You are on page 1of 2

TOKSIKOLOGI

Teratogenik (teratogenesis) adalah istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir). Cacat lahir diketahui terjadi pada 3 5% dari semua kelahiran. Pada awalnya diyakini bahwa embrio mamalia berkembang di dalam uterus induk yang sifatnya kedap air, dan terlindung dari semua factor ekstrinsik. Tetapi, setelah bencana thalidomide pada 1960-an, diketahui bahwa perkembang-an embrio bisa menjadi sangat rentan terhadap beberapa faktor lingkungan tertentu yang tidak bersifat toksik pada orang dewasa. Komponen teratogenik bekerja secara spesifik pada perkembangan sel dan jaringan untuk menginisiasi sekuen dari perkembangan abnormal. Uji Teratogenik adalah suatu proses pengujian senyawa obat untuk mengetahui kandungan obat tersebut bersifat teratogenik atau berbahya bagi janin. Contoh uji Teratogenik : Pengujian ekstrak etanol umbi sarang semut terhadap mencit betina yang sedang hamil. Dan dari pengamatan yang dilakukan, tidak ditemukan efek teratogenik pada kelompok perlakuan maupun control. Berdasarkan sifat teratogeniknya obat dapat di bagi dalam tiga golongan besar : 1.Obat dengan sifat teratogenik pasti ( known teratogens) Contohnya : Talidomid : Melalui metabolitnya yang bersifat toksik pada system saraf sehingga stimulus sensoris untuk perkembangan mesoderm terganggu yang menyebabkan cacat pada bayi 2.Obat dengan kecurigaan kuat bersifat teratogenik (probable teratogens) Contoh Alkohol : Diduga alcohol menyebabkan defisiensi nutrient yang menyebabkan kelainan pada janin

3. Obat dengan dugaan bersifat teratogenik (possible teratogens) Contoh Sulfanomida : obat ini menyebabkan bilirubin terdesak dari ikatannya dalam protein. Obat ini menyebabkan ikterus pada akhir kehamilan

You might also like