You are on page 1of 10

Amenore (Tidak Haid) Posted in Info Penyakit on 19 Sep 2007 Cetak

Beberapa komentar yang terdapat pada tulisan saya tentang Tanda Tanda Kehamilan menulis atau lebih tepatnya bertanya tentang telat haid. Sebagian besar dari mereka bertanya tanya, haid saya tidak nongol nongol, apakah saya hamil? Tentu tidak ada yang salah dari pertanyaan mereka, namanya juga orang lagi bingung dan tidak tahu, tentu langkah yang paling bijak adalah bertanya ke ahlinya. Saya tegaskan kembali disini bahwa, telat haid atau terlambat haid tidak selalu berarti hamil. Tetapi bila memang benar hamil, maka pasti tidak akan haid. Bingung khan? Oke begini saja, orang yang tidak haid belum tentu hamil sedangkan orang hamil pasti tidak haid. Mengapa demikian? Karena seperti kita ketahui bersama bahwa menstruasi terjadi bila sel telur yang tidak dibuahi meluruh bersama dengan mukosa rahim melalui proses yang rumit (tidak mungkin dijelaskan disini karena sifatnya

teknis banget). Sebaliknya bila ternyata sel telur tersebut berhasil dibuahi maka mukosa rahim akan menjaganya agar tidak meluruh melalui suatu proses yang rumit pula. Yang mengatur fungsi dari mukosa rahim ini, kapan harus meluruh dan kapan harus tidak adalah hormon maka bila suatu ketika terjadi proses yang tidak wajar yaitu telur yang tidak dibuahi ternyata tidak meluruh alias haid maka hormonlah yang menjadi salah satu biang keroknya. Sehingga jelas disini bahwa suatu yang tidak wajar bisa terjadi dalam proses ini yang menyebabkan seorang perempuan yang tidak hamil bisa tidak haid. Tidak haid atau dalam istilah kedokterannya amenore terjadi bila seorang perempuan tidak haid lebih dari 3 bulan. Amenore secara garis besar dapat dibagi 2 yaitu

amenore

normal

(fisiologis) dan amenore abnormal (patologis). Salah satu contoh dari

amenore

fisiologis

yaitu

saat

seorang

perempuang

mengandung dan menyusui. Sedangkan amenore abnormal sering disebabkan oleh karena gangguan di hipotalamus, hipofisis,

indung telur, rahim, dan vagina. Tidak semua kasus amenore harus dibawa ke dokter, sebaliknya ada pula beberapa kasus yang harus segera mendapatkan

penanganan dari seorang dokter. Kasus tersebut antara lain adanya tanda tanda kelaki lakian (maskulinisasi), cacat

bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif, adanya penyakit

lain

(tuberkulosis,

penyakit

hati,

diabetes

melitus,

kanker),

infertilitas, dan stress berat. Penurunan dan peningkatan berat badan yang mencolok, usia saat haid pertama, gangguan pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat obat penenang merupakan hal hal yang perlu diperhatikan bila seseorang menderita suatu

amenore. Pemeriksaan yang bisa dilakukan yaitu pemeriksaan


kandungan baik internal maupun eksternal, pemeriksaan

penunjang berupa tes kehamilan dan uji progesteron. Penanganan dari pasien dengan amenore sangat kompleks dan terggantung dari penyebab yang ditemukan pada pasien. Bila karena stress bisa dikonsulkan ke psikiater untuk mendapatkan psikoterapi. Begitu pula bila disebabkan oleh karena penyakit berat maka penyakitnya tersebut harus diatasi dulu. Para remaja putri, pada masa awal-awal menstruasi sering mengalami haid yang datang tidak teratur setiap bulannya. Hal ini terkadang juga menimbulkan pertanyaan dari para orang tua, normalkah hal tersebut ? atau ada juga wanita yang sebelumnya teratur haid setiap bulan tetapi kemudian menjadi tidak teratur. Untuk itu, kali ini medicastore mencoba memuat artikel mengenai haid yang datang tidak teratur atau disebut juga dengan oligomenore.

Kamus

kedokteran

mendefinisikan

Oligomenore sebagai haid yang datang tidak sekali. teratur Tetapi atau para haid yang sedikit

dokter

mencoba

mempersempit definisi tersebut, sehingga diagnosis yang oligomenore haid adalah secara wanita teratur

sebelumnya

sebelum mengalami masalah haid yang datang tidak teratur. Pada orang yang mengalami oligomenore, siklus menstruasi biasanya terjadi lebih panjang dari 35 hari, sehingga hanya mengalami haid 4-9 kali selama setahun.

Pada wanita yang baru memasuki usia reproduktif ataupun yang baru mengakhiri usia tersebut, sangat umum untuk mengalami haid yang tidak teratur. Hal ini normal & biasanya merupakan akibat dari koordinasi yang kurang sempurna dari hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Ada juga beberapa wanita yang tanpa alasan tertentu mengalami siklus menstruasi setiap 2 bulan sekali, tetapi bagi mereka hal tersebut adalah normal & bukan karena suatu masalah kesehatan.

Wanita yang mengalami PCOS (polycystic ovary syndrome) juga sering mengalami oligomenore. PCOS sendiri adalah suatu kondisi dimana indung telur berisi kista. Wanita yang mengalami PCOS mengalami haid yang tidak teratur, dapat berupa oligomenore, amenore atau bahkan haid yang sangat banyak. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan kadar hormon androgen yang

berlebih dalam tubuh.

Selain itu ada juga beberapa faktor yang dapat menyebabkan haid menjadi tidak teratur pada wanita, yaitu :

Stres emosional. Sakit kronis. Nutrisi yang kurang. Adanya kelainan makan seperti pada penderita anorexia nervosa.

Latihan fisik yang berlebih. Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen.

Penggunaan

terlarang

obat

anabolik

steroid

untuk

mendongkrak kemampuan atletis. Para wanita penari balet profesional, pesenam & pemain ice skating, mereka yang beresiko tinggi untuk mengalami

oligomenore, karena mereka mengkombinasikan latihan fisik yang berat dengan diet ketat untuk menjaga supaya berat tubuhnya tidak naik.

Haid yang datang tidak teratur, saat ini dikenal juga sebagai satu dari tiga masalah kesehatan yang dialami oleh atlet wanita, sehingga dijuluki dengan "female athlete triad", yang lainnya adalah kelainan makan & osteoporosis. Ketiga masalah kesehatan ini dinamakan secara formal pada pertemuan tahunan dari the

American College of Sports Medicine di tahun 1993, tetapi dokter


telah mengetahui mengenai kombinasi masalah kesehatan antara hilangnya massa tulang, mudah patah tulang, kelainan makan dengan partisipasi wanita dalam bidang olahraga beberapa dekade sebelumnya. Para pelatih wanita mulai banyak menyadari mengenai hal tersebut sejak awal tahun 1990-an & mendorong para atlet wanita untuk mendapatkan konsultasi kesehatan

mengenai hal tersebut.

Gejala dari oligomenore meliputi :


Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore

terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil. Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar

pituari & indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang

mengatur suhu tubuh, metabolisme sel & fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar

pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang

tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.

Pada PCOS, oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain.

Pada atlet wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia nervosa, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.

Pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami oligomenore atau tidak, biasanya dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Pemeriksaan Untuk Fisik & Riwayat Siklus Menstruasi dokter akan

diagnosis

oligomenore,

biasanya

menanyakan riwayat menstruasi dari pasien secara detail, termasuk apa masalahnya, berapa lama sudah terjadi, & adanya pola lain yang mungkin diketahui pasien. Untuk membantu diagnosa dokter, pasien dapat mencatat waktu menstruasi, frekuensi, lama menstruasi & kuantitas

perdarahan. Sebaiknya pasien juga memberitahukan dokter mengenai penyakit yang baru diderita termasuk kondisi kesehatan yang dialami seperti misalnya menderita diabetes melitus. Selain itu dokter juga memerlukan informasi

mengenai diet pasien, pola latihan fisik, aktifitas seksual, penggunaan kontrasepsi, penggunaan obat-obatan atau

prosedur operasi yang pernah dijalani.

Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik antara lain untuk : mengevaluasi proporsi berat badan pasien terhadap tinggi badan, melihat tanda perkembangan seksual yang normal, melihat apakah detak jantung & tanda vital lain normal serta merasakan kelenjar tiroid untuk melihat ada tidaknya pembengkakan.

Untuk kasus yang dialami oleh atlet wanita, perlu juga ditanyakan mengenai pola diet, jadwal latihan &

penggunaan obat-obatan seperti steroid & efedrin. Bila perlu dokter akan memberikan kuisinoer mengenai apakah pasien beresiko mengalami anorexia atau bulimia.

2. Pemeriksaan di Laboratorium Setelah mengetahui riwayat kesehatan pasien, dokter akan melakukan mengetahui pemeriksaan penyebab panggul dari & pap tes. Untuk dokter

tertentu

oligomenore,

dapat juga melakukan tes kehamilan & tes darah untuk mengetahui kadar hormon tiroid. 3. Pemeriksaan Lanjutan Pada beberapa kasus tertentu, dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lain, seperti USG untuk

memeriksa daerah panggul & melihat ada atau tidaknya ketidak normalan anatomi, sinar X atau scan tulang untuk mengetahui ada atau tidaknya patah tulang, bahkan MRI untuk melihat ada atau tidaknya tumor yang mempengaruhi hipotalamus atau kelenjar pituari.

Penanganan datang

untuk

haid

yang atau dari &

tidak

teratur

oligomenore penyebabnya.

tergantung Pada

remaja

wanita

yang

memasuki

usia

menopause

biasanya

tidak

memerlukan terapi apapun, karena hal tersebut akan hilang dengan sendirinya. Untuk atlet wanita, perubahan rutinitas latihan & kebiasaan makan cukup dapat mengembalikan siklus menstruasi menjadi kembali normal.

Kebanyakan pasien yang mengalami oligomenore diterapi dengan menggunakan pil KB. Untuk yang lainnya, termasuk mereka yang mengalami PCOS, diterapi dengan menggunakan hormon

tertentu, tergantung hormon apa yang dibutuhkan.

Ketika oligomenore terjadi karena kelainan pola makan atau seperti pada the female athlete triad, maka penyebab utama masalahnya harus ditangani terlebih dahulu. Konsultasikan

dengan psychiatrist dan nutritionist untuk mengatasi masalah kebiasaan makan. Pada atlet wanita dapat juga membutuhkan terapi fisik ataupun rehabilitasi.

You might also like