You are on page 1of 5

PAPPER AGAMA ISLAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT MELALUI PERTANIAN PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Disusun oleh :
NAMA NIM Jurusan/Fakultas : Siti Saffinatunsalis : 11577 : Mikrobiologi Pertanian/ Fakultas Pertanian

FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

Mensejahterakan Masyarakat Melalui Pertanian Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaannya. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat lalu terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Allah SWT sebagai tuhan mempunyai tanda-tanda ketuhanan-Nya berupa hasilhasil ciptaan-Nya yaitu, langit dan bumi dan apa yang ada di dalam keduanya, juga apa yang ada di antara keduanya. Termasuk juga kejadian-kejadian yang berlangsung dalam makhluk-Nya tersebut. Kemudian Allah memerintah untuk memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya tersebut, termasuk pada tanaman dan tumbuhan. Pertanian tidaklah lepas dari tanaman dan tumbuhan yang Allah perintah untuk dipikirkan dan diperhatikan. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menyuruh memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah berupa tanaman maupun tumbuhan, salah satunya adalah: Dia yang menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanamantanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam-macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang memikirkannya. (QS. An Nahl : 11). Dan juga firman-Nya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu biji-bijian yang banyak, dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perharikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi orang-orang yang beriman. ( Al Anam : 99).

Di dalam kitab shohih muslim dibawakan hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas rodhiyallohu anhu dia berkata: bahwasanya ketika sampai di Madinah Nabi shollallohu alaihi wa sallam melewati suatu kaum (dari kalangan sahabat anshor) yang sedang mengawinkan pohon kurma, maka beliau berkata: Sekiranya kalian tidak melakukannya niscaya itu lebih baik. Anas melanjutkan: kemudian (mereka tidak melakukannya) sehingga hasilnya jelek (gagal). Tatkala Nabi shollallohu alaihi wa sallam kembali melewati mereka, beliau bertanya kepada mereka: Bagaimana dengan pohon-pohon kurma kalian? Mereka berkata: Bukankah anda yang mengatakan begini dan begitu (mereka mengikuti perkataan Nabi shollallohu alaihi wa sallam tersebut meskipun hasilnya jelek). Maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda: Kalian lebih tahu dengan urusan dunia kalian. [Hadits Riwayat Imam Muslim No. 2363.] A. Penjelasan Ulama Mengenai Hadist Berkata Syaikh Ali Hasan: Sesungguhnya penghalalan suatu yang halal, pengharaman sesuatu yang haram, pensyariatan ibadah-ibadah, penjelasan mengenai kadarnya, tatacaranya, waktu-waktunya, peletakan kaidah-kaidah umum dalam muamalat, tidaklah itu ada melainkan dari Allah dan Rosul-Nya, tidak masuk di dalamnya ulama dan umaro. Kita dan mereka sama, tidak mempunyai hak dalam hal tersebut sehingga harus kembali pada Al Quran dan Sunnatulloh. Pada perkara-perkara dunia mereka lebih mengetahui dari kami. Maksudnya para ahli pertanian lebih mengerti mengenai apa yang lebih baik bagi pertanian dan lebih mengerti apa yang bisa meningkatkan hasil produksi pertanian. Mempelajari ilmu pertanian dan mengembangkannya hukumnya boleh dan tidaklah terlarang. Masalah tersebut diserahkan kepada orang yang mempelajari pertanian atau pun orang-orang yang terjun di bidang pertanian. Agama tidaklah ikut campur tangan dalam hal ini. Namun, agama bisa ikut mengatur apabila sudah menyangkut pada masalah hukum misalnya halal dan haram. B. Pembahasan Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa islam menyerahkan pengembangan ilmu dan teknologi pertanian kepada umat manusia karena ilmu dan teknologi pertanian

adalah urusan dunia. Merupakan suatu hal yang bijak dan tepat apabila suatu perkara diserahkan kepada ahlinya. Sehingga masalah-masalah ilmu dan teknologi pertanian diserahkan kepada ahlinya seperti ilmuwan, peneliti dan orang yang berkompeten di bidang tersebut. Islam merupakan agama yang sempurna yang mengatur segala sesuatu. Tidak terkecuali pertanian yang merupakan profesi yang telah ada sejak dulu kala sebelum Rosululloh diutus, maka sungguh ajaran islam telah mengatur dan memberikan arahan. Al-Quran telah memberikan jawaban untuk ilmu dan teknologi pertanian. Bukan kah Allah berfirman: Fasalu ahladz-dzikri in kuntum la talamuna yang artinya Tanyakanlah kepada ahli Ilmu jika kalian tidak mengetahui. Al-Quran telah mengisaratkan kepada kita untuk menanyakan suatu ilmu kepada ahlinya ketika kita mau membuat pupuk organik dan teknologi kultur jaringan. Kalau mau membuat formula pupuk organik maka bertanya dan belajarlah dari ahli pembuat pupuk organik. Kalau mau belajar kultur jaringan maka belajarlah kepada ilmuwan dan peneliti kultur jaringan. Al-Quran dan As-sunnah menjelaskan suatu cara budidaya atau teknologi secara tersurat. Kita tidak akan menjumpai 1 ayat atau hadits yang menjelaskan hal-hal tersebut secara rinci. Seandainya dalam Al-Quran dan As-Sunnah ada ayat dan hadits yang merinci perkembangan ilmu dan teknologi pertanian maka diperlukan Al-Quran yang berjilid-jilid. Bayangkan saja satu pengetahuan atau teknologi pertanian kalau ditulis dan dibukukan bisa menjadi satu jilid buku atau bahkan ada yang berjilid-jilid. Oleh karena itu, Al-Quran dan As-Sunnah menjelaskan pengembangan ilmu dan teknologi pertanian secara tersirat saja yaitu, berupa adanya ayat dari Al-Quran dan hadits dari As-Sunnah yang memerintahkan kita bertanya atau menyerahkan urusan pengembangan ilmu dan teknologi pertanian pada ahlinya. C. Kesimpulan Sebagai seorang muslim kita diperbolehkan untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu dan teknologi pertanian. Ajaran islam mengarahkan seorang muslim untuk menyerahkan urusan ilmu dan teknologi pertanian kepada para ahlinya. Sebagaimana perkataan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam yang menyerahkan urusan ilmu penyerbukan atau pengawinan pohon kurma kepada petani-petani kurma

anshor yang telah ahli masalah tersebut. Rosululloh tidak menyuruh ummat islam untuk belajar ilmu dan teknologi pertanian kepada Beliau karena tidak ahli dalam hal ini.

You might also like