You are on page 1of 10

TUGAS 2 DEMOGRAFI TERAPAN Fertilitas dan Mortalitas di Kabupaten Tasikmalaya

Disusun Oleh: Dini Fitriani Risman Taufik Marlon Sipahutar Wendi Irawan D Rina Paramita 150310080091 150310080133 150310080134 150310080137 150310080139

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Fertilitas sangat berhubungan dengan pertumbuhan pembangunan sebuah negara. Dengan fertilitas ini pemerintah mampu menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk pembangunan di masa yang akan datang. Kabupaten Tasikmalaya ini menarik untuk kita bahas mengenai data fertilitasnya. Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Singaparna, sekitar 380 km sebelah tenggara Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Majalengka di utara, Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Garut di barat. Fertilitas merupakan kemempuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan. 1.2 Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar pembacanya, khususnya mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai tingkat fertilitas yang ada di Indonesia kususnya di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Dengan adanya pemahaman mengenai hal tesebut, diharapkan agar mahasiswa dapat menyimpulkan kondisi pembangunan yang seharusnya terjadi di Indonesia. 1.3 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui studi pustaka yang bersumber dari media cetak maupun media elektronik. Selain itu juga dengan mencari informasi mengenai fertilitas yang terjadi di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Kependudukan Kabupaten Tasikmalaya Angka kelahiran di Kabupaten Tasikmalaya sangat tinggi. Tercatat setiap tahun terjadi kelahiran sebanyak 26.864 bayi. Artinya, setiap satu jam terjadi kelahiran tiga bayi. Tingginya angka kelahiran di Kabupaten Tasikmalaya disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap program keluarga berencana (KB) dan keterbatasan tenaga penyuluh lapangan KB. Dalam sebulan, 2.238 bayi lahir, kalau dihitung dalam seminggu maka sebanyak 560 bayi lahir dan dalam sehari 74 bayi. Bila pukul rata setiap satu jam, lahir tiga bayi. Jumlah usia produktif di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 344.522 orang, sedangkan yang mengikuti program KB sebanyak 251.527 orang atau 75%. Sisanya masih belum mengikuti program KB. Kebanyakan yang tidak ikut program KB karena ingin segera punya anak, sehingga mengesampingkan program KB, jumlah petugas PLKB juga minim. Jika angka kelahiran bayi tidak segera diantisipasi, dalam waktu dekat di Tasikmalaya akan terjadi baby booming. Pasalnya, populasi usia produktif yang menikah dalam usia dini sudah tidak terkendali. Ini akan berpengaruh juga kepada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2007 tercatat sebanyak 1.750.018 jiwa, dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin terdiri dari laki-laki 890.299 jiwa dan wanita 859.719 jiwa. Struktur usia berdasarkan kelompok umur antara lain : 0-4 Th. 126.914 jiwa, 5-12 Th. 255.431 jiwa, 13-15 Th. 126.322 jiwa, 16-19 Th. 131.548 jiwa, 20-24 Th. 162.012 jiwa, 25-29 Th. 123.401 jiwa, 30-34 Th. 121.016 jiwa, 35-39 Th. 123.115 jiwa, 40-44 Th. 114.811 jiwa, 45-49 Th. 115.130 jiwa, 50-54 Th. 101.422 jiwa, 55-59 Th. 67.261 jiwa, 60-64 Th. 68.916 jiwa, dan usia 65 Th ke atas 112.719 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk, sedangkan laju pertumbuhan penduduk ( LPP ) : 1,01 (menurut data dari BPS) dan salah satu variabel demografi yang berpengaruh terhadap perkembangan kualitas penduduk yaitu fertilitas (TFR). Sedangkan untuk TFR Kabupaten Tasikmalaya menurut data dari BPS Tahun 2007 sebesar 2,22. Jumlah penduduk bekerja sebesar 719.356 jiwa, dengan jenis pekerjaannya lebih besar pada sektor pertanian, perdagangan, dan Industri Kecil. Sedangkan untuk sektor lainnya sangat relatif kecil.

2.2 Fertilitas di Kabupaten Tasikmalaya


1.

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) yaitu: jumlah kelahiran hidup per

1000 penduduk dalam suatu tahun tertentu.


CBR = B xk P

a) CBR Tahun 2003 CBR = 24100 1.568.417 CBR = 15,36 b) CBR Tahun 2004 CBR = 25238 1.559.852 CBR = 16,10 c) CBR Tahun 2005 CBR = 26686 1.620.332 CBR = 16.46 d) CBR Tahun 2006 CBR = 27163 1.638.526 CBR = 16.57 e) CBR Tahun 2007 CBR = 26830 1.628.553 CBR = 12.79 f) CBR Tahun 2008 CBR = 26753 1.662.746 CBR = 16.08 x 1000 x 1000 x 1000 x 1000 x 1000 x 1000

2.

General General Fertility Rate (GFR) atau Angka kelahiran

Umum yaitu:

banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita yang berumur 15-49 tahun atau berumu 15-45 tahun. GFR = B x

Pf (15-49 atau 15-45) a) GFR Tahun 2003 GFR = 26753 896.232 GFR = 29.85 b) GFR Tahun 2004 GFR = 25238 896.232 GFR = 28.16 c) GFR Tahun 2005 GFR = 26686 896.232 GFR = 29.77 d) GFR Tahun 2006 GFR = 27163 896.232 GFR = 30.30 e) GFR Tahun 2007 GFR = 26830 896.232 GFR = 29.93 f) GFR Tahun 2008 GFR = 26753 896.232 GFR = 29.85 x 1000 x 1000 x 1000 x 1000 x 1000 x 1000

3.

Age specific Fertility Rate (ASFR) atau Angka Kelahiran menurut kelompok bi Pi f x k (I = 1 s/d 7)

umur yaitu: banyak nya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu. ASFR =

4.

Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total yaitu: rata-rata jumlah tahun yang bersangkutan. Jadi TFR

anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada merupakan jumlah ASFR dengan catatan bahwa umur dinyatakan 1 tahun. TFR = 5 ASFRi (I = 1,2.7)

Untuk TFR Kabupaten Tasikmalaya menurut data dari BPS Tahun 2007 sebesar 2,22. Jumlah penduduk bekerja sebesar 719.356 jiwa, dengan jenis pekerjaannya lebih besar pada sektor pertanian, perdagangan, dan Industri Kecil. Sedangkan untuk sektor lainnya sangat relatif kecil. 2.3 Kaitan Fertilitas dengan Agribisnis Kaitan fertilitas dengan agribisnis adalah jika semakin tinggi tingkat kelahiran penduduk suatu wilayah, maka kebutuhan akan produk-produk agribisnis di wilayah tersebut akan semakin meningkat karena kebutuhan konsumsi pangan masyarakat wilayah tersebut meningkat pula. Misalnya, karena semakin banyak jumlah kelahiran di suatu wilayah, maka konsumsi produk-produk agribisnis yang dapat memberikan nutrisi bagi kebutuhan ibu dan bayi meningkat pula. Produk agribisnis yang biasanya dipakai sebagai sumber energi dan nutrisi bagi bayi misalnya susu, pisang, dan berbagai produk olahan yang bahan bakunya berasal dari kegiatan pertanian. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari ibu misalnya sayur-sayuran, bauh-buahan, lauk-pauk, dll. 2.4 Mortalitas Kabupaten Tasikmalaya
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate): Jumlah kematian pada tahun tertentu per

1000 penduduk: CDR = D P x 1000

2.

Age Specific Death Rate (ASDR) atau angka kematian menurut kelompok

umur tertentu: jumlah kematian penduduk pada kelompok umur tertentu (i) per 1000 penduduk berumur yang sama. ASDR = Di x 1000 Pi
3.

Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah : jumlah

kematian bayi berumur dibawah 1 tahun selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Rumus: IMR = Do B a) IMR Tahun 2003 IMR = 258 24100 IMR = 10.70 b) IMR Tahun 2004 IMR = 342 25238 IMR = 13.55 c) IMR Tahun 2005 IMR = 150 26686 IMR = 5.62
d) IMR Tahun 2006

x 1000

x 1000

x 1000

x 1000

IMR = 291 27163 IMR = 10.71


e) IMR Tahun 2007

x 1000

IMR =

263 26830

x 1000

IMR = 9.80
f) IMR Tahun 2008

IMR =

186 26753

x 1000

IMR = 6.95

4.

Angka kematian ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalaha; banyaknya

wanita yang meninggal pada masa kehamilan, persalinan atau masa nifas selama 1 tahun per 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. MMR = Kematian Ibu Kelahiran Hidup
a) MMR Tahun 2003

x 100.000

MMR = 23 24100 MMR = 95.43

x 100.000

b) MMR Tahun 2004

MMR =

46 25238

x 100.000

MMR = 182.26
c) MMR Tahun 2005

MMR = 20 26686 MMR = 74.94

x 100.000

d) MMR Tahun 2006

MMR = 60 27163 MMR = 220.88

x 100.000

e) MMR Tahun 2007

MMR = 54 26830 MMR = 201.26

x 100.000

f) MMR Tahun 2008

MMR =

31 26753

x 100.000

MMR = 115.87

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Tingginya angka kelahiran di Kabupaten Tasikmalaya disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap program keluarga berencana (KB) dan keterbatasan tenaga penyuluh lapangan KB. Masyarakat yang tidak ikut program KB beralasan karena ingin segera punya anak, sehingga mengesampingkan program KB. Jika angka kelahiran bayi tidak segera diantisipasi, dalam waktu dekat di Tasikmalaya akan terjadi baby booming. Pasalnya, populasi usia produktif yang menikah dalam usia dini sudah tidak terkendali. Ini akan berpengaruh juga kepada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 3.2 Saran Pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya bisa segera mengantisipasi baby booming guna menekan angka kemiskinan, hal ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat lewat aparat-aparatnya. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya jangan sampai mengalokasikan anggaran untuk urusan yang tidak begitu penting lebih besar dibandingkan anggaran KB. Sebab, dampaknya akan merembet ke berbagai bidang.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.datastatistik-indonesia.com [diakses 14 Februari 2010] Anonim . 2009 . Angka Kelahiran Kasar dan Tingkat Fertilitas Penduduk

Kab.Tasikmalaya . http://diskeskabtasik.wordpress.com . [diakses 15 Februari 2010] http://www.bps.go.id [diakses 15 Februari 2010] Sembiring, BK. 1985. Demografi. Jakarta: FPS IKIP Jakarta. Barclay, George W. Teknik Analisa Kependudukan. Jakarta: Bina Aksara.

You might also like