You are on page 1of 6

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGKADERAN BEM FK UNHAS PERIODE 2010/2011

A. LATAR BELAKANG Terjadinya globalisasi menyebabkan berbagai macam perubahan dalam berproses atau perubahan suatu upaya untuk mencapai/mendapatkan suatu hasil. Perubahan nyata yang terjadi adalah masyarakat lebih cenderung menyukai proses yang instant. Hal ini turut mempengaruhi sistem pendidikan yang ada di Negara kita. Salah satu contohnya sistem pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Sebelum tahun 2002, mahasiswa Kedokteran menempuh pendidikan untuk menjadi dokter selama 7-8 tahun. Namun dengan perubahan zaman yang terjadi dimana proses yang instant menjadi cara alternative untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sistem pendidikan kedokteran pun dipercepat masanya menjadi 5 tahun saja. Dengan sistem yang seperti ini, mahasiswa kedokteran lebih cenderung dipaksakan untuk memfokuskan perhatiannya pada sisi akademik saja dan ruang ruang untuk mengembangkan soft skill di luar dari jadwal atau kegiatan perkuliahan menjadi sulit untuk dimasuki apalagi di jalankan. Akibatnya timbul sifat sifat apatis, individualis, egois (baik perseorangan maupun golongan) pada diri mahasiswa dimana ini dapat melemahkan makna identitas mahasiswa. Identitas mahasiswa membutuhkan organisasi mahasiswa sebagai wadah perjuangan dan pengkaderan. Namun dengan terkikisnya kesadaran mahasiswa akan identitasnya sendiri akibat tekanan sistem yang menaunginya, maka organisasi mahasiswa seperti mati suri karena tidak lagi didayagunakan secara optimal bahkan kebutuhan untuk itu pun sangat menurun. Hal ini membuat penurunan jumlah kader baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Karena dengan melemahnya kesadaran akan identitas mahasiswa, maka lembaga mahasiswa tidak akan berarti. Untuk menghadapi masalah ini, sangat penting untuk mengenalkan, memahamkan dan mengejawantahkan identitas mahasiswa itu sendiri ke dalam bentuk bentuk kegiatan nyata yang dapat menyentuh secara langsung ranah ranah kemahasiswaan dengan melibatkan komponen - komponen yang terkait. Selain itu,perlunya kesadaran bersama bahwa dalam melaksanakan proses di atas, perlunya digalakkan komitmen antara seluruh komponen untuk mencapai tujuan bersama untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dengan begitu, maka lembaga mahasiswa pun dapat mulai menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Sebagai lembaga, KEMA FK Unhas telah melaksanakan perannya karena memiliki orang orang yang sadar akan identitas mahasiswa. Namun dengan munculnya masalah masalah yang sudah diuraikan di atas, tak pelak timbul berbagai gejala penurunan kesadaran identitas mahasiswa. Untuk itu, KEMA FK Unhas dipandang perlu untuk melakukan usaha secara sadar dan terus menerus dalam melakukan usaha penyadaran identitas mahasiswa dan pengembangan kapasitas kader untuk penguatan lembaga melalui suatu proses pengkaderan yang terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan. Proses pengkaderan yang dilakukan sangat

ditentukan oleh komponen komponen seperti : SDM (pelaku yang terlibat langsung maupun tidak langsung), sistem yang berkaitan dengan pengkaderan seperti sistem pendidikan, sarana dan prasarana pendukung serta iklim yang kondusif bagi perkembangan kualitas kader. Untuk memberikan panduan yang dilaksanakan dalam setiap pegkaderan Kema FK UNHAS, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman pengkaderan Kema FK UNHAS sebagai strategi besar Kema FK UNHAS untuk menjawab kebutuhan dan tantangan organisasi sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya yang berlaku dalam konteks zamannya. Pedoman ini juga merupakan bentuk turunan atau penerjemahan terhadap BUKU PUTIH PENGKADERAN KEMA FK UNHAS dan Visi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa periode 2010/2011.

2. TUJUAN Tujuan penyusunan Pedoman Pengkaderan KEMA FK UNHAS adalah sebagai turunan dan penerjemahan atas BUKU PUTIH PENGKADERAN dan Visi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2010/2011 sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman umum proses pengkaderan yang memberikan arah, panduan dan pegangan bagi pelaksana program pengkaderan di KEMA FK UNHAS.

3. TARGET Terwujudnya pengkaderan KEMA FK Unhas yang sistematis, berkesinambungan dan terarah agar dapat menghasilkan kader yang mengenali dan memahami identitasnya sebagai mahasiswa sehingga dapat mendayagunakan seluruh potensinya untuk mencapai tujuan pengkaderan dan tujuan KEMA FK Unhas.

4. SASARAN Adapun sasaran dari penyusunan Pedoman Pengkaderan BEM FK Unhas adalah: 1. BEM FK Unhas sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama pengkaderan KEMA FK Unhas. 2. Anggota Biasa dan Anggota Muda KEMA FK Unhas serta Mahasiswa Baru angkatan 2010. 5. PENGKADERAN KEMA FK UNHAS A. Asas Pengkaderan Asas pengkaderan adalah perinsip-prinsip dasar yang menjiwai pelaksanaan pengkaderan. Prinsip tersebut yaitu : 1. Asas persaudaraan yaitu pengkaderan mampu memperkuat ikatan persaudaran dan keberasamaan antar kader. 2. Asas kemanusian yaitu pengkaderan memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat.

3. Asas kemandirian yaitu pengkaderan menciptakan kondisi yang dinamis untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam berpikir, bersikap, maupun dalam bertindak. 4. Asas pembelajaran yaitu pengkaderan dijadikan sebagai wadah pembelajaran bagi para kader. 5. Asas keteladanan yaitu pengkaderan harus memperhatikan aspek-aspek keteladanan sebagai faktor penting dalam proses pengkaderan.

6.

Asas fleksibel yaitu pengkaderan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode yang kreatif dan inovatif selama tidak menyimpang dari tujuan KEMA FK UNHAS.

B. MUATAN PENGKADERAN Muatan pengkaderan adalah isi/nilai yang ingin disosialisasikan atau diinternalisasikan dalam proses pengkaderan. Muatan pengkaderan ini tidak bersifat membatasi tetapi memberikan arahan pengembangan sumber daya kader dan kelembagaan secara menyeluruh. Beberapa muatan/nilai tersebut adalah : a. Spritualitas yaitu setiap jenjang pengkaderan senantiasa mengikutsertakan penguatan aspek ketuhanan sehingga akan tercipta kader yang memiliki kualitas keagamaan yang baik. b. Humanitas yaitu kader dapat menyadari dan memahami etika pergaulan dan menjunjung tinggi nilai moral yang ada dalam lingkungannya. c. Intelektualitas yaitu aspek dalam pembentukan mental kader yang mampu bersikap kritis, rasional, logis dan objektif dalam menyikapi fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. d. Kepemimpinan, terdiri dari beberapa unsur : a) Tanggung jawab, kader dalam menjalankan aktivitas kesehariannya dilandasi rasa penuh tanggung jawab akan hak dan kewajibannya. b) Loyalitas, kader memiliki rasa pengabdian yang tinggi dan rasa kepemilikan terhadap lembaga kemahasiswaan. c) Profesionalisme, kader memiliki jiwa profesional serta dapat mengembangkan sikap profesional baik kegiatan-kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari, d) Integritas, kader mampu mengaktualisasikan dan menyelaraskan antara pemikirannya dengan sikap kesehariannya. e) Kemandirian, kader dapat mengembangkan sikap yang mandiri, tidak tergantung pada pihak tertentu, sehingga tetap terjaga idealisme dan independensinya.

e. Kemahasiswaan, kader dapat memahami identitas dan nilai-nilai kemahasiswaan secara integral dan holistik. Sadar akan tanggung jawab, peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai mahasiswa. f. Kelembagaan, pengkaderan memberikan pemahaman mengenai urgensi lembaga kemahasiswaan pada umumnya dan KEMA FK-Unhas pada khususnya.

C. MODEL PENGKADERAN Berjenjang : dalam pengkaderan formal, muatan yang disajikan dalam beberapa tahap, pembatasan muatan yang disajikan bertujuan untuk sebuah penyesuaian terhadap kondisi mahasiswa,agar mahasiswa dapat memahami tahapan konflik dibangun, karakteristik dari muatan,dll

Tahapan 1. Proses pengkaderan formal dasar (SOLMATE, MPMB, LK 1) merupakan proses kaderisasi mahasiswa sebagai bekal dalam menghadapi dunia kemahasiswaan seutuhnya 2. Pengejawantahan ide (OC/kepanitiaan), aktualisasi terhadap muatan yang didapatkan dalam suatu bentuk kegiatan. 3. Manajemen kepemimpinan (LK2), mengarahkan mahasiswa untuk menjadi perencana, konseptor, pemecah solusi dari konflik (SC). 4. Presidium BPM, BEM, Badan khusus dan ekstrakulikuler merupakan proses kaderisasi dimana kader mampu mengambil kebijakan dan langkah strategis demi penguatan lembaga KEMA FK Unhas 5. Pengurus ISMKI adalah proses kaderisasi mahasiswa kedokteran dalam lingkup nasional dalam melanjutkan jati diri dan pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia Berkesinambungan : berarti bahwa ada interaksi dalam muatan yang disajikan, tidak saling meninggalkan tetapi beririsan dan proses ini tak memiliki akhir ( secara nilai pengkaderan berlaku seumur hidup).

Tahapan 1. Perkenalan (SOLMATE), mengarahkan sebuah makna dibalik eksistensi mahasiswa,seperti apa yang menjadi tugas mahasiswa,apa yang mendasari pergerakan mahasiswa,mengapa eksistensi mahasiswa harus dipertahankan. 2. Pengembangan potensi diri dan internalisasi muatan pengkaderan (MPMB),mengarahkan sebuah konsep mengenai apa yang dibutuhkan mahasiswa untuk mengawali pergerakan,mengapa mahasiswa harus menggali potensi diri,dan bagaimana pengejawantahan dari segala pertanyaan yang muncul. 3. Penanaman minat berlembaga, latihan manajemen diri, latihan kepemimpinan (LK I), bentuk kanalisasi dari muatan yang disajikan sebelumnya, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk

pelatihan dasar manajemen, kepanitiaan,dan advokasi,yang akan berujung pada sebuah penguatan kader dalam minat berlembaga. 4. Peningkatan kapasitas dan kepemimpinan khususnya kapasitas dalam pengelolaan dan perencanaan strategis organisasi bagi kader yang telah melulusi Latihan Kepemimpinan I . Dalam tahap ini pula pengembangan kemampuan kepemimpinan dan pemahaman terhadap berbagai metode dan analisis dalam berorganisasi dan bermahasiswa diberikan. Harapannya melalui tahapan ini juga lahir inisiator dan penggerak dalam gerakan-gerakan mahasiswa. Selanjutnya tahapan ini dikemas dalam bentuk Latihan Kader Tingkat II (LK II). Selain itu, ada juga bentuk lain yang berorientasi pada kapasitas seorang fasilitator yang dikemas dalam TFF (Training For Fasilitator).

D. BENTUK PENGKADERAN Formal : Utama : masa perkenalan,masa pembinaan,LK1,LK2 Pendukung : TFF,training advokasi Pelengkap : Peskil,PPGD,pelatihan sirkumsisi,jurnalistik dasar,pelatihan pendampingan Masyarakat Non formal : Penciptaan iklim kelembagaan yang kondusif : pemenuhan minat dan bakat, kajian keilmuan, pengejawantahan tridarma perguruan tinggi, kegiatan kerohanian, dll.

E. KOMPONEN PENGKADERAN BPM : pengawas dalam segala kegiatan pengkaderan BEM : khususnya bidang kemahasiswaan,divisi pengkaderan,sebagai penanggung jawab dalam pelaksanan SC : konseptor, penyusun TOR, TIU, TIK, yang diturunkan dari main frame divisi pengkaderan dan buku putih pengkaderan. OC : pelaksana teknis, menjalankan kegiatan berdasarkan turunan dari konsep yang telah dibuat oleh SC Badan Khusus : penyedia skill khusus yang akan dipilih oleh mahasiswa setelah melalui pelatihan dasar. Ekskul : penyedia wadah dalam pengembangan minat dan bakat, sebagai salah satu pengembangan potensi diri mahasiswa.

F. REFERENSI

Buku : Buku putih pengkaderan, pendidikan popular, psikologi sosial, basic life skill, pengantar logika, dll Diskusi, brainstorming/tudang sipulung Senior Fakultas lain

G. TANTANGAN dan HAMBATAN 1. Tantangan - Banyaknya jumlah peserta yang akan di kader periode 2010 - Banyaknya jumlah panitia pada proses pengkaderan formal yang tidak diimbangi dengan keaktifan panitia Sistem pendidikan yang berubah 2. Hambatan - Adanya fobia pengkaderan yang disebar oleh oknum oknum tak bertanggungjawab terhadap peserta yang akan di kader sehingga mengakibatkan berkurangnya calon kader KEMA FK Unhas - Ego golongan sehingga menimbulkan gap antar angkatan - Adanya keinginan untuk memanfaatkan momen pengkaderan sebagai ajang balas dendam - Padatnya jadwal kuliah yang kadang mengambil waktu untuk bermahasiswa.

You might also like