak, bakat dan latar belakang anak didik apa adanya , sehingga para pendidik termasuk orang tua dapat menempatkan dan memperlakukan anak pada tempat yang berbeda Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik termasuk orang tua terkait dengan anak atau anak didik, antara lain : 1. Anak dan potensinya Anak juga dapat diartikan sebagai manusia yang sepanjang hayatnya selalu dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Sehubungan dengan itu, maka anak bukan hanya dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya pada usia sekolah, akan tetapi lebih dari itu. Yaitu sebagai manusia sempurna yang utuh, dengan tetap berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya. Oleh karena itu, siapapun dan dimanapun berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sejak lahir hingga sampai hayatnya, baik dalam pengasuhan orang tuanya maupun orang lain termasuk anak-anak. Anak juga merupakan makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya. Pengertian 39

ini memberi arti bahwa anak merupakan anak yang belum dewasa dan memerlukan bantuan orang lain agar menjadi dewasa. Dengan demikian salah satu prinsip paling penting dalam memahami seorang anak adalah anak merupakan individu yang selalu tumbuh dan berkembang, sesuai dengan iramanya masing-masing dan harus diselidiki apa saja yang muncul pada diri anak tersebut Agar proses dalam pembelajaran pada seorang anak dapat berjalan dengan efektif, maka pendidik hendaknya memiliki pengetahuan tentang anak tersebut dengan segala potensi yang dimilikinya. Sedangkan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia termasuk seorang anak adalah : a). Bakat dan kecerdasan, keduanya merupakan kemampuan pembaawaan yang potansial untuk mengacu pada perkembangan kemampuan akademis dan keahlian dalam berbagai bidang kehidupan. Secara tidak langsung, bakat berpangkal pada kemampuan kognisi, konasi (kehendak) dan emosi b). Insting ( naluri ) merupakan suatu kemampuan berbuat tanpa melalui proses pembelajaran. Juga merupakan kapabilitas yang mempunyai jenis-jenis melarikan diri karena takut, menoleh karena jijik, ingin tahu karena menakjubkan sesuatu, melawan karena marah, merendahkan diri, berkelamin karena ingin mengadakan reproduksi, berkumpul, mencari sesuatu, dan menarik perhatian orang lain karena ingin diperhatikan orang lain. c). Nafsu dan berbagai dorongan meliputi nafsu yang mendorong kea rah perbuatan tercela dan merendahkan orang lain, nafsu yang mendorong kea rah perbuatan yang merusak, membunuh atau memusuhi orang lain, nafsu yang mengarah pada perbuatan seksual demi memuaskan tuntutan pemuasan hidup kelamin, dan nafsu yang mendorong ke arah ketaatan kepaha Allah Yang Maha Segala-galanya.

40

d). Karakter ( watak asli ) atau tabiat manusia merupakan kemampuan psikologis yang terbawa sejak lahir, dan selalu terkait dengan tingkah laku, moral, social dan etika seseorang. e). Hereditas atau keturunan merupakan factor menerima kemampuan dasar dari kedua orang tua sampai pada keturunan urutan yang lebih atas yang mengandung unsure psikologis dan filosofi. f). Intuisi merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memperoleh ilham dari Tuhan 1. Hakikat seorang anak Disadari atau tidak oleh setiap manusia, manakala membicarakan tentang hakikat atau keberadaan seorang anak, maka tidak lepas dengan membicarakan hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk social dan pribadi, makhluk sedang berkembang, makhluk yang harus dididik dan selanjutnya dapat dididik dan lain sebagainya. Dalam mendidik anak, maka segala usaha ditujukan terhadap perkembangan anaknya. Seperti seorang ibu selalu menyiapkan makanan dan minuman untuk anggota keluarganya, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Begitu juga seorang ayah yang bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Dengan demikian apa yang dikerjakan oleh kedua orang tuanya secara tidak langsung membantu pertumbuhan anaknya. Akan tetapi pada kenyataannya, perkembangan anak tidak selalu cocok dengan apa yang diharapkan oleh orang tuanya. Misalnya anak-anaknya sejak kecil sudah memperoleh kesempatan sekolah sampai dapat menyelesaikan ke jenjang yang lebih tinggi, akan tetapi setelah menyelesaikan pendidikan formalnya dia belum memperoleh pekerjaan sesuai dengan harapan.

41

Bertolak dari fenomena tersebut, maka kunci pokoknya adalah kurang persiapan anak dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Oleh karena itu, kemmapuan menghadapi dan mengatasi persoalan hidup harus dikenalkan dan ditanamkan sejak dini, sehingga anak peka terhadap persoalan tersebut, yang selanjutnya memiliki kepedulian. Hal ini tentunya dimulai dalam lingkungan rumah tangganya dengan cara memperhatikan dan melibatkan anak pada berbagai kejadian atau permasalahan dalam rumah tangga maupun masyarakat sekitar. Juga mengerjakan pekerjaan yang dapat memberikan pengalaman dalam menghadapi persoalan hidup kelak, sesuai dengan kapasitas kemampuannya. Dengan kata lain, anak-anak sekarang harus dipersiapkan secara khusus dalam mengahdapi kehidupan setelah dewasa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya orang tua maupun anggota keluarga yang lain ( pendidik ) memberikan bimbingan terhadap anak-anaknya dalam keluarga akan hidup dan kehidupan, baik sedang dialami kelak akan dihadapi. Dengan demikian, peran orang tua, anggota keluarga, pendidik / guru dan anggota masyarakat sangat besar terhadap pembentukan pengetahuan, wawasan, ketrampilan, sikap dan kepribadian anan didik. Oleh karena itu disarankan kepada para pendidik baik itu orang tua atau guru agar lebih mengerti tentang karakteristik dan sifat yang ada pada diri seorang anak atau anak didik tanpa menambah beban kepada mereka berupa pemikiran yang masih jauh dengan kondisi usianya dan psikologisnya.

Referensi
Hasbullah.1996. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Romlah, M.Ag, Dra.2004.Psikologi Pendidikan.Malang:UMM Press educatetolearn.com ( tanggal 31 Maret 2008 / 05:23 am

42

Rangkuman MK Daftar Pustaka Daftar Mata Kuliah

MKDK4302 Perkembangan Peserta Didik


Mulyani Sumantri 2 SKS - Modul 1-6 / Edisi 1 ISBN : 9796892693 DDC22 : 371.8 Copyright (BMP) Jakarta: Universitas Terbuka, 2001 Mata kuliah ini membahas hakikat pertumbuhan dan perkembangan,karakteristik dan perbedaan individu (fisik,intelek,emosi,sosial,bahasa,bakat khusus,nilai,moral,dan sikap), kebutuhan dan tugas perkembangan anak usia sekolah dasar,anak usia sekolah menengah dan orang dewasa, serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. pembelian online: http://ebook.ut.ac.id

Tinjauan Mata Kuliah

43

Keberhasilan anak dalam belajar merupakan harapan setiap guru dan orang tua. Untuk dapat mewujudkan harapan itlt, orang tua dan guru perlu memahami anak sebagai manusia seutuhnya dan memahami dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan anak yang menjadi t:tnggung jawabnya. Pendidikan anak di sekolah terutama menjadi tanggung jawab guru. Pendidikan anak di rumah terutama menjadi tanggung jawab orang tua. Pemisahan tanggung jawab itu sebenarnya tidak mutlak, karena orang tua harus mengetahui tentang bagaimana keadaan anaknya di sekolah dan guru pun seyogyanya mengetahui latar belakang anak itu. Oleh karena itu, guru dan orang lain hendaknya bekerja sama dalam hal pendidikan anak. Mata kuliah ini membahas tentang hakikat pertumbuhan dan perkembangan, karakteristik dan perbedaan individu (fisik, intelek, emosi, sosial, bahasa,nilai, moral dan sikap), kebutuhan dan tugas perkembangan anak usia SO, anak lisht sekolah menengah dan orang dewasa serta implikasinya dalam penyetenggaraan pendidikan. Dengan menguasai materi Perkembangan Peserta oidik tnt, kemampuan profesional Anda akan meningkat karena Anda akan mampu mengembangkan potensi peserta didik semaksimal mungkin untuk menyiapkan mereka terjurt ke masyarakat serta siap menghadapi bermacam ragam persoalan yang mungkln timbul di kelas/sekolah. Setelah mengikuti mata kuliah ini, Anda diharapkan mampu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. menjelaskan hakikat pertumbunan dan perkembangan; menjelaskan karakteristik anak usia SD; menjelaskan perbedaan individu dan jenis kebutuhan anak usia SD; menjelaskan karakteristik anak usia sekolah menengah; menjelaskan karakteristik orang dewasa; menjelaskan implikasi karakteristik peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Mata kuliah ini dilengkapi dengan media audio yang akan memberikan penjelasan lebih rinci pada materi modul 6 yaitu Implikasi Karakteristik Peserta Didik Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Silakan Anda. mendengarkan media tersebut agar materi yang diberikan dapat lebih Anda kuasai. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS, mata kuliah ini disajikan dalam 6 modul sebagai berikut. Modul 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Modul 2. Karakteristik Anak Usia SD Modul 3. Perbedaan Individu dan Kebutuhan Anak Usia SD Modul 4. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Modul 5. Karakteristik Orang Dewasa Modul 6. Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap penyelenggara pendidikan

44

Dengan mempelajari setiap modul dengan cermat sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan mengerjakan semua latihan, tugas dan tes yang diberlkan dengan sungguh-sungguh, Anda akan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selamat belajar, semangat selalu, semoga sukses!

Perkembangan Peserta Didik


April 22, 2008 at 9:01 am (Uncategorized) Tugas kelompok membuat makalah, pembagian kelompok seperti yang sudah disepakati bersama. Adapun tema makalah untuk masing2 kelompok: Kelompol 1 Upaya apa saja yang harus dilakukan guru bilamana banyak peserta didik yang secara pembawaan rendah/ tidak dapat melakukan penyesuaian diri yang sehat. Kelompok 2 Bagaimana sikap dan upaya guru menghadapi peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar, tidak mempunyai inisiatif untuk maju dalam bidang pendidikan maupun kegiatan-kegiatan lain. Kelompok 3 Upaya apa yang dilakukan guru bila ada peserjta didik yang karena gangguan emosi berpengaruh pada kelakuan dan proses belajarnya agar mereka berhasil dalam studi Kelompok 4 Bagaimana mengatasi peserta didik yang ternyata merasa tidak sesuai dengan sekolah dan jurusan yang dipilih agar mereka tetap berhasil dalam studi. Kelompok 5 Sebagai pendidik dalam pelaksanaan proses belajar pembelajaran, perlu mengikuti perkembangan peserta didiknya, aspek apa saja, bagainana cara memahaminya bagaimana cara mengatasi bila ada penyimpangan sehingga mereka bisa berhasil. 1 kelompok membuat 1 makalah sesuai dgn tema diatas. - Jumlah minimal 3 lembar.

45

SAP (Satuan Acara Pembelajaran)


Matakuliah Dosen : Perkembangan Peserta Didik : Dra. Henny Dewi Koeswanti, M.Pd

Diskripsi Perkuliahan : Mata kuliah ini membahas hakikat pertumbuhan dan perkembangan,karakteristik dan perbedaan individu (fisik,intelek,emosi,sosial,bahasa,baka khusus,nilai,moral,dan sikap), kebutuhan dan tugas perkembangan anak usia sekolah dasar,anak usia sekolah menengah dan orang dewasa, serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Tujuan Umum : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam aktivitas belajar dan proses belajar; kondisi-kondisi yang terkait dengan efektifitas belajar serta masalah-masalah yang terjadi didalamnya.

MINGGU POKOK BAHASAN METODE Hakikat pertumbuhan dan perkembangan Internsive,Ceramah;D I,II
peserta didik : iskusi 1.Definisi Pertumbuhan& Perkembangan 2.Faktor-faktor dasar pertumbuhan dan per kembangan peserta didik. 3.Fase-fase perkembangan Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik(2) : 1.Pola-Pola Perkembangan Afektif Manusia. 2.Pola-pola perkembangan Kognitif Manusia. 3.Tugas-Tugas Perkembangan : 1.Masa Anak-anak 2.Masa Remaja 3.Masa Dewasa Awal 4.Masa Dewasa Akhir 5.Masa Orang Tua Karakter Peserta Didik : 1.Individu sebagai peserta didik 2.Karakteristik Individu sbg peserta didik 3.Pertumbuhan&Perkembangan peserta di dik 4.Perbedaan Perkembangan Peserta didik

III,IV

Internsive,Ceramah;D iskusi

V,VI

Internsive, Tugas dan Diskusi

VII,VIII

Internsive,Ceramah; Tugasmandiri; Diskusi

46

IX X XI,XII

UJIAN TENGAH SEMESTER Membahas UTS Internsive,Ceramah;D ImplikasiPertumbuhan&Perkembangan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan: iskusi; 1.Pertumbuhan Fisik Peserta Didik RemaTugas Mandiri ja. 2.Perkembangan Intelek Peserta Didik Remaja. 3.Perkembangan Bakat Khusus Peserta Di dik Remaja. 4. Perkembangan Hub.Sos. Peserta Di dik Remaja. 5.Perkembangan Bahasa Peserta Didik Remaja/usia sekolah menengah. 6.Perkembangan Emosi Peserta Didik Remaja. 7.Perkembangan Nilai,Moral&Sikap Peserta didik Remaja. 8.Implikasi Pemenuhan Kebutuhan Remaja terhadap penyelenggaraan Pendidikan. Internsive,Ceramah;D Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah/Remaja: 1.Pengertian &Karakteristik Penyesuaian Diri. 2.Proses &Aspek-Aspek Penyesuaian Diri 3.Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik. iskusi; Tugas Mandiri

XIV,XV

XVI
UJIAN AKHIR SEMESTER

Bagi mhsw yang hadir min 80 %

DATAR Rujukan: 1. Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : CV.Pustaka Setia. 2. Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori. 2006. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Bumi Aksara. 3. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. 47

4. Sunarto, dkk. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. 5. www.google.com METODE PENILAIAN 1. Kehadiran (bobot = 10%) 2. Tugas kelompok (bobot = 20%) 3. Tugas Mandiri (bobot = 20%) 4. UTS (bobot = 20%) 5. UAS (bobot= 30%) 6. 1,2,3,4,5 dijumlah kemudian dirata- rata

48

You might also like