You are on page 1of 137

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada
hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan
utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen
perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan
baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil
oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya
mempertahankan laba.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya
menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga
memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba
perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau
tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan .
Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan
memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka
diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian
dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan
memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan.
Studi kelayakan merupakan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
1
mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk
memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau
tidak.
Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
yang bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala
yang bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan
dalam proses produksi sering mangalami kerusakan. Keadaan tersebut
mengakibatkan meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan
mengalami penurunan sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
pasar. Hai ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 1
Perbandingan Permintaan Pasar, Realisasi Produksi,
dan Biaya Pemeliharaan Mesin
Tahun Permintaan Pasar
Es Batu (Balok)
Realisasi Produksi
Es Batu (Balok)
Biaya
Pemeliharaan (Rp)
2001 281.500 278.850 22.260.150
2002 298.205 289.658 39.028.021
2003 325.261 301.261 43.004.000
2004 310.174 287.156 64.823.562
2005 323.831 296.550 80.091.165,5
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedudukan produk di pasar sangat
kuat, dimana permintaan pasar terus meningkat tiap tahunnya, sedangkan
perusahaan tidak dapat memenuhi secara keseluruhan karena mesin yang
digunakan dalam proses produksi sering mengalami kerusakan, sehingga
membutuhkan biaya pemeliharaan mesin yang besar. Pada tahun 2005 perusahaan
2
telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pemeliharaan mesin yaitu
sebesar Rp 80.091.165,5 tetapi mesin yang digunakan hanya mampu
memproduksi sebesar 296.550 balok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada
tahun 2005 mesin produksi mengalami kerusakan yang cukup parah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menghadapi dan
mengendalikannya perusahaan memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam
pengambilan keputusan. Salah satu cara yang digunakan yaitu adanya
penggantian mesin lama yang tidak efisien lagi dengan mesin baru yang lebih
besar dan lebih efisien. Penggantian mesin tersebut diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya yang berkaitan
dengan proses produksi, menghemat biaya pemeliharaan, dan dengan penggantian
mesin itu pula dapat memanfaatkan peluang pasar yang dapat dimasuki, sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh
perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk
Meningkatkan Laba Pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri di
Pandaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan pada
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah: Apakah investasi
penggantian mesin produksi itu layak dilaksanakan?
3
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya aspek dalam studi kelayakan yang berhubungan dengan
rencana perluasan usaha maka masalah yang ada dibatasi pada analisis layak atau
tidaknya penggantian aktiva mesin produksi dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran serta aspek keuangan. Alasan kedua aspek tersebut yang dianalisis,
karena dengan analisis aspek pasar dan pemasaran dapat diketahui berapa besar
permintaan pasar akan produk tersebut dan dapat diketahui pasar potensial yang
dapat dimasuki, sedangkan dengan analisis aspek keuangan dapat diketahui
berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin
tersebut.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi penggantian aktiva mesin
produksi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan dan
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan rencana penggantian aktiva mesin produksi.
b. Bagi Kreditur
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan pinjaman dananya.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi dan informasi serta
menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang studi kelayakan
serta untuk penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas
(2000) yang berjudul Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V.
Palapa Lumajang. Penelitian ini merupakan studi kelayakan atas
penambahan mesin produksi untuk perluasan (Expansi). Adapun rencana
mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah
dan mesin Ossilating. Berdasarkan dari analisis data yang digunakan,
penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini
layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu
penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan
penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang
lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada
CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.
2. Tinjauan Pustaka
1. Investasi
6
Dana yang ada dalam perusahaan harus dipergunakan atau
diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah,
melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya.,
sedangkan investasi menurut Nasehatun (2000:64) adalah pembelian alat-
alat produksi (termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual) dengan
modal berupa uang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain,
peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja,
penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang
sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula.
Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain
kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu
mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana
yang ada akan dipergunakan.
Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya
dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99):
1) Penggunaan jangka pendek (investasi pada modal kerja)
7
Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari
satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh,
memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya.
2) Penggunaan jangka panjang (disebut juga sebagai investasi modal atau
capital investasi)
Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian
dana yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Misalnya membeli mesin
baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya.
Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka
panjang adalah terletak dalam soal waktu dan cara perputarandana
yang tertanam didalamnya.
Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk
memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa
yang akan datang agar perusahaan tetap hidup (survival) dalam
menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun
dari sektor ekstern perusahaan.
a. Penggolongan Investasi
Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain,
namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama.
Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland
(2000:144) adalah sebagai berikut:
1). Investasi penggantian (Replacement Investment).
8
Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana,
misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan
harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva
tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan
mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap
digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan
yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan
penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya
pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang
dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan
semakin meningkat dan hasil akhirnya perusahaan akan
mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun.
Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup
pasti.
2). Investasi Perluasan (Expansion Investment)
Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada
menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh,
sehingga perlu dilakukan investasi baru, investasi untuk
menambah kapasitas pada lini.
Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah
lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau
pembukaan cabang baru di tempat lain agar output yang dihasilkan
9
oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini
mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada
investasi penggantian.
3). Investasi Pertumbuhan (Growth Investment)
Investasi pertumbuhan merupakan investasi untuk
menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk
lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan
yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan
yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal.
Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar
dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas.
b. Sumber Dana Investasi
Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan
untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian
menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara
sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai
suatu investasi.
Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai
biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut
Gitosudarmo dan Basri (2002:42), sumber dana dapat dibedakan
menjadi:
1). Sumber dana intern
10
Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau
dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan.
Sumber dana intern berasal dari:
a). Laba ditahan
Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan
tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama
periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden
(devidend policy) dan kebijakan penanaman kembali (plowing-
back policy) yang dijalankan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan
perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang
ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
b). Depresiasi
Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi
setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang
digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi
depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana
yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.
2). Sumber dana ekstern
Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan,
yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi:
a). Pinjaman
11
Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari
para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau
organisasi diluar perusahaan, misalnya:
I. Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam
bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering
menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada
perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut
dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
II. Bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama
memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain
dibidang keuangan
III. Pasar modal
Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara
efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai
surplus tabungan (saving suplus unit) kepada unit ekonomi
yang mempunyai defisit tabungan (saving dificit unit).
2. Studi Kelayakan Proyek
12
Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam
investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi
dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini
memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat
penting bagi suatu perusahaan.
Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan
yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan
investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut
dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4)
menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang
dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan
dengan berhasil.
Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-
beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang
menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa
berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar
proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik
dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu
peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek
investasi.
a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek
13
Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu
perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek
tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar,
ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang
menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan.
Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan
dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada,
kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya
biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya
studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata
tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan
biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko
kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek
Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan
terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun
belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus
dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000:17), terdapat lima
14
aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek
investasi, kelima aspek tersebut adalah:
1). Aspek Pasar dan Pemasaran
Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya
persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang
demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran
menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan
pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan
konsumen mendasarkan diri pada Integrated Marketing Concept.
Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17)
lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan.
Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya
adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai
macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa
kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali
dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.
a). Peluang pasar
Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam
mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang-
peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran.
15
Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran
menurut Kotler (2000: 151) adalah suatu kebutuhan dimana
perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang
dapat dicatat dan dipilih menurut daya tariknya, dan
kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan
sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan
kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun
juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil
adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan
tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang.
b). Peramalan permintaan
Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini
maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh
pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk
memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting
sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 40) yang
dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa
yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
16
Hal yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan
melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai
kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang
akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan
antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari
dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain,
hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan
ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa
yang akan datang.
Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat
diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya
adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini
digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan harga,
penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan
datang.
Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk
jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan
metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang
memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal.
Dalam metode trend terdapat tiga teknik peramalan, yaitu:
17
I). Metode Trend Linier, digunakan bila Scatter diagram dari
data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis
lurus, fungsi persamaan metode ini adalah:
Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
a =
n
Y

b =

2
x
xy
Jika
x
= 0
Keterangan:
Y = variabel permintaan
x = variabel permintaan
n = jumlah data
a = jumlah permintaan
b = kecenderungan perubahan permintaan
II). Metode Trend Kuadratik, digunakan jika scatter diagram
dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk
parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
Y = a + bx + cx
2
18
Koefisien a, b, c dapat diperoleh dengan:
a =
n
x c y

2
b =

2
x
xy
c =
( )( ) { }
( ) { }

2
2 4
2 2
x x n
Y x Y x n
Jika
x
= 0
III). Metode Trend Simple Exponential, digunakan jika data yang
tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak
terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
Y = ab
x
Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma:
Log Y
1
= log a + (log b) x
Jika
x
= 0, maka koefisien a dan b dapat dicari
dengan:
Log a =
n
Y

log
Log b =
( ) { }

2
log
x
Y x
19
Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah
satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data
dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format
sebagai berikut:
Tabel 2
Analisis Kuadrat Terkecil
Tahun Metode Trend
Linier
(Y
t
Y
t
1
)
2
Metode Trend
Kuadratik
(Y
t
Y
t
1
)
2
Metode Trend
Exponential
(Y
t
Y
t
1
)
2
Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat
1
2
3
4
5
N
(Y
t
Y
1
1
)
2
(Y
t
Y
2
1
)
2
(Y
t
Y
3
1
)
2
-
-
(Y
t
Y
n
1
)
2
(Y
t
Y
1
1
)
2
(Y
t
Y
2
1
)
2
(Y
t
Y
3
1
)
2
-
-
(Y
t
Y
n
1
)
2
(Y
t
Y
1
1
)
2
(Y
t
Y
2
1
)
2
(Y
t
Y
3
1
)
2
-
-
(Y
t
Y
n
1
)
2

(X
L/C)
(X
k
) (X
E
)
Sumber: Rumus metode trend
2). Aspek Sosial Ekonomi
a). Analisa aspek sosial ekonomi
Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta
pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara
keseluruhan.
b). Manfaat sosial ekonomi
Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran
biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang
20
diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat
diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan
manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter
(Husnan & Suwarsono,2000: 323)
Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa
output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan
penghasilan devisa.
Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang
sulit diukur dalam satuan moneter adalah:
1) Menaikkan tingkat konsumsi
2) Membantu proses pemerataan pendapatan
3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya
negara)
5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan
kerja)
6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik
3). Aspek Teknis
Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek
21
teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi,
dan layout pabrik.
a). Penentuan lokasi pabrik
Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban
biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada
sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan
masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih
kompleks.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 120), beberapa
variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam
penentuan lokasi pabrik adalah:
1) Ketersediaan bahan mentah
2) Letak pasar yang dituju
3) Tenaga listrik dan air
4) Suplai tenaga kerja
5) Fasilitas transportasi
b). Penentuan luas produksi
Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh
kemungkinan Market Share yang diraih dengan
22
mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang
dimiliki.
c). Layout pabrik
Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi
pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-
mesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi,
penanganan bahan (Material Handling), dan semua peralatan
serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi
dengan lancar dan efisien
4). Aspek Manajemen
Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa
manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas
kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas
khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping
23
itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam
setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.
a). Struktur organisasi
Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas
pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan.
Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk
struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1) Organisasi garis (line organization)
Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari
keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah.
Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu
masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya
kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya
bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh
karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang
serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.
2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization)
Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya
24
serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini
kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki
bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah
dari seseorang atasan saja dan kepada atasan tersebut
bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaannya.
3) Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang
susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan,
administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak
bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan
berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya
dalam garis pekerjaan tertentu.
5). Aspek Keuangan
Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan
diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal
asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu
diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya
dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa
besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta
25
tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan
sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan
laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap
layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila
dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak
bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan
bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak
layak untuk dilakukan.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek
keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan
diterima atau ditolaknya proyek investasi.
a). Arus kas (Cash flow)
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan
yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas
penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas
untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan
tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan
arus kas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
26
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.
Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal
(Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas
(Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:
1) Arus kas masuk (Cash inflow)
Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan
selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari
penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal
ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan
ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila
investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu
penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap,
penjualan saham.
2) Arus kas keluar (Cash outflow)
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun
operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan,
penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga
dan deviden.
27
Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu
saat.
Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal
dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.
b). Laba
Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas
dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba
menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan
bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu
misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang
ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama.
c). Pajak
Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan
setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus
berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak
menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan
yang berdiri di negara tersebut.
Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke
sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat
28
dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.
Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap
setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh
seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan
bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan
kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah
selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang
dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan.
Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut
Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar
10%.
Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17
tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak
badan adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Biaya Penghasilan Kena Pajak
Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Diatas Rp 50.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Diatas Rp 100.000.000,00
10 %
15 %
30%
Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
29
d). Biaya modal (Cost of capital)
Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya
yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan
modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi
perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk
keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu
khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada
aktiva tetap.
Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan
menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi
sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.
Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount
rate yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila
menggunakan metode NPV atau PI.
Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu:
1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public
30
Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut
:
a). Perusahaan berbadan hukum PT.
b). Bertempat kedudukan Indonesia.
c). Mempunyai modal di sektor penuh Rp
200.000.000,00
d). Laporan keuangan dua tahun terakhir harus
diperiksa oleh akuntan publik dengan unqualified
opinion.
e). Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus
memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus
tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong
sehat.
Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah
sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249):
a). Biaya utang (Cost of debt)
Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung
karena menggunakan sumber dana yang berasal dari
pinjaman.
Rumus:
31
k
*
d
= k
d
(1-t)
Keterangan:
k
*
d
=

biaya utang setelah pajak
k
d
=

biaya utang sebelum pajak
t = tarif pajak
b). Biaya saham preferen
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)
oleh investor saham preferen (pemegang saham
preferen).
Rumus:
Biaya saham preferen =
n
p
P
D
Keterangan:
D
P
= deviden perlembar saham
P
n
= harga netto yang diperoleh dari penjualan
selembar saham preferen baru
c). Biaya saham biasa
Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai
tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu
32
investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar
harga saham perusahan tersebut tidak turun.
Rumus:
k
e
=
D
P
D
1
+ g
Keterangan:
k
e
= Biaya modal sendiri dari saham biasa
D
1
= Deviden pada tahun ke-1
P
D
= Harga saham saat ini
g = pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun
d). Biaya laba ditahan
Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan
(Cost of retained earning) adalah sebesar tingkat
pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang
diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata
lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan
dana yang berasal dari saham biasa.
Rumus:
k
r
= k
e
(1-t) (1-b)
Keterangan:
33
t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari
semua pemegang saham (avarage rate of
stockholder)
b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost)
2). Biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka
nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila
investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan
yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan
akan menurun.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya
tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh
keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko
premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat
pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono,
2001: 218):
Rumus:
34
R
P
= R
f
+ Risk Premium
Keterangan:
Rp = tingkat keuntungan yang diminta
R
f
= tingkat bunga berdasarkan standar
sertifikat Bank Indonesia
Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko (tarif
sebesar 5% sampai dengan 7%)
Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point
II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go
Public.
e). Kriteria penilaian investasi
Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya
suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan
investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):
35
I). Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang
diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian
ini menggunakan Payback period yang arus kasnya
didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas
yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan
nilai sekarang investasi.
Rumus:
arus kas yang di diskontokan =
n
k) 1 (
Kas Arus
+
Rumus Payback Period adalah:
PP =
Tahunan Proceeds
Outlays Capital
X I Tahun
Kriteria:
Bila PP umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi diterima.
Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi ditolak.
Kelebihan PP adalah:
36
(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup
kembali resiko proyek
(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya
Accounting income
Kelemahan PP adalah:
(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu
uang
(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk
setelah Payback.
II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat
keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat
investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini
dinyatakan dengan prosentase.
Rumus ARR adalah sebagai berikut:
ARR =
Investment Avarage
EAT Avarage
X 100%
Kriteria:
Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi diterima.
37
Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi ditolak.
Kelebihan ARR adalah:
(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal
(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal
(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi
Kelemahan ARR adalah:
(a) Mengabaikan nilai waktu uang
(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi
dan bukan kas
Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda
maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode
depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya
keuntungan
III). Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih
antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas
yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan
satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya
modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus
38
dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi
yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.
Urutan-urutan dalam metode NPV:
a). Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi
yang akan dilaksanakan.
b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow
dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate)
tertentu yang ditetapkan.
c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow
selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi
awal (initial investment) akan menghasilkan NPV.
Rumus metode NPV adalah:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx
Kriteria:
NPV 0 , maka usul investasi diterima
39
NPV < 0, maka usul investasi ditolak
Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono,
2002:175):
NPV = (

n
t 1

t
t
k
CF
) 1 ( 1 +

) - I
o
Keterangan:

CF
t
= Cash flow pada periode t
I
0
= Investasi awal
k = Discount rate yang digunakan dari biaya modal
n = Umur proyek
t = 1,2,3,..,n
Kelebihan NPV adalah:
(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit
memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki
(b) Merupakan metode laba investasi majemuk
40
(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan
nilainvestasinya
Kelemahan NPV adalah:
(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa
menyesatkan
(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan
prestasi dari tahun ke tahun
IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana
dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas
pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas
yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada
keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR
adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate
tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount
rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate
yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002:
170):
Outlays =
n
n
r
A
r
A
r
A
) 1 (
..........
) 1 ( ) 1 (
2
2 1
+
+ +
+
+
+

41
Guna mencari besarnya r dapat dilakukan dengan metode
trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV
proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat
bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil
perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau
PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus
mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara
demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga
yang dapat menjadikan PV proceeds sama dengan PV
outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol
atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut
menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.
Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i
1
+
2 1
1
NPV NPV
NPV

(i
2
i
1
)
Keterangan:
i
1
= tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV
1
i
2
= tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV
2
NPV
1
= positif
NPV
2
= negatif
42
Kriteria:
Bila IRR COC, maka usulan investasi diterima
Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak
Kelebihan IRR adalah:
(a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang
(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
bunga yang sebenarnya
Kelemahan IRR adalah:
(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan
NPV karena adanya cara coba-coba
Timbul perhitungan untuk interpolasi
V). Metode Profitability Index (PI)
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang
investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa
alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah
43
investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih
besar.
Rumus PI adalah sebagai berikut:
PI =
Outlays of PV
Proceeds of PV
\
Kriteria:
Bila PI 1, maka usul investasi diterima.
Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.
Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,
tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman
pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak
sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi
tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar,
semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam,
tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak
semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek
keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak
masalah.
44
VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
(MIRR)
MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari
metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR
adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian
kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya
(COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu
kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan
metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah
muncul metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena
menggabungkan antara metode IRR dengan NPV.
MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat
diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari
terminal (terminal value) dengan investasi awalnya.
Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai
berikut (Warsono, 2002: 179):
0
1
) 1 (
) 1 (
I
MIRR
K CF
n
n
t
t n
a t

+
+

Keterangan:
MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
CF
t
= Arus kas pada tahun ke-t
45
K
a
= Biaya modal proyek
t = 1,2,3,..,n
n = Umur ekonomis
I
0
= Investasi awal.
Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan
menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut:
Jika MIRR COC, maka proyek diterima.
Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.
Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan
salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang
dipilih adalah proyek yang menghasilkan MIRR terbesar.
3. Aktiva Tetap
Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap,
yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai
salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar
dimasa yang akan datang.
Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang
paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan
investasi jangka panjang.
Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah
aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
46
dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva
tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bersifat relatif permanen.
b. Digunakan dalam operasi perusahaan.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a). Aktiva tetap tak berwujud
Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang
dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.
Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark.
b). Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik
yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara
normal.
1). Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk
diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
47
Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK
(2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan
PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari
harga beli.
2). Metode Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK
(2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Aktiva yang dapat disusutkan adalah:
a). Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih
dari satu periode akuntansi
b). Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.
c). Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan
dalam suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa,
untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara
lain (Weston & Copeland, 2000:102):
48
a). Metode Garis Lurus (The Straight Line Method)
Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti
dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap
sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam
menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,
sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah
sama.
Rumus:
Biaya penyusutan =
ekonomis Umur
sisa Nilai - perolehan Harga
Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah
bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan
metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka
tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.
b). Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit
Method)
Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya
akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika
biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan
kemudian menurun pada periode berikutnya.
49
Rumus:
Jumlah angka tahun = n
,
_

+
2
1 n
Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya
biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan
depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau
sama dengan metode garis lurus.
c). Metode Unit Produksi (Production Unit Method)
Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang
diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap
itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi biaya bersifat
rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap
oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.
Rumus:
Biaya penyusutan =
produksi satuan Estimasi
sisa Nilai - perolehan Harga
Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya
penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya.
Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk
menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung
biaya penyusutannya.
d). Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
50
Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun
menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan
adalah:
a). % depresiasi dengan cara garis lurus.
b). % ini dikalikan 2.
c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.
Rumus:
Biaya penyusutan =
ekonomis Umur
periode tiap sisa Nilai
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena
sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
4. Pengawasan Peramalan
Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat,
adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari batas-
batas yang dapat ditolerir, untuk itu perlu diadakan pengawasan
peramalan (forecast control).
Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah
terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil
peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat
digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan &
Suwarsono, 2000:69):
a. Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error)
51
Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai
peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau
negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data
peramalan.
Secara formula adalah sebagai berikut:
AAE =
n
Y Y


1
Keterangan:
AAE = Average absolute error
Y = Data riil
Y
1
= Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
= Harga mutlak
b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared Error)
Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih
antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah
tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian
menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
RMSE =
n
Y Y


2 1
) (
52
RMSE = Root mean squared error
Y = Data riil
Y
1
= Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai
berikut:
r =

2
2 1
) (
) (
1
Y Y
Y Y
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
Y = Data riil
Y
1
= Data peramalan
Y = Means data riil
d. Kontrol limit
Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara
kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan
juga batas bawah (lower control limit). Jika selisih antara nilai riil dan
nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range
upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang
digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:
53
(D of F) R =
1
) ( arg
1

n
Y Y inal m
Keterangan:
(D of F) R = Degree fo freedom
marginal (Y-Y
1
) = jarak bergerak
Y = Nilai riil
Y
1
= Nilai peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:
Upper control limits = 2,66 X (D of F) R
Lower control limits = -2,66 X (D of F) R
Range + 2,66 (D of F) R sampai 2,66 (D of F) R
C. Kerangka Pikir
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat
perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis
kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut
layak untuk dilaksanakan.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang
berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan.
B. Jenis Penelitian
55
1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada
CV. Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang
digunakan, diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini
layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.
2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan
proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Studi Kelayakan Proyek
Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Keuangan
Layak atau tidak
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini
memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu
perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan.
C. Data dan Sumber Data
Data dan Sumber Data
Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah
aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data
permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin,
data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan
untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman
dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga
berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet.
D. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
56
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan
pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang yang diteliti untuk
mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode
penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.
2. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat dokumen-
dokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi,
biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data
permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan.
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada, maka
digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu:
1. Analisis Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan
di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan
penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai
berikut:
a. Metode Trend Linier
Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia
cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan
rupiah (Rp).
b. Metode Trend Kuadratik
57
digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan
yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).
c. Metode Trend Simple Exponential
Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia
cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan
satuan rupiah (Rp).
d. Pengawasan Peramalan
Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan
adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error). AAE
adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya.
2. Analisis Keuangan
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang
akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa
a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari
mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.
58
Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua
sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah
menggunakan satuan mata uang (Rp).
b. Arus Kas (Cash Flow)
Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil
penjualan produk, dan penjualan mesin lama
2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek,
penggantian mesin, pembayaran angsuran, biaya operasional, dan
pajak perseroan
Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).
c. Biaya Modal (Cost Of Capital)
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar
dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga
sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta
dipengaruhi oleh keuntungan bebas resiko (Risk free rate), dan resiko
premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat
berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya
adalah menggunakan satuan rupiah (Rp).
d. Studi Kelayakan Investasi
59
Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti
menggunakan metode penilaian sebagai berikut:
1) Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk
dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun.
2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag
diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya
adalah prosentase (%).
3) Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas
yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana
proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang
digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
4) Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk
mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek
akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek.
Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
5) Metode Profitability Index (PI)
60
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya
adalah menggunakan rupiah (Rp).
6) Metode MIRR
MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan
antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi
awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).
F. Teknik Analisis Data
Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif
adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap
masalah yang sedang diteliti.
1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode
trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek
penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend
terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu:
a. Metode Trend Linier
Rumus:
Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
a =
n
y
61
b =
2
x
xy

Dimana:
Y = variabel permintaan a = jumlah permintaan
x = variabel tahun b = kecenderungan perubahan permintaan
n = jumlah data
b. Metode Trend Kuadratik
Rumus:
Y = a + bx + cx
2
Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:
a =
( )
n
x c y
2

b =
2
x
xy

c =
{ }
{ }

2 2 4
2 2
) (
) ( ) (
x x n
Y x Y x n
c. Metode Trend Simple Exponential
Rumus:
Y
1
= ab
x
Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma:
Log Y
1
= log a + (log b) x
62
Jika, 0 x maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:
Log a =
( )
n
Y log
Log b =
( ) { }
2
log
x
Y x

Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai
untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil
dengan format sebagai berikut:
Tabel 4
Selisih kuadrat Terkecil
Tahun Metode trend linier
(Y
t
Y
t
1
)
2
Metode trend
kuadratik
(Y
t
Y
t
1
)
2
Metode trend
exponential
(Y
t
Y
t
1
)
2
Selisih kuadrat Selisih kuadrat Selisih kuadrat
1
2
3
4
5
7
N
(Y
t
Y
1
1
)
2
(Y
t
Y
2
1
)
2
(Y
t
Y
3
1
)
2
(Y
t
Y
1
3
)
2
-
-
(Y
t
Y
n
1
)
2
(Y
t
Y
1
1
)
2
(Y
t
Y
2
1
)
2
(Y
t
Y
3
1
)
2
(Y
t
Y
1
3
)
2
-
-
(Y
t
Y
n
1
)
2
(Y
t
Y
1
1
)
2
(Y
t
Y
2
1
)
2
(Y
t
Y
3
1
)
2
(Y
t
Y
1
3
)
2
-
-
(Y
t
Y
n
1
)
2

(X
L
) (X
K
) (X
E
)
Sumber: Rumus metode trend
d. Pengawasan Peramalan
Kesalahan Absolut Rata-rata (Average absolute error)
AAE =
n
Y Y


1
63
Keterangan:
AAE = Average absolute error
Y = Data riil
Y
1
= Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
2. Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang
akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa:
a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari
mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.
Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua
sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri.
b. Arus Kas (Csah Flow)
Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan
produk, dan penjualan mesin lama.
64
2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek,
penggantian mesin, pembayaran angsuran, biaya operasional, dan
pajak perseroan.
c. Biaya Modal (Cost Of Capital)
Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
seperti dibawah ini karena perusahaan belum tercatat di Bursa Efek.
Rumus:
R
P
= R
f
+ risk premium
Keterangan:
R
P
= tingkat keuntungan yang diterima
R
f
= tingkat bunga berdasarkan standar Sertifikat Bank
Indonesia
Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko
d. Kriteria Kelayakan Investasi
Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti
menggunakan metode penilaian sebagai berikut:
1) Metode Payback Period (PP)
Rumus:
PP =
Tahunan Proceeds
Outlays Capital
X I Tahun
65
2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)
Rumus:
ARR =
Investment Avarage
EAT Avarage
X 100%
3) Metode Net Present Value (NPV)
Rumus:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays = xxx
NPV = xxx
Secara sistematis rumus NPV adalah:
NPV = (

n
t 1

t
t
k
CF
) 1 ( 1 +

) - I
o
Keterangan:
CF
t
= Cash Flow pada periode t
I
0
= Investasi awal
k = Discount Rate yang digunakan dari biaya modal
n = Umur Proyek
4) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Rumus:
IRR = i
1
+
2 1
1
NPV NPV
NPV

(i
2
-i
1
)
66
Keterangan:
i
1
= tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV
1
i
2
= tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV
2
NPV
1
= positif
NPV
2
= negatif
5) Metode Profitability Index (PI)
Rumus:
PI =
Outlays of PV
Proceeds of PV
6) Metode Tingkat Pengembalian Internal yang
Dimodifikasi (MIRR)
Rumus:
0
1
) 1 (
) 1 (
I
MIRR
K CF
n
n
t
t n
a t

+
+

Keterangan:
MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
CF
t
= Arus kas pada tahun ke-t
K
a
= Biaya modal proyek
t = 1,2,3,..,n
n = Umur ekonomis
I
0
= Investasi awal.
G. Uji Hipotesis
67
1. Metode Payback Period (PP)
Bila PP umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka
usul investasi diterima.
Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul
investasi ditolak.
2. Metode Avarage Rate of Return (ARR)
Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.
Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.
3. Metode Net Present Value (NPV)
NPV 0 , maka usul investasi diterima
NPV < 0, maka usul investasi ditolak
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Bila IRR COC, maka usulan investasi diterima
Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak
5. Metode Profitability Index (PI)
Bila PI 1, maka usul investasi diterima.
Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.Metode MIRR
6. Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)
Jika MIRR COC, maka proyek diterima.
Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Industri
69
Perusahaan daerah propinsi daerah tingkat I Jawa Timur semula terdiri dari
18 perusahaan daerah yang masing-masing memiliki perangkat direksi yang
membawahi beberapa. Pada bulan Maret 1985, telah ditetapkan menjadi lima
direksi perusahaan daerah dan setiap direksi membawahi beberapa unit usaha dan
beberapa sub unit yang sebelummnya adalah merupakan perusahaan daerah.
Perusahaan daerah hasil penggabungan ini memiliki beberapa unit maupun
sub unit, sebenarmua unit atai sub unit ini berfungsi sebagai unit atau sub unit
produksi. Sub-sub unit tersebut memproduksi berbagai macam produk, yaitu PD.
Aneka Pangan, PD. Aneka Kimia, PD. Sarana Bangunan, PD. Aneka Usaha, dan
PD. Aneka Jasa. Sedangkan PD. Aneka Pangan itu sendiri terdiri dari tiga bagian
yaitu PD. Aneka Pangan ES, PD. Aneka Pangan Coklat Cendrawasih, dan PD.
Aneka Pangan Nabatiyase.
Lima unit dan tiga sub unit tersebut dibawah suatu pengendalian direktur
utama yang berkedudukan di Daerah Tingkat I Jawa Timur, tetapi masing-masing
unit diberi wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri dan masih
dibawah pengawasan direksi.
B. Kondisi Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
70
Pabrik Es Kasri pada mulanya didirikan oleh belanda pada tahun 1918.
Perusahaan ini telah berpindah tangan beberapa kali sehingga pada tahun
1945 perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu pada saat
kemerdekaan dengan status perusahaan negara, dengan nama PNPR
(Perusahaan Negara Perindustrian Rakyat). Kemudian pada tahun 1954
diganti menjadi PINDAMAMIN (Perusahaan Industri Makanan dan
Minuman).
Pada tanggal 4 Desember 1965, pabrik Es Kasri ini menjadi
perusahaan daerah sesuai dengan Perda No. 23 tahun 1965, tanggal 15
Desember diberi nama Perusahaan Daerah Parawita Daerah Tingkat I Jawa
Timur.
Pada tahun 1985 menjadi perusahaan daerah ANEKA PANGAN
sesuai Perda Tingkat I Jawa Timur No. 27 Tahun 1985, tanggal 20 Oktober
1985 sampai dengan Desember 1999. Pada 1 Januari 2000, perusahaan bubar
dan berdiri menjadi PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan
Perda No. 87 Tahun 1991, tanggal 25 Januari 1991.
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan yaitu tempat dimana perusahaan menjalankan
aktivitasnya, baik aktivitas produksi maupun aktivitas administrasi. Dalah hal
ini memilih lokasi perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting bagi
perusahaan, karena keputusan untuk menempatkan perusahaan pada suatu
tempan tertentu akan mempunyai akibat yang sangat menentukan bagi
71
keberhasilan atau kegagalan jalannya aktivitas perusahaan. Sebagai tempat
kediaman perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi dan administrasi
mempunyai lokais yang sama yaitu berlokasi di Dusun Pateguhan, Desa
Tawang Rejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang tepatnya di
jalan Pabrik Es Kasri No. 12 Pandaan.
3. Srtuktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan dalam system kerja pada PT.
Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah struktur organisasi garis atau
lini. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan organisasi dapat dilaksanakan
secara terpadu dan menyeluruh dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Struktur organisasi lini ini diharapkan dapat diperoleh garis wewenang dan
tanggung jawab yang jelas serta hubungan kerja antar karyawan dapat
terpelihara dengan baik.
Peneliti dalam hal ini menggambarkan bentuk struktur organisasi PT.
Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan pada gambar 1 berikut
ini:
Gambar 1
Struktur Organisasi PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
72
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
4. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Kepala Unit
73
Kepala Unit
Kabag
Produksi dan Pemeliharaan
Kabag
Administrasi
Kabag
Pemasaran
Kasub
Bag Produksi
Kasub
Bag Pemeiharaan
Ka. Urusan
Produksi
Pelaksana Urusan
Pemeliharaan
Kasub Bag
Umun & Tata
Usaha
Kasub
Bag Gudang
Kasub
Bag Kesehatan
Pelaksana Urusan
Tata Usaha (Kasir)
Pelaksana Urusan
Kendaraan
Pelaksana Urusan
Umun & Keamanan
Pelaksana
Urusan
Pemasaran
Pelaksana
Urusan
Pengiriman
Pelaksana
Urusan
Penagihan
Kabag
Pemasaran
Pelaksana Urusan
Pemasaran
Pelaksana Urusan
Pengiriman
Pelaksana Urusan
Penagihan
1) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada direktur utama.
2) Menyusun anggaran tahunan unit dengan berpedoman
pada petunjuk direksi pada waktu yang telah ditetapkan.
3) Membuat usulan untuk pembangunan dan peningkatan
unit kepada direksi.
4) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan unit
untuk mencapai target laba perusahaan yang telah ditetapkan secara
efisien dan efektif.
5) Memberikan laporan secara berkala kepada direksi
tentang pelaksanaan produksi, pemasaran, keuangan, persediaan dan
pemeliharaan barang-barang harta kekayaan perusahaan.
b. Kepala Bagian Administrasi
1) Membantu kepala unit di perusahaan.
2) Menyusun rencana anggaran perusahaan (RAP).
3) Membuat laporan keuangan unit sampai dengan laporan
laba rugi dan neraca.
4) Membuat laporanstok barang jadi, barang dalam proses,
bahan baku pada akhir tahun kerja
c. Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
74
1) Membantu kepala bagian administrasi dalam rangka
menyelenggarakan hubungan dengan bank dan lembaga keuangan
lainnya.
2) Menyediakan gaji atau upah, premi, lembur, dan
sebaginya yang berkaitan dengan hak-hak karyawan.
3) Menyusun harian kas dan bank.
4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala bagian administrasi.
d. Kepala Sub Bagian Pergudangan
1) Menerima, menyipan, mencatat, memelihara dengan
tertib terhadap suatu barang yang masuk dalam gudang.
2) Mencatat, mengeluarkan dan mengawasi barang sesuai
dengan kebutuhan.
3) Menyelenggarakan administrasi pergudangan bagian-
bagian bahan baku, bahan pembantu secara tertib dan seksama.
4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepadakepala bagian administrasi.
e. Kepala Sub Bagian Kesehatan
1) Menerima laporan dari rumah sakit yang telah ditunjuk
oleh perusahaan terhadap jumlah karyawan dan keluarga yang berobat.
2) Menjaga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
dengan menyediakan P3K di perusahaan.
75
3) Menyelenggarakan administrasi kesehatan secara tertib.
4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala bagian administrasi.
f. Kepala Bagian Produksi dan Pemeliharaan
1) Mengatur dan melaksanakan rencana produksi yang
telah ditentukan oleh kepala unit.
2) Mengadakan pengawasan jalannya proses produksi
secara terus menerus untuk menjamin tercapainya produksi sesuai
dengan ketentuan.
3) Mengadakan pemeliharaan dan perbaikan sarana
produksi.
4) Membuat laporan produksi secara periodik.
g. Kepala Sub Bagian Produksi
1) Menerima, mengukur, menyortir barang hasil proses
dari bagian produksi.
2) Menyelenggarakan tugas-tugas atas petunjuk kepala
bagian produksi dan pemeliharaan.
3) Melaksanakan administrasi pemakaian bahan baku dan
hasil proses produksi.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan petunjuk
atasan.
76
h. Kepala Sub Bagian Pemeliharaan
1) Melaksanakan fungsi pemeliharaan, pencegahan,
perbaikan mesin-mesin dan sarana produksi lainnya.
2) Menjaga kelancaran proses produksi.
3) Memonitoring hal-hal yang berkaitan dengan produksi
meliputi tenaga kerja, PDAM, pengadaan bahan bakar.
4) Membuat laporan mengenai hasil perbaikan atau
pemeliharaan secara periodik dan dilaporkan kepada kepala bagian
produksi dan pemeliharaan.
i. Kepala Bagian Pemasaran
1) Melaksanakan tugas pemasaran di daerah yang telah
ditentukan.
2) Melaksanakan segala upaya yang dianggap perlu untuk
mencapai program pemasaran.
3) Mengusahakan kelancaran pembayaran hasil penjualan
es tepat pada waktunya.
4) Membuat laporan berkala tentang kegiatan pemasaran
dan data-data yang diperlukan sesuai administrasi pemasaran.
5. Ketenaga Kerjaan
a. Jumlah Karyawan
Karyawan adalah sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan
dalam perusahaan. Karyawan sebaiknya dianggap sebagai mitra kerja,
77
sehingga tidak ada jurang pemisah antara bawahan dengan atasan yang
dapat mengurangi rasa kebersamaan dalam bekerja. Adapun jumlah
karyawan berdasarkan bagiannya masing-masing dapat dilihat pada
lampiran 1.
b. Kualitas Karyawan
Kualitas kerja merupakan factor utama yang mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan perusahaan. Jumlah karyawan di PT. Panca
Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri sesuai dengan kualitas karyawan yang
ada. Sampai sekarang jumlah karyawan di perusahaan tersebut sebanyak
78 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:
1) Sarjana : 3 orang.
2) SLTA atau Sederajat : 38 orang.
3) SLTP atau Sederajat : 28 orang
4) SD atau Sederajat : 9 orang
Jumlah : 78 orang
c. Upah dan Sistem Panggajian
Menyusun suatu struktur upah yang memenuhi persyaratan adil
dan layak adalah suatu tugas yang sangat sulit dari manajemen personalia.
Tidak ada suatu cara yang pasti untuk menentukan upah dan gaji yang
tepat. Perusahaan dalam memberikan gaji dan upah mengambil kebikajan
sebagai berikut:
78
1) Sistem Bulanan
Penggajian ini diberikan kepada karyawan yang statusnya sebagai
karyawan bulanan atau karyawan tetap, yang pembayarannya
dilakukan setiap akhir bulan.
2) Sistem Harian
Penggajian ini diberikan kepada karyawan yang statusnya sebagai
karyawan harian lepas, yang pembayarannya dilakukan setiap minggu
tepatnya pada hari Sabtu.
Selain mendapat upah dan gaji pokok, karyawan juga mendapat
tunjangan kesejahteraan berupa makanan dan minuman pada hari kerja,
tunjangan hari raya, dan pengganti biaya kesejahteraan serta pemberian
bonus atau insentif (khusus bagian pemasaran atau penjualan)
d. Hari Kerja dan Jam Kerja
1) Hari Kerja
a) Hari Kerja Kantor
(1). Hari Senin sampai dengan hari Sabtu
(2). Hari besar libur
b) Hari Kerja Pabrik
(1). Hari Senin sampai dengan hari Minggu
(2). Hari besar libur
79
2) Jam Kerja
a) Jam Kerja Kantor
(1). Hari Senin s/d hari Jumat : Jam 07.30 16.00
(2). Hari Sabtu : Jam 07.30 11.30
(3). Istirahat : Jam 11.30 12.30
b) Jam Kerja Pabrik
Terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
(1). Jam 07.30 15.30
(2). Jam 15.30 23.30
(3). Jam 23.30 07.30
e. Sumber Tenaga Kerja
Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam
melaksanakan perekrutan tenaka kerja tidak mengalami kesulitan karena
di daerah sekitar adalah merupakan sumber tenaga kerja. Perekrutan
tenaga kerja dilakukan jika terdapat jabatan yang kosong, untuk mengisi
jabatan tersebut perusahaan mengutamakan mengangkat tenaga kerja yang
ada di dalam perusahaan. Langkah ini ditempuh dengan pertimbangan
bahwa tenaga kerja yang sudah bekerja di dalam perusahaan sudah dapat
diketahui mengenai sifatnya, perilaku, karakter, keterampilan dan
keahliannya. Sedangkan perekrutan tenaga kerja dari luar perusahaan
dilakukan kalau tidak ada yang cocok atau mampu mengisi jabatan
80
tersebut, bagian personalia akan menarik tenaga kerja melalui teman-
teman karyawan atau dari masyarakat sekitar.
6. Proses Produksi dan Hasil Produksi
a. Proses Produksi
Sistem proses produksi pada perusahaan ini adalah proses produksi
secara bertahap sehingga antara tahap yang satu dengan tahap yang
lainnya saling berkaitan dan apabila pada salah satu tahap terjadi kendala
atau hambatan misalnya kerusakan mesin, maka proses produksi tidak
dapat dijalankan atau macet.
Perusahaan ini dalam proses produksinya menggunakan bahan
baku dan peralatan sebagai berikut:
1) Bahan Baku
a) Air sumur, merupakan bahan baku pembuatan
es.
b) Air PDAM, merupakan bahan baku cadangan
pembuatan es. Air PDAM digunakan apabila air sumur berkurang
atau airnya tidak memenuhi persyaratan.
2) Bahan Pembantu
a) Garan, berfungsi untuk mencapai proses
pendinginan (sebagai mediator) karena air garam dengan kadar
kurang lebih 19 % terlarut paling sempurna dan tidak terjadi
81
endapan pada bak pendingin yang memiliki titik beku lebih rendah
dibanding dengan air murni yang diberikan ice scan.
b) NH
3
atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin
karena amoniak ini titik didihnya hanya -28
0
F.
c) Oli dan solar, berfungsi sebagai pelumas dan
bahan bakar mesin-mesin produksi.
3) Peralatan yang digunakan dalam proses produksi
seperti terlampir pada lampiran 2.
Proses jalannya produksi yang dilaksanakan di PT. Panca ira
Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 2
Proses Produksi Es Balok
82
Pengisian air pada ice scan
Proses pengangkatan ice scan ke dalam kuip
Ya / Tidak
Es membeku
Proses perendaman es balok di air
normal untuk pelepasan dari ice scan
Produk (es balok)
Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri
Proses pembuatan es balok pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahap I (Proses Pengisian)
Ice scan (cetakan es diisi dengan air murni sebagai bahan baku utama
pembuatan es.
2. Tahap II (Proses Pengangkatan)
Setelah proses pengisian kemudian ice scan diangkat oleh pesawat
pengangkat dan diletakkan kedalam kuip (bak pendingin) yaitu dengan
memasang ice scan pada rei (alat Bantu untuk mempermudah proses
penempatan) yang terdapat pada kuip
3. Tahan III (Proses Pendinginan)
Proses pengangkatan tersebut berfungsi agar ice scan terendam di
dalam brine (air garam). Brine berfungsi untuk mempercepat proses
pendinginan. Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam
agar es balok yang dihasilkan nantinya benar-benar matang.
4. Tahap IV (Proses Perendaman)
Apabila es balok sedah terbentuk (membeku) proses selanjutnya
adalah pengangkatan ice scan dari kuip untuk direndam di air normal
pada bak penampungan. Hal ini bertujuan agar sisi es balok terluar
mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice scan.
83
5. Tahap V (Proses Penyortiran)
Es balok yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk
memperoleh es balok yang layak untuk dijual kekonsumen..
b. Hasil Produksi
Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri hanya
menghasilkan satu jenis produk saja yaitu es balok atau lebih dikenal
dengan es batu dan berat perbalok sebesar 25 kg. Pabrik es kasri ini dalam
seharinya mampu memproduksi es balok sebanyak 22.000 kg atau 880
balok setiap hari. Angka ini berdasarkan kapasitas mesin dalam
berproduksi. Tetapi pada akhir-akhir ini perusahaan mengalami kendala
yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi mengalami kerusakan
sehingga produksi tidak maksimal. Meskipun demikian perusahaan dalam
memproduksi selalu berusaha menghasilkan produk yang terbaik dengan
cara menghasilkan produk yang sempurna (matang) yaitu es balok tersebut
berwarna putih bening atau tidak putih susu atau kekuning-kuningan.
Sedangkan es balok yang telah diproduksi selama lima tahun
terakhir yaitu dimulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah:
84
Tabel 5
Hasil Produksi Es Balok
Tahun Produksi (Balok)
2001
2002
2003
2004
2005
1.084.000
952.765
905.828
858.325
810.275
Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
7. Pemasaran
a. Daeran Pemasaran
Daerah pemasaran produk dari perusahaan ini seluruhnya untuk
memenuhi kebutuhan daerah Pandaan yang merupakan daerah industri
yang sedang berkembang pesat, di mana diantaranya memerlukan es
sebagai pengawet ikan agar agar tetap segar yang biasanya dikonsumsi
oleh para nelayan dan untuk kebutuhan masyarakan di sekitar pabrik, yang
biasanya dikonsumsi oleh para pemilik warung nasi dan es karena di
sekitar pabrik es Kasri tersebut terdapat pabrik-pabrik sehingga banyak
terdapat pula warung-warung nasi dan es. Namun dengan begitu tidak
menutup kemungkinan bagi pabrik es Kasri untuk memasarkan produknya
keluar dari daerah Pandaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya
85
petner kerja yang telah dijalin oleh pabrik es Kasri tersebut. Daerah
pemasaran perusahaan ini terbagi menjadi tiga daerah yaitu:
1) Daerah utara Pandaan, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik
dan Lamongan.
2) Daerah barat Pandaan, yaitu Krian, Mojosari,
Mojokerto, Krembung dan Prambon.
3) Daerah timur Pandaan, yaitu Bangil, Porong,
Probolinggo. Ngaling dan Pasuruan.
b. Pesaing
Persaingan antar perusahaan itu selalu terjadi di dalam dunia
usaha. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memproduksi barang yang
sama atau sejenis.
Pada kondisi tersebut, maka perusahaan ini mengambil beberapa
kebijakan, yaitu:
1) Mempertahankan serta meningkatkan kualitas produk.
2) Menjaga proses produksi serta penyaluran es balok
dalam tiap musim.
3) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen, yaitu
pengiriman es balok tepat pada waktunya.
4) Bekerja sama dengan perusahaan sejenis dalam hal
produksi dan pemasaran.
c. Harga dan Hasil Penjualan
86
Perusahaan ini dalam menentukan harga jual berdasarkan atas
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, di samping itu juga
didasarkan atas harga dari pesaing agar pelanggan tidak beralaih pada
perusahaan lainnya. Adapun harga jual dan volume penjualan selama lima
tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005
adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Data Penjualan Es Balok
Tahun Penjualan per
balok es
Harga per Balok es Total Penjualan
2001
2002
2003
2004
2005
1.011.124
949.047
892.913
755.462
748.132
1250
1600
1850
2400
2800
1.264.038.450
1.518.479.950
1.651.890.000
1.813.110.000
2.094.769
Sumber data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.
d. Saluran Distribusi
Distribusi adalah saluran dimana perusahaan menyalurkan hasil
produksinya ke konsumen akhir. Adapun saluran distribusi yang
ditetapkan oleh PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah:
1) PRODUSEN AGEN PENGECER
KONSUMEN AKHIR
2) PRODUSEN AGEN KONSUMEN AKHIR
8. Informasi Keuangan
87
Data keuangan yang akan peneliti sajikan dari rahun 2001 sampai
dengan tahun 2005 terdiri dari:
a. Harga Pokok Penjualan
b. Laporan Laba Rugi
c. Neraca
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
Perusahaan PT. PancaEira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
merencakan mengganti mesin produksi lama dengan mesin baru. Adapun mesin
produksi yang diganti adalah mesin pendingin es balok Penggantian tersebut
diharapkan dapat menjamin kelancaran jalannya proses produksi di perusahaan.
Mesin produksi yang baru ini mempunyai umur ekonomis selama 10 tahun
dengan nilai sisa sebesar 50.000.000 dan mempunyai kapasitas produksi sebesar
35.000 kg per hari atau mampu menghasilkan 1.400 es balok untuk sekali
produksi. Sedangkan mesin produksi yang lama hanya mempunyai kapasitas
produksi sebesar 22.000 kg atau mampu menghasilkan 880 balok es untuk sekali
produksi.
Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemecahan
masalah perlu adanya suatu langkah-langkah pemecahan masalah yang sekaligus
berfungsi sebagai alat analisis untuk menilai layak tidaknya penggantian mesin
pendingin tersebut. Ditinjau dari kenaikan permintaan konsumen dan kurangnya
88
produksi yang disebabkan oleh kerusakan mesin, maka peneliti menggunakan
analisis aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan. Langkah-langkah untuk
membuktikan pemecahan masalah tersebut adalah:
1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran perlu dilakukan untuk
mengetahui peluan pasar dari produk yang dihasilkan. Dilihat dari kedudukan
pasar dan keadaan pesaing dalam dunia usaha, maka untuk menganalisis
peluang pasar dianalisis melalui penjualan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari tabel penjualan es balok diatas.
Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kedudukan produk
dipasar sangat kuat, hal ini tercermin pada jumlah penjualan es balok yang
selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut akan
sulit dipertahankan atau ditingkatkan apabila tetap mempertahankan mesin
lama yang sering mengalami kerusakan.
Peneliti dalam hal ini menganalisis peluang pasar, perlu mengkaji
jumlah penjualan es balok dimasa yang akan datang. Peramalan yang akan
digunakan adalah metode trend, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya
investasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai prospek penjualan
dari PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan dari data tabel
penjualan diatas.
89
a. Metode Trend Linier
Tabel 7
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Linier
(Dalam rupiah)
Tahun
(n)
Penjualan
(Y
t
)
x x
2
xY
t
2001
2002
2003
2004
2005
1.264.038.450
1.518.474.950
1.651.890.000
1.813.110.000
2.094.769.000
-2
-1
0
1
2
4
1
0
1
4
- 2.528.076.900
- 1.518.474.950
0
1.813.110.000
4.189.538.000
n 8.342.282.400 0 10 1.956.096.150
Sumber Data: Tabel 6 diolah
Persamaan garis lurus dalam metode trend linier yaitu Y
t
1
= a + bx,
dimana nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
a =
n
Y
t
b =

2
x
xY
t
a =
5
400 . 282 . 342 . 8
b =
10
150 . 096 . 956 . 1
a = 1.668.456.480 b = 195.609.615
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es
balok setiap tahun dengan memasukkan nilai a dan b ke dalam rumus Y
t
1
90
= a + bx. Disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada
tahun yag akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Y
t
1
=
1.668.456.480 + 195.609.615 (x).
Tabel 8
Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Linier
(dalam rupiah)
Tahun A bx Y
t
1
Y
t
Y
t
1
2001
2002
2003
2004
2005
1.668.456.48
0
1.668.456.48
0
1.668.456.48
0
1.668.456.48
0
1.668.456.48
0
195.609.615 (-2)
195.609.615 (-1)
195.609.615 ( 0 )
195.609.615 ( 1 )
195.609.615 ( 2 )
1.277.237.250
1.472.846.865
1.668.456.480
1.846.066.095
2.059.675.710
-13.198.800
45.628.085
- 16.566.480
- 50.956.095
35.093.290
Sumber Data: Tabel 7 diolah
b. Metode Trend Kuadratik
Tabel 9
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Kuadratik
(dalam rupiah)
Tahun Y
t
x x
2
x
4
xY
t
x
2
Y
t
2001
2002
2003
2004
2005
1.264.038.45
0
1.518.474.95
0
1.651.890.00
-2
-1
0
1
2
4
1
0
1
4
16
1
0
1
16
- 2.528.076.900
- 1.518.474.950
0
1.813.110.00
0
5.056.153.800
1.518.474.950
0
1.813.110.000
8.379.076.000
91
0
1.813.110.00
0
2.094.769.00
0
4.189.538.000
n 8.342.282.40
0
0 10 34 1.956.096.15
0
16.766.814.750
Sumber Data: Tabel 6 diolah
Persamaan garis lurus dalam metode trend kuadratik yaitu Y
t
1
= a + bx +
cx
2
, dimana nilai a, b dan c dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
b =

2
x
xY
t
=
10
150 1.956.096.
= 195.609.615
c =

2 2 4
2 2
) (
) )( (
x x n
Y x Y x n
t t
=
2
10 ) 34 ( 5
.400) (8.342.282 (10) - 4.750) (16.766.81 5

=
100 170
000 . 824 . 422 . 83 750 . 073 . 834 . 83

=
70
750 . 249 . 411
= 5.874.996,53.
a =
n
x c Y
t

2
92
=
5
(10) 53 5.874.996, - 400 8.342.282.
=
5
7 , 434 . 532 . 283 . 8
= 1.656.706.486,94
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es
balok tiap tahun dengan memasukkan nilai a, b dan c ke dalam rumus
Y
t
1
= a + bx + cx
2
disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai
pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu:
Y
t
1
= 1.656.706.486,94 + 195.609.615 (x) + 5.874.996,53 (x)
Tabel 10
Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Kuadratik
(dalam rupiah)
Tahun a Bx cx
2
Y
t
1
Y
t
Y
t
1
2001
2002
2003
2004
2005
1.656.706.486,9
4
1.656.706.486,9
4
1.656.706.486,9
4
1.656.706.486,9
4
1.656.706.486,9
4
195.609.615 (-2)
195.609.615 (-1)
195.609.615 ( 0 )
195.609.615 ( 1 )
195.609.615 ( 2 )
5.874.996,53 (4)
5.874.996,53 (1)
5.874.996,53 (0)
5.874.996,53 (1)
5.874.996,53 (4)
1.288.987.242
1.466.971.868
1.656.706.486,94
1.858.191.098
2.071.425.702
- 24.948.792
51.503.082
- 4.816.487,06
45.081.098
23.343.298
Sumber Data: Tabel 9 diolah
c. Metode Trend Simple Exponential
Tabel 11
93
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Simple Exponential
(dalam rupiah)
Tahun Y
t
x x
2
Log Y
t
x(Log Y
t
) Log Y
t
1
2001
2002
2003
2004
2005
1.264.038.45
0
1.518.474.95
0
1.651.890.00
0
1.813.110.00
0
2.094.769.00
0
-2
-1
0
1
2
4
1
0
1
4
9,1018
9,1814
9,2180
9,2584
9,31211
- 18,2036
- 9,1814
0
9,2584
18,6422
9,11302
9,16458
9,21614
9,2677
9,31926
n 8.342.282.40
0
0 10 46,0807 0,5156 -
Sumber Data: Tabel 6 diolah
Persamaan garis lurus dalam metode trend simple exponential yaitu Log
Y
t
1
= Log a + Log b (x), dimana nilai log a dan log b dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
Log a =
n
LogY
t
=
5
0807 , 46
= 9,21614
Log b =

2
) (
x
LogY x
t
=
10
5156 , 10
= 0,05156
94
Berdasarkan perhitungan diata, maka dapat dicari ramalan penjualan es
balok setiap tahun dengan nilai loh a dan log b ke dalam rumus Log Y
t
t
=
Log a + Log b (x), disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai
pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Log Y
t
1
=
9,21614 + 0,05156 (x)
Tabel 12
Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Simple Exponential
(dalam rupiah)
Tahun Log a Log b (x) Log Y
t
1
= Y
t
1
Y
t
Y
t
1
2001
2002
2003
2004
2005
9,21614
9,21614
9,21614
9,21614
9,21614
0,05156 (-2)
0,05156 (-1 )
0,05156 ( 0 )
0,05156 ( 1 )
0,05156 ( 2 )
9,11302 = 1.297.239.010
9,16458 = 1.460.763.807
9,21614 = 1.644.901.891
9,2677 = 1.852.251.691
9,31926 = 2.085.739.183
- 33.200.560
57.711.143
6.988.109
- 39.141.691
9.029.817
Sumber Data : Tabel 11 diolah
Estimasi penjualan es balok dari masing-masing metode trend tersebut
adalah:
Tabel 13
Hasil Estimasi dari ketiga Metode Trend Penjualan
(dalam rupiah)
Tahun Y
t
1
(Trend Linier)
Y
t
1
(Trend Kuadratik)
Y
t
1
(Trend Simple Exponential)
2001
2002
2003
2004
2005
1.277.237.250
1.472.846.865
1.668.456.480
1.846.066.095
2.059.675.710
1.288.987.242
1.466.971.868
1.656.706.486,94
1.858.191.098
2.071.425.702
1.297.239.010
1.460.763.807
1.644.901.891
1.852.251.691
2.085.739.183
Sumber Data : Tabel 8, 10, 12.
95
Berdasarkan hasil perhitungan ketiga metode trend diatas,
kemudian dicari metode trend yang paling cocok untuk memprediksi
peramalan penjualan es balok dengan menggunakan analisis selisih
kuadrat terkecil yaitu dengan formula sebagai berikut:
Tabel 14
Analisis Selisih Kuadrat Terkecil
Tahun Trend Linier
(Y
t
Y
t
1
)
2
Trend Kuadratik
(Y
t
Y
t
1
)
2
Trend Simple Exponential
(Y
t
Y
t
1
)
2
2001
2002
2003
2004
2005
1742.208.321.400.000
2.081.922.141.000.000
274.448.259.600.000
1.596.523.618.000.000
1.231.539.003.000.000
622.442.222.300.000
2.652.567.455.000.000
23.198.547.600.000
2.032.305.397.000.000
544.909.561.500.000
190.359.482.700.000
82.868.062.860.000.000
1.048.083.823.000.000.000
472.010.560.100.000.000
307.100.907.600.000.000

4.358.641.343.300.000 6.108.912.321.000.000.000 1.910.253.713.000.000.000


Sumber Data : Tabel 8, 10, 12 diolah
Hasil perhitungan analisis selisih kuadrat terkecil menunjukkan
bahwa metode trend linier mempunyai nilai estimasi terendah yaitu
sebesar Rp 1.498.627.662.000.000.000. Karena selisih yang terendah
menunjukkan peramalan yang mendekati kebenaran, maka metode trend
linier akan digunakan untuk meramalkan penjualan es balok.
Tabel 15
Estimasi Penjualan Es Balok
(dalam rupiah)
Tahun A bx Y
t
1
2006
2007
1.668.456.480
1.668.456.480
195.609.615 ( 3 )
195.609.615 ( 4 )
2.255.285.325
2.450.894.940
96
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1015
1.668.456.480
1.668.456.480
1.668.456.480
1.668.456.480
1.668.456.480
1.668.456.480
1.668.456.480
1.668.456.480
195.609.615 ( 5 )
195.609.615 ( 6 )
195.609.615 ( 7 )
195.609.615 ( 8 )
195.609.615 ( 9 )
195.609.615 (10)
195.609.615 (11)
195.609.615 (12)
2.646.504.555
2.842.114.170
3.037.723.785
3.233.333.400
3.428.993.015
3.324.552.630
3.820.162.245
4.015.771.860
Sumber data : Tabel 7 diolah
Jadi, berdasarkan aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari
metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier,
maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan
karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan.
d. Pengawasan Peramalan
Dalam pengawasan peramalan metode yang dipakai adalah Kesalahan
Absolut Rata-rata (Average absolute error), dengan rumus:
AAE =
n
Y Y


1
=
5
0
= 0
Jadi, berdasarkan pengawasan peramalan dengan metode
kesalahan absolut rata-rata dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini
tidak ada kesalahan karena hasil dari AAE adalah nol (0).
2. Analisis Aspek Keuangan
97
Analisis aspek keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima
sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan
cara menganalisis:
a. Sumber Dana Investasi dan Kebutuhan Investasi
Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam
merealisasi rencana investasi penggantian aktiva mesin produksi
membutuhkan dana sebesar Rp 1.200.000.000 dengan perincian sebagai
berikut:
Mesin Pendingin = Rp 1.170.000.000
Biaya Pemasangan = Rp 30.000.000
+
Total Investasi = RP 1.200.000.000
Mesin pendingin tersebut mempunyai umur ekonomis selama 10
tahun, dengan nilai residu sebesar Rp 50.000.000 dan metode penyusutan
yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus.
Depresiasi =
Ekonomis Umur
Residu Nilai Perolehan Harga
Depresiasi =
10
000 . 000 . 50 000 . 000 . 200 . 1
= Rp 115.000.000
Dana yang digunakan untuk membiayai investasi penggantian
tersebut berasal dari modal sendiri dan hutang jangka panjang serta hasil
penjualan mesin lama yang diperkirakan terjual sebesar Rp 85.000.000.
Mesin tersebut dibeli pada tahun 1990 seharga Rp 350.000.000 dan
98
mempunyai umur ekonomis 10 tahun dan nilai residu sebesar Rp
20.000.000, dengan perhitungan nilai residu sebagai berikut:
Tabel 16
Perhitungan Nilai Residu (Metode Garis Lurus)
Tahun Biaya Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Residu
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
66.000.000
99.000.000
132.000.000
165.000.000
198.000.000
231.000.000
264.000.000
297.000.000
330.000.000
350.000.000
317.000.000
284.000.000
251.000.000
218.000.000
185.000.000
152.000.000
119.000.000
83.000.000
53.000.000
20.000.000
Sumber data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Perhitungan pajak penghasilan atas penjualan mesin lama adalah sebagai
berikut:
Harga jual mesin lama = Rp 35.000.000
Harga beli mesin lama = Rp 350.000.000
Akm. Penyusutan = Rp 330.000.000

Nilai residu mesin lama = Rp 20.000.000

Keuntungan = Rp 15.000.000
Tarif pajak (10%) = Rp 1.500.000
Perincian sumber dana yang berasal dari penjualan mesin lama adalah
sebagai berikut:
Pajak Penghasilan + Penjualan Mesin Lama
99
Rp 1.500.000 + Rp 35.000.000 = Rp 36.500.000
Adapun perhitungan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi
penggantian aktiva mesin produksi adalah sebagai berikut:
Harga beli mesin baru = Rp 1.170.000.000
Biaya pemasangan = Rp 30.000.000
+
Harga perolehan = Rp 1.200.000.000
Penjualan mesin lama = Rp 35.000.000
Pajak atas keuntungan-
Penjualan mesin lama = Rp 1.500.000
+
= Rp 36.500.000

Unitial investasi (Investasi Awal) = Rp 1.163.500.000


Jadi, besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi penggantian
aktiva mesin produksi sebesar Rp 1.163.500.000. Dana tersebut dibiayai
dengan modal sendiri sebesar Rp 763.500.000, dan sisanya sebesar Rp
400.000.000 dibiayai dengan hutang jangka panjang dari Bank Central
Asia (BCA) dengan tingkat bunga sebesar 17 % tiap tahun dari sisa hutang
selama 5 tahun.
1) Bunga
Perusahaan PT. Panca Wira UsahaUnit Pabrik Es Kasri Pandaan
dalam melaksanakan investasi penggantian mesin mendapat pinjaman
dari BCA sebesar Rp 400.000.000 dengan bunga sebesar 17 % setiap
tahunnya dari sisa hutang dalam jangka waktu 5 tahun. Berikut ini
100
peneliti akan menyajikan tabel angsuran dan bunga yang harus dibayar
oleh perusahaan setai tahunnya.
Tabel 17
Angsuran dan Bunga Yang Harus Dibayar Tiap Tahunnya
(dalam rupiah)
Kewajiban Membayar
Tahun Pinjaman
Pokok
Angsuran Bunga
17 %
pertahun
Jumlah
2006
2007
2008
2009
2010
400.000.00
0
320.000.00
0
240.000.00
0
160.000.00
0
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
68.000.000
54.400.000
40.800.000
27.200.000
13.600.000
148.000.000
134.400.000
120.800.000
107.200.000
93.600.000
Sumber data: Data Primer diolah
Keterangan
a) Besarnya angsuran tiap tahun
000 . 000 . 80
5
000 . 000 . 400

b) Besarnya bunga yang harus dibayar tiap tahun


1) 17 % x Rp 400.000.000 = Rp 68.000.000
2) 17 % x Rp 320.000.000 = Rp 54.400.000
3) 17 % x Rp 240.000.000 = Rp 40.800.000
4) 17 % x Rp 160.000.000 = Rp 27.200.000
101
5) 17 % x Rp 80.000.000 = Rp 13.600.000
2) Pajak
Pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan menurut
Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 hal. 122, dengan
tariff pajak sebagai berikut:
Tabel 18
Tarif Pajak Penghasilan
No Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
1
2
3
Rp 0 s/d Rp 50.000.000
Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000
Diatas Rp 100.000.000
10 %
15 %
30 %
Sumber data: UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000
Perhitungan pajak perseroan disajikan pada lampiran 7
b. Aliran Arus Kas
1) Aliran Arus Kas Masuk (Cash In Flow)
Aliran kas masuk meliputi semua pemasukan kas sebagai hasil
investasi yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan akan
membeli aktiva mesin produksi yang diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas produksi yang sekaligus dapat meningkatkan pandapatan.
Arus kas masuk terutama datang dari hasil penjualan produk,
penjualan mesin lama dan pendapatan lain-lain.
2) Aliran Kas Arus Keluar (Cash Out Flow)
102
Aliran kas keluar meliputi semua pengeluaran yang berkaitan
dengan pembelian aktiva mesin produksi. Arus kas keluar terdiri dari
investasi proyek penggantian mesin, pembayaran angsuran, beban
bunga dan pajak perseroan.
Sebagai dasar dalam menghitung estimasi laba rugi (tabel 19) dan
arus kas (tabel 20) terlebih dahulu membuat estimasi penjualan es,
pendapatan jasa angkut es, pendapatan lain-lain, hpp, biaya operasional
(pemasaran).
103
Tabel 19
Estimasi Laba Rugi
2006 2015
PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penjualan
Pendapatan Jasa
Angkut
2.255.285.325
649.006.095
2.450.894.940
1.071.601.990
2.646.504.555
1.194.197.885
2.842.114.170
1.316.793.780
3.037.723.785
1.439.389.675
3.233.333.400
1.561.985.570
3.428.993.015
1.684.581.465
3.624.552.630
1.807.177.360
3.820.162.245
1.929.773.255
4.015.771.860
2.052.364.150
Jumlah
HPP
2.904.291.420
(1.039.753.951,2)
3.522.496.930
(1.113.615.702,6)
3.840.702.440
(1.187.477.452)
4.158.907.950
(1.261.339.202,8)
4.477.113.460
(1.335.200.853,1)
4.795.318.970
(1.409.062.703,4)
5.113.574.480
(1.482.924.454,7)
5.431.729.990
(1.556.786.204)
5.749.935.500
(1.630.647.954,4)
6.068.135.010
(1.704.509.705,8)
Laba Kotor
By Operasi
(Pemasaran)
1.864.537.468,8
(585.644.305,8)
2.408.881.227,4
(649.556.625)
2.653.224.988
(713.468.944,2)
2.897.568.747,2
(777.381.263,4)
3.141.912.506,9
(841.293.582,6)
3.386.256.266,6
(905.205.901,8)
3.630.650.025,3
(969.118.221)
3.874.943.786
(1.033.030.540,2)
4.119.287.545,6
(1.096.942.859,4)
4.363.626.304,2
(1.160.855.179,6)
Laba Operasi
Pendapatan Lain-lain
1.278.893.164
34.973.946,4
1.759.324.602,4
39.419.144,6
1.939.756.043,8
43.864.342,8
2.120.187.483,8
48.309.541
2.300.618.924,3
52.754.739,2
2.481.505.364,8
57.199.937,4
2.661.531.804,3
61.645.135,6
2.841.913.245,8
66.090.330,8
3.022.344.686,2
70.535.532
3.202.771.124,6
74.980.730,2
EBIT
Biaya Bunga
Depresiasi Msn.
Baru
1.313.867.110,4
(68.000.000)
(115.000.000)
1.798.743.747
(54.400.000)
(115.000.000)
1.983.620.386,6
(40.800.000)
(115.000.000)
2.168.497.024,8
(27.200.000)
(115.000.000)
2.353.373.663,5
(13.600.000)
(115.000.000)
2.538.250.302,2
-
(115.000.000)
2.723.176.939,9
-
(115.000.000)
2.908.003.576,6
-
(115.000.000)
3.092.880.218,2
-
(115.000.000)
3.277.751.854,8
-
(115.000.000)
EBT
Pajak Perseroan
1.130.867.110,4
(321.760.133)
1.629.343.747
(471.303.124,1)
1.827.820.386,6
(530.846.115,8)
2.026.297.024,8
(590.389.107,7)
2.224.773.663,5
(649.932.098,9)
2.432.250.302,2
(709.475.090,6)
2.608.176.939,9
(764.953.081,7)
2.790.003.576,6
(820.401.072,8)
2.977.880.218,2
(875.864.065,4)
3.162.751.854,8
(931.325.556,2)
EAT 809.106.977,4 1.157.040.622,9 1.296.974.270,8 1.435.907.917,1 1.574.847.564,6 1.713.775.211,6 1.843.223.850,2 1.969.602.503,6 2.102.016.152,8 2.231.426.298,6
Sumber Data: data Primer diolah
Tabel 20
Estimasi Arus Kas Bersih
2006 2015
102
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A. Arus Kas Masuk
1. Penjualan
2. Pndptn. Js Agkt Es
3. Penj. Mesin Lama
4. Pndptn. Lain-lain
-
-
36.500.000
-
2.255.285.325
649.006.095
-
34.973.946,4
2.450.894.940
1.071.601.990
-
39.419.144,6
2.646.504.555
1.194.197.885
-
43.864.342,8
2.842.114.170
1.316.793.780
-
48.309.541
3.037.723.785
1.439.389.675
-
52.754.739,2
3.233.333.400
1.651.985.570
-
57.199.937,4
3.428.993.015
1.684.581.465
-
61.645.135,6
3.624.552.630
1.807.177.360
-
66.090.330,8
3.820.162.245
1.929.773.255
-
70.535.532
4.015.771.860
2.052.364.150
-
74.980.730,2
Jumlah 36.500.000 2.939.265.384,4 3.651.916.074 3.884.556.782,8 4.207.217.491 4.529.868.199,2 4.942.518.907,4 5.175.219.615,6 5.497.820.320,
8
5.820.471.032 6.143.116.740,2
B. Arus Kas Keluar
1. Penggantian Mesin
2. Angsrn Kredit
3. HPP
4. By. Operasional
5. By. Bunga
6. Pajak Perseroan
1.200.000.000
-
-
-
-
-
-
80.000.000
1.039.753.951,2
585.644.305,8
68.000.000
321.760.133
-
80.000.000
1.113.615.702,6
649.556.625
54.400.000
471.303.124,1
-
80.000.000
1.187.477.452
713.468.944,2
40.800.000
530.846.115,8
-
80.000.000
1.261.339.202,8
777.381.263
27.200.000
590.389.107,7
-
80.000.000
1.335.200.953,
1
841.293.582,6
13.600.000
649.932.098,9
-
-
1.409.062.703,4
905.205.901,8
-
709.475.096,6
-
-
1.482.924.454,7
969.118.221
-
764.953.081,7
-
-
1.556.786.204
1.033.030.540,2
-
820.401.072,8
-
-
1.630.647.954,
4
1.096.942.859,
4
-
875.864.065,4
-
-
1.704.509.705,8
1.160.855.179,6
-
931.325.556,2
Jumlah 1.200.000.000 2.095.157.390 2.368.875.451,7 2.552.592.512 2.736.309.753,5 2.919.726.634,6 3.023.743.701,8 3.216.995.757,4 3.410.217.817 3.603.454.879,2 3.796.690.441,6
C. Selisih Kas 1.163.500.000 844.106.994,4 1.193.040.622,9 1.331.964.270,8 1.470.907.917,5 1.610.141.564,6 1.918.775.205,6 1.958.223.858,2 2.087.602.503,8 2.217.016.152,8 2.346.426.298,6
D. Nilai Residu Mesin 50.000.000
Arus Kas Bersih 2.396.426.298,6
Sumber Data: data Primer diolah
103
c. Biaya Modal (Cost of Capital)
Perhitungan biaya modal dilakukan dengan cara menambahkan
bunga standar Sertifikat Bank Indonesia (suku bunga SBI tanggal 16 Mei
2001) dengan premi resiko (besarnya premi resiko antara 5 % sampai
dengan 7 %).
Biaya modal = suku bunga SBI + Premi Resiko
= 12,15 % + 7 %
= 19,15 %
Jadi, besarnya biaya modal adalah 19,15 %, bunga ini akan
digunakan dalam perhitungan NPV.
d. Kriteria Penilaian Investasi
1) Metode Payback Period (PP)
Metode untuk menghitung periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas
bersih (net cash flow). Peneliti menggunakan Payback Period yang
arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus
kas yang didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang
investasi dengan rumus sebagai berikut:
Diskonto arus kas =
n
k) (1
Kas Arus
+

104
Tabel 21
Perhitungan Arus Kas yang Didiskontokan
(dalam rupiah)
Tahun Arus Kas Diskonto 19,15 %
(1 + 0,1915)
n
Arus Kas yang Didiskontokan
n
) 1915 , 0 1 (
Kas Arus
+
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
844.106.994,5
1.193.040.622,9
1.331.964.270,8
1.470.907.917,5
1.610.141.564,6
1.918.775.205,6
1.958.223.858,2
2.087.602.503,8
2.217.016.152,8
2.346.426.298,6
1,1915
1,4197
1,6915
2,0155
2,4014
2,8613
3,4092
4,0621
4,8400
5,7669
708.440.616,4
840.346.990,2
787.445.622,2
729.798.023,8
670.501.192,6
670.595.605,1
574.393.951,1
513.921.986,9
458.061.188,4
406.878.270,5
Sumber Data: Tabel 20 diolah
Arus kas keluar = Rp 1.163.500.000
Arus kas masuk tahap ke-1 = Rp (708.440.616,4)

Investasi belum tertutup = Rp 455.059.383,6


PP =
Tahunan Proceeds
Outlays Capital
x 1 Tahun
=
0,2 840.346.99
3,6 455.059.38
x 1 Tahun
= 0,545 Tahun
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima
karena PP sebesar 2,08 tahun lebih kecil dari waktu pengembalian
yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 > 10).
2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)
105
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata
yang diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata, dimana hasil dari
perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase. Langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat estimasi Earning After Tax (EAT).
Tabel 22
Estimasi Earning After Tax (EAT)
(dalam rupiah)
Tahun EAT
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
809.106.977,4
1.158.040.622,9
1.296.974.270,8
1.435.907.917,1
1.574.841.564,6
1.713.775.211,6
1.843.223.850,2
1.969.602.503,6
2.102.016.152,8
2.231.426.298,6

13.903.489.115,6
Sumber data: Tabel 14 diolah
Rata-rata EAT =
n
EAT Jumlah
=
10
.115,6 13.903.489
= 1.390.348.911,56
ARR =
000 1.163.500.
911,56 1.390.348.
x 100 %
= 119,5 %
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian
mesin produksi layak dilaksanakan karena ARR sebesar 119,5 %lebih
106
besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 % (119,5 % >
19,15 %).
3) Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mencari selisih antara jumlah kas
yang masuk ke dalam dana proyek dengan kas yang keluar dari dana
proyek tiap tahunnya, dengan tingkat biaya modal (cost of capital)
yang digunakan.
Tabel 23
Net Present Value (NPV)
(dalam rupiah)
Tahun Arus Kas Masuk
( CF )
19,15 %
(1 + 0,1915)
n
n
a
t
k
CF
) 1 ( +

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
844.106.994,5
1.193.040.622,9
1.331.964.270,8
1.470.907.917,5
1.610.141.564,6
1.918.775.205,6
1.958.223.858,2
2.087.602.503,8
2.217.016.152,8
2.346.426.298,6
1,1915
1,4197
1,6915
2,0155
2,4014
2,8613
3,4092
4,0621
4,8400
5,7669
708.440.616,4
840.346.990,2
787.445.622,2
729.798.023,8
670.501.192,6
670.595.605,1
574.393.951,1
513.921.986,9
458.061.188,4
406.878.270,5

16.978.205.386,3 29.6591 6.360.383.447,2


Sumber data: Tabel 20 diolah
NPV =
1
]
1

n
t
t
a
t
k
CF
1
) 1 ( 1
- I
0
NPV = 6.360.383.447,2 - 1.163.500.000 = 5.196.883447,2
107
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima
dan layak dilaksanakan karena nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih
besar dari nol ( 0 ).
4) Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang bila digunakan untuk
mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek
akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek,
sehingga pada keadaan ini NPV = 0.
Tabel 24
Internal Rate of Return (IRR)
(dalam rupiah)
Tahun Arus Kas Masuk DF
35 %
PV dari
Arus Kas Masuk
DF
36 %
PV dari
Arus Kas Masuk
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
844.106.994,5
1.193.040.622,9
1.331.964.270,8
1.470.907.917,5
1.610.141.564,6
1.918.775.205,6
1.958.223.858,2
2.087.602.503,8
2.217.016.152,8
2.346.426.298,6
0741
0,549
0,406
0,301
0,223
0,165
0,122
0,091
0,067
0,050
625.482.282,9
654.979.301,5
971.309.992,1
442.743.283
359.061.568,8
316.997.908,8
238.903.310,7
189.971.827,8
148.540.082,2
117.321.314,9
0,735
0,541
0,398
0,292
0,215
0,158
0,116
0,085
0,063
0,046
620.418.641
645.434.976,5
530.121.779,5
429.505.111,8
346.180.436,3
330.166.482,4
227.153.967,5
177.446.212,8
139.672.017,6
107.935.609,7
Total 3.764.910.872,7 3.554.035.235,1
Investasi 1.163.500.000 1.163.500.000
NPV 2.601.410.872,7 2.390.535.235,1
Sumber Data:Tabel 20 diolah
IRR = i
1
-
2 1
1
NPV NPV
NPV

(i
2
i
1
)
108
IRR = 35 % -
235,1 2.390.535. - 872,7 2.601.410.
872,7 2.601.410.
(35% - 36%)
IRR = 35 % -
6 , 637 . 875 . 210
872,7 2.601.410.
(1%)
IRR = 35 % - 12,37 %
IRR = 22,63 %
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi layak untuk
dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat
bunga relevan (19,15%).
5) Metode Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.
PI =
000 1.163.500.
447,2 6.360.383.
PI = 5,47
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi
penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan
karena PI sebesar 5,47 lebih besar dari 1 (5,47 >1).
6) Metode Tingkat Pengembalian Internal yang
Dimodifikasi (MIRR)
109
MIRR merupakan merupakan suatu tingkat diskonto yang
menyamakan antara nilai sekarang dari nilai terminal (terminal value)
dengan investasi awalnya.
Tabel 25
Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)
Tahun Arus Kas Masuk
CF
(1 + k)
n-t
(1 + 0,1915)
n-t
CF (1 + k)
n-t
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2014
844.106.994,5
1.193.040.622,9
1.331.964.270,8
1.470.907.917,5
1.610.141.564,6
1.918.775.205,6
1.958.223.858,2
2.087.602.503,8
2.217.016.152,8
2.346.426.298,6
4,8400
4,0621
3,4092
2,8613
2,4014
2,0155
1,6915
1,4197
1,1915
1,0000
4.085.477.853,38
4.846.250.314,28
4.540.932.592,01
4.208.708.824,34
3.866.593.953,23
3.867.231.426,89
3.312.335.656,15
2.963.769.274,64
2.641.574.746,06
2.346.426.298,6

16.978.205.386,
3
24,8922 36.679.360.943,58
Sumber Data: Tabel 20 diolah
n
n
t
n
a t
MIRR
k CF
) 1 (
) 1 (
1
1
+
+

= I
0
10
) 1 (
.943,58 36.679.360
MIRR +
= 1.163.500.000
(1 + MIRR)
10
=
000 1.163.500.
.943,58 36.679.360
(1 + MIRR)
10
= 31,525
10 log((1 + MIRR) = log 31,525
10 log (1 + MIRR) = 1,4987
110
Log (1 + MIRR) =
10
1,4987
Log (1 + MIRR) = 0,04987
(1 + MIRR) = 1,4121
MIRR = 1,4121 1
MIRR = 0,4121 = 41,21 %
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian
aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar
41,21 % lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % >
19,15 %)
D. Pembahasan
Hasil dari analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari
metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka
dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena
penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun.
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari
kriteria penilaian investasi dengan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa
investasi penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit
Pabrik Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan karena PP sebesar 2,08 tahun
lebih kecil dari waktu pengembalian yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 >10).
111
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari
kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Avarage Rate of Return
(ARR), diketahui bahwa penggantian mesin produksi layak dilaksanakan karena
ARR sebesar 119,5 %lebih besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 %
(119,5 % > 19,15 %).
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari
kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Net Present Value
(NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan layak dilaksanakan karena
nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih besar dari nol ( 0 ).
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari
kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return
(IRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak
untuk dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga
relevan (19,15 %).
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari
kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Profitability Index (PI),
dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk
dilaksanakan karena PI sebesar 2,02 lebih besar dari 1 (5,47 > 1).
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari
kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Tingkat Pengembalian
Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian
112
aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar 41,21 %
lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % > 19,15 %).
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdaasarkan hasil analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang
ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend
linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk
dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
2. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa investasi
penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik
Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan.
3. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Avarage Rate of Return (ARR), diketahui bahwa
penggantian mesin produksi layak untuk dilaksanakan.
4. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Net Present Value (NPV), diketahui bahwa usul
investasi diterima dan layak dilaksanakan.
114
5. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR), dapat diketahui bahwa
investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.
6. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Profitability Index (PI), dapat diketahui bahwa
investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.
7. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
(MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi
layak untuk dilaksanakan.
B. Saran
Setelah diuraikan dari beberapa kesimpulan diatas tersebut, maka perlu
dikemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan investasi yang mungkin
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang
akan datang.
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Mengingat analisis kelayakan investasi sangat penting terhadap
keberhasilan suatu rencana investasi dan dapat berdampak terhadap aspek-
aspek yang lain, maka perusahaan sebelum mengambil keputusan
investasi hendaknya investasi tersebut dianalisis dengan cermat.
115
b. Perusahaan dalam memperhitungkan biaya modal sebaiknya
menggunakan suku bunga berdasarkan Sertifikat Bank Indonesia
ditambah dengan premi resio karena perusahaan tersebut belum Go
Public.
c. Perusahaan dalam memperhitungkan arus kas bersih sebaiknya
menggunakan pendekatan arus kas karena pendekatan tersebut telah
mengcover adanya angsuran kredit dan bunga pinjaman.
d. Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa
investasi penggantian mesin pendingin mendatangkan keuntungan, dengan
demikian usulan investasi penggantian tersebut dapat diterima dan layak
untuk dilaksanakan guna kelancaran kegiatan operasional perusahaan di
masa yang akan datang.
2. Bagi Kreditur
Sebaiknya investor dalam menginvestasikan dananya pada suatu proyek
mempertimbangkan dengan cermat apakah proyek tersebut benar-benar layak
atau tidak untuk dilaksanakan, karena dengan begitu resiko kerugian yang
akan diderita oleh investor tersebut akan semakin kecil.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan kelayakan suatu proyek atau bisnis hendaknya memperhatikan aspek-
aspek yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek tersebut, sehingga hasil
yang diperoleh nantinya benar-benar valid dan tidak menimbulkan dampak
116
yang negatif terhadap perusahaan atau organisasi yang melakukan proyek
tersebut, serta tidak menimbulkan dampak yang negatif pula terhadap faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi.
117
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Rindyah Hanafi. 2002. Pengantar Manajemen, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Apandi, Nasehatun. 2000. Budget dan Control, Penerbit Grasindo, Anggota IKAPI,
Jakarta.
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat,
Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat
Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jilid Lengkap,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Millenium, Penerbit PT.
Prehallindo, Jakarta.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan, Edisi Lima, Cetakan Pertama, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Retnaningtyas, Diah. 2000. Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV.
Palapa Lumajang.
Riyanro, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi
Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sutojo, Sisiwanto. 2002. Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik dan Proses,
Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Syarafuddin, Alwi. 2002. Alat-alat Analisis Dan Pembelanjaan, Edisi Keempat,
Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta.
Undang-undang Perpajakan. 2000. Penerbit Citra Umbara, Bandung.
Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid I, Edisi Kedua, Penerbit
UMM Press, Malang.
118
Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas. 2000. Manajemen Keuangan, Jilid I, Edisi
Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
119
Lampiran 1
Data Karyawan
2005
PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
No Keterangan Karyawan
Tetap
Karyawan
Harian
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kepala Unit
Kepala Bag Administrasi
Kepala Sub Bag. Umum dan Tata Usaha
Pelaksana Urusan Ketatausahaan dan kasir
Pelaksana Urusan Kendaraan
Pelaksana Urusan Umum dan Keamanan
Kepala Sub Bag. Gudang
Kepala Sub Bag. Kesehatan
Kepala Bag. Produksi dan Pemeliharaan
Kepala Sub Bag, Produksi
Pelaksana Produksi
Kepala Sub Bag. Pemeliharaan
Pelaksana Urusan Pemeliharaan
Kepala Bag. Pemasaran
Pelaksana Pemasaran
Pelaksana Urusan Pengiriman
Pelaksana Urusan Penagihan
1
1
1
6
7
2
1
1
1
1
20
1
4
1
4
7
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
15
-
-
-
-
-
-
1
1
1
6
7
2
1
1
1
1
35
1
4
1
4
7
4
Jumlah 63 Orang 15 Orang 78 Orang
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 2
120
Data Mesin Produksi
2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
No Keterangan Jumlah
1
2
3
4
Turbin Air Merek Voith
Diesel, terdiri dari :
a. Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 6 V 17,5 / 22 B
b. Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 8 V 17,5 / 22 B
Bak Pendingin atau Kuip
Mesin Pendingin
2
2
2
4
4
Jumlah 14 buah
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan
Data Mesin Produksi yang Rusak
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Jenis Mesin : Mesin Pendingin
Tahun Pembelian : 1990
Harga Perolehan : Rp 350.000.000
Kapasitas Produksi : 22.000 Kg atau 880 Balok Es untuk sekali produksi
Umur Ekonomis : 10 Tahun
Nilai Residu : Rp 20.000.000
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 3
Analisis Pendapatan Jasa Angkut Es
2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
121
Tahun Y
t
X x
2
xY
t
2001
2002
2003
2004
2005
224.556.500
497.162.300
563.398.000
769.734.250
851.250.000
-2
-1
0
1
2
4
1
0
1
4
- 449.113.000
- 797.162.300
0
769.734.250
1.702.500.000
n 2.906.092.050 0 10 1.225.958.950
Sumber data: Data Primer diolah
a =
n
Y
t
b =
2
x
xY
t
=
5
050 2.906.092.
=
10
950 1.225.958.
= 581.218.410 = 122.595.895
Jadi persamaannya adalah Y
t
1
= 581.218.410 - 122.595.895 (x)
Estimasi Pendapatan Jasa Angkut Es
2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun x a b (x) Y
t
1
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
581.218.410
122.595.895 ( 3 )
122.595.895 ( 4 )
122.595.895 ( 5 )
122.595.895 ( 6 )
122.595.895 ( 7 )
122.595.895 ( 8 )
122.595.895 ( 9 )
122.595.895 (10)
122.595.895 (11)
122.595.895 (12)
649.006.095
1.071.601.990
1.194.197.885
1.316.793.780
1.439.389.675
1.561.985.570
1.684.581.465
1.807.177.360
1.929.773.255
2.052.369.150
Lampiran 4
Analisis Pendapatan Lain-lain
2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
122
Tahun Y
t
X x
2
xY
t
2001
2002
2003
2004
2005
9.916.259
11.230.500
12.575.000
33.425.000
21.045.000
- 2
- 1
0
1
2
4
1
0
1
4
- 19.832.518
- 11.230.500
0
33.425.000
42.090.000
n 108.191.759 0 10 44.451.982
Sumber data: Data Primer diolah
a =
n
Y
t
b =
2
x
xY
t
=
5
9 108.191.75
=
10
44.451.982
= 21.638.351,8 = 4.445.198,2
Jadi persamaannya adalah Y
t
1
= 21.638.351,8 4.445.198,2 (x)
Estimasi Pendapatan Lain-lain
2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun x a b (x) Y
t
1
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
21.638.351,8
4.445.198,2 ( 3 )
4.445.198,2 ( 4 )
4.445.198,2 ( 5 )
4.445.198,2 ( 6 )
4.445.198,2 ( 7 )
4.445.198,2 ( 8 )
4.445.198,26 ( 9 )
4.445.198,2 (10)
4.445.198,2 (11)
4.445.198,2 (12)
34.973.946,4
39.419.144,6
43.864.342,8
48.903.541
52.754.739,2
57.199.937,4
61.645.135,6
66.090.330,8
70.535.532
74.980.730,2
Sumber data: Data Primer diolah
Lampiran 5
Analisis Harga Pokok Penjualan (HPP)
2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
123
Tahun Y
t
X x
2
xY
t
2001
2002
2003
2004
2005
689.554.055
775.906.284
797.802.213
955.976.698
970.963.160
- 2
- 1
0
1
2
4
1
0
1
4
- 1.379.108.110
- 775.906.284
0
955.976.698
1.941.926.320
n 4.190.204.410 0 10 762.888.624
Sumber data: Data Primer diolah
a =
n
Y
t
b =
2
x
xY
t
=
5
500 4.090.843.
=
10
4 738.617.50
= 818.168.700 = 73.861.750,4
Jadi persamaannya adalah Y
t
1
= 838.040.882 - 76.288.862,4 (x)
Estimasi Harga Pokok Penjualan (HPP)
2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun x a b (x) Y
t
1
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
838.040.882
76.288.862,4 ( 3 )
76.288.862,4 ( 4 )
76.288.862,4 ( 5 )
76.288.862,4 ( 6 )
76.288.862,4 ( 7 )
76.288.862,4 ( 8 )
76.288.862,4 ( 9 )
76.288.862,4 (10)
76.288.862,4 (11)
76.288.862,4 (12)
1.066.907.469,2
1.143.196.331,6
1.219.485.194
1.295.774.056,4
1.372.062.918,8
1.448.351.781,2
1.524.640.643,6
1.600.929.506
1.677.218.368,4
1.753.507.230,8
Sumber data: Data Primer diolah
Lampiran 6
Analisis Biaya Operasional (Pemasaran)
2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun Y
t
X x
2
xY
t
124
2001
2002
2003
2004
2005
198.237.718
402.481.972
429.320.976
440.911.550
498.584.525
- 2
- 1
0
1
2
4
1
0
1
4
- 396.475.436
- 402.481.972
0
440.911.550
997.169.050
n 1.969.536.741 0 10 639.123.192
Sumber data: Data Primer diolah
a =
n
Y
t
b =
2
x
xY
t
=
5
741 1.969.536.
=
10
2 639.123.19
= 393.907.348,2 = 63.912.319,2
Jadi persamaannya adalah Y
t
1
= 393.907.348,2 - 63.912.319,2 (x)
Lampiran 6
Estimasi Biaya Operasional (Pemasaran)
2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun x a B (x) Y
t
1
125
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 3 )
63.912.319,2 ( 4 )
63.912.319,2 ( 5 )
63.912.319,2 ( 6 )
63.912.319,2 ( 7 )
63.912.319,2 ( 8 )
63.912.319,2 ( 9 )
63.912.319,2 (10)
63.912.319,2 (11)
63.912.319,2 (12)
585.644.305,8
649.556.625
713.468.944,2
777.381.263,4
841.293.582,6
905.205.901,8
969.118.221
1.033.030.540,02
1.096.942.859,4
1.160.855.179,6
Sumber data: Data Primer diolah
Lampiran 7
Perhitungan Pajak Perseroan
2006 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun Rp 50jt
(10 %)
Diatas Rp 50
Rp 100jt
(15 %)
Diatas Rp 10jt
(30 %)
Pajak Perseroan
126
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 1 ) + ( 2 ) + ( 3 )
2006 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 485.658.653,492
= Rp 145.697.569,048
158.197.569,492
2007 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 516.510.975,886
= Rp 154.953.292,766
167.453.292,766
2008 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 541.364.548,29
= Rp 162.409.364,487
174.909.364,487
2009 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 569.217.503,674
= Rp 170.765.251,102
183.265.251,102
2010 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 597.070.447
= Rp 179.121.134,1
191.621.134,1
2011 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 624.923.390,362
= Rp 187.477.017,109
199.977.017,109
2012 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 639.176.337,776
= Rp 191.752.301,333
204.252.301,333
2013 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 653.429.286,15
= Rp 196.028.785,845
208.528.785,845
2014 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 667.682.232,52
= Rp 200.304.669,854
212.804.669,854
2015 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 681.935.179,9
= Rp 204.580.553,97
217.080.553,97
Lampiran 8
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Harga Pokok Penjualan
2001 2005
(dalam rupiah)
Keterangan Tahun
2001
Tahun
2002
Tahun
2003
Tahun
2004
Tahun
2005
127
Bahan Baku Langsung
1. Persediaan Awal Bahan Baku
2. Pembalian Bahan Baku
3. Biaya Angkut
Jumlah Pembelian Bersih
Jml Bhn Baku Yg Tersedia utk Digunakan
Persediaan Akhir Bahan Baku
Jumlah Biaya Pemakaian Bahan Baku (1)
Tenaga Kerja Langsung (2)
Biaya Overhead Pabrik
1. Tenaga Kerja Tak Langsung
2. Listrik, Air dan telepon
3. Pajak Bumi dan Bangunan
4. Biaya Pemeliharaan Bangunan
5. Biaya Pemeliharaan Mesin dan
Peralatan
6. Depresiasi Bangunan
7. Depresiasi Mesin dan Peralatan
Jumlah Overhead Pabrik (3)
Harga Pokok Produksi (1) + (2) + (3)
Persediaan Awal Barang Jadi
Persediaan Barang Siap Dijual
Persediaan Akhir Barang Jadi
Harga Pokok Penjualan
3.256.250
261.802.336
4.261.700
266.046.036
269.320.286
79.869.700
89.450.586
195.838.800
180.209.719
99.897.750
11.586.123
4.442.400
80.526.927
10.000.000
20.000.000
406.662.919
691.952.305
5.926.750
697.879.055
8.325.000
689.554.055
79.869.700
215.089.225
760.000
219.849.225
299.718.925
95.435.650
204.283.275
142.857.284
191.359.200
102.452.500
12.728.750
5.248.350
87.486.925
10.000.000
20.000.000
429.365.725
776.506.284
8.325.000
784.831.284
8.925.000
775.906.284
95.435.650
200.000.000
5.135.000
205.135.250
300.570.900
100.125.625
200.445.275
235.842.343
196.639.665
108.728.000
13.539.376
7.322.350
93.524.700
10.000.000
20.000.000
449.754.095
886.041.713
8.925.000
894.966.713
97.164.500
797.802.213
100.125.625
189.600.000
4.436.000
194.036.000
294.161.625
102.550.350
191.611.275
264.789.371
244.785.690
110.578.250
15.117.162
10.578.250
95.498.100
10.000.000
20.000.000
506.147.752
962.548.398
97.164.500
1.059.712.098
103.739.200
955.976.698
102.550.350
170.860.500
3.980.000
174.840.500
277.390.850
108.462.040
168.748.810
276.825.000
250.060.500
117.112.500
17.260.500
13.975.250
98.525.000
10.000.000
20.000.000
526.935.750
972.509.560
103.739.200
1.076.248.760
105.285.600
970.963.160
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 9
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Laporan Laba Rugi
2001 2005
Keterangan Tahun
2001
Tahun
2002
Tahun
2003
Tahun
2004
Tahun
2005
128
Penjualan Es
Pendapatan Jasa Angkut Es
Total Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Oprasional (Pemasaran):
a. Biaya Penjualan
1. Biaya Personil
2. Biaya Promosi (Iklan)
3. By. Penjualan Dlm Negeri
4. Depresiasi Kendaraan
Angkut
b. Biaya Administrasi dan Umum
1. Pajak
Kendaraan
2. Alat Tulis
3. Komisi
(discount)
4. By.
Pemeliharaan Kndraan
5. By. Perjalanan
Setempat
6. By. Perjalanan
Dinas
7. By. Umum dan
Lain-lain
Jml. By. Operasional (Pemasaran)
Laba Operasional
Pendapatan Lain-lain
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Pajak
Laba Setelah Pajak (EAT)
1.264.038.450
224.556.500
1.488.594.950
(689.554.055)
799.040.895
83.940.143
900.000
27.691.095
5.000.000
14.678.300
1.924.250
555.000
52.569.780
7.810.200
246.450
2.922.500
(198.237.718)
600.803.177
9.916.259
610.719.436
(165.715.830,8)
445.003.605,2
1.518.474.950
497.162.300
2.015.637.250
(775.906.284)
1.239.730.966
267.049.893
1.025.000
32.250.360
5.000.000
16.176.600
2.100.600
625.000
62.250.144
9.224.300
2.500.000
4.280.075
(402.481.972)
837.248.994
11.230.500
848.479.494
(237.043.848,2)
611.435.645,8
1.651.890.000
563.389.000
2.215.279.000
(797.802.213)
1.417.476.787
281.679.651
11.200.000
27.691.095
5.000.000
17.385.000
2.796.000
2.540.000
65.740.060
9.300.000
2.675.000
3.314.170
(429.320.976)
988.155.811
12.975.000
1.001.130.811
(282.839.243,3
)
718.291.567,7
1.813.110.000
769.734.250
2.582.844.250
(955.976.698)
1.626.867.552
289.362.350
11.932.000
28.005.000
5.000.000
17.967.500
3.042.000
2.980.000
66.330.500
9.875.000
2.768.000
3.649.000
(440.911.550)
1.185.956.002
33.425.000
1.219.381.002
(348.314.300,6
)
871.006.701,4
2.094.769.000
851.250.000
2.946.019.000
(970.963.160)
1.975.055.840
342.875.000
12.594.000
28.910.750
5.000.000
18.734.200
3.764.550
3.465.000
66.525.300
9.968.000
2.946.600
3.798.125
(498.584.525)
1.476.471.315
21.045.000
1.497.516.315
(431.754.894,5)
1.065.761.420,5
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
129
Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2001
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas
Bank Central Asia (BCA)
Deposit BCA
Bank Rakyat Indonesia(BRI)
Piutang Dagang (Piutang Usaha)
Persediaan Bahan Baku
Pembayaran Uang Muka
Rekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Akumulasi Depresiasi Bangunan
Mesin dan Peralatan
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan
Kendaraan
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor
Inventaris Kantor
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor
Piutang Usaha Jangka Panjang
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Jumlah Aktiva Tetap
30.525.000
21.975.250
60.500.000
123.645.235
163.349.500
79.869.700
5.997.000
369.150.000
855.011.685
195.324.000
127.624.574
10.000.000
573.440.235
20.000.000
165.775.275
5.000.000
15.439.450
1.000.000
61.837.500
5.300.000
1.108.741.034
Jumlah Aktiva 1.963.752.719
C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang
Hutang Pajak
Hutang Gaji yang Belum Dibayar
Hutang Lain-lain
Listrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. PASSIVA TETAP
Hutang Jangka Panjang
Jumlah Passiva Tetap
E. MODAL
Modal Dasar
Laba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
29.820.000
76.273.600
62.757.763,8
300.000.000
99.897.750
568.749.112,2
500.000.000
500.000.000
450.000.000
445.003.605,2
895.003.605,2
Jumlah Passiva 1.963.752.719
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
130
Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2002
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas
Bank Central Asia (BCA)
Deposit BCA
Bank Rakyat Indonesia(BRI)
Piutang Dagang (Piutang Usaha)
Persediaan Bahan Baku
Pembayaran Uang Muka
Rekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Akumulasi Depresiasi Bangunan
Mesin dan Peralatan
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan
Kendaraan
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor
Inventaris Kantor
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor
Piutang Usaha Jangka Panjang
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Jumlah Aktiva Tetap
23.200.000
17.570.000
56.650.000
113.125.275
154.890.000
95.435.650
4.150.000
350.426.800
818.447.725
185.324.000
117.624.574
20.000.000
553.440.235
40.000.000
160.775.275
10.000.000
14.439.450
2.000.000
53.532.000
6.350.000
1.019.485.534
Jumlah Aktiva 1.837.933.259
C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang
Hutang Pajak
Hutang Gaji yang Belum Dibayar
Hutang Lain-lain
Listrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. PASSIVA TETAP
Hutang Jangka Panjang
Jumlah Passiva Tetap
E. MODAL
Modal Dasar
Laba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
33.740.000
80.165.000
60.050.143,2
200.000.000
102.542.500
276.497.613,2
300.000.000
300.000.000
450.000.000
611.435.645,8
1.061.435.645,8
Jumlah Passiva 1.837.933.259
131
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2003
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas
Bank Central Asia (BCA)
Deposit BCA
Bank Rakyat Indonesia(BRI)
Piutang Dagang (Piutang Usaha)
Persediaan Bahan Baku
Pembayaran Uang Muka
Rekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Akumulasi Depresiasi Bangunan
Mesin dan Peralatan
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan
Kendaraan
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor
Inventaris Kantor
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor
Piutang Usaha Jangka Panjang
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Jumlah Aktiva Tetap
18.125.700
15.375.100
53.350.000
110.768.450
148.749.500
100.125.625
5.845.000
337.430.000
789.769.375
175.324.000
107.624.574
30.000.000
533.440.235
60.000.000
155.775.275
15.000.000
13.439.450
3.000.000
51.875.400
9.275.000
938.753.934
Jumlah Aktiva 1.728.523.309
C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang
Hutang Pajak
Hutang Gaji yang Belum Dibayar
Hutang Lain-lain
Listrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. PASSIVA TETAP
Hutang Jangka Panjang
Jumlah Passiva Tetap
D. MODAL
Modal Dasar
Laba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
35.876.000
82.500.000
83.127.413,3
200.000.000
108.728.000
510.231.741,3
50.000.000
50.000.000
450.000.000
718.291.567,7
1.168.291.567,7
Jumlah Passiva 1.728.523.309
132
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2004
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas
Bank Central Asia (BCA)
Deposit BCA
Bank Rakyat Indonesia(BRI)
Piutang Dagang (Piutang Usaha)
Persediaan Bahan Baku
Pembayaran Uang Muka
Rekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Akumulasi Depresiasi Bangunan
Mesin dan Peralatan
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan
Kendaraan
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor
Inventaris Kantor
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor
Piutang Usaha Jangka Panjang
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Jumlah Aktiva Tetap
20.975.250
14.895.259
49.100.000
108.023.750
150.825.000
102.550.350
7.025.000
305.363.000
758.757.609
165.324.000
97.624.574
40.000.000
513.440.235
80.000.000
158.775.275
20.000.000
12.439.450
4.000.000
750.000
9.000.000
658.353.534
Jumlah Aktiva 1.609.111.143
C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang
Hutang Pajak
Hutang Gaji yang Belum Dibayar
Listrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. MODAL
Modal Dasar
Laba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
46.643.250
67.725.000
4..157.911,6
110.578.250
267.804.411,6
450.000.000
871.006.701,4
1.321.006.701,4
Jumlah Passiva 1.609.111.143
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
133
Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2005
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas
Bank Central Asia (BCA)
Deposit BCA
Bank Rakyat Indonesia(BRI)
Piutang Dagang (Piutang Usaha)
Persediaan Bahan Baku
Pembayaran Uang Muka
Rekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Akumulasi Depresiasi Bangunan
Mesin dan Peralatan
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan
Kendaraan
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor
Inventaris Kantor
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor
Piutang Usaha Jangka Panjang
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Jumlah Aktiva Tetap
21.337.074
16.526.047
50.750.000
111.259.658
153.111.040
108.462.040
8.324.806
327.046.344
796.817.009
155.324.000
87.024.574
50.000.000
493.440.235
100.000.000
145.775.275
25.000.000
11.439.450
5.000.000
41.640.080
8.481.000
763.124.614
Jumlah Aktiva 1.559.941.623
C C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang
Hutang Pajak
Hutang Gaji yang Belum Dibayar
Listrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. MODAL
Modal Dasar
Laba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
32.504.556,5
96.864.350
49.250.000
117.112.500
295.731.406,5
450.000.000
1.065.761.420,5
1.293.460.217,5
Jumlah Passiva 1.559.941.623
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
134
SUKU BUNGA BANK INDONESIA

SUKU BUNGA SBI

Grafik Timeseries
Jangka Waktu Suku Bunga
3 Bulan 12.15 %
Dikeluarkan Tanggal : 5/17/2006
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.50 %
Dikeluarkan Tanggal : 5/10/2006
Data Sebelumnya
Dari
Sampai
Jangka
lihat
Tingkat rata-rata tertimbang SBI tersebut tidak merupakan arah kebijakan BI, tetapi
hanya mencerminkan keseimbangan proses penawaran dan permintaan pasar. Sejak
penerapan ITF pada Juli 2005, arah kebijakan BI ditetapkan melalui besarnya BI rate
yang saat ini besarnya 12,15%.

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10110 Indonesia
Telp : (62-21) 381-7187 Fax : (62-21) 350-1867
2004 Hak Cipta Bank Indonesia
Links | Syarat & Kondisi| Kontak BI | Peta Situs
135

You might also like