You are on page 1of 8

MODUL 7 FISIKA DASAR I

1. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan dapat menganalisa gerak rotasi benda dengan menggunakan konsep energi dan momentum sudut.. 2. Daftar Materi Pembahasan Momen Gaya dan Momen Inersia Momentum Sudut 2.3 Energi Kinetik Rotasi dan Momen Kelembaman 3. Pembahasan 2.1. Momen Gaya dan Momen Inersia Kecendrungan sebuah gaya untuk menyebabkan atau mengubah gerak rotasi dari suatu benda disebut momen gaya ( torsi ). Seperti pada Gambar 8.1 menunjukkan sebuah kunci yang dapat mengendurkan sebuah baut yang kencang.. Pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya F1, F2 dan F3. Gaya pada F1 menyebabkan rotasi disekitar titik O yang bergantung pada besarnya F1. Gaya F3 merupakan gaya yang lebih efektif dari pada gaya F1 yang sama besarnya , namun diberikan dekat dengan baut. Gaya F2 diberikan dengan besar yang sama dengan F3 namun arahnya ke pusat baut sehingga tidak berguna. F1 F2 F3

Gambar 7.1 Torsi atau momen gaya adalah besaran vektor yang merupakan hasil kali besarnya gaya dan lengan gaya dinyatakan sebagai berikut : = F.l , dimana F= besarnya gaya dan l = lengan gaya Beberapa cara untuk menghitung torsi dari gaya :

a. Mencari lengan pengungkit l dan dan menggunakan = F.l

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

b. Menentukan sudut antara vector r rdan F . Lengan pengungkitnya adalah r sin , maka = rF sin c. Dengan menyatakan F dalam komponen radial Frad di sepanjang arah

r dan sebuah komponen tangensial Ftan pada sudut siku-siku atau tegak lurus terhadap r .
negatip bila searah jarum jam.

d. Penentuan arah rotasi , torsi positip bila berlawanan arah jarum jam dan torsi

Bila sebuah benda P yang posisinya di r, bekerja gaya F , momen gaya yang
bekerja pada benda P terhadap titik O adalah sebagai berikut ;

= r F adalah besaran vektor yang besarnya :

=r F s in

( 7.1 )

(7.2 )

F . Sedangkan arah momen gaya sesuai dengan arah majunya sekrup kanan bila diputar dari arah r menuju F Dengan sudut yang dibentuk antara r dan menuju sudut terkecil. F Gambar 7.2 lengan gaya tegak lurus M Sumbu Lengan gaya garis gaya dengan pada garis gaya

Keseimbangan gaya pada benda Syarat keseimbangan : a. Jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda harus nol

=0

dan
=0

=0

b. Jumlah torsi yang bekerja pada benda harus nol.

Contoh 1 : Sebuah papan bermassa 50 kg sepanjang 10 m diletakkan diatas dua

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

tumpuan, yang masing-masing tumpuan diletakan 2m dari ujung-ujung papan. Jika diletakan beban seberat 250 Newton di ujung kanan papan dengan jarak 4 m. . Tentukan besar gaya masing-masing tumpuan pada Gambar Penyelesaian : 10 m 2m F1 F2 2m Gambar 7.3 Gaya pada papan 4m w1 = 490 N w2 = 250 N Jumah gaya yang bekerja pada papan adalah sebagai berikut : F1 + F2 - w1 - w2 = 0 atau F1 + F2 - 490 N - 250 N = 0 Dan untuk menentukan jumlah torsi adalah : F1 ( 0 ) ( 3m ) ( 490 N ) ( 4 m ) ( 250 N ) + ( 8 m ) F2 = 0 Maka diperoleh menggunakan F2 = 308,75 N dan untuk F1 dapat diperoleh dengan F1 + F2 - 490 N - 250 N = 0 dengan dua tumpuan

Maka F1 = 490 N + 250 N - 308,75 N = 431,25 N Sebuah cakram yang diam mendatar pada permukaan horizontal dibuat berputar pada oleh gaya F1 dan F2 yang bekerja pada tepi cakram ( Gambar 7.3 ). Kedua gaya yang sama itu, jika dikerjakan sedemikian rupa sehingga garis kerja melalui pusat cakram, pada gambar ( 7.4 ) akibatnya cakram tidak berputar. Garis kerja gaya adalah garis sepanjang mana gaya tersebut bekerja. Jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dan sumbu rotasi dinamakan lengan l gaya. Torsi merupakan hasil kali gaya dan lengan . F1 F1 F1 Gambar 7.3 Gambar 7.4 F2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

Torsi tersebut menyebabkan besaran yang mempengaruhi kecepatan angular benda tersebut. Pada Gambar 7.5.a menunjukkan sebuah gaya yang bekerja pada benda ke I dari sebuah cakram . Lengan gaya adalah l = ri sin , dimana adalah sudut antara gaya Fi dan vector posisi r i ke titik tangkap gaya. Torsi yang diberikan oleh gaya adalah
i

= Fi . l =

Fi r i sin

( 7.3 )

Pada Gambar 8.5.b menguraikan gaya Fi menjadi dua komponen , Fir = Fi cos sepanjang garis radial ri dan Fit = Fi sin tegak lurus garis radial. Komponen Fir tidak berpengaruh bterhadap rotasi cakram . torsi yang diberikan oleh gaya Fi dapat dinyatakan oleh Fit . Fi Fi Fir

Fit

Gambar 8.5.a Pada Persamaan 8.4 diperoleh : F


I

Gambar 8.5.b

Fi l = F i r i sin

= F it r I

( 7.4 ) . Percepatan ( 7.5 )

Percepatan angular benda tegar sebanding dengan torsi neto yang bekerja padanya.
i

Adalah gaya eksternal neto yang bekerja pada benda ke - i = mi a it = m1 r i

tangensial benda ke- I , dari hukum Newton II , adalah Fit Dimana a it = percepatan tangensial benda ke- i dan = percapatan angular. Pada persamaan ( 8.6 ) dikalikan dengan ri , sehingga diperoleh persamaan ri Fit = mi ri 2 a Pada ruas kiri adalah torsi atau
I I

( 7.6 ) = ri Fit yang dilakukan oleh gaya F i terhadap ( 7.7 )

= mi ri 2
I

= mi ri 2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

adalah torsi neto yang bekerja pada benda (

neto

). Untuk benda tegar,

percepatan angular sama untuk semua benda dan karena itu dapat dikeluarkan dari penjumlahan. Besaran mi ri 2 adalah sifat benda dan sumbu rotasi yang dinamakan momen Inersia I :

I = mi ri 2
i

( 7.8 )

Jarak r I adalah jarak dari benda ke-i ke sumbu rotasi. Momen Inersia adalah ukuran kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia tergantung pada distribusi massa benda relative terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat suatu benda ( dan sumbu rotasi ), seperti massa m yang merupakan sifat benda yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi. Momen inersia dapat dinyatakan sebagai berikut :

neto = i
Menghitung momen inersia

( 7.9 )

Untuk benda-benda kontinu, penjumlehan pada persamaan (8.9) untuk momen inersia adalah sebagai berikut :
I = r 2 dm

( 7.10 )

dimana r adalah jarak elemen massa dm dari sumbu rotasi. Contoh 1 : Carilah momen inersia cincin bermassa M dan berjari-jari R terhadap sumbu yang melalui pusatnya dan tegak lurus bidang cincin( Gambar 7.6 )

Gambar 7.6

I = r 2 dm = R dm = M R

Contoh 2 : Carilah momen inersia cakram uniform terhadap sumbu yang melewati pusatnya dan tegak lurus bidang cakram ( Gambar 7.7 ). Tiap elemen massa adalah sebuah cincin berjari-jari r yang tebalnya dr. Momen inersia tiap elemen adalah r 2 dm . Luas tiap elemen adalah dA = 2rdr , maka massa tiap elemen adalah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

dm =

M M dA = 2rdr A A adalah luas cakram. Sehingga diperoleh :


L

dengan A = R 2
2

I = r dm = r 2
0

M 2rdr A

2M R 2

3 r dr = 0

2M R 4 1 = MR 2 R2 4 2

dm r

Gambar 7.7 2.2. Momentum Sudut ( angular ) Untuk sebuah benda yang bergerak dalam lingkaran berjari-jari r dengan kecepatan sudut ( angular ) ( Gambar 8.8 ), momentum angular L relative terhadap pusat lingkaran yang didefinisikan sebagai hasilkali besarnya jari-jari r :
L = mvr = m(r) r

momentum linier mv dan ( 7.11 )

= mr 2 = I
m v

r
L = mvr = mvr sin
( 7.12 )

Gambar 7.8 Momentum angular total benda yang berputar diperoleh dengan menjumlahkan momentum angular semua elemen dalam benda. Momentum angular elemen bermassa mi adalah :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

Li = mi ri atau
2

L = i

( 7.13 )

Contoh 3 : Kipas turbin suatu mesin jet memiliki momen inersia 2,5 kg.m2 pada sumbu putarnya. Pada saat turbin mulai berputar, kecepatan sudutnya sebagai fungsi waktu adalah

= ( 400 rad / s 2 )t 2

a) Carilah momentum sudut kipas sebagai fungsi waktu dan tentukan waktu pada waktu t = 3 detik. b) Carilah torsi total yang bekerja pada kipas sebagai fungsi waktu, dan tentukan torsinya pada waktu t = 3 detik. Penyelesaian : a. L = I = (2,5kg .m 2 )( 400 rad / s 2 )t 2 = (1.000 kg .m 2 / s 3 )t 2 Pada waktu t = 3 detik, maka L = (1.000 kgm 2 / s 3 )( 3s ) 2 = 9.000 kg .m 2 / s b. = dL = (1.000 kg .m 2 / s 2 )( 2t ) = (2.000 kg .m 2 / s 2 )t dt

Pada waktu t = 3 detik, maka

= ( 2.000 kg .m 2 / s 3 )( 3s ) = 6.000 kg .m 2 / s 2 = 6.000 N .m


2.3. Energi Kinetik Rotasi dan Momen Kelembaman Pada benda tegar, posisi suatu benda terhadap benda yang lain selalu tetap. Pembahsan gerak rotasi di sini hanya menyangkut gerak rotasi terhadap sumbu tetap saja. Sebuah benda tegar yang berotasi dengan laju sudut yang mengelilingi suatu sumbu tetap. Masing-masing benda yang bermassa m mempunyai energi kinetik

Ek = 1 / 2( mv 2 ) = 1 / 2( mr 2 2 )

,dimana r adalah jarak

masing-masing benda terhadap sumbu rotasi. Sehingga energi kinetik rotasi dapat dinyatakan :

Ek = 1 / 2(m1r1 + m2 r2 + .......... ..) 2


2 2

Ek = 1 / 2( mi ri ) 2
2

( 7.14 ) ( 7.15 )

atau

Ek = 1 / 2( I 2 )

Tugas-tugas 1. Batang homogen seperti pada Gambar 7.9 beratnya 40 N . Berapa gaya yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

bekerja pada gambar tersebut. Tentukan besar ,arah dan titik tangkap gaya yang menyebabkan batang itu berada pada posisi seimbang. 30 N 80 N 30o 0,2 L 60 N 0,6 L 0,2 L 70 N Gambar 7.9

2. Sebuah roda 25 kg dengan girasi 22 cm berputar pada kecepatan 6 putaran / dt. Berapakah Ek rotasinya? 3. Sebuah roda 5 kg dengan radius girasi 15 cm berputar pada kecepatan 450 rpm. Pada roda bekerja gesekan yang menyebabkan torsi 0,15 Nm. Dalam waktu berapa lama roda akan behenti. 4. Sebuah motor listrik berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan berhasil mengeluarkan daya 5 Hp. Berapakah torsi yang dihasilkan

Daftar Buku acuan


1.Young & Freedman, Fisika Univesitas , Edisi ke sepuluh,Erlangga,2001 2.Tripler, Fisika untuk Sains dan Teknik ,Erlangga,1998.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

NURHASANAH

FISIKA I

You might also like