You are on page 1of 20

KERAGAMAN HAYATI

Edi Rudi edirudi@yahoo.com

Faculty of Science SYIAH KUALA UNIVERSITY

Berbagai Tingkat Keragaman Hayati


Keragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari makhluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari

spesies sampai ekosistem.

Keragaman Hayati
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:

1. Keragaman Gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. misalnya : - variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau - variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = fenotip G = genotip E = Ekologi/lingkungan

F=G+E

Jika G berubah karena suatu hal (misalnya mutasi) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.

2. Keragaman jenis (spesies)


Keragaman spesies lebih mudah diamati daripada keragaman gen. Keragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis/ spesies mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan, jamur dan mikroba. Misalnya: Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.

Keragaman Hayati
3. Keragaman Ekosistem
Keragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. Misalnya : ekosistem mangrove, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. Misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau. Ketiga macam keragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai keragaman hayati.

Sistem Klasifikasi
Dapat dibedakan menjadi 3 1. Sistem Klasifikasi Alamiah Sistem ini dirintis oleh Aristoteles dan dipopulerkan oleh Theophrastus (370SM - 285SM), salah satu murid Aristoteles. Klasifikasi didasarkan pada bentuk yang dapat dilihat dengan mata biasa (morfologi) Misalnya Tumbuhan dibagi menjadi 4 kelompok: pohon, semak, perdu dan herba

Sistem Klasifikasi
2. Sistem Klasifikasi Buatan
Sistem ini dirintis oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), ilmuwan Swedia C. Linnaeus dikenal sebagai Bapak Klasifikasi Dasar yang digunakan adalah alat reproduksi seksual, dasar lain yang digunakan adalah morfologi, juga penggolongan mahluk hidup berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, misalnya : beracun atau berguna, piaraan atau liar, gulma atau sayuran.

Sistem Klasifikasi
3. Sistem Klasifikasi filogenetik Dirintis oleh Charles Darwin 1859, menerbitkan buku tentang teori evolusi. C. Darwin menyatakan bahwa persamaan struktur tubuh menunjukkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat. Sistem ini didasarkan urutan perkembangan mahluk hidup (filogeni) serta mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lainnya.

CARA KLASIFIKASI & TATA NAMA


TINGKAT/hierarki TAKSONOMI Disebut juga tingkat pengelompokkan. Tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan urutan tingkatan sebagai berikut: 1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan) 2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan) 3. Classis (Kelas) 4. Ordo (Bangsa) 5. Familia (Suku) 6. Genus (Marga) 7. Species (Jenis) Ada penambahan SUPER dan SUB di tiap hierarki yang ada: Misalnya SUPER ORDO, SUB FAMILI, dsb.

CARA PEMBERIAN NAMA JENIS Sistem tata nama yang digunakan disebut "binomial nomenclatur" yaitu pemberian nama jenis/spesies dengan menggunakan 2 kata. Misalnya: padi > Oryza sativa Kata depan : nama marga (genus) Kata belakang : nama petunjuk spesies (spesies epithet). Sistem binomial nomenklatur dipopulerkan pemakaiannya oleh Carolus Linnaeus.

CARA PEMBERIAN NAMA KELAS, BANGSA DAN FAMILI

1.Nama kelas adalah nama genus + nae contoh: Equisetum + nae menjadi kelas Equisetinae. 2. Nama ordo adalah nama genus + ales contoh: Zingiber + ales menjadi ordo Zingiberales. 3. Nama famili adalah nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi famili Cannaceae

Pengelompokkan Mahluk Hidup


Mahluk hidup dikelompokkan ke dalam lima kerajaan/regnum: 1. Regnum Monera 2. Regnum Protista 3. Regnum Fungi 4. Regnum Animalia 5. Regnum Plantae

MONERA
Monera merupakan golongan organisme yang bersifat prokariotik (inti selnya tidak memiliki selaput inti). Regnum ini dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Bakteri (Schizophyta/Schizomycetes) 2. Golongan algae biru (Cyanophyta)

PROTISTA
Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik (inti selnya sudah memiliki selaput inti). Pembentukan regnum ini diusulkan oleh Ernst Haeckel atas pertimbangan adanya organiseorganisme yang memiliki ciri tumbuhan (berklorofil) sekaligus memiliki ciri hewan. Yang termasuk dalam regnum ini adalah: 1. Protozoa 2. Algae uniseluler

FUNGI (JAMUR)
Fungi merupakan organisme uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak) yang tidak berklorofil, fungi multiseluler dapat membentuk benang-benang yang disebut hifa. Seluruh anggota regnum ini bersifat heterotrof. Regnum ini dibagi menjadi lima divisi yaitu: 1. Oomycotina 2. Zygomycotina 3. Ascomycotina 4. Basidiomycotina 5. Deuteromycotina

PLANTAE (TUMBUHAN HIJAU)


Meliputi organisme bersel banyak (multiseluler) dan sel-selnya mempunyai dinding sel. Hampir seluruh anggota berklorofil sehinga sifatnya autotrof. Yang termasuk dalam Regnum Plantae adalah: 1. Ganggang bersel banyak 2. Lumut (Bryophyta) 3. Paku-pakuan (Pteridophyta) 4. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

ANIMALIA
Meliputi organisme bersel banyak, yang sel-selnya tidak berdinding sel dan tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof. Regnum ini mempunyai banyak filum, antara lain: 1. Protozoa 2. Porifera 3. Coelenterata 4. Moluska 5. Annelida 6. Arthropoda 7. Echinodermata 8. Chordata

Grid Diskriminasi Taksonomi (Mayr, 1977)

Bukan Isolasi Reproduksi Morfologi Sama Simpatrik Allopatrik Morfologi Beda Simpatrik Allopatrik

Isolasi Reproduksi

(1) populasi sama (2) supspesies sama

(5) spesies sibling (6) spesies sibling

(3) phena dari populasi sama (7) berbeda spesies (4) berbeda subspesies (8) berbeda spesies

Tipe Utama Variasi dalam satu Populasi Tunggal (Mayr, 1977)


I. VARIASI NON GENETIK
1. Variasi Individu dalam skala waktu tertentu: variasi umur variasi musiman dari suatu individu variasi musiman dari generasi 2. Variasi Sosial 3. Variasi Ekologi: - Variasi habitat (ecophenotypic) - Variasi karena kondisi iklim musiman - Variasi disebabkan host - Variasi tergantung kepadatan - Variasi allometrik - Variasi neurogenik/neurohumoral 4. Variasi Akibat Trauma: Variasi akibat parasit Variasi aksidental dan penyakit/teratological

II. VARIASI GENETIK a. Seksual dimorphisme: perbedaan seks primer perbedaan seks sekunder generasi yang berganti ginandromorfis dan interseks b. Generasi yang berbeda secara reproduksi c. Variasi ordinary genetic variasi berkelanjutan variasi tidak berkelanjutan (polimorfisme genetik)

You might also like