You are on page 1of 6

TUGAS 3 METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Mengidentifikasi Definisi dan Tahapan-tahapan, Metode , Teknik dan Alat Analisis Perencanaan Pemberdayaan

Disusun Oleh Kelompok 9 : Wendi Irawan D Deria Hadianisa Januar Irfansyah Karnati 150310080137 150310080147 150310080168 150310080174

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

PEMBAHASAN
Definisi Pemberdayaan Masyarakat Pengertian pemberdayaan masyarakat menurut Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat ketika membahas soal Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, mengutarakan bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. Menurut Shardlow sebagaimana yang dikutip oleh Isbandi, melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dari dua definisi tentang pemberdayaan di atas, jadi dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses yang direncanakan, dirancang, kemudian diimplementasikan oleh negara sebagai fasilitator melalui aparat-aparatnya dengan masyarakat sebagai pelaku sekaligus objek dari proses ini guna membantu menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang berada di lingkungan masyarakat melalui program-program kerja kemudian memandirikan masyarakat agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungannya secara berkesinambungan. Sehingga masyarakat dapat mengatasi segala bentuk permasalahan yang ada dengan baik secara mandiri untuk kemudian dapat mengembangkan diri ke arah yang lebih baik, baik dalam hal kesejahteraan, kualitas hidup, dan lain-lain. Tahapan-tahapan Pemberdayaan Masyarakat Isbandi Rukminto Adi mempunyai rumusan strategi yang menjadikan beberapa tahap dalam melakukan pemberdayaan yakni : 1. Tahap persiapan (engagement), tahap persiapan ini memiliki substansi penekanan pada dua hal elemen penting yakni penyiapan petugas dan penyiapan lapangan.

Tahapan ini adalah tahapan prasyarat sukses atau tidaknya sebuah program pemberdayaan berlangsung. 2. Tahap pengkajian (assestment), sebuah tahapan yang telah terlibat aktif dalam pelaksanaan program pemberdayaan karena masyarakat setempat yang sangat mengetahui keadaan dan masalah ditempat mereka berada. Tahapan ini memiliki penekanan pada faktor identifikasi masalah dan sumber daya yang ada dalam sebuah wilayah yang akan menjadi basisi pemberdayaan serta pelaksanaan program. 3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (designing), dalam tahap ini program perencanaan dibahas secara maksimal dengan melibatkan peserta aktif dari pihak masyarakat guna memikirkan solusi atau pemecahan atas masalah yang mereka hadapi di wilayahnya. Dalam tahap ini dipikirkan secara mendalam agar program pemberdayaan yang ada nantinya tidak melulu berkisar pada program amal (charity) saja dimana demikian itu tidak memberikan manfaat secara pasti dalam jangka panjang. 4. Tahap pemformulasian rencana aksi (designing), pada tahap ini masyarakat dan fasilitator menjadi bagian penting dalam bekerjasama secara optimal. Hal ini disebabkan masyarakat telah menjabarkan secara rinci dalam bentuk tulisan tentang apa-apa yang akan mereka laksanakan baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. 5. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan (implementasi), tahap ini merupakan bentuk pelaksanaan serta penerapan program yang telah dirumuskan sebelumnya bersama para masyarakat. Tahapan ini berisi tindakan aktualisasi bersinergi antara masyarakat dengan pelaku pemberdayaan (dalam bahasa Isbandi disebut sebagai petugas). 6. Tahap evaluasi, tahapan yang memiliki substansi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan dengan melibatkan warga. Tahapan ini juga akan merumuskan berbagai indikator keberhasilan suatu program yang telah diimplementasikan serta dilakukan pula bentuk-bentuk stabilisasi terhadap perubahan atau kebiasaan baru yang diharapkan terjadi. 7. Tahap terminasi (disengagement), sebuah tahapan dimana seluruh program telah berjalan secara optimal dan petugas fasilitator pemberdayaan masyarakat sudah akan mengakhiri kerjanya. Tahapan ini disebut sebagai tahap pemutusan hubungan antara petugas dengan para masyarakat yang menjadi basis program pemberdayan ketika

itu. Petugas pun tidak keluar dari komunitas secara total, melainkan ia akan meninggalkannya secara bertahap. Dari 7 tahapan yang dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi dalam melakukan pemberdayaan, terlihat memang dalam tahapan pemberdayaan masyarakat harus selalu dilibatkan sejak dalam tahap perencanaan sampai pada tahap implementasi dan evaluasi. Hal ini terkait dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat karena masyarakat memang lebih tahu semua permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan mereka. Fasilitator hanya bertindak untuk memfasilitasi dan mengarahkan aspirasi dari masyarakat. Metode Pemberdayaan Masyarakat Untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telah dilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah sungguh mendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan warga masyarakat, perlu dilakukan suatu penelitian. Dua metoda penelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participatory rural appraisal (PRA). a. Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA) Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. b. Metoda Participatory Rural Appraisal (PRA) Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan.

Teknik dan alat analisis Perencanaan Pemberdayaan Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dilakukan dan dicapai melalui penerapan strategi pemberdayaan. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap individu melalui bimbingan, konseling, stress managemet, intervensi krisis. Tujuan utamanya adalah

membimbing atau melatih individu dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach). 2. Pendekatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap individu agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 3. Pendekatan makro. Pendekatan ini disebut strategi sistem besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas seperti perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobi, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat, merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Rizki Aji, Sebuah Analisa Tentang Korelasi Pendidikan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat, http://rijkiaji.wordpress.com (diakses pada tanggal 10 Oktober 2010 pukul 15.00 wib). Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h. 171. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 57 58. Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h. 162 163. Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h.154-155.

You might also like