You are on page 1of 7

NAMA NIM PRODI M.

KULIAH DOSEN

: RICKSEN SONORA ROFFIES : F55210034 : PENDIDIKAN SOSIOLOGI REGULER B : SOSIOLOGI PEMBANGUNAN (UTS) : DR. H. WANTO RIVAIE, DIP. ED., MSI

1. 2. 3. 4. 5. 6.

APA YANG DIMAKSUD SOSIOLOGI PEMBANGUNAN? UNTUK APA ANDA MEMPELAJARI SOSIOLOGI PEMBANGUNAN? BAGAIMANA MENGUKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN? JELASKAN BAHWA PEMBANGUNAN TERKAIT DENGAN MANUSIA? JELASKAN PEMBAGIAN KERJA SECARA INTERNASIONAL? BAGAIMANA KETERKAITAN TABUNGAN DAN INVESTASI DENGAN PEMBANGUNAN? 7. BAGAIMANA HUBUNGAN KAPITALISME DENGAN ETIKA PROTESTAN? 8. JELASKAN MAKNA DARI TEORI N-ACH?

JAWABAN 1. Sosiologi Pembangunan Sosiologi Pembangunan mengkaji masyarakat dan segala pola aktivitasnya di alam pembangunan. Sosiologi menghendaki pembangunan yang dilaksanakan di masyarakat tidak hanya mengejar aspek materiilnya saja, melainkan juga memerhatikan masyarakat yang ada di sekitarnya. Pengertian pembangunan dalam sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan dan masyarakat adalah sebagai tenaga pembangunan, dan dampak pembangunan. Sosiologi pembangunan mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa hanya dijelaskan secara kuantitatif dengan pendekatan ekonomi semata, terdapat aspek tersembunyi jauh pada diri masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, motivasi dan budaya yang mempengaruhi

pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sosiologi pembangunan juga berusaha untuk menjelaskan berbagai dampak baik positif maupun negatif dari pembangunan terhadap sosial budaya masyarakat. Berbagai introduksi baik yang berupa teknologi dan nilai-nilai baru dalam proses pembangunan tentu akan membawa dampak pada bangunan sosial yang sudah ada sejak lama.

2. Saya Mempelajari Sosiologi Pembangunan Dengan mempelajari sosiologi pembangunan, saya dapat melihtat lebih jelas makna dari pembangunan yang sebenarnya dan kaitan sosiologi dengan pembangunan . Sosiologi pembangunan membantu saya mendapatkan pengetahuan tentang berbagai teori-teori mengenai pembangunan. Dengan mempelajari sosiologi pembangunan, membatu saya lebih memahami pentingnya pembangunan yang berwawasan lingkungan, peran manusia dalam pembangunan, gagasan atau pandangan dari berbagai ahli mengenai pembangunan, factor pendukung pembangunan, bagaimana mengukur pembangunan, pentingnya investasi dan tabungan dalam pembangunan dsb Akhirnya dengan mempelajari sosiologi pembangunan, membuat saya lebih tanggap, inovatif kritis, objeketif, ilmiah, rasional dalam menyikapi pembangunan yang sesungguhnya, serta berperan serta dalam mendukung pembangunan.

3. Mengukur keberhasilan Pembangunan a. Kekayaan rata-rata Pembangunan dimaknai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Jadi yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau negara tersebut tiap tahunnya. Dalam bahasa teknis ekonominya GNP (Gross National Product ) dan PDB

atau GDP (Product Domestik Bruto atau Gross Domestic Product). Pembangunan di sini diartikan sebgai jumlah kekayaan keseluruhan sebuah bangsa atau Negara. b. Pemerataan Bangsa atau negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah bangsa atau negara selain mempunyai produktivitas yang tinggi, tetapi penduduknnya juga makmur dan sejahtera secara relatif merata. Tidak semua negara yang berhasil meningkatkan PNB/kapitanya berhasil juga dalam meratakan hasil-hasil pembangunannya. Demikian juga tidak semua negara yang masih rendah PNB/kapitanya menunjukkan ketimpangan yang tinggi dalam hal pemerataan.

c. Kualitas kehidupan Salah satu cara untuk mengukur kesejahteraan penduduk sebuah negara adalah dengan menggunakan tolok ukur PQLI (Physical Quality of Life Index ). Tolok ukur ini diperkenalkan oleh Moris yang mengukur tiga indikator yaitu: 1) rata-rata harapan hidup setelah umur satu tahun 2) rata-rata jumlah kematian bayi 3) rata-rata presentasi buta dan melek huruf.

d. Kerusakan lingkungan Sebuah negara yang tinggi produktivitasnya dan merata pendapatan penduduknya, bisa saja berada dalam sebuah proses untuk menjadi miskin. Hal ini misalnya, pembangunan yang menghasilkan produktivitas yang tinggi itu tidak mempedulikan dampak terhadap lingkungannya. Lingkungannya semakin rusak. Kriteria keberhasilan pembangunan yaitu faktor kerusakan lingkunagan sebagai faktor yang menentukan. e. Keadilan Sosial dan kesinambungan Dua factor baru yang ditambahkan yaitu factor keadilan social dan factor lingkungan, berfungsi untuk melestarikan pembangunan ini, supaya dapat berlangsung terus menerus secara berkesinambungan. Dua factor ini sebenarnya saling berkaitan erat. Yang

pertama keadilan social, bukanlah factor yang dimasukan diatas pertimbangan moral, tetapi factor ini berkaitan dengan kelestarian pembangunan. Factor keadilan social juga seperti kerusakan social yang bias mengakibatkan dampak yang sama. Kerusakan social ini dapat diukur oleh indeks Gini dan tingkat kualitas kehidupan fisik seperti yang dicerminkan oleh tolak ukur PQLI. Dengan demikian, konsep pembangunan akan

semakin kompleks, tidak hanya terbatas pada masalah pertumbuhan ekonomi saja melainkan juga meliputi masalah social dan lingkungan. Pembangunan yang berhasil mempunyai unsur : 1) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi 2) Berkesinambungan : tidak terjadi kerusakan sosial dan alam 4.

5. Pembagian Kerja Secara Internasional Teori pembagian kerja secara internasional adalah merupakan salah satu teori yang sangat penting dalam menentukan suatu kebijakan perdagangan luar negeri suatu wilayah atau negara. Pada dasarnya teori ini menyatakan tentang beberapa hal mengenai pembagian kerja untuk menetukan suatu kebijakan perdagangan suatu daerah, yaitu : 1. Bahwa setiap negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keuntungan kompratif yang dimilikinya. 2. Bahwa Perdagangan internasional harus menguntungkan semua pihak. Dengan adanya dua hal tersebut diatas maka pembangunan yang baik menurut teori ini adalah pembangunan yang meleburkan diri kedalam kegiatan ekonomi dunia, karena pada dasarnya negara-negara yang ada saling bergantung, dan akan lebih menguntungkan bila negara-negara saling mengisi kelemahan yang ada. Teori pembagian kerja internasional menjelaskan bahwa perlu adanya spesialisasi produksi yang menguntungkan secara komperatif bagi negara tersebut. Artinya adanya pembagian kerja secara internasional, hal ini dilatarbelakangi adanya perbedaan karakteristik

antara negara maju dengan negara dunia ketiga. negara maju yang mengembangkan industrialisasi, sementara negara dunia ketiga sebagai produsen produk pertanian dan sektor primer (kaya akan sumber daya alam).

6. Keterkaitan Tabungan dan Investasi dengan Pembangunan Pembangunan akan berhasil dan terlaksana dengan baik jika pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya modal dan investasi. Sedangkan yang menjadi masalah utama pembangunan adalah kekurangan modal, tabungan, dan investasi. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah ini adalah dengan mencari tambahan modal, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Kalau tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat atau negara tersebut juga akan rendah. Sehingga diperlukan adalah penambahan investasi modal, yang jika memang real terimplementasi maka akan menciptakan pembangunan ekonomi. Dengan investasi, maka akan menghasilkan produksi. diperlukan tenaga kerja. Untuk bias berproduksi, Karena ada

Dengan adanya produksi, maka ada pendapatan.

pendapatan, maka ada kesejahteraan.

7. Hubungan Etika Protestan dengan Kapitalisme Etika Protestan mencerminkan dan memperbesar kecenderungan bertambahnya rasionalitas, dan yang lebih penting bagi memperlihatkan ide-ide agama berperan dalam meningkatkan perubahan sosial. Weber mengakui pentingnya kondisi material dan posisi kelas ekonomi dalam mempengaruhi kepercayaan, nilai dan perilaku manusia. Ia juga

menekankan orang mempunyai kepentingan ideal dan juga material. Kepentingan ideal dapat mempengaruhi manusia secara independen walaupun kadang-kadang bertentangan dengan kepentingan materialnya. Weber mengakui pengaruh timbal-balik antara kepentingan ideal dan kepentingan material dan menentukan secara empiris dalam kasus individu apakah kepentingan material atau ideal itu dominan. Aspek-aspek tertentu dalam etika protestan merupakan perangsang yang kuat dalam meningkatkan pertumbuhan system ekonomi kapitalis dalam tahap-tahap pembentukan. Pengaruh yang merangsang ini dapat dilihat sebagai suatu alective affinity (konsistensi logis

dan pengaruh motivasional yang bersifat mendukung secara timbal balik) antara tuntutan etis tertentu yang berasal dari kepercayaan protestan dan pola-pola motivasi ekonomi yang perlu untuk pertumbuhan system kapitalis. Semangat kapitalisme sebagai bentuk kebiasaan dan gagasan yang mendukung pengejaran yang rasional terhadap keuntungan ekonomi, artinya pengejaran bagi kepentingan-kepentingan pribadi di utamakan dari pada memikirkan kepentingan dan kebutuhan kolektif. Weber tidak mengemukakan kapitalisme disebabkan oleh protestantisme, yang bukan merupakan hubungan sebab akibat, namun yang mana keduanya saling mendukung. Adanya hubungan saling mendukung antara etika protestan dan semangat kapitalisme, berarti jenis motivasi yang ditimbulkan karena kepercayaan itu dan tuntutan etis protestantisme

membantu merangsang jenis prilaku yang dibutuhkan atas lahirnya kapitalisme borjuis modern. Etika protestan di maknai oleh weber dengan kerja yang luwes, bersemangat dan sunguh-sunguh dan rela melepas imbalan materialnya. Etika protestan memberi tekanan pada usaha menghindari kemalasan atau kenikmatan semaunya dan menekankan kerajinan dalam melaksanakan tugas dalam semua segi. Juga dalam perkembangan kapitalisme modern menuntut untuk membatasi konsumsi untuk membatasi konsumsi supaya uang yang ada itu dapat di investasikan kembali dan untuk pertumbuhan modal, menuntut kesediaan untuk tunduk pada disiplin perencanaan yang sistematis untuk tujuan-tujuan dimasa mendatang, bekerja secara teratur dalam suatu

pekerjaan dan sebagainya. Penjelasan ini memperllihatkan hubungan yang saling mendukung antara etika protestan dan semangat kapitalisme. Etika protestan merangsang mendorong kapitalisme, namun itu bukanlah atau

satu-satunya factor, walaupun ia

mementingkan factor ini, faktor-faktor lainya juga penting termasuk didalamnya kondisikondisi material dan kepentingan-kepentingan ekonomi. Walaupun Weber menekankan pengaruh protestantisme pada perkembangan

kapitalisme, Weber juga tidak menyangkal bahwa protestantisme juga di pengaruhi oleh kapitalisme. Keseluruhan pendekatannya menekankan hubungan antara ideal, agama dan kepentingan ekonomi bersifat saling tergantung atau hubungannya itu bersifat timbal balik.

8. Makna dari teori N-ACH

David McClelland: Dorongan berprestasi atau n-Ach David McClelland berpendapat bahwa untuk membuat sebuah pekerjaan berhasil, yang paling penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. Untuk itu diperlukan n-Ach yang tinggi. n-Ach seseorang di anggap tinggi apabila seseorang tersebut menunjukkan optimisme yang tinggi, keberanian untuk mengubah nasib dan tidak cepat menyerah. Kalau tidak, nilainya di anggap kurang dan harus di tingkatkan. Untuk menumbuhkan n-Ach tersebut, maka cara yang paling efektif adalah melalui keluarga. Oleh karena itu, kalau dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, maka dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Makna dari teori N-ACH : 1. Menekankan pada aspek psikologi individu, lewat n-Ach (need for achievement) 2. McClelland mengatakan bahwa : jika dalam suatu masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 3. Menurut McClelland, mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang tinggi. 4. Adapun cara pembentukan n-Ach yang tinggi adalah melalui pendidikan individual ketika seseorang masih kanak-kanak dilingkungan keluarga.

You might also like