You are on page 1of 24

Metode Numeric secara umum Page 1

METODE NUMERIK
SECARA UMUM
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kalkulus 2








Disusun oleh
Febby N. Livandia
1209207024
Pend. Fisika/A/II

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
Metode Numeric secara umum Page 2

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 2
BAB 2 ISI ...................................................................................................................... 4
A. APROKSIMASI TAYLOR TERHADAP FUNGSI ....................................... 4
a. Aproksimasi Taylor .............................................................................................. 4
b. Polinom ............................................................................................................... 4
B. SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN (ERROR) ................................. 5
a. Penyajian Bilangan Bulat .................................................................................... 5
b. Penyajian Bilangan pecahan ................................................................................ 5
c. Nilai Signifikan, Akurasi dan Presisi .................................................................. 6
d. Penaksiran Kesalahan .......................................................................................... 6
1. Kesalahan dalam Metode ................................................................................ 6
2. Kesalahan Perhitungan ................................................................................... 7
C. DIFERENSIAL NUMERIK ............................................................................. 7
a. Permasalahan Differensial Numeric .................................................................... 7
b. Metode Selisih Maju ........................................................................................... 8
c. Metode Selisih Tengahan .................................................................................... 8
d. Differnsiasi Tingkat Tinggi ................................................................................. 9
e. Pemakaian Differensiasi untuk Menentukan Titik Puncak Kurva ...................... 9
f. Metode Penyelesaian Metode Taylor .................................................................. 10
D. INTEGRASI NUMERIK .................................................................................. 10
a. Aturan Trapezium ................................................................................................ 12
b. Aturan Simpson ................................................................................................... 14
1. Aturan Simpson 1/3 ........................................................................................ 14
2. Aturan Simpson 3/8 ....................................................................................... 16
E. Menyelesaikan Persamaan Secara Numerik .................................................. 17
a. Metode Bagi Dua ................................................................................................. 17
b. Metode Newton ................................................................................................... 19
F. Metode Titik Tetap ............................................................................................ 20
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23
Metode Numeric secara umum Page 3

BAB 1
PENDAHULUAN
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,
atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti Teknik Sipil, Teknik
Mesin, Elektro, dan sebagainya. Seringkali model matematika tersebut
muncul dalam bentuk yang tidak ideal alias rumit. Model matematika yang
rumit ini adakalanya tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik yang
sudah umum untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution). Maka dari itu
digunakan metode analitik untuk dapat menyelesaikannya.
Metode analitik adalah metode analitik adalah metode penyelesaian
model matematika dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku (lazim).
Sedangkan, Metode Numerik adalah Teknik menyelesaikan masalah matematika
dengan pengoperasian hitungan.
Metode artinya cara, sedangkan numerik artinya angka. Jadi metode
numerik secara harafiah berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-
angka. Pada umumnya mencakup sejumlah besar kalkulasi aritmetika yang sangat
banyak dan menjenuhkan. Karena itu diperlukan bantuan komputer untuk
melaksanakannya.
Ada 2 Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik yaitu:
1. Solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk angka.
Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi
dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi mateamtik tersebut
dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka.
2. Dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri
atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga
solusi hampiran (approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi
hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran tidak
Metode Numeric secara umum Page 4

sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah
yang disebut dengan galat (error).
Galat (kesalahan) terdiri dari tiga bagian :
Galat Mutlak
Kesalahan mutlak dari suatu angka, pengukuran atau perhitungan.
Kesalahan = Nilai eksak Nilai perkiraan
Contoh : x = 3,141592 dan x*=3,14, maka galat mutlaknya adalah, E =
3,141592 3,14 = 0,001592
Galat relatif e dari a



Sehingga galat relatifnya adalah


Prosentase Galat
Prosentase galat adalah 100 kali galat relatif e * 100%
Pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan
dalam persamaan matematika. Persamaan ini sulit diselesaikan dengan tangan
analitis sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan numeric.








Metode Numeric secara umum Page 5

BAB 2
ISI

A. APROKSIMASI TAYLOR TERHADAP FUNGSI
Metode aproksimasi diberikan oleh dua factor. Pertama, Tidak semua
Perhitungan matematik dapat menggunakan metode eksak. Kedua penemuan
computer dan kalkulator elektronik yang berkecepatan tinggi telah membuat
metode numeric lebih praktis.
a. Aproksimasi Taylor
Aproksimasi taylor ini dilihat dari persamaan garis singgung pada kurva
y=f(x) dai (a, f(a)) adalah y= f(a) +f (a)(x-a), yang secara langsung menunjuk
kepada f(x) f (a) + f(a)(x-a).
y= f(a)

y= f(a) +f (a)(x-a)
(a, f(a))


GAMBAR a.1

b. Polinom
Polinom linear P
1
(x) =f(a) +f (a)(x-a) disebut polinom taylor orde 1 pada
a untuk f(x). P
1
(x) merupakan suatu aproksimasi yang baik terhadap f(x) hanya
dekat x=a.
Polinom taylor orde 2 adalah : P
2
(x) = f(a) +f (a)(x-a) +

(x-a).
sedangkan Aproksimasi kuadrat yang berpadanan adalah :
f(a) +f (a)(x-a) +

(x-a)
2

Metode Numeric secara umum Page 6

Polinom taylor orde n pada a yaitu polimon orde ke-n P
n
, yang bersama-
sama dengan n turunannya yang pertama, bersesuaian dengan f dan turunan-
turunannya pada x=a, yakni
P
n
(x)= f(a) +f (a)(x-a) +

(x-a)
2
++

(x-a)
n

Aproksimasi yang berpadanan adalah :
f(a) +f (a)(x-a) +

(x-a)
2
++

(x-a)
n
Polinom taylor peringkat n disederhanakan menjadi polinom maclaurin
orde n yang memberikan aproksimasi yang benar dekat x=0, yakni
f0a) +f (0)x +

x
2
++

x
n
B. SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN (ERROR)
a. Penyajian Bilangan Bulat
Definisi bilangan bulat dalam system bilangan decimal:


Definisi Bilangan bulat dengan bilangan dasar c :


Bilangan biner atau bilangan dasar 2, didefinisikan seperti formulasi
diatas dengan mengganti c dengan 2, sehingga diperoleh :


b. Penyajian Bilangan pecahan
Bilangan pecahan x antara 0 s/d dalam system bilangan decimal
didefinisikan sebagai :
X=(a
1
a
2
a
3
a
n
)


Definisi bilangan dasar k :
(a
1
a
2
a
3
a
n
)
k
=


Metode Numeric secara umum Page 7


c. Nilai Signifikan, Akurasi dan Presisi
Nilai signifikan adalah suatu nilai dimana jumlah angka ditentukan sebagai
batas nilai tersebut diterima atau tidak.
Nilai akurasi atau akurat mengacu kepada dekatnya nilai pendekatan yang
dihasilkan dengan nilai acuan atau nialai eksak.
Nilai presisi mengacu pada jumlah angka signifikan yang digunakan dan
sebaran bacaan berulang pada alat ukur. Pemakaian alat ukur penggaris dan
jangka sorong akan memiliki perbedaan nilai presisi. Pemakaian jangka sorong
mempunyai presisi yang lebih tinggi.
Dari keadaan akurat dan presisi ini , akan muncul apa yang dinamakan
kesalahan (error). Dalam analisa numeric, dimana penyelesaian dihitung
menggunakan nilai-nilai pendekatan, error menjadi hal yang sangat penting dan
diperhatikan.

d. Penaksiran Kesalahan
1. Kesalahan dalam Metode
Pengaproksimasian suatu fungsi oleh polinom taylornya, secara actual kita
dapat memberikan suatu rumus untuk kesalahan.
Teorema A
Rumus taylor dengan sisa. f adalah suatu fungsi dengan turunan ke (n+1),
f
(n+1)
(x), ada untuk setiap x pada suatu selang buka I yang mengandung a. maka
untuk setiap di I :
f(a) +f (a)(x-a) +

(x-a)
2
++

(x-a)
n
+ R
n
(x)
Dimana sisa (kesalahan) R
n
(x) diberikan oleh rumus
R
n
(x)=

(x-a)
n+1
Dan c suatu titik antara x dan a.
Kasus a=0, n paling sering muncul dalam praktek, dan selanjutnya rumus
taylor disebut rumus Maklaurin.
Metode Numeric secara umum Page 8

Membatasi |

|, nilai R
n
yang tepat hampir tidak pernah dapat diperoleh,
karena kita mengetahui c, terkecuali bahwa c terletak pada suatu selang tertentu.
Untuk mencari nilai maksimum yang mungkin dari |

| untuk c pada selang yang


diberikan jika secara eksak sering sukar , sehingga biasanya memusatkan diri
dengan memperoleh suatu batas atas yang baik untuk |

|. Ketidaksamaan
segitiga | | || || dan kenyataan bahwa suatu pecahan semakin
membesar apabila pembilangnya semakin besar atau penyebutnya semakin kecil.
Bukti dari rumus taylor, definisi R
n
(x) pada I :
R
n
(x) = f(a) +f (a)(x-a) +

(x-a)
2
++

(x-a)
n
2. Kesalahan Perhitungan
Kesalahan dalam perhitungan mempunyai nilai yang relative kecil,
sehingga dapat diabaikan. Terdapat 2 sumber kesalahan yang mungkin berarti
walaupun dalam menggunakan suatu kalkulator tangan. Perhatikan perhitungan
a+b
1
+b
2
+b
3
++b
m
a bernilai lebih besar dari pada b.
suatu sumber kesalahan perhitungan yang lebih mungkin, disebabkan oleh
hilangnya angka signifikan dalam pengurangan dua bilangan yang nilainya hampir
sama.

C. DIFERENSIAL NUMERIK
a. Permasalahan Differensial Numeric
Diferensial yaitu perbandingan perubahan tinggi dan perubahan jarak,


Hampir semua fungsi kontinu dapat dihitung nilai diferrensialnya dengan
mudah, sehingga metode numeric tidak perlu digunakan. Hanya saja pada
beberapa permasalahan, nilai diferensial dapat dihitung secara manual.
Contoh :
f(x)=xe
-x
+cos x
f(x)=(1-)
e-x
sin x
Metode Numeric secara umum Page 9

sedangkan, nilai fungsi sulit diselesaikan secara manual. Terutama jika
fungsinya hanya diketahui berupa nilai atau grafis. Misalnya distribusi passion
jika dengan diferensial mungkin sulit, maka dari itu digunakan metode numeric.
Contoh :


Definisi nilai fungsi dan perubahan fungsi :
y= f(x). h(x)
f(x)=


b. Metode Selisih Maju
Metode selisih maju merupakan metode yang mengadopsi secara langsung
definisi diferensial dan dituliskan :
f(x)=


pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecilagar errornya kecil, karena
metode ini mempunyai error sebesar :
e(f)=-

hf
11
(x)
c. Metode Selisih Tengahan
Metode selisih tengahan merupakan metode pengambilan perubahan dari
dua titik sekitar titik yang diukur. Metode selisih tengahan ini banyak digunakan
sebagai metode differensiasi numeric. Perhatikan selisih maju pada titik x-h
adalah:
f
1
1
(x-h)=

dan selisih maju pada titik x adalah:


f
2
1
(x-h)=


metode selisih tengahan merupakan rata-rata dari dua selisih maju :
f
1
(x) =

atau f
1
(x)=


kesalahan pada metode ini adalah :
e(f)=-

f
111
()

Metode Numeric secara umum Page 10

d. Differnsiasi Tingkat Tinggi
Differensiasi tingkat tinggi merupakan proses differensiasi secara terus
menerus, hingga tingkatan yang ditentukan.
1. Differensial tingkat 2 :
f(x)={

}
2. Differensial tingkat 3 :
f
(3)
(x)=

}
3. Differensial tingkat n :
f
(n)
(x)=

}
dapat dituliskan :

}
Menghitung differensial tingkat tinggi ini digunakan metode differensial yang
merupakan pengembangan metode selisih tengahan yaitu:
Differensial tingkat 2 :
f(x)=

diambil h yang kecil, karena error dari metode ini :


e(f)=-

f
(4)
() , kesalahan ini dinamakan kesalahan diskritisasi.
e. Pemakaian Differensiasi untuk Menentukan Titik Puncak Kurva
Untuk menentukan titik puncak perhatikan definisi berikut :
1. Definisi Permasalahan Differensial Numeric
Suatu titik a pada kurva y= f(x) dinamakan titik puncak bila dan hanya
bila f
1
(a)=0.
2. Definisi Metode Selisih Maju
Sebuah tiik puncak a dikatakan titik maksimum pada kurva y= f(x) bila
f
11
(x)<0.
3. Definisi Metode Selisih Tengahan
Metode Numeric secara umum Page 11

Sebuah tiik puncak a dikatakan titik minimum pada kurva y= f(x) bila
f
11
(x)>0.
f. Metode Penyelesaian Metode Taylor
Metode taylor adalah suatu metode pendekatan yang menggunakan deret
taylor sebagai bentuk perbaikan niali fungsi secara keseluruhan pada
penyelesaian persamaan differensial. Hanya saja metode ini tidak banyak
digunakan karena diperlukan perhitungan yang cukup rumit dalam
penyelesaiannya. Tetapi metode ini dapat menunjukan hasil yang bagus pada
beberapa permasalahan penyelesaian persamaan differensial. Fungsi persamaan
differensial yaitu y=f(x,y) dengan memberikan nilai pendekatan awal (x
0
,y
0
),
penyelesaian dapat diperoleh dengan :
y(x)= y
0
+(x-x
0
)y(x
0
)+

y (x
0
)++

y
(k)
(x
0
)

D. INTEGRASI NUMERIK
Integral tertentu yang pernah kita pelajari pada mata kuliah kalkulus
dasar, yang dinyatakan oleh:

.(D.1)
adalah bentuk integral yang dapat dipecahkan secara analitik dan pada
umumnya telah dirumuskan sehingga tidak ada kesulitan dalam mencari
solusi numeriknya. Persamaan (D.1) didefinisikan sebagai sebuah limit
jumlah Riemann, dan menurut teorema dasar kalkulus integral persamaan
tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai,

= f(b)-f(a).(D.2)
dimana F ( x) adalah anti derivatif dari f(x), yakni f(x)=f(x).
Banyak integral tertentu dapat dihitung dengan persamaan (D.2), seperti
banyak dijumpai dalam buku-buku kalkulus, tapi tidak sedikit integral
tertentu yang tidak dapat dihitung dengan persamaan tersebut karena
Metode Numeric secara umum Page 12

integrand f(x) tidak mempunyai anti derivatif yang dapat dinyatakan dalam
bentuk fungsi-fungsi elementer.
Cara yang digunakan untuk mencari solusi integral semacam itu
adalah dengan perhitungan integral secara hampiran atau pendekatan, yang
hasilnya berupa numerik. Pendekatan semacam ini banyak digunakan para
ilmuwan dan insinyur dalam menyelesaikan perhitungan integral yang tidak
dapat diselesaikan secara analitik.
Fungsi yang dapat dihitung integralnya :
C
n
ax
dx ax
n
n
+
+
=
+
}
1
1

C
a
e
dx e
ax
ax
+ =
}

C b a
a
dx b ax + + = +
}
) cos(
1
) sin(
C b a
a
dx b ax + + = +
}
) sin(
1
) cos(
C x dx
x
+ =
}
| | ln
1

C x x x dx x + =
}
| | ln | | ln
Fungsi yang rumit misalnya dx e
x
x
x 5 . 0
2
0
2
3
sin 5 . 0 1
) 1 cos( 2
}
+
+ +

Perhitungan integral adalah perhitungan dasar yang digunakan dalam
kalkulus, dalam banyak keperluan. digunakan untuk menghitung luas daerah yang
dibatasi oleh fungsi y = f(x) dan sumbu x. Penerapan integral menghitung luas dan
volume-volume benda putar. Integral numerik dilakukan apabila:
1) Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.
Metode Numeric secara umum Page 13

2) Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara
numerik dalam bentuk angka (tabel).
Gambar D.1 Metode integral numerik
a. Aturan Trapezium
Metode trapesium merupakan metode pendekatan integral numerik dengan
persamaan polinomial order satu. Dalam metode ini kurva lengkung dari fungsi f
(x) digantikan oleh garis lurus. Dengan metode trapesium integral suatu fungsi
adalah sama dengan luasan bidang yang diarsir, sedang kesalahannya adalah sama
dengan luas bidang yang tidak diarsir.
Apabila hanya terdapat dua data f (a) dan f (b), maka hanya bisa dibentuk
satu trapesium dan cara ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika
tersedia lebih dari dua data, maka dapat dilakukan pendekatan dengan lebih dari
satu trapesium, dan luas total adalah jumlah dari trapesium-trapesium yang
terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias. dengan tiga
data dapat dibentuk dua trapesium, dan luas kedua trapesium (bidang yang diarsir)
adalah pendekatan dari integral fungsi. Hasil pendekatan ini lebih baik dari pada
pendekatan dengan satu pias. Apabila digunakan lebih banyak trapesium hasilnya
akan lebih baik.
Metode Numeric secara umum Page 14

Fungsi yang diintegralkan dapat pula didekati oleh fungsi polinomial
dengan order lebih tinggi, sehingga kurve yang terbentuk tidak lagi linier, seperti
dalam metode trapesium, tetapi kurve lengkung. Tiga data yang ada dapat
digunakan untuk membentuk polinomial order tiga. Seperti pada Gambar D.1,
luasan bidang di bawah fungsi f (x) antara nilai x = a dan nilai x = b didekati oleh
luas satu trapesium yang terbentuk oleh garis lurus yang menghubungkan f (a) dan
f (b) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b. Pendekatan dilakukan dengan satu
pias (trapesium). Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi
terata, yang berbentuk



Gambar D.2. Metode Trapesium
Pada Gambar D.2, penggunaan garis lurus untuk mendekati garis lengkung
menyebabkan terjadinya kesalahan sebesar luasan yang tidak diarsir.
Rumus aturan trapesium yaitu :


Kesalahan pada aturan trafesium. Andaikan bahwa f ada pada [ ,
maka :

+E
n

Dimana kesalahan E
n
diberikan

oleh
E
n
=

, dan c adalah suatu titik antara a dan b.


Metode Numeric secara umum Page 15


b. Aturan Simpson
Di samping menggunakan rumus trapesium dengan interval yang lebih
kecil, cara lain untuk mendapatkan perkiraan yang lebih teliti adalah
menggunakan polinomial order lebih tinggi untuk menghubungkan titik-titik data.
Misalnya, apabila terdapat satu titik tambahan di antara f (a) dan f (b), maka
ketiga titik dapat dihubungkan dengan fungsi parabola
Metode Simpson merupakan metode integral numerik yang menggunakan
fungsi polinomial dengan order lebih tinggi. Metode Simpson 1/3 menggunakan
tiga titik data (polinomial order dua) dan Simpson 3/8 menggunakan empat titik
data (polinomial order tiga). Jarak antara titik data tersebut adalah sama.
Metode Simpson 1/3 biasanya lebih disukai karena mencapai ketelitian
order tiga dan hanya memerlukan tiga titik, dibandingkan metode Simpson 3/8
yang membutuhkan empat titik. Dalam pemakaian banyak pias, metode Simpson
1/3 hanya berlaku untuk jumlah pias genap. Apabila dikehendaki jumlah pias
ganjil, maka dapat digunakan metode trapesium. Tetapi metode ini tidak begitu
baik karena adanya kesalahan yang cukup besar. Untuk itu kedua metode dapat
digabung, yaitu sejumlah genap pias digunakan metode Simpson 1/3 sedang 3
pias sisanya digunakan metode Simpson 3/8.
1. Aturan Simpson 1/3
Aturan Simpson 1/3 digunakan polinomial order dua (persamaan parabola)
yang melalui titik f (x
i 1
), f (x
i
) dan f (x
i + 1
) untuk mendekati fungsi. Rumus
Simpson dapat diturunkan berdasarkan deret Taylor. Untuk itu, dipandang bentuk
integral berikut ini.
dx x f x I
}
=
x
a
) ( ) (
Apabila bentuk tersebut didiferensialkan terhadap x, akan menjadi:
Metode Numeric secara umum Page 16

) (
) (
) ( ' x f
dx
x dI
x I = =

Gambar D.3. Penurunan Metode Simpson
Dengan memperhatikan Gambar D.3, maka persamaan deret Taylor adalah:
) x ( O ) x ( ' ' ' f
! 4
x
) x ( ' ' f
! 3
x
) x ( ' f
! 2
x
) x ( f x ) x ( I ) x x ( I ) x ( I
5
4 3 2
1



i i i i i i i
+ + + + + = + =
+

) x ( O ) x ( ' ' ' f
! 4
x
) x ( ' ' f
! 3
x
) x ( ' f
! 2
x
) x ( f x ) x ( I ) x x ( I ) x ( I
5
4 3 2
1



i i i i i i i
+ + = =


Pada Gambar D.3, nilai I (x
i + 1
) adalah luasan dibawah fungsi f (x) antara
batas a dan x
i + 1
. Sedangkan nilai I (x
i 1
) adalah luasan antara batas a dan I (x
i 1
).
Dengan demikian luasan di bawah fungsi antara batas x
i 1
dan x
i + 1
yaitu (A
i
),
adalah luasan I (x
i + 1
) dikurangi I (x
i 1
).
Nilai f ''(x
i
) ditulis dalam bentuk diferensial terpusat:
) (

) ( ) ( 2 ) (
) ( ' '
2
2
1 i i 1 i
i
x O
x
x f x f x f
x f +
+
=
+

Kemudian disubstitusikan ke dalam
) x ( O ) x ( ' ' f
3
x
) x ( f x 2 A
5
3

i i i
+ + = , Untuk memudahkan penulisan,
selanjutnya notasi f (x
i
) ditulis dalam bentuk f
i
, sehingga menjadi:
) x ( O ) f f 4 f (
3
x
A
5
1 1

i i i i
+ + + =
+
metode simpson 1/3.
Metode Numeric secara umum Page 17

Diberi tambahan nama 1/3 karena Ax dibagi dengan 3. Pada pemakaian satu
pias,
2
a b
x

= A
, sehingga dapat ditulis dalam bentuk
| | ) ( ) ( 4 ) (
6
i
b f c f a f
a b
A + +

= , dengan titik c adalah titik tengah antara a dan b.


Kesalahan pemotongan yang terjadi dari metode Simpson 1/3 untuk satu
pias adalah:
) ( ' ' ' '
90
1
5
t
c f x = Oleh karena
2
a b
x

= A
, maka ) ( ' ' ' '
2880
) (
5
t
c f
a b
=
2. Metode Simpson 3/8
Metode Simpson 3/8 diturunkan dengan menggunakan persamaan
polinomial order tiga yang melalui empat titik.
dx x f dx x f I
}
~
}
=
b
a
3
b
a
) ( ) (
Dengan cara yang sama pada penurunan aturan Simpson 1/3, akhirnya diperoleh:
| | ) ( ) ( 3 ) ( 3 ) (
8
3
3 2 1 0
x f x f x f x f
x
I + + + =
Dengan
3
a b
x

= A , Metode Simpson 3/8 dapat juga ditulis dalam bentuk:

| |
8
) ( ) ( 3 ) ( 3 ) (
) (
3 2 1 0
x f x f x f x f
a b I
+ + +
=
Metode Simpson 3/8 mempunyai kesalahan pemotongan sebesar:
) ( ' ' ' '
80
3
3
t
c f x =
Mengingat
3
a b
x

= A , maka:
) ( ' ' ' '
6480
) (
5
t
c f
a b
=





Metode Numeric secara umum Page 18

E. Menyelesaikan Persamaan Secara Numerik
Ada dua metode untuk menyelesaikan persamaan secara numeric ini yaitu metode
bagi dua dan metode newton. Keduanya itu untuk mencari akar-akar riil dari
f(x)=0 yang memerlukan komputasi.

a. Metode Bagi Dua
Metode bagi-dua mensyaratkan dua titik awal a dan b sedemikian sehingga
f(a) dan f(b) memiliki tanda berlainan. Ini dinamakan kurung dari sebuah akar.
Menurut teorema nilai antara, fungsi f mestilah memiliki paling tidak satu akar
dalam selang (a, b). Metode ini kemudian membagi selang menjadi dua dengan
menghitung titik tengah c = (a + b) / 2 dari selang tersebut. Kecuali c sendiri
merupakan akar persamaan, yang mungkin saja terjadi, tapi cukup jarang,
sekarang ada dua kemungkinan: f(a) dan f(c) memiliki tanda berlawanan dan
mengapit akar, atau f(c) dan f(b) memiliki tanda berlawanan dan mengapit akar.
Kita memilih bagian selang yang mengapit, dan menerapkan langkah bagi-dua
serupa terhadapnya. Dengan cara ini selang yang mungkin mengandung nilai nol
dari f dikurangi lebarnya sebesar 50% pada setiap langkah. Kita meneruskan
langkah ini sampai kita memiliki selang yang dianggap cukup kecil.
Secara eksplisit, jika f(a) f(c) < 0, maka metode ini menetapkan b baru
sama dengan c, dan bila f(b) f(c) < maka metode ini menetapkan a baru sama
dengan c. Dalam kedua kasus, f(a) dan f(b) baru memiliki tanda berlawanan,
sehingga metode ini dapat diterapkan pada selang baru yang lebih kecil ini.
Implementasi metode ini harus berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahwa titik
tengah ternyata merupakan pemecahan.
Untuk menggunakan metode ini diperlukan Langkah langkah sebagai
berikut :
- Langkah 1 :
Pilih a sebagai batas bawah dan b sebagai batas atas untuk taksiran akar
sehingga terjadi perubahan tanda fungsi dalam selang interval. Atau periksa
apakah benar bahwa f(a) . f(b) < 0
Metode Numeric secara umum Page 19


- Langkah 2 :
Taksiran nilai akar baru, c diperoleh dari
2
b a
c
+
=
- Langkah 3 :
Menentukan daerah yang berisi akar fungsi:
a. Jika z merupakan akar fungsi, maka f(x < z) dan f(x > z) saling berbeda
tanda.
b. f(a)*f(c) negatif, berarti di antara a & c ada akar fungsi.
c. f(b)*f(c) positif, berarti di antara b & c tidak ada akar fungsi.

- Langkah 4 :
Menentukan kapan proses pencarian akar fungsi berhenti:
Proses pencarian akar fungsi dihentikan setelah keakuratan yang diinginkan
dicapai, yang dapat diketahui dari kesalahan relatif semu.
Kesalahan relatif semu = |


|
Contoh :
Carilah salah satu akar persamaan berikut:
xe-x+1 = 0 , disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif (a) =0.001 dengan
menggunakan range x=[1,0].
Metode Numeric secara umum Page 20

Dengan memisalkan bahwa :
2
b a +
X
(xl) = batas bawah = a
(xu) = batas atas = b
(xr) = nilai tengah = x

maka diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan f(x) = -0.00066
Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi error
atau iterasi maksimum.
Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001
dibutuhkan10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin bear
jumlah iterasi yang dibutuhkan.

b. Metode Newton
Dalam analisis numerik, metode Newton (juga dikenal sebagai metode
Newton-Raphson), yang mendapat nama dari Isaac Newton dan Joseph Raphson,
merupakan metode yang paling dikenal untuk mencari hampiran terhadap akar
iterasi a b x f(x) f(a) keterangan
1 -1 0 -0.5 0.175639 -1.71828 Berlawanan tanda
2 -1 -0.5 -0.75 -0.58775 -1.71828
3 -0.75 -0.5 -0.625 -16765 -0.58775
4 -0.625 -0.5 -0.5625 0.012782 -0.16765 Berlawanan tanda
5 -0.625 -0.5625 -0.59375 -0.07514 -0.16765
6 -0.59375 -0.5625 -0.57813 -0.03062 -0.07514
7 -0.57813 -0.5625 -0.57031 -0.00878 -0.03062
8 -0.57031 -0.5625 -0.56641 0.002035 -0.00878 Berlawanan tanda
9 -0.57031 -0.56641 -0.56836 -0.00336 -0.00878
10 -0.56836 -0.56641 -0.56738 -0.00066 -0.00336
Metode Numeric secara umum Page 21

fungsi riil. Metode Newton sering konvergen dengan cepat, terutama bila iterasi
dimulai "cukup dekat" dengan akar yang diinginkan. Namun bila iterasi dimulai
jauh dari akar yang dicari, metode ini dapat meleset tanpa peringatan.
Implementasi metode ini biasanya mendeteksi dan mengatasi kegagalan
konvergensi.
Kekonvergenan metode newton, metode tidak selalu menghasilkan
aproksimasi yang konvergen ke akar r. sepeti teorema berikut :
Misalkan f dapat didifferensialkan dua kali pada suatu selang I, dan
mempunyai sebagai titik tengah suatu akar r dari f(x)=0. Andaikan terdapat
bilangan-bilangan positif m dan M sedemikian rupa sehingga |

|
|| pada I. jika x
1
berada dalam I dan cukup dekat ke |

akan cukup maka :


a) |

2

b)


Bukti, dari rumus taylor dengan sisa, terdapat suatu bilangan c antara x
n
dan
r sehingga

2

Setelah membagi kedua ruas dengan

dan dengan menggunakan


, diperoleh 0=

2

F. Metode Titik Tetap
Kekonvergenan metode kadang berhasil dan gagal tergantung kepada
keiringan dari kurva y=g(x), yakni g(x), dekat akar r. jika |

| terlalu besar
maka metode gagal, dan jika |

| cukup kecil maka metode berhasil. Berikut


adalah hasil umum dengan Teorema A yaitu teorema titik tetap.
Misalnya. g suatu fungsi kontinu yang memetakan [ ke dalam dia
sendiri, yakni yang memenuhi a . maka g paling sedikit mempunyai 1
tititk tetap r pada [ . sebagai tambahan, jika g dapat di differensiasi kan dan
memenuhi |

| untuk semua pada [ , M suatu kontanta, maka


Metode Numeric secara umum Page 22

titik tetap tersebut adalah tunggal dan algoritma. X
n+1
=g(x
n
), x
1
in [ .
Menghasilkan suatu barisan yang konvergen ke r selama n .
Bukti suatu grafik dari suatu fungsi kontinu yang memetakan [ ke
dalam [ . jika salah satu g(a) =a atau g(b)=b , maka diperoleh titik tetap jika
tidak ada satupun yang benar. Misalnya h(x)=g(x)-x dan h(a)>0 dan h(b)<0.
Menurut teorema antara nilai, terdapat suatu titik r sedemikian rupa sehingga
h(r)=0, yakni r=g(r). maka terbukti.
Selanjutnya, jika |

| untuk semua x pada [ dan


misalkan r adalah suatu titik tetap dari g. menurut teorema nilai rata-rata untuk
turuanan maka ditulis
g(x)- g(r)=g(c)(x-r)
dengan c suattu titik antara x dan r. jadi,
| | |

|| | | |
Penerapan pertidaksamaan ini secara beruntun terhadap
x
1
,x
2
,menghasilkan
|

| |

| |

|
|

| |

| |

|
|

| |

| |

|
Karena M
n-1
0 selama n . Jika r dan s adalah dua titik tetap dari g
maka tidak mungkin, terkecuali r=s. jadi hanya terdapat satu titik tetap.

Metode Numeric secara umum Page 23

BAB 3
PENUTUP

Penalaran adalah metode yang lambat dan berliku-liku dengan nama
mereka yang tidak mengetahui kebenaran menemukannya. Hati mempunyai
penalaran tersendiri sedangkan penalaran itu tidak mengetahuinya (Blaise
pascal).

Pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan
dalam persamaan matematika. Persamaan ini sulit diselesaikan dengan tangan
analitis sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan numeric.

Metode Numerik adalah Teknik menyelesaikan masalah matematika
dengan pengoperasian hitungan. Suatu kesalahan dapat dilihat dari Kesalahan
dalam Metode maupun kesalahan perhitungan. Galat (kesalahan) terdiri dari tiga
bagian :
Galat Mutlak
Galat relatif e dari a
Prosentase Galat
Ada dua metode untuk menyelesaikan persamaan secara numeric ini yaitu
metode bagi dua dan metode newton. Keduanya itu untuk mencari akar-akar riil
dari f(x)=0 yang memerlukan komputasi.







Metode Numeric secara umum Page 24

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Akhmad., Ramadijanti, Nana, Metode Numeric dan Algoritma Komputasi,
ANDI : Yogyakarta, 2005.
Bronson, Richard., Costa, Gabriel, Persamaan Differensial Edisi Ketiga,
Erlangga; Jakarta, 2007.
Chapra, Steven, Canale, Raymond, Metode Numerik Untuk Teknik,
UI;Jakarta,1991.
Kosasih, Buyung, komputasi numeric teori dan aplikasi,ANDI;Yogyakarta,2006.
Munir, Renaldi, Metode Numeric Edisi Kedua, Informatika; Bandung 2008
Nasution, Amrinsyah., Zakaria, Hasballah, Metode Numeric dalam Ilmu Rekayasa
Sipil, ITB; Bandung, 2001
Purcell, Edwin J., Verberg, Dale, Kalkulus dan Geometri Analisis Jilid 1 Edisi
Keempat, Erlangga; Jakarta,1991
Purcell, Edwin J., Verberg, Dale, Kalkulus dan Geometri Analisis Jilid 1 Edisi
Kelima, Erlangga; Jakarta,1992
Purcell, Edwin J., Verberg, Dale, Kalkulus Jilid 2 Edisi Kedelapan, Erlangga;
Jakarta,2004.
Ramadijanti, Nana , Metode Numerik untuk penyelesaian persamaan Numerik,
PENS.
Salusu, A., Metode Numeric, Graha Ilmu; Yogyakarta, 2008.
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_bagi-dua

You might also like