You are on page 1of 3

Nama : Lindu Aji Saputro NIM :E0008182

Restorative Justice Keadilan restoratif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses penyelesaian sengketa non litigasi (Alternative Dispute Resolution), di mana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan victims (korban). Restorative Justice (Keadilan Restoratif) bertujuan untuk memberdayakan para korban, pelaku, keluarga dan masyarakat untuk memperbaiki suatu perbuatan melawan hukum, dengan menggunakan kesadaran dan keinsyafan sebagai landasan untuk memperbaiki kehidupan bermasyarakat konsep keadilan yang tidak hanya melihat keadilan itu hanya dari satu sisi, melainkan menilainya dari kepentingan berbagai pihak, baik kepentingan si korban, masyarakat maupun kepentingan si pelaku. Keadilan yang dimaksudkan di sini bukanlah keadilan yang berarti menjatuhkan hukuman yang sesuai tindakan si pelaku, melainkan suatu keadilan yang dikenal dengan keadilan restoratif. Keadilan restoratif adalah proses yang melibatkan semua pihak pada kejahatan, khususnya untuk memecahkan secara bersama-sama bagaimana mengatasi akibat dari suatu kejahatan dan implikasinya di masa mendatang. Pendekatan keadilan restoratif merupakan proses keadilan yang sepenuhnya dijalankan dan dicapai oleh masyarakat. Proses yang benar-benar harus sensitif terhadap kebutuhan masyarakat dan benar-benar ditujukan untuk mencegah dilakukannya kembali tindak pidana. Hal ini menjadikan keadilan sebagai sesuatu yang penuh dengan pertimbangan dalam merespon kejahatan dan menghindari terjadinya stigmatisasi. Kebutuhan dan keselamatan korban menjadi perhatian yang utama dari proses keadilan restoratif. Korban harus didukung dan dapat dilibatkan secara langsung dalam proses penentuan kebutuhan dan hasil akhir dari kasus tindak pidana yang dialaminya. Namun demikian, bukan berarti kebutuhan pelaku tindak pidana diabaikan. Pelaku tindak pidana harus direhabilitasi dan direintegrasikan dalam masyarakat. Konsekuensi dari kondisi ini mengakibatkan perlunya dilakukan pertukaran informasi antara korban dan pelaku tindak pidana secara langsung dan terjadinya kesepakatan yang saling menguntungkan di antara keduanya sebagai hasil akhir dari penyelesaian tindak pidana yang terjadi.

pendekatan lain yang dapat mengurangi (meminimalisir) terjadinya tindak pidana, yaitu pendekatan keadilan restoratif. Retributive Justice Keadilan Retributif ( Retributive Justice ) Berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman yang diberikan kepada orang yang bersalah haruslah adil. Teori retributif dalam tujuan pemidanaan disandarkan pada alasan bahwa pemidanaan merupakan morally Justifed (pembenaran secara moral) karena pelaku kejahatan dapatdikatakan layak untuk menerimanya atas kejahatannya. Asumsi yang penting terhadap pembenaran untuk menghukum sebagai respon terhadap suatu kejahatan karena pelaku kejahatan telah melakukan pelanggaran terhadap norma moral tertentu yang mendasari aturan hukum yang dilakukannya secara sengaja dan sadar dan hal ini merupakan bentuk dari tanggung jawab moral dan kesalahan hukum si pelaku. Tori retributif melegitimasi pemidanaan sebagai sarana pembalasan atas kejahatan yang telah dilakukan seseorang. Kejahatan dipandang sebagai perbuatan yang amoral dan asusila di dalam masyarakat, oleh karena itu pelaku kejahatan harus dibalas dengan menjatuhkan pidana. Tujuan pemidanaan dilepaskan dari tujuan apapun, sehingga pemidanaan hanya mempunyai satu tujuan, yaitu pembalasan. Secara spesifik dapat dibedakan yang akan dijabarkan dalam tabel berikut. Konsep yang diperbandingkan kejahatan Keadilan Restorative Kejahatan adalah penyerangan individu atau Tujuan pemidanaan masyarakat Fokus pada pemecahan masalah dan ganti kerugian Keadilan Retributive Kejahatan adalah pelanggaran sistem Fokus pada penjatuhan hukuman, menimbulkan rasa bersalah dan penjeraan atas tindakan Korban Hak dan kebutuhan korban pada masa lalu Diabaikan

Pelaku Persepsi terhadap tanggung jawab pelaku

diperhatikan Didorong untuk betranggungjawab Pertanggungjawaban pelaku merupakan suatu empati guna mengupayakan perbaikan atas kerugian yang ditimbulkannya Konsekwensi terhadap akibat yang ditimbulkan dari perilaku masa lalu dari pelaku Dapat dihilangkan melalui tindakan yang tepat Didukung agar menyesal dan maaf sangat mungkin diberikan Bergantung pada para pihak yang terlibat dalam tindak pidana tersebut Dimungkinkan menjadi emosional

Pasif Hukuman sebagai pembalasan

Fokus respon

Terfokus pada perilaku masa lalu

Stigma yang ditimbulkan atas penjatuhan pidana Rasa bersalah si pelaku

Tak terhapuskan Cenderung terabaikan dan tak termaafkan Tergantung pada aparat

Tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan pemidanaan proses

Sangat rasional

You might also like