You are on page 1of 49

C. MACAM-MACAM FRIS 1. Mesin fris tangan Mesin ini adalah yang paling sederhana dari mesin fris.

Mesin ini dioperasikan dengan tangan, mungkin memiliki kontruksi tiang dan lutut atau meja yang dipasangkan pada landasan tetap .Digunakan dalam produksi untuk operasi fris ringan atau sederhana misalnya memotong alur pasak pendek dan membuat celah,benda kerja dihantarkan kepada pemotong berputar oleh gerakan tangan dari tuas oleh hantaran ulir tangan. 2. Mesin Fris datar Mesin ini memiliki kontruksi lebih kuat dibandingkan dengan fris tangan dan dilengkapi dengan mekanisme hantaran daya untuk mengendalikan gerakan meja. Mesin ini mempunyai 3 jenis gerakan yaitu longitudinal, vertikal, dan horizontal. Mesin jenis landasan tetap hanya mempunyai gerakan meja longitudinal, namun mempunyai perlengkapan untuk penyetelan melintang dan vertikal pada spindel yang memegang arbor pemotong fris. 3. Mesin Fris Universal Mesin ini dikontruksi untuk pekerjaanyang teliti ,dasarnya hampir mirip dengan mesi-mesin fris datar,Perbedaannya adalah bahwa meja kerjanya dilengkapi dengan gerakan kemparyang memungkinkan meja untuk berputar secara horizontal yang dilengkapi sebuah indeks atau kepala pembagi yang terketak di ujung meja,Sifat ini memungkinkan untuk memotong spiral.Mesin ini dimodifikasi dengan cara melengkapinya dengan tambahan perlengkapan tambahan yang lain untuk menambah kegunaannya fris vertikal,tambahan meja bundar,panggem,tambahan pemutar celah ,dan

4.

Mesin Fris Vertikal atau tegak Kedudukan mesin ini vertikal terhadap spindel pemotong gerakan

mejanya,sama seperti jenis datar ,pemotongnya hanya bergerak berputar namun kepala spindel dapatberputar sebagai kemungkinan penyetelan spindel .Secara vertikal beberapa mesin fris dilengkapi alat putar tamhan (meja putar). Penggunaan mesin mencakup penggurdian, pengeboran, peluasan lubang. Penjarakan tempat dari lubang karena penyetelan mikrometer dari media pemotong sepi dan pemcorakan.

5.

Mesin Fris jenis Penyerut. Mesin ini mirip dengan pengerut, benda kerjanya dibawah pada meja

panjang. Yang hanya dapat mempunyai gerakan longitudinal, kemudian dihantarkan terhadap pemotong tetap pada kecepatan yang sesuai. Mesin ini mempunyai ciri utama yang membedakannya dengan pengerut yaitu gerakan hantaran meja variabel dan pemotong tetap. Spindel pemotong bergerak melintang dan vertikal. Mesin ini dirancang untuk memfris benda yang besar yang memerlukan pelepasan stok berat dan untuk duplikat. Teliti dari bentuk keliling dan profil, pekerjaan pada pengerut dapat dilakukan pada mesin ini.

6.

Mesin Fris dari jenis bangku tetap Mesin ini adalah mesin produksi dari kontruksi yang kasar.

Bangkunya adalah benda cor yang kaku dan berat serta penyangga sebuah meja kerja yang hanya memiliki gerakan longitudinal. Pembaginya menurut banyaknya kepala spindel, tunggal (simpleks), ganda (dipleks), dan triple (tripleks). Mesin ini mampu mengambil pemotong fris berat, dapat dilengkapi oleh kendali otomatis.

7.

Mesin Pusat Permesinan Pusat permesinan adalah mesin KN yang dirancang untuk produksi tidak hanya dapat melakukan

benda kecil sampai menengah, mesin ini

pemfrisan, melainkan dapat juga menggurdi, mengebor, meluaskan lubang, menyetop dan membentuk keliling kesemuanya dalam sebuah penyetelan tunggal meskipun mesin ini mampu melaksanakan berbagai tugas namun berbeda sifat. Merupakan tambahan tergantung pada harganya. Mesin ini menggunakan kendali numeris yang memberikan penghematan tergantung pada fungsi pendukung dan perlengkapan tambahannya. Untuk memaksimumkan semua penghematan praktis dari teknik pemproduksian yang mampu untuk berbagai tugas, maka asebanyak mungkin suku cadang harus dimesin sepenuhnya dengan satu penyetelan tanpa perpindahan beberapa mesin. Prestasi pemotongan mesin adalah 115 cm3/menit untuk basa dan 230 cm3/menit untuk bercor. Toleransi pengeboran 0,0005 mm pemberian kedudukan 0,003 dan kedalaman sampai 0,003. Karena operasi jamak dicapai dengan penyetelan tunggal.

8.

Mesin Fris khusus Mesin Fris meja putar Mesin ini merupakan penyesuaian dari mesin fris vertikal untuk penggunaannya oleh yang alat dikhususkan. Mesin ini menggunakan 2 spindel vertikal yang masing-masing dilengkapi oleh sebuah pemotong, operasinya kontiniu dan terdapat waktu yang luas bagi operator untuk menaikkan dan menurunkan muatan mesin selama pemfrisan, meskipun mesin ini tergolong cepat namun terbatas pada pemfrisan dan permukaan datar saja.

Mesin Fris Planet Mesin digunkakan untuk memfris luar maupun dalam dari permukaan dan ulir pendek bendfa kerja dipegang stasioner dan semu gerakan yang diperlukan untuk memotong dilakukan oleh pemotong fris penggunaan khusu dari mesin ini termasuk pemfrisan ulir dalam dan luar pada segala jenis permukaan tirus, permukaan bantalan, lubang ujung dari gandar belakang serta ujung cangkang dan bom.

Mesin Profil Berbagai mesin seperti mmesin duplikator, pembenaam cetakan, pemprofil dan pantograf telah dikembangkan untuk memotong cetakan.

Mengukir dan membentuk plofil. Sebagian besar adalah penyesuaian dari mesin fris vertikal, meskipun diantaranya beroperasi dengan spindel dalam kedudukan horisontal, kendali tang dari pahat pada mesin profil dan pantograf yang pahatnya dipandu oleh operator adalah memuaskan untuk jenis kerja tertentu, namun tidak otomatis dalam produksi yang mencakup pelepsan banyak logam.

Mesin Duplikat Produksi dari cetakan bentuk besar untuk spakbor, atap planel dari mobil adalah suatu penggunaan yang penting dari mesin duplikator. Mesin ini memproduksi sebuah suku cadang dari model tanpa pengecilan atau pembesaran ukuran. Dikenal sebagaai mesin copy, model atau pola yang digunakan dalam pembuatan duplikat adalah kayu keras, plaster paris atau bahan yang lain yang mudah dikerjakan, operator hanya memandu pencari jejak yang mengendalikan pahat.

Mesin Ukir Pantograf Mesin ini mendapatkan namanya dari sambungan pantograf yang digunakan untuk reproduksi dari sebuah pola pada skal yang diperkecil atau diperbesar. Dengan menukar pengaturan sambungan dari pantograf. Maka setiap gambar atau desain dapat diperbesar atau diperkecil ukurannya menurut perbandingan yang diperlukan. Mesin dari desain umum yang sama juga digunakan untuk mengukir barak perak dalam pengerjaan cetak logam ringan. Mesin ini dilengkapi dengan mekanisme pantograf sehingga dapat diperoleh peningkatan atau pengurangan ukuran. Operasi pengendalian mesin melalui tekanan ringan dari jari kepada jarum sayat pencari jejak. Setiap gerakannya dari jarum pencari jejak ditirukan tepat sama kepada benda kerja.

D. ALAT PERLENGKAPAN MESIN FRIS 1. Arbor (poros tempat cutter/pahat fris) Arbor adalah tempat memasang atau memegang pisau fris pada setiap mesin sepanjang arbor dibuat alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat fris, arbor juga dinamakan poror fris yaitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat kedudukan pisau fris dan ditempatkan pada sumbu mesin, bentuk alat ini bulat panjang dan sepasang badannya diberi alur spie (pasak), bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir, poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan) disebut collar.

2.

Cutter (pisau fris) Pisau ini mempunyai bermacam-macam bentuk disesuaikan dengan

bentuk dan kegunaannya sehingga pahat pun dibedakan, misalnya pisau fris roda gigi digunakan khusus untuk memfris alur-alur roda gigi, pisau fris jari yakni pisau kecil dan ramping bertangkai kecil dipasang pada ujungnya pada mesin fris vertical, pisau fris mantel dimana sisi-sisi pemotongan hanya terdapat pada mantelnya (keliling) saja pisau mantel ini pula hampir serupa dengan pisau fris kepala, pisau fris sudut dimana sisi-sisi pemotongnya membentuk sudut lebih kecil dari 90, pisau fris cekung dan cekung untuk membuat alur setengah bulat (menonjol dan berbentuk alur), dan pisau fris gergaji untuk membuat alur-alur pada benda kerja. Macam-macam pisau fris sebagai berikut:

3.

Kepala Lepas Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin fris dapat diikat dengan

cekam dengan jalan mengklem pada alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat, sedangkan untuk memfris alur pasak, roda gigi lurus, alur segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter. Salah satu antaranya pada kepala lepas.

4.

Kepala pembagi Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang

dalam lubang dalam spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas. Untuk membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, ataupun alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 40 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar ataupun putaran benda kerja memerlukan engkol diputar 40 kali. Kepala pembagi berfungsi untuk membuat pembagian mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi malam sekali pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yakni : pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian sudut, dan pembagian diferensial.

5.

Meja Putar Untuk mesin fris/vertical digunakan meja putas sebagai kepala

pembaginya, dalam alat ini dibuat alur t untuk menambatkan/menjepit benda benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan baut jepet. Meja putar keliling dapat dikokohkan di atas meja penambat mesin dengan bantuan baut penjepit.

6.

Ragum/Tanggem Penjepit Ragun digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan

bentuk benda kerja berbeda-beda maka adapula bermcam-mcam ragum. Ragum datar dipakai untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk

pekerjaan berat pada mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skal indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat distel dalam arah horizontal sebesar sudut tertentu, ragum universal sudt rahangnya dapat distel dalam arah horizontal dan vertikal sebesar sudut tertentu.

Penjepitan kerjanya. I. II. III. IV. V.

benda

kerja

sembarang

dapat

diadakan

dengan

menggunakan berbagai macam variasi sisesuaikan dengan bentuk benda Klem datar dengan ganjalan yang harus disediakan Klem datar dengan ganja pasangan yang dapat distel Klem bengkok tanpa ganjal Klem datar tanpa ganjal, pemotongan dapat lebih dekat pada klem bila dibandingkan dengan klem III Sampai dengan VIII, klem jari atau klem pena, kelm 8 dapat dipakai tanpa ganjal. IX. Klem jari dengan celah pemotongan yang dapat lebih dekat pada klem.

X. Klem U sangat mudah memasangnya dalam baut. XI. Sampai XIV klem yang tingginya dapat diatur sendiri. 7. 1. Kepala Indeks Pengindeksan sederhana yaitu dicapai dengan memutar handel

Tiga jenis pengindeksaan yaitu : sejumlah putaran untuk memutar benda kerja sebesar yang dinginkan, sedangkan plat indeks dipegang dalam kedudukan tetap. Dengan perbandingan 40 1 maka satu putaran dari engkol akan memutar benda kerja 1/40 dari putaran. Sehingga dalam memotong roda gigi dalam putaran roda gigi engkolnya harus dikunci pada plat dengan pena indeks dan dapat dilakukan satu pemotongan. Setelah pemotongan gagangnya harus diputar satu putaran dan pemotongan berikutnya dilakukan dan seterusnya. 2. Pengindeksan langsung yaitu dicapai dengan menggunakan plat indeks yang dipasangkan kepada spindel benda kerja. Plat ini mempunyai 24 pembagian dan dihubungkan oleh sebuah pena plunyer pada kepala. Kalau pengindeksan dilakukan dalam derajat dengan menggunakan 40 1 kepala indeks, maka setiap putaran dari gagang mewakili 360/40 atau 90. 3. Pengindeksan differensial digunakan kalau benda kerja diputar sebanyak yang tidak dapat diperoleh dengan pengindeksan sederhana. Untuk keadaan semacam itu maka plat indeks dilepas kuncinya dan dihubungkan kepada rangkaian roda gigi yang menerima gerakannya dari spindel roda gigi cacing. E. Jenis Dari Pemotong Fris 1. Pemotong fris biasa. Pemotong biasa adalah sebuah pemotong berbentuk piringan yang hanya memiliki gigi pada kelilingnya. Giginya dapat lurus, atau heliks kalau lebarnya lebih dari 15 mm. Pemotong heliks lebar yang

digunakan untuk pekerjaan meratakan yang berat mungkin memiliki takik pada giginya untuk mematahkan serpihan dan memudahkan pengeluarannya. 2. Pemotong fris samping. Pemotong ini mirip dengan pemotong datar kecuali bahwa giginya di samping. Kalau dua pemotong beroperasi bersama, setiap pemotong adalah datar pada satu sisi dan memiliki gigi pada sisi yang lain. Pemotong fris samping mungkin bergigi lurus, heliks atau sigsag. 3. Pemotong gergaji pembelah logam. Pemotong ini mirip dengan pemotong fris datar atau samping kecuali bahwa pembuatannya sangat tipis, biasanya 5 mm atau kurang. Pemotongan datar dari jenis ini diberi pengaman dengan menggerinda sisinya untuk menghasilkan ruang bebas bagi pemotongnya. 4. Pemotong fris sudut. Semua pemotong bentuk sudut termasuk dalam kelompok ini. Mereka dibuat menjadi pemotong sudut tunggal maupun sudut ganda. Pemotong sudut tunggal ini mempunyai satu permukaan kerucut, sedangkan pemotong sudut ganda bergigi pada dua permukaan kerucut. Pemotong sudut digunakan untuk memotong roda, tanggem galur pada pemotong fris, dan pelebar lubang. 5. Pemotong fris bentuk. Gigi pada pemotong ini diberikan suatu bentuk khusus. Termasuk di dalamnya adalah pemotong cekung dan cembung, pemotong roda gigi, pemotong galur, pemotong pembalut sudut., dan sebagainya. 6. Pemotong fris ujung. Pemotong ini mempunyai poros integral untuk menggerakkan dan mempunyai gigi keliling dan ujungnya. Galurnya dapat lurus ataupun heliks. Pemotong besar yang disebut fris cengkang mempunyai bagian pemotong terpisah yang dipegangkan pada arbor batang, seperti terlihat dalam gambar. Karena mahalnya baja kecepatan tinggi, maka konstruksi ini menghasilkan banyak penghematan dalam biaya bahan. Fris ujung digunakan untuk proyeksi permukaan, membujur-sangkarkan ujung, memotong celah dalam pekerjaan pencerukan misalnya pembuatan cetakan.

7.

Pemotong celah. T. Pemotong jenis ini menyerupai pemotong datar

kecil atau fris samping yang memiliki poros integral lurus atau tirus untuk menggerakkan. Penggunaannya untuk memfris celah T. Bentuk yang khusus adalah pempotong dudukan bulat bagi pasak Woorduff. 8. Pemotong gigi sisipan. Dengan meningkatnya ukuran pemotong, adalah ekonomis untuk menyisipkan gigi yang terbuat dari bahan mahal ke dalam baja yang lebih murah. Gigi pada pemotong semacam ini dapat diganti kalau aus atau patah.

Cara memfris benda yaitu : Setiap pengerjaan benda kerja mata pisau memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan. Karena itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan sisi potongnya akan memotong dengan konstan. Pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat yang pararel dengan permukaan benda kerja pisau fris tidak hanya memotong dengan gigi-gigi pada sekelilingnya tetapi juga bagian muka pisau fris. 1. Cara menfris benda persegi yaitu : dengan menggunakan pisau spiral atau pisau heliks dimana pisau ini berputar sambil memakan benda kerja yang ditempatkan pada pencekam dengan kerja dari pisau tersebut memutar sambil meratakan semua permukaan yang akan membentuk permukaan yang rata. Setelah itu benda kerja diputar dengan sudut 900, untuk mengerjakan permukaan berikutnya. Dan pekerjaan ini dilakukan sebanyak 4 kali agar membentuk persegi. 2. Cara menfris benda bersudut yaitu : benda persegi yang telah dikerjakan pada proses pertama disayat salah satu sudutnya dengan menggunakan pisau sudut atau dengan menggunakan pisau ujung spiral dimana pisau fris tersebut dipasang serong sesuai sudut yang dikehendaki. Kemudian pisau tersebut berputar menyayat sudut benda kerja. 3. Cara memfris benda beralur yaitu : dengan menggunakan pisau muka dimana pisau dipasang tepat pada tengah-tengah benda kerja yang akan dialur atau dengan menggunakan pisau ujung spiral yang dipasang lurus dengan benda kerja. Kemudian pisau itu memakan sedikit demi sedikit benda kerja agar benda tersebut berbentuk alur. 4. Cara memfris benda beralur T yaitu : setelah benda kerja dialur, untuk membuat alur T maka dilakukan lagi pekerjaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan fris alur T dimana benda kerja tidak bergerak tetapi pisau fris tersebut berputar sambil bergerak secara horisontal dan memakan benda kerja sesuai dengan ukuran mata pisau fris.

BAB III PRAKTIKUM DAN PERMESINAN III.1. Peralatan Yang Digunakan 1. Kepala indeks perfungsi untuk prngatuaran pembagian penyayatan benda kerja 2. Kunci ragum yakni membuka dan mengunci pencekam yang menjepit benda kerja 3. Jangka sorong, untuk mengukur dimensi behnda kerja 4. Gergaji besi, untuk memotong benda kerja sesuai dengan ukuran yang diinginkan. III. 2. Bahan Yang Digunakan Bahan yang digunakan pada mesin bubut yakni Besi Cor berbentuk silinder dengan diameter 25 mm dan panjang 100 mm.
25 mm

100 mm

III. 3. Metode Praktikum terdiri dari : Tombol yang memfungsikan hantaran meja Tombol yang memfungsikan gigi pemotong dan bagianKepala pembagi diputar 900 Benda kerja dijepit pada ragum Memfungsikanmesin yang mencakup bagian kontrol yang

bagian yang mengeluarkan fluida.

Mengatur benda kerja agar bedan kerja berada sedikit di bawah gigi pemotong dengan menunjukkan pada pengatur hantaran meja kerja diposisikan pada angka nol.

Alur untuk pengerjaan kasar lalu potong sesuai kedalaman yang telah ditentukan. Alur untuk pengerjaan halus untuk hasil yang lebih baik.

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN IV.1. Analisa Data A. Bentuk Awal Benda Kerja
25 mm

100 mm

B.

Pengerjaan I

45
4

C.

Pengerjaan II 35 4

D.

Pengerjaan III

4
100 mm

E. Bentuk Akhir Benda Kerja

IV.3. Tabel hasil Perhitungan Pekerjaan Kasar


No. 1. 2. 3. V P R
3

St

m (mnt) 0,136 0,136 0,136

Fz (N) 1,8x105 4,26x105 8,7x104

(mm/dtk) (mm) (mm /mnt) 288,25 750 1951,5 138,4 2173,46 2481,45 197,82 742,86 3374,8

(mm) (menit) (menit) (menit) (m/mnt) 54,64 0,35 7 0,245 0,204 54,64 0,256 7 1,61 0,098 54,64 0,53 7 3,71 0,14

Pekerjaan Halus
No. 1. 2. 3. V (mm/dtk) 288,25 138,4 197,82 P (mm) 83,33 265,3 92,86 R (mm /mnt) 108,4 151,45 421,85
3

St

m (mnt) 0,096 0,096 0,096

Fz (N) 1,8x105 4,26x105 8,7x104

(mm) (menit) (menit) (menit) (m/mnt) 53,58 3,15 2 6,3 0,204 53,58 2,061 2 3,76 0,098 53,58 4,12 2 8,24 0,14

BAB V PEMBAHASAN

V.1. Pembahasan Umum Up Milling dan Down Milling Up milling adalah benda kerja yang disayat atau di pasang bergerak dari bawah ke atas dengan arah hantaran yang berlawanan arah dengan putaran pahat. a. Keuntungan: Benda kerja yang dihasilkan halus Gergaji akan memotong bagian yang bersih jadi giginya lebih awet Pada pemotongannya tekanan pada benda kerja besar Hanya mampu memproduksi dalam skala kecil Permukaan bahan tidak bersih sehingga kualitasnya tidak bagus Down milling adalah benda yang dapat disayat atau dipotong bergerak dari atas ke bawah (turun) dengan arah hantaran kerja searah dengan putaran pahat. a. Keuntungan: - Gigi pemotong pada proses pemotongan cenderung menekan jadi benda tidak mungkin bergerak. Memproduksi dalam skala besar Pekerjaan menjadi efisien Pada pengoperasian tekanan pemotongan kecil Permukaan bahan halus bersih sehingga memerlukan kerja tambahan.

b. Kerugian :

Sedangkan,

b. Kerugian :

Kerugian dari up milling adalah sebelum gigi terbenam kedalam benda kerja ia pertama-tama muncul dengan gesekan kuat. Sepanjang lintasan pendek dan menyeret bahan kerja yang terdesak. Baru setelah tekanan pendesakan

meningkat, ia terpaksa membenam kedalam benda kerja. Peluncuran itu mengakibatkan panas geskan yang tinggi dan mempercepat pengumpulan penyayat. Sebanding dengan meningkatnya tebal serpih, meningkat pula tekanan sayat yang pada saat keluarnya lagi gigi, tiba-tiba turun menjadi nol hentalan ini berulang pada setiap gigi, menyebabkan gemertakan dan ketidak rataan bidang garapan. Keuntungan dari down milling yaitu pengambilan serpih dimulai pada sisi yang tebal maka tidak terjadi luncuran atau gesekan. Penyayat peraut lama tetap tajam. Terutama pada penggunaan peraut yang giginya berbentuk sekrup diperoleh bidang garapan yang licin. Dari segi kecepatan produksi dowm milling lebih cepat berproduksi dari pada up milling karena proses pemakanan dari besar ke kecil sedangkan up milling proses pemakanannya tetap yaitu tipis. Teknik pembuatan roda gigi Teknik pembuatan roda gigi dapat dilakukan dengan pengindeksan langsung yaitu dengan menggunakan plat indeks yang dipasangkan pada spindel benda kerja, kalau pengindeksan dilakukan dengan derajat maka digunakan 40 : 1 kepala indeks maka setiap putaran dari gagang mewakili 360/40 atau 90. Jika dilakukan dengan lingkaran 27 jarak maka gerakan dari 3 jarak oleh gagang akan menggerakkan benda kerja 10. Apabila pengindeksan langsung tidak dapat dilakukan maka kita menggunakan pengindeksan differensial. Cara pengindeksan differensial yaitu 40 dibagi jumlah gigi yang akan dibuat dan dikalikan dengan kepala pembagi. Misalkan kita akan membuat gigi 17 maka : 40/17 = 2 . 6/17 artinya 2 kali putaran engkol ditambah dengan 6 jarak pada lubang 17. Pembuatan roda gigi dengan cara pembagian.

Perautan dilakukan menurut proses perautan bentuk dengan peraut yang berbentuk cakram dengan berbubut relief yang bentuknya sesuai dengan laekuk gigi dalam keadaan benda kerja diam. Kemudian pembagian dilanjutkan menurut suatu cara pembagian setelah satu pembagian gigi. Setelah ini dilakukan pembuatan lekuk gigi berikutnya didalam proses perautan selanjutnya dan sebagainya. Bentuk lekuk gigi bergantung pada penggigian (penggigian evolven) kepada modul dan kepala angka gigi sehingga untuk ini diperlukan banyak sekali peraut bentuk. Supaya tidak harus mengadakan terlalu banyak peraut, maka peraut dengan modul yang sama untuk serangkaian angka gigi digabungkan menjadi satu perangkat. Penyimpangan akan semakin kecil jika suatu perangkat mengandung lebih banyak peraut. Proses peraut disini sama dengan bentuk profil tepat pada roda gigi yang angka giginya paling kecil. Bagi gigi lainnya pada perangkat yang sama penyimpangan profil yang kecil dibiarkan, karena kesalahan kecil itu akan tersingkirkan tidak lama setelah awal pengoperasian akibat penyusutan. Kebundaran badan roda harus diuji ketepatannya sebelum perautan poros silindris dengan baut dan mur lebih cocok untuk dijadikan poros ujian daripada poros yang mengerucut. Atas dasar pertimbangan, sering kali dirangkaian beberapa badan roda secara berhimpitan supaya hanya diperlukan satu kali pengawalan dan satu kali pelimpahan untuk beberapa roda. Peraut modul cakram harus distel setepat-tepatnya pada tengah badan roda supaya dihasilkan bidang sisi gigi yang simetris.

BAB IV PEMBAHASAN A.1. Pembahasan umum

Pengaruh hantaran meja terhadap benda kerja. Pengaruh hantaran terhadap hasil benda kerja ditentukan oleh 2 jenis hantaran yaitu hantaran kasar dan hantaran halus,pada hantaran kasar permukaan hasil pemotongannya kasar sehingga menurunkan mutu dari hasil produksi sebab hantaran mejanya cepat ,sehingga menyisakan sedikit yang tidak tersayat ,sedangkan pada hantaran halus hasil pemotongannya halus dan teliti sebab hantaran mejanya lambat sehingga memungkinkan menyayat seluruh bagian yang akan disayat. Teknik perawatan pada mesin fris a. Perawatan secara berkala artinya perawatan dilakukan secara rutin yaitu misalnya penggantian oli untuk pelumas mesin,dan pengasahan pisau fris tersebut dilakukan sebulan sekali. b. Perawatan secara harian maksudnya perawatan dilakukan setiap hari mungkin hanya digunakan untuk produksi kecil, misalnya membersihkan bagian bagian mesin dari sisa logam, apabila mesin jarang dipakai usahakan dilakukan pembersihan pada debu-debu yang melengket pada mesin-mesin atau perkakas. c. Perawatan mingguan, perawatan tersebut dilakukan pada mesin fris yang bekerja setiap hari dalam suatu produksi besar, maka perawatannya dilakukan seminggu sekali, misalnya alat-alat mesin yang panas perlu didinginkan, membersihkan sisa sisa logam pada mesin, memberikan pelumasan pada mesin-mesin yang mengalami gerakan pada waktu beroperasi agar mesin tetap awet dan tidak mengalami gangguan (kemacetan) pada saat mesin dijalankan. Yang harus diperhatikan dalam pengerjaan Yang harus diperhatikan dalam pengerjaan antara lain; * Pemilihan hantaran

Yang harus diperhatikan yaitu pada saat dua kali sebelum pengerjaan beakhir,dimana disini digunakan hantaran kecil (yang sudah berpasangan dengan hanatran besar) yang dimaksudkan untuk penghalusan bentuk pemukaan benda kerja yang dikerja. * Kedalaman pemakanan Kiata harus menghitung pemakanan akhir yaitu menghindari kesalahan ukuran yang dibuat. * Fluida pendingin Yaitu untuk pengawetan mata pisau dan mengurangi panas yang terjadi pada benda kerja,yang diakibatkan oleh pergesekan antara benda kerja dengan pisau fris. * Menjaga hantaran otomatis gerak melintang Dalam pengerjaan, bila kita menggunakan kepala indeks dan gerak meja lintang otomatis, yang harus diperhatikan yaitu menjaga pahat agar tidak mengenai kepala indeks, yang berhubungan juga dengan pemasangan benda kerja dimana batas pengerjaan diusahakan tidak terlalu dekat dengan pencekam karena dapat menyebabkan patahnya mata pisau jika terjadi sentuhan. Bila mata pahat sudah sampai pada batas pengerjaan maka otomatisnya harus dinetralkan, menjaga kesalahan dimensi benda.

Aturan kerja umum pada pengasahan kembali pemfris:

a.

Peraut harus sering dan pada waktu diasah sesuai dengan

waktu tahan yang telah ditentukan. Penyayat yang sangat aus memakan biaya perbaikan sangat tinggi. b. Pengawasan kebundaran getaran secara teliti sangat perlu karena pada pemfris yang memukul hanya sedikit gigi yang menyayat yang tentunya akan segera menjadi tumpul. Pemfris harus duduk erat pada sebuah sumbu jika sedang diasah bundar. c. d. e. f. g. Peraut yang sangat tumpul pertama-tama harus diasah bundar Sudut sayat yang benar tidak boleh berubah pada pengasahan. Sebelum pengasahan lempengan asahan digarap dulu dengan Pemilihan bentuk dan kekerasan lempengan asahan harus Pada penyayat hanya boleh timbul suhu asah yang rendah sebelum pengasahan tajam.

intan kerja. dilakukan sesuai petunjuk dari pembuat. supaya tidak terjadi retakan akibat asahan. Penyayat yang diasah kering hanya boleh menjadi suam-suam. Pada pengasahan basah pendinginan harus diselaraskan sedemikian rupa sehingga pemanasan penyayat dapat dicegah. Karena itu sebaiknya lempengan asahan hanya ditekankan sedikit saja. Sering kali pengasahan ringan lebih baik daripada pengasahan kuat. h. i. Gosok bidang yang telah diasah dengan sebuah batu minyak. Pembersihan dari debu harus dilakukan secukupnya.

V.2. Pembahasan Khusus

* Kecepatan Pelepasan Logam (R) R=d.W.f Dimana : R = kecepatan iris (mm/dtk) d = kedalaman pemakanan (mm) W = lebar pemotongan (mm) f = hantaran benda kerja Berdasarkan rumus diatas, hubungan dengan hantara, dimana bila gerakan meja lambat maka pemakana sedikit demi sedikit. Artinya butuh waktu yang lama untuk penyelesaian. Lebar pemakanan sangat jelas, bahwa semakin lebar pemotongan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan. Sedangkan kedalaman pemakanan pada hantaran yang sama, jika kedalama pemakanan besar maka waktu nya minim . * Jarak pemotongan (St = L + d (D d) + 6) Yang berpengaruh utama adalah panjang pengerjaan pada benda kerja. Dimana semakin panjang pengerjaan jarak pemotongan akan semakin besar, dengan diameter pemotong yang sama. * Waktu Pemotongan Tiap Hantaran T = St / f Dimana : T = waktu pemotongan tiap hantaran St = jarak pemotongan f = hantaran benda kerja Bila kita meninjau data yang sesui dengan rumus maka dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu pemotongan pada tiap hantaran berbeda antara hantaran yang besar dengan hantaran yang kecil. Bila kita menggunakan hantaran besar, hasil pemakanannya kasar dan waktunya sangat sedikit bila dibandingkan dengan penggubnaan hantaran kecil yang pemakanannya sedikit demi sedikit. Juga dipengaruhi oleh jarak pemotongan dimana semakin besar jarak pemotongan maka semakain lama pengerjaan. IV.3. Tabel hasil Perhitungan

Pekerjaan Kasar
No. V (mm/dtk) 1. 2. 3. 4. 439,6 439,6 439,6 439,6 P (mm) 1521,42 1521,42 1521,42 1521,42 R
3

St

m (mnt)

Fz (N)

(mm /mnt) (mm) 1419 1419 2232,35 2232,35 51,45 51,45 51,45 51,45

(menit) (menit) (menit) (m/mnt) 0,2415 0,2415 02415 02415 3,1 3,1 11 11 0,74865 0,74865 0,7995 0,7995 0,14 0,14 0,14 0,14

0,0912 3,864x105 0,0912 3,864x105 0,0912 8792 0,0912 8792

Pekerjaan Halus
No. 1. 2. 3. 4. V (mm/dtk) 439,6 439,6 439,6 439,6 P R
3

St

Fz

(mm) (mm /mnt) 185,714 91 185,714 91 185,714 142,35 185,714 142,35

(mm) (menit) (menit) (menit) (m/mnt) (mnt) (N) 49,86 1,9788 2 3,8357 0,14 0,0645 3,864x105 49,86 1,9788 2 3,8357 0,14 0,0645 3,864x105 49,86 1,9788 2 1,066 0,14 0,0645 8792 49,86 1,9788 2 1,066 0,14 0,0645 8792

BAB V PEMBAHASAN V.1. Pembahasan Umum 1. jenis pengerjaan pada mesin fris

a. Memfris benda persegi dengan menggunakan pisau fris spiral atau pisau heliks dimana berputar sambil memakan benda kerja yang ditempatkan pada pencekan dengan kerja dari pisau memutar sambil meratakan semua permukaan yang membentuk permukaan yang rata. Setelah itu benda kerja diputar dengan sudut 90 sderajat unuk mengerjakan permukaan berikutnya dan pengerjaan ini dilakukan sebanyak 4 kali agar membentuk persegi. b. Memfris benda bersudut Yaitu persegi yang telah dikerjakan pada proses pertama disayat salah satu sudutnya dengan menggunakan pisau sudut atau dengan menggunakan pisau ujung spiral dimana pisau spiral tersebut dipasang serong sesui sudut yang dikehendaki. c. Memfris benda beralur Dengan menggunakan pisau muka dimana pisau dipasang tepat pada tengah-tengah benda kerja yang akan dialur atau dengan menggunakan pisau ujung spiral yang dipasang lurus demgan benda kerja, kemudian pisau itu memakan sedikit demi sedikit benda kerja agar benda tersebut berbentuk alur. 2. Pengaruh puitaran pahat terhadap hasil benda kerja Menurut pendapat saya putaran pahat tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil benda kerja, pengaruhnya hanyalah benda kerja akan lebih cepat selesai jika digunakan putaran yang cepat , begitupun sebaliknya. Sedangkan dari segi halus atau kasarnya hasil benda kerja tidak dipengaruhi putaran pahat sebab halus atau kasarnya benda kerja dipengaruhi oleh hantaran benda kerja. 3. Cacat produksi dan pencegahannya : Cacat produksi dapat disebabkan oleh : a.Kesalahan pemotongan

Kesalahan pemotongan yang dimaksud disini yaitu hasil pemotongan melebihi atau kurang dari panjang yang diinginkan, hal tersebut dapat disebabkan karena penandaan yang kurang jelas sehingga batas pemotongan tidak diketahui ndengan pasti. Sedangkan cara pencegahannya yaitu memperjelas tanda pada benda kerja yang akan disayat. b. Kedakaman yang tidak sesuai Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan operator dalam menyetel meja kerja. Cara pencegahannya yaitu menambah keterampilan operator dengan jalan memperbanyak latihan. Hal tersebut dapat juga disebabkan kelalaian operator, sedangkan pencegahannya yaitu meningkatkan ketelitian saat mengoperasikan mesin fris. c. Fluida pendingin tidak tepat mengenai benda kerja yang disayat. Hal ini dapat menyebabkan kasarnya permukaan benda kerja. Hal ini terjadi karena penempatan atau penyetelan posisi aliran fluida kurang tepat. Jadi pencegahannya yaitu mengarahkan aliran fluida pendingin tepat pada permukaan benda kerja yang disayat oleh pahat. d. Pemilihan hantaran terlalu besar Pemilihan hantaran yang terlalu besar dapat menyebabkan kasarnya permukaan benda kerja yang disayat. Hal ini disebabkan karena tidak semua permukaan terkena sayatan pahat sehingga hasilnya juga agak bergelombang. Pencegahannya tentunya dengan mengurangi hantaran meja agar permukaan benda kerja semua terkena sayatan pahat.

V.2. Pembahasan Khusus 1. Kecepatan iris (V)

Kecepatan ini sangat bergantung pada kecepatan putaran dan diameter pemotong. Jika kecepatan putaran semakin tinggi dan diameter pemotong juga semakin besar maka kecepatan potong juga akan semakin tinggi. Alasannya adalah pahat akan menyayat saat dia berputar dan semakin cepat putarannya maka semakin cepat pula kecepatan irisnya. Dan jika semakin besar diameter pemotong maka akan semakin luas permukaan benda kerja yang tersayat oleh pahat tersebut, dan jika semakin besar permukaan benda kerja yang tersayat oleh pahat maka kecvepatan iris juga semakin bertambah. Dengan kata lain kecepatan putaran dan besar diameter pemotong berbanding lurus dengan kecepatan iris. 2. Langkah (P) Langkah tentunya sangat dipengaruhi oleh hantaran benda kerja. Semakin besar hantaran kerja maka semakin banyak pula langkah, alasannya yaitu setiap langkah terdiri dari beberapa hantaran. Sedangkan kecepatan putaran dan jumlah gigi pisau pemotong berbanding terbalik dengan langkah. Semakin besar kecepatan putaran dan jumlah gigi maka semakin sedikit langkah. 3. Kecepatan pelepasan logam (R) Besar kecepatan pelepasan logam tergantung pada kedalaman pemakanan dan lebar pemakanan serta kecepatan hantaran benda kerja. Jika kedalaman pemakanan, lebar pemakanan, dan kecepatan hantaran semakin besar maka semakin cepat pula pelepasan logam. Alasannya yaitu jika semakin dalam dan semakin lebar pemakanan maka akan semakin banyak pula logam yang terlepas, jika semakin banyak bagian logam yang terlepas maka akan lebih cepat pula proses pelepasan logam. Dan jika hantaran semakin cepat maka semakin singkat pula waktu yang digunakan untuk menyayat permukaan benda kerja, dan jika semakin singkat waktu penyayatan maka akan semakin cepat pula pelepasan benda kerja. Dengan

kata lain kedalaman pemakanan, lebar pemakanan serta kecepatan hantaran berbanding lurus dengan kecepatan pelepasan logam.

Berdasarkan rumus tersebut kecepatan pelepasan logam bebanding lurus dengan kedalaman pemakanan , lebar pemotongan, dan hantaran benda kerja artinya kedalaman pemakanan, lebar pemotongan dan hantaran benda kerja semakin besar maka maka akan semakin besar kecepatan pelepasan logam begitupun sebaliknya. * Waktu Pemotongan Tiap Hantaran T = St / f Dimana : T = waktu pemotongan tiap hantaran St = jarak pemotongan f = hantaran benda kerja Berdasarkan rumus tersebut waktu pemotongan tiap hantaran berbanding lurus dengan jarak pemotongan dan berbanding terbalik dengan hantaran benda kerja. Artinya jika jarak pemotongan semakin besar sedangkan hantaran benda kerja tetap maka semakin besar pula waktu pemotongan tiap hantaran dan apabila hantaran benda kerja semakin besar sedangkan jarak pemotongan tetap maka waktu pemotongan tiap hantaran semakin kecil. * Jumlah Pemotongan h x = --d Dimana :

x = jumlah pemotongan h = kedalaman pemotongan (mm) d = kedalaman pemakanan

Berdasarkan rumus tersebut kita dapat mengetahui bahwa jumlah pemotongan berbanding lurus dengan kedalaman pemotongan dan berbanding terbalik dengan kedalaman pemakanan. Sehingga jumlah pemotongan akan bertambah banyak jika kedalaman pemotongan diperbesar sedangkan kedalaman pemotongan tetap. Demikian pula sebaliknya jumlah pemotongan akan bertambah banyak jika kedalaman pemotongan di kurangi sedangkan kedalaman pemakanan tetap

BAB V PEMBAHASAN V.1. Pembahasan Umum 1. Proses-proses pengerjaan pada mesin fris a. Persiapan alat.Sebelum melakukan pemfrisan terlebih dahulu menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pemfrisan ,misalnya kepala indeks yang akan digunakan untuk pengaturan pembagian penyayat benda kerja,kunci ragum yaitu membuka dan mengunci pencekam yang menjepit benda kerja,serta menyiapkam pula alat bantu misalnya jangka sorong yang akan digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja,gergaji untuk memotong benda sesuai dengan ukuran diinginkan .Menyiapkan pula benda kerja yang akan difris. b. Langkah pemfrisan. Setelah menyiapkan peralatan tibalah saatnya untuk pengoperasian mesin fris, pertama-tama benda kerja dijepit pada ragum sesuai dengan aturan, kemudian pengoperasian mesin yang mencakup bagian kontrol yang terdiri dari tombol yang memiliki fungsi masingmasing,menentukan pengerjaan halus. c. Hasil akhir dari benda kerja(Finishing), Hasil yang didapatkan sesuai dengan proses yang dilakukan.benda kerja dibersihkan sayatan yang melekat. 2. Perawatan pada mesin fris a. Perawatan secara berkala artinya perawatan dilakukan secara rutin yaitu misalnya penggantian oli untuk pelumas mesin,dan pengasahan pisau fris tersebut dilakukan sebulan sekali. b. Perawatan secara harian maksudnya perawatan dilakukan setiap hari mungkin hanya digunakan untuk produksi kecil, misalnya membersihkan dari bekas kepala pembagi,alur pengerjaan kasar dan yang

bagian bagian mesin dari sisa logam, apabila mesin jarang dipakai usahakan dilakukan pembersihan pada debu-debu yang melengket pada mesin-mesin atau perkakas. c. Perawatan mingguan, perawatan tersebut dilakukan pada mesin fris yang bekerja setiap hari dalam suatu produksi besar, maka perawatannya dilakukan seminggu sekali, misalnya alat-alat mesin yang panas perlu didinginkan, membersihkan sisa sisa logam pada mesin, memberikan pelumasan pada mesin-mesin yang mengalami gerakan pada waktu beroperasi agar mesin tetap awet dan tidak mengalami gangguan (kemacetan) pada saat mesin dijalankan. 3. Bagian pisau dan fungsinya 1. Mata potong fungsinya untuk memotong benda kerja 2. Sudut garuk fungsinya untuk meningkatkan efisiensi pemotongan 3. Sudut ruang bebas fungsinya untuk menghilangkan kecenderungan dari gigi untuk menggesek benda. 4. Ruang bebas sekunder fungsinya dibuat agar lebar tepi tetap dalam batas yang cukup. 5. Sudut pemotong Fungsinya digunakan dalam pemferisan kecepatan tinggi.

V.2 Pembahasan khusus 1. P =


f 1000 nz

P Panjang langkah berbanding lurus dengan hantaran benda kerja,dan berbanding terbalik dengan putaran mesin n dan z jumlah gigi pisau ,artinya semakin besar nilai f semakin panjang pula langkah, dan semakin cepat putaran mesin semakin pendek langkah. 2. St =L+ d (D-d)+6 f St jarak potong bebanding lurus dengan panjang pengerjaan t. Semakin panjang benda yang dikerja, semakin besar panjang pemotongan. Selain itu jarak potong juga dipengaruhi oleh kedalaman pemakanan d ,dan berbanding lurus dengan jarak potong. 3. T = St f Bedasarkan rumus tersebut waktu pemotongan tiap hantaran berbanding lurus dengan jarak pemotongan dan berbandin terbalik dengan hantaran benda kerja.Artinya jika jarak pemotongan semakin besar, sedangkan hantaran benda kerja tetap,maka semakin besar pula waktu pemotongan tiap hantaran dan apabila hantaran benda kerja semakin besar sedangkan jarak pemotongan tetap maka waktu pemotongan tiap hantaran semakin kecil.

BAB V PEMBAHASAN V.1. Pembahasan Umum * Pengaruh hantaran Nilai hantaran sangat berpengaruh dalam : 1. Menentukan kecepatan iris 2. menentukan langkah pemotongan 3. menetukan kecepatan pelepasan logam 4. menentukan waktu tiap hantaran 5. menentukan waktu pemotongan total 6. menentukan kecepatan dorong 7. menentukan ketebalan total rata-rata Sehingga nilai hantaran akan berpengaruh dalam menentukan lama atau tidaknya suatu pekerjaan serta kasar atau halusnya pekerjaan pengerjaan benda kerja. * Teknik pembuatan roda gigi kerucut pada mesin fris Berbagai pekerjaan dapat dilakukan oleh mesin fris termasuk pekerjaan membuat roda gigi kerucut. Membuat roda gigi kerucut dengan menggunakan mesin vertikal dengan pemotong fris roda gigi. Pertama-tama benda kerja dibentuk kerucut dengan menggunakan mesin kerucut setelah benda telah terbentuk kerucut benda kerja tersebut dijepit kepada kepala pembagi atau kepala indeks, dapat kita lakukan dengan cara pengindeksan langsung. Dengan 10 derajat yaitu dengan pemutaran engkol sebanyak 2 putaran setiap, pembuatan gigi atau gear. Setiap selesai satu putaran benda kerja maka kedalaman pemotongan ditambah. Ulangi terus samapai kedalaman gigi yang diperlukan apabila telah mencapai kedalaman yang diinginkan ulangi sampai tiga kali kedalaman yang sama atau ketinggian meja yang sama

* Penyebab cacatnya hasil produksi dan pencegahannya. Cacatnya hasil produksi dipengaruhi oleh : 1. Toleransi atau jarak antara pemotong fris dengan benda kerja setelah pemotongan sangat dekat sehingga gram-gramnya tidak jatuh. 2. Tidak adanya atau tidak bekerjanya fluida pendingin. 3. Lepasnya pengunci indeks. * Pencegahannya dengan cara : 1. Fluida pendingin harus bekerja untuk mendinginkan benda kerja dan mendorong gram-gram sampai jatuh. 2. Kunci indeks harus dpasang kuat-kuat.

V.2. Pembahasan Khusus 1. Kecepatan Iris V = . D . n / 60 (mm/detik) V adalah kecepatan iris dengan satuan mm/detik dengan V berbanding lurus dengan D. Dimana D adalah diameter pemotong ini artinya jika D bertambah besar maka nilai V akan bertambah besar pula, tetapi nilai n putaran mesin semakin kecil karena inti atau poros dengan tepi pemotong semakin jauh. 2. Kecepatan Pelepasan Logam R=d.W.f Yaitu pelepasan kecepatan logam dapat dihitung dengan mengalihkan kedalaman pemakanan, lebar pemakanan dan kecepatan putaran/menit. 3. Waktu Pemotongan Tiap Hantaran T = St / f Artinya T (waktu pemotongan tiap hantaran) dapat dihitung dengan cara membagi antara jarak pemotongan (St) dengan hantaran benda kerja (f). 4. Jumlah Pemotongan h x = --d Artinya x (jumlah pemotongan) dapat dihitung dengan membagi kedalaman pemotongan dengan kedalaman pemakanan.

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan a. Proses pengerjaan mesin fris mencakup persiapan alat,pengoperasian alat,dan hasil akhir benda kerja. b. Perawatan mesin fris yaitu perawatan secara berkala,mingguan dan harian c. Bagian bagian pisau fris antara lain : mata potong, sudut garuk, sudut ruang bebas, ruang bebas sekunder, sudut pemotong, d. T (panjang langkah) merupakan hasil bagian antara hantaran benda kerja dengan putaran gigi dan jumlah gigi. e. Jarak potong merupakan panjang pengerjaan yang dipengaruhi oleh kedalaman pemakanan. f. Waktu pemotongan merupakan jarak potong per hantaran benda.

BAB V PEMBAHASAN V.1. Pembahasan Umum * Pengaruh hantaran terhadap hasil benda kerja Pengaruh hantaran terhadap hasil benda kerja ditentukan oleh 2 jenis hantaran yaitu hantaran kasar dan hantaran halus,pada hantaran kasar permukaan hasil pemotongannya kasar sehingga menurunkan mutu dari hasil produksi sebab hantaran mejanya cepat ,sehingga menyisakan sedikit yang tidak tersayat ,sedangkan pada hantaran halus hasil pemotongannya halus dan teliti sebab hantaran mejanya lambat sehingga memungkinkan menyayat seluruh bagian yang akan disayat. * Penyebab cacatnya hasil produksi Penyebab cacatnya hasil produksi antara lain : 1. 2. 3. 4. Kesalahan pengukuran akan menyebabkan kesalahan bentuk produksi yang diinginkan . Pemakanan kedalaman yang berlebihan sehingga menyebabkan cacatnya hasil produksi Hantaran kasar yang dilakukan terus menerus sehingga hasil produksi kasar dan kurang teliti Bagian yang telah disayat terjepit oleh pencekam hal tersebut dapat dicegah dengan cara a. ada hantaran kasar pekerjaan finisingnya dilakukan dengan hantaran halus secara berulang-ulang tetapi untuk efisien waktu dapat diolakukan sebanyak 3 kali dengan kedalaman yang sama. b. ada pemakanan kedalaman yang berlebihan pekerja atau pengguna pengukuran. mesin fris harus teliti dalam malakukan

c. apabila ingin menjepit benda yang telah disayat benda tersebut dilapisi sebelum dicekam. * Teknik pembuatan roda gigi kerucut pada mesin fris Berbagai pekerjaan dapat dilakukan oleh mesin fris termasuk pekerjaan membuat roda gigi .Benda kerja dibentuk kerucut dengan menggunakan mesin bubut ,setelah benda berbentuk kerucut benda tersebut dipindahkan kemesin fris horizontal dengan menggunakan pemotong fris roda gigi ,benda tersebut dijepit pada kepala lepas dan pencekam. Misalanya kita akan membuat roda gigi kerucut dengan jumlah gigi 17. Kita dapat melakukannya dengan cara pengindeksan difrensial yaitu dengan cara membagi jumlah roda gigi cacing dengan jumlah gigi yang akan dibuat yaitu 40 /17 sehingga kita mendapatkan hasil 2 6/17 yaitu artinya sebanyak 2 kali perputaran engkol ditambah dengan 6 jarak pada lubang 17 setiap selesai membuat satu gigi. Ulangi terus pemutaran sampai pada kedalaman gigi yang diinginkan, apabila telah sampai pada pekerjaan finising ulangi sampai 3kali pada penghantaran halus dengan kedalan yangsama agar permukaan hasil produksi halus.

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Mesin fris mempunyai 2 jenis hantaran yaitu hantaran kasar dengan hantaran halus yang dapata mempengaruhi hasil produksi. 2. Cacatnya hasil produksi dapat disebabkan oleh beberapa hal : a. b. c. d. Hantaran kasar yang digunakan secara terus menerus. Pemakanan kedalaman yang berlebihan Kurang telitinya dalam pengukuran Terjepitnya bagian yang telah disayat oleh pencekam dan sebagainya. 3. Pada mesin fris roda gigi dapat dibuat dengan cara pengindeksan sederhana, pengindeksan langsung, dan opengindeksan differensial sesuai dengan jumlah gigi yang akan dibuat. 4. Kecepatan iris akan bertambah cepat apabila diameter pemotong dan nilai putaran mesin semakin besar. 5. Kecepatan pelepasan logam berbanding lurus dengan kedalaman pemakanan, lebar pemotongan dan hantaran benda kerja. 6. Jika jarak pemotongan semakin besar sedangkan hantaran benda kerja tetap maka semakin besar pula waktu pemotongan tiap hantaran benda kerja. 7. Jumlah pemotongan akan bertambah banyak jika kedalaman pemotongan diperbesar sedangkan kedalaman pemotongannya tetap. VI.2. Saran 1. Agar mesin-mesin, khususnya mesin-mesin fris yang mengalami kerusakan agar segera diperbaiki. 2. Agar asisten lebih menekankan pada cara pengoperasian.

You might also like