You are on page 1of 2

1.

Emergensi adalah: Suatu keadaan gawat darurat yang

9.

Mukosa licin / tidak Ampula recti (kolaps/tdk) Nyeri tekan +/Massa +/Sarung tangan ada lendir, darah, feses

memerlukan tindakan yang cepat dan tepat untuk menghindari kecacatan dan

kematian. 2. Urutan Pencernaan Makanan : Cavum oris orofaring oesophagus gaster pylorus duodenum jejunum ileum caecum colon ascenden colon transversum colon descenden colon sigmoid anus 3. Kolik adalah : Nyeri yang amat sangat, mendadak, hilang timbul yang terjadi pada organ berongga 4. Ileus adalah gangguan pasase makanan di usus. 5. Hernia adalah masuknya isi suatu

Proses terjadinya APP menjadi peritonitis App vermivormis kemasukan korpal (benda asing) mengendap di lumen corpal membesar terjadi endapanendapan tidak bisa keluar mucus tidak bisa keluar APP membesar (bengkak) penekanan pada PD (limfe, arteri, vena) iskemia perfusi jaringan << daya tahan jaringan turun padahal banyak bakteri (apatogen) bakteri apatogen translokasi mukosa teriritasi APP akut Jika dibiarkan APP semakin membesar tekanan intralumen permeabilitas jaringan bakteri keluar dari appendicitis infeksi periapendikuler

rongga/cavum ke rongga/cavum lain. 6. Divertikulum adalah suatu keadaan pada usus, terjadi tonjolan kearah mural tetapi tetap adanya stratum muscularis Adalah herniasi selaput lendir yang

omentum membentuk

yang walling

menyelimuti off agar

app tidak teraba

melalui defek yag ada dalam alat pada organ yang berbentuk tabung. 7. Macam2 Hernia : 1) HIL 2) HIM 3) H.Femoralis 4) H.Umbilikalis 5) H.Epigastrika 6) H.Diafragmatika 7) H.Mesenterika 8) H.Ischiadika 9) H.Nukleus Pulposus 10) H. Obturatoria 11) H.Epiploica Winglowi 12) H.Tentoria 8. Px RT: Tonus musculus spingter ani dbn/tdk

kemana-mana

(pada

palpasi

benjolan) infiltrate (terjadi perforasi mikro) supuratif iskemik jalan terus nekrosis gangrenosa supurasi jaringan mati pustulasi nanah tekana walling off tidak bisa menahan lagi pecah nanah keluar menetes peritonitis local semakin banyak peritonitis general 10. Aliran urin Glomerulus tubulus contortus proksimal ansa henle tubulus contortus distal tubulus colectivus calix minor calix mayor pelvis renalis ureter VU uretra OUE 11. Retensi urin adalah

Ketidakmampuan

vesika

urinaria

mengeluarkan urin. Kelainan letaknya di distal (dibawah VU). 12. Anuria adalah Produksi urin < 100 cc/24 jam atau sama sekali tidak ada. 13. Residu urin adalah Urin yang masih tersisa di vesika urinaria setelah pasien disuruh kencing sepuaspuasnya. 14. Beda fase kompensatan dan dekompensata Fase kompensata Urin masih dapat keluar dengan cara mengejan, jongkok atau menekan Fase dekompensata Usaha tersebut tidak mampu mengeluarkan urin. Merupakan keadaan gawat darurat. Perlu penanganan segera. Tempat berhentinya batu ureter : 15. Pembentukan Batu Batu berasal dari nidus mengikuti aliran urin turun ke ureter di ureter terdapat 3 penyempitan nidus makin lama makin bertambah besar karena nidus ada banyak bila nidus telah tersangkut di penyempitan 1 kolik ke dukter diberi spasmolitik keluhan mereda nidus tetap ada dalam ureter suatu saat mencapai tempat penyempitan ke 2 kolik spasmolitik (hal diatas kembali berulang hingga batu mencapai vesica urinaria) vesicolotiasis 16. Aliran nafas Cavum nasi nasofaring orofaring laring trakea bronkus primaries bronkus sekundus bronkus tertius bronkhiolus bronkhiolus respiratorik duktus alveolaris alveolus Ureteripelvic junction Setinggi vasa iliaca Setinggi vas deferens/Lig.Latum Ureterivesico junction Ureter intramural

suprapubik

Nidus

sumber

batu.

Bila

lancer

perjalanannya dapat keluar dengan mudah lewat OUE. Nyeri kolik 3x, batu masuk ke vesica urinaria

You might also like