You are on page 1of 5

LIPID II (UJI NODA DAN PENYABUNAN) A.

Tujuan Untuk melihat pembentukan noda oleh lemak atau minyak dan proses penyabunan pada lemak atau minyak. B. Landasan Teori Salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai struktur yang serupa atau mirip. Demikian pula sifat kimia dan fungsi biologisnya yang berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli kimia sepakat memberikan definisi yang umum mengenai lipid yakni senyawa organic yang tidak larut dalam air dan dapat di ekstrak dari sel atau jaringan oleh pelarut nonpolar seperti eter, kloroform, dan n-heksana. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dibagi menjadi beberapa golongan. Ada beberapa carra penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid menjadi tiga golongan, yaitu: 1. lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alcohol. Contohnya lemak atau gliserida dan lilin (wax) 2. lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid dan serebrosida 3. derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contohnya asam lemak, gliserol, dan steroid. Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dibagi menjadi dua golongan besar, yakni lipid yang disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak. Kemudian ada lipid yang tidak disabunkan, contohnya steroid. Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semitransparan. Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam minyak atau

lemak mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Kemudian asam lemak bila bergabung dengan alkali membentuk sabun, yang data berfungsi sebagai emulgator. C. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksii, pipet tetes, kertas HVS, penjepit kayu, pembakar spirtus, dan tissue. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak sayur, campuran alcohol (2:1), larutan NaOH, larutan KOH, air suling, dan air. D. Prosedur Kerja Percobaan Uji Noda dilakukan melalui 2 ml campuran alcohol (2:1) dituangkan ke dalam tabung reaksi yang kemudian ditambahkan dengan 3 tetes minyak sayur. Campuran dikocok sampai semua bahan larut, setelah itu campuran larutan diteteskan pada kertas tulis (HVS) dan membiarkan pelarutnya menguap. Kemudian noda yang terbentuk dicuci menggunakan air lalu dikeringkan. Perhatikan noda yang terbentuk. (Ulangi langkah diatas dngan mengganti sampel dengan minyak kelapa). Sedangkan pada percobaan penyabunan dilakukan melalui 5 tetes minyak sayur dituangkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan air suling sebanyak 3 ml kemudian ditambahkan lagi 1 ml KOH. Campuran dipanaskan sampai mendidih menggunakan pemanas spirtus setelah itu dikocok dan memperhatikan busanya. (ulangi langkah diatas dengan mengganti sampel menggunakan minyak kelapa dan mengganti larutan KOH dengan NaOH).

E. Hasil Pengamatan Uji Noda Pereaksi Sampel Minyak kelapa Minyak sayur 2 ml alcohol : eter (2:1) Noda lebih sedikit Noda lebih besar dan banyak

Penyabunan Tabel 1 Pereaksi Sampel Minyak kelapa Minyak sayur 3 ml air suling + 1 ml KOH + pemanasan Warna Lebih keruh Lebih jernih Busa Lebih sedikit Lebih banyak

Tabel 2 Pereaksi Sampel Minyak kelapa Minyak sayur 3 ml air suling + 1 ml NaOH + pemanasan Warna Lebih keruh Lebih jernih Busa Lebih banyak Lebih sedikit

F. Pembahasan Sebagaimana yang kita ketahui bahwa lipid adalah senyawa organic yang tidak dapat larut dalam air tapi dapat diekstraksi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan nenzena. Secara kimia lipid adalah asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati dan hewani. Pada percobaan ini kia menggunakan lipid dalam bentuk nabati sebagai sampel yaitu minyak sayur dan minyak kelapa. Kemudian didalam percobaan ini kita melakukan dua macam uji yaiu uji noda dan penyabunan. Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga krtaas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semitransparan. Pada percobaan ini kita menggunakan dua sampel yang akan dibandingkan yaitu minyak sayur dan minyak kelapa. Campuan alcohol : eter (2:1) yang ditambahkan 3 tetes minyak sayur menghasilkan noda yang lebih besar dan banyak pada kertas tulis, sedangkan untuk campuran alcohol eter (2:1) yang ditambahkan 3 tetes minyak kelapa menghasilkan noda yang lebih sedikit. Dari kedua sampel (minyak kelapa dan minyak sayur) bisa membuat kertas menajdi transparan bahkan setelah dicuci dengan air, hal itu menunjukkan bahwa lemak yang berada pada kertas tulis tidak larut ketika dicuci menggunakan air dan lemak masih menempel di kertas tulis. Dari hasil pengamatan yang didapatkan dari percobaan uji lemak ini dapat kita simpulkan bahwa memang benar lemak tidak terlarut dalam air.

Selanjutnya untuk percobaan penyabunan kita akan membandingkan kedua sampel ketika direaksikan dengan KOH dan NaOH. Untuk minyak sayur yang direakssikan dengan KOH maka larutan yang dihasilkan lebih jernih dan busanya lebih banyak jika dibandingkan dengan yang direaksikan dengan NaOH, tetapi warnanya sama-sama jernih. Sedangkan minyak kelapa yang direaksikan dengan KOH maka laarutan yang dihasilkan lebih keruh dan busanya lebih sedikit jika dibandingkan dengan minyak kelapa yang direaksikan dengan NaOH. Dari hasil pengamatan kita tahu bahwa asam lemak bla bergabung dengan alkali akan membentuk sabun. Dalam hal ini yang berperan penting adalah alakali yaitu KOH dan NaOH. Untuk minyak sayur busa akan lebih banyaak jika direaksikan dengan KOH tetapi untuk minyak kelapa busa lebih banyak jika direaksikan deangan NaOH. Seharusnya busa akan lebih banyak dihasilkan jika lemak atau minyak direaksikan dengan KOH karena KOH mempunyai titik didih lebih rendah dibandingkan dengan NaOH, sehingga dalam waktu cepat larutan akan menghasilkan busa yang lebih banyak. Akan tetapi di dalam ercobaan tidak didapatkan begitu, hal ini bisa terjadi karena minyak yang digunakan bisa saja tidak bagus lagi, kandungan minyak yang berbeda-beda satu sama lain, serta kurang telitinya praktikan dalam melakukan percobaan. Adapun reaksi peyabunan secara umum adalah sebagai berikut : RCOO-CH2 RCOO-CH RCOO-CH2 + 3 NaOH CH2OH CHOH CH2OH R1COONa + R2COONa R3COONa

G. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan percobaan lipid II (uji noda dan penyabunan) dapat disimpulkan bahwa: Lemak atau minyak tidak dapat larut dalam air. Minyak sayur yang direaksikan dengan alcohol eter (2:1) membentuk noda yang lebih besar dan banyak. Minyak kelapa yang direaksikan dengan alcohol eter (2:1) membentuk noda yang lebih sedikit. Lemak atau minyak yang direaksikan dengan alkali (KOH dan NaOH) akan membentuk sabun. Minyak sayur yang direaksikan dengan KOH menghasilkan busa lebih banyak jika dibandingkan dengan minyak sayur yang direaksikan dengan NaOH.

Minyak kelapa yang direaksikan dengan NaOH menghasilkan busa lebih banyak jika dibandingakan dengan minyak kelapa yang direaksikan KOH.

H. Daftar Pustaka Poedjiadi, Anna., 1994, DASAR-DASAR BIOKIMIA. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

You might also like