You are on page 1of 7

2

A. Reparasi DNA Reparasi DNA merujuk pada sekumpulan proses dalam sel yang mengidentifikasi dan memulihkan kerusakan pada molekul DNA. Dalam sel manusia, baik aktivitas metabolisme normal maupun faktor lingkungan seperti cahaya ultraviolet dan radiasi dapat menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan ini dapat mencapai 1 juta molekul per sel per hari. Banyak kerusakan ini berupa kerusakan struktural pada molekul DNA, sehingga dapat mengubah ataupun menghilangkan kemampuan sel untuk mentranskripsi gen. Walaupun demikian, proses reparasi DNA secara terus menerus merespo terhadap kerusakan tersebut. Ketika proses reparasi normal gagal dan apoptosis sel tidak terjadi, "kerusakan DNA tak tereparasikan" terjadi. Laju reparasi DNA bergantung pada banyak faktor, meliputi jenis sel, usia sel, dan lingkungan eksternal. Sel yang telah mengakumulasi banyak kerusakan DNA ataupun yang tidak dapat secara efektif memperbaiki kerusakan lagi dapat berujung pada tiga keadaan: 1. keadaan dormansi ireversibel, dikenal sebagai proses penuaan 2. bunuh diri sel, dikenal sebagai apoptosis 3. pembelahan sel yang tak teregulasi, menyebabkan pembentukan tumor ataupun kanker Kemampuan suatu sel mereparasi DNA sangatlah penting bagi integritas genom sel tersebut. Banyak gen yang pada awalnya menunjukkan pengaruh terhadap harapan hidup ternyata berhubungan dengan perlindungan dan reparasi kerusakan DNA.[4] Kegagalan memperbaiki kerusakan dalam sel yang membentuk gamet dapat mencetuskan mutasi pada genom keturunan, sehingga memengaruhi laju evolusi. Beberapa cara untuk reparasi 1. Single step reactions, direct reversal (langsung diganti) dengan single enzyme seperti photolyase atau O-6-methyl-DNA-alkyltransferase. 2. Single and multi-step base excision repair mechanisms. (glikosilasis) 3. Multi-step reaction DNA repair dikelompokkan menjadi 3 cara: - Damage reversal: langsung digantikan - Damage removal: dihilangkan - Damage tolerance: mentoleransi kesalahan

1. Damage reversal Cara mudah untuk memperbaiki DNA - Enzim yang mereparasi tidak perlu memotong DNA tetapi hanya menggantikan saja (pada proof reading). - Photorectivation merupakan contoh damage reversal . Kalau terjadi kesalahan, missal DNA polymerase melakukan kesalahan sehingga timbul misincorporated nucleotide sehingga kalau tidak sesuai (mis. Harusnya G dipasang A) maka akan timbul tonjolan, sehingga proof reading akan mundur karena memiliki exonuclease activity, membetulkan kesalahan dan selanjutnya maju lagi. 2. Damage removal Lebih kompleks karena melibatkan replacing (penggantian) dengan dipotong-potong. Ada tiga tipe damage removal, yaitu: Base excision repair, hanya 1 basa yang rusak dan digantikan dengan yang lain. Mismatch repair, penggantian basa yang tidak sesuai yang dilakukan dengan enzim. Nucleotide excision repair, memotong pada salah satu segmen DNA yang mengalami kerusakan. Base Excision repair Uracil (U) dipotong (Glycosylase) --> dikeluarkan (phosphodiesterase) --> diganti (DNA polymerase) dengan C --> ditempelkan (ligase) Nucleotide Excision repair Kesalahannya pyrimidine dimer (kesalahan 2 basa tetangga), maka yang dilakukan dengan memotong pada satu tempat tertentu dan dilepas oleh DNA helicase, selanjutnya DNA polymerase dan DNA ligase bekerja untuk memperbaikinya. Pada mismatch proofreading karena kesalahan pada kedua strand sehingga harus dipotong-potong. 3. Damage tolerance Dilakukan bila kesalahan tidak dapat diperbaiki sehingga kesalahan terpaksa ditoleransi dan yang terpotong adalah kedua strand. Ada 2 cara: 1. Homolongous recombination (HR), menggunakan sister kromatid untuk memperbaiki kerusakan. Pada cara ini tidak akan terjadi delesi. 2. Non homologous end joining (NHEJ), bila putusnya tidak sama makan akan diratakan dulu dengan eksonukleuse, kemudian ada enzim tertentu yang bekerja dan akan menggabungkan. Tetapi akan terjadi delesi.

B. Fungsi mRNA, tRNA, rRNA 1. mRNA (messenger RNA) mRNA adalah jenis RNA yang menggandakan pola asam amino, karena mRNA membawa kode genetic dari DNA ke mesin translasi di sel. mRNA ditranskripsikan dari DNA, yang kemudian mRNA tersebut ditranslasikan menjadi banyak polipeptida. Pada sel prokariotik, karena tidak memiliki membran inti, transkripsi dan translasi terjadi di tempat yang sama, yaitu sitoplasma. Sedangkan pada sel eukariotik, mRNA dan molekul RNA lain perlu keluar dari nucleolus melalui pori-pori nucleolus dan menuju sitoplasma dimana mesin untuk untuk sintesis polipeptida berada.

Gambar 1. mRNA sedang mereplikasi DNA (sumber: http://drugster.info/img/term/messenger-rna-9488_3.jpg) 2. tRNA (transfer RNA) tRNA adalah jenis RNA yang, sesuai namanya, metranslasikan kode genetic yang terdiri dari tiga huruf (kodon) yang dibawa oleh mRNA menjadi kodon satu huruf dari protein. Suatu sel yang siap melakukan translasi, pada sitoplasmanya sudah terdapat sediaan asam amino, yang bisa didapat baik dari makanan atau material kimia lainnya. Asam amino-asam amino tersebut tidak bisa langsung begitu saja mengenali kodon pada mRNA. Dalam menjalankan tugasnya, molekul tRNA harus melakukan dua tugas, yakni memilih asam amino yang sesuai dan mengenali kodon yang tepat pada mRNA. Kedua tugas tersebut bisa dilakukan tRNA dalama waktu yang bersamaan karena keunikan sruktur tRNA.

Gambar 2. Bentuk tRNA (sumber: http://withfriendship.com/images/d/17521/Transfer-RNA-picture.gif) 3. rRNA (ribosomal RNA) rRNA adalah salah satu jenis RNA yang bertanggung jawab bersama protein dalam pembentukan ribosom, organel di sitoplasma yang terdiri dari dua sub-unit dengan ukuran berbeda, yang mengkoordinasikan fungsi dari mRNA dan tRNA dalam membentuk rangkaian polipeptida.

Gambar 3. Ribosom, dengan dua sub-unit yang memiliki ukuran berbeda yang terbuat dari protein dan rRNA (sumber: http://dna-rna.net/wp-content/uploads/2011/08/ribosome-rna.jpg)

DAFTAR PUSTAKA Campbell, Reece, Taylor, Simon, Dickey.(2009). Biology : Concepts & Cinnections, Sixth Ed. pp 194-196. Molecular Biology of the cell Fifth Edition.(2008)

You might also like