You are on page 1of 9

TUGAS BAHASA INDONESIA

1. Ada 6 faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seseorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya jelaskan? 2. Apa yang anda ketahui dengan unsur kalimat sebutkan dan berikan contoh! 3. jelaskan karangan eksposisi dan deskriptif berikan contoh! 4. Alinea yang efektif harus memenuhi dua syarat yaitu adanya kesatuan dan adanya kepaduan jelaskan! 5. Jelaskan sejarah bahasa Indonesia? 6. jelaskan pengertian tema,topik judul, masing beri contoh? 7. Jelaskan pengertian denotatif dan konotatif, beri contoh? Jawaban :

1. Faktor yang mempengaruhi komunikasi Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya : 1.Latar belakang budaya. Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif. 2.Ikatan kelompok atau group Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan. 3.Harapan Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan. 4.Pendidikan Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.

5.Situasi Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. 6.Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang ilmu daripada sekarang.Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya.Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri.Definisi ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi.Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers.Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika. 2. UNSUR-UNSUR KALIMAT Tugas keempat saya untuk softskill kali ini, yaitu mengenai unsur-unsur kalimat serta penjelasan mengenai pola kalimat. Dari semenjak kita duduk di bangku sekolah dasar tentu kita telah diajarkan mengenai kalimat. Jadi apa yang dimaksud dengan kalimat? Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat itu sendiri dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif dan kalimat aktif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat itu lebih sering kita dengar dan disingkat SPOK : - (S) itu, Subjek / Subyek (P) itu,Predikat (O) itu, Objek / Obyek (K) itu,Keterangan Berikut ini adalah contoh kalimat yang mengandung unsur SPOK : Pirlo bermain bola di lapangan. S P O K

Selanjutnya saya akan menjabarkan beberapa contoh kalimat berdasarkan jenis dan fungsinya. Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap 1. Kalimat Lengkap Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh : - Cepot (S) membeli (P) pulpen(O) - Si Kancil (S) melompat (P) 2. Kalimat Tidak Lengkap Kalimat tidak lengkap adalah kslimst yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh : - Silahkan dinikmati! - Selamat tidur. - Jangan nakal! Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif 1. Kalimat Aktif Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam : a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita - Ibu membeli sayur. - Dodo menyukai teman sekelasnya. b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita - Adik menangis - Bondan berkelahi 2. Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-

- Kue bolu dipotong oleh ibu - Menteri kehutanan dimintai pertanggung jawaban oleh presiden Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat Aktif Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini : 1. Mengubah awalan pada Predikat Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya. 2. Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya. Contoh : Puput menyayikan lagu daerah -> Lagu daerah dinyanyikan oleh Puput 3. Deskripsi Karangan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti: menggambarkan sesuatu penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera, membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri. Pola pengembangan paragraf deskripsi: Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis. Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya. Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)

Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan Contoh Narasi / karangan deskripsi : Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan tampak sawahsawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata penduduknya sebagai petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan" terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang". Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur. Dihalaman rumah kakekku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat, disamping kiri potehon mangga dapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat kelahiran ku. Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan yang indah nan damai. Eksposisi Karangan eksposisi ini dapat dijelaskan dengan cara MAJALAH SIANTAR yang kemudian berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber

Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi. Contoh Contoh topik yang tepat untuk eksposisi: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Contoh karangan eksposisi pada umumnya: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut. Contoh paparan proses yang juga merupakan bentuk eksposisi: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut. 4. Alinea yang efektif harus memenuhi dua syarat yaitu, (1) adanya kesatuan, dan (2) adanya kepaduan. 1. Kesatuan Alinea Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam alinea hanya membicarakan satu ide pokok, satu topic/masalah. Jika dalam sebuah alinea terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam alinea itu terdapat lebih dari satu ise atau masalah. 2. Kepaduan Alinea Seperti halnya persyaratan kalimat efektif, dalam alinea juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Koherensi akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancar serta logis. Untuk itu jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan. 5. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu merupakan salah satu dialek yang tersebar di Nusantara yang digunakan sejak jaman dulu, tetapi karena

melayu sudah merupakan Lingua Franca atau disebut Melayu Pasar, mana pemakaainnya lebih menonjol apabila dibandingkan dengan dialek-dialek melayu lainnya. Untuk lebih mengetahui perkembangan serta asal-usul bahasa Indonesia sejak awalnya, ada beberapa fakta histories diantaranya : 1. Bahasa Melayu sebelum Bahasa Kolonial Bahasa Melayu sudah dipakai sejak jaman kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Bahasa melayu ini juga terdapat dalam prasasti-prasasti sekitar tahun 680 M, seperti Prasasti Kedukan Bukit disekitar Palembang dengan angka 683 M, Prasati Kota Kapue berangka 686 M (Bangka Barat), Prasasti Talang Tuwo bwrangka tahun 684 M, serta Prasasti Brahi berangka tahun 688 M (antara Jambi dan Sungai Musi). 2. Bahasa Melayu Pada Masa Kolonial Orang-orang Barat sampai ke Indonesia abad ke-16 mereka menemukan suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa yang dipakai dalam kehidupan yang luas pada bangsa Nusantara. Baik bangsa Portugis maupun bangsa Belanda yang datang ke Nusantara mendirikan sekolah-sekolah. Mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar. Kegagalan dalam mempergunakan /menyebarkan bahasa-bahasa barat itu, memuncak dengan keluarnya keputusan pemerintah colonial, KB 1871 No. 104, yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera diberikan dalam bahasa daerah atau bahasa Melayu.

3. Bahasa Melayu pada Masa Pergerakan Kemerdekaan Tokoh pergerakan mencari bahasa yang dapat dipahami dan dapat dipakai oleh segenap lapisan suku bangsa yang ada. Dari hasil pemikiran para tokoh pergerakan dan Dewan Rakyat, akhirnya dipilih bahasa Melayu dengan pertimbangan bahwa bahasa telah dipakai hampir sebagian rakyat Indonesia pada waktu itu. Tokoh pergerakan yang senantiasa memperkenalkan bahasa Melayu kepada seluruh rakyat dengan pertimbangan bahasa Melayu telah mempunyai ejaan resmi yang ditulis dalam Kitab Logat Melayu yang disusun oleh Ch. A. Van Ophuysen.

6. 1.Topik: Topik adalah berasal dari bahasa Yunani topoi yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Tema: Tema berasal dari bahasa Yunani thithenai, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema

adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis. 2.Judul: Definisi Judul Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb. Topik Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan. 3.Tema Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb). Judul Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda. Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul.Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan

empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati) yang sama. Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidk boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan topiknya. Namun,dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri. 7. Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya. Contoh: merah : warna seperti warna darah. ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik. Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu. Contoh: Makna dasar Makna tambahan (denotasi) (konotasi) merah : warna . berani; dilarang ular : binatang ..menakutkan/ berbahaya Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi. Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif. Contoh: Konotasi positif Konotasi negatif suami istri laki bini tunanetra buta pria laki-laki Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.

You might also like