You are on page 1of 5

EMPAT DIMENSI TIPE KEPRIBADIAN

Nama Kelompok

: Atina Hasanah Sarjono : Empat (4)

I. Pendahuluan Setiap individu memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Tidak ada dua orangpun yang memiliki kepribadian yang sama. Perbedaan kepribadian menyebabkan setiap orang memiliki pola pikir, cara memandang sesuatu, cara bersikap, dan gaya hidup yang berbeda. Keanekaragaman ini menuntut setiap orang untuk mampu menganalisis kepribadian dirinya maupun orang lain. Analisis ini diharapkan dapat mempermudah proses interaksi antara satu orang dengan orang lain. Ada berbagai teori kepribadian yang berusaha membantu kita memahami keanekaragaman individu. Salah satunya adalah teori kepribadian Myers-Briggs. Myers-Briggs mengidentifikasi dan mengkategorisasi kecenderungan perilaku individu dalam empat demensi, yaitu : 1. (E) Ekstraversion / Introversion (I) 2. (S) Sensing / Intuition (N) 3. (T) Thinking / Feeling (F) 4. (J) Judging / Perceiving (P) Masing-masing dimensi ini membahas bagaimana individu berinteraksi, jenis-jenis informasi yang mudah ditangkap, pengambilan keputusan, dan mengenai gaya hidup.

II. Isi Empat dimensi kepribadian yang diungkapkan oleh Myers Briggs adalah : 1. (E) Ekstraversion / Introversion (I) Dimensi pertama ini membahas mengenai bagaimana individu berinteraksi dengan dunia dan darimana asal energi yang dimilikinya. Seseorang dengan tipe extravert lebih tertarik dengan objek di luar dirinya. Umumnya mereka senang bergaul, bekerja dalam kelompok, dan berada dalam keramaian. Energi bagi orang-orang extravert adalah adanya orang lain yang dapat member semangat. Sebaliknya, orang-orang introvert lebih tertarik melakukan kegiatan-kegiatannya sendiri dalam ketenangan. Walaupun orang introvert lebih tertarik melakukan hal-hal sendiri, mereka bisa saja memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain. Orang-orang introvert akan merasa lelah jika

berada di keramaian dalam waktu lama. Mereka membutuhkan waktu untuk sendiri agar energinya terkumpul kembali. Berikut cirri-ciri ekstrovert dan introvert : Extraverts Semangat dengan kehadiran orang lain Senang menjadi pusat perhatian Bertindak, lalu (atau sambil) berpikir Cenderung berpikir dengan bersuara Introverts Semangat dengan menghabiskan waktu sendiri Menghindar dari pusat perhatian Berpikir, baru bertindak Berpikir dalam kepala lebih suka membagi informasi

Mudah dibaca dan mudah ditebak; membagi Lebih pribadi, informasi pribadi dengan bebas Lebih banyak bicara daripada mendengarkan Berkomunikasi dengan antusias

pribadi kepada orang tertentu saja Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara Antusias disimpan hanya bagi dirinya sendiri

Memberi respons dengan cepat; menyukai pacu Memberi respons setelah berpikir panjang; lebih pembicaraan yang cepat suka pacu pembicaraan yang lambat

Lebih menyukai pembicaraan yang luas daripada Lebih menyukai pembicaraan yang mendalam mendalam daripada yang meluas

2. (S) Sensing / Intuition (N) Dimensi ini membicarakan mengenai jenis informasi yang lebih mudah ditangkap oleh seseorang. Ada orang yang lebih mudah menangkap informasi melalui panca inderanya, ada yang lebih tertarik pada arti, hubungan-hubungan, dan kemungkinan berdasarkan fakta-faktanya sendiri. Setiap orang cenderung lebih nyaman untuk menggunakan salah satu dari dua pendekatan ini. Seseorang yang lebih mudah menangkap informasi melalui pancaindera biasanya cukup cermat dengan fakta-fakta, namun harus berusaha keras saat menggunakan mencari makna di belakang fakta tersebut. Sebaliknya seorang intuitif cepat menangkap makna dari sebuah fakta, namun harus hati-hati saat menangkap fakta dengan inderanya, karena kurang jeli dan kadang-kadang keliru.Orang-orang yang memiliki kecenderungan sensing disebut sensors dan orang yang cenderung intuisi disebut intuitive.

Berikut cirri-ciri dari sensors dan intutitives : Sensors Percaya pada apa yang pasti dan konkret Intuitives Percaya pada inspirasi dan inference

Menyukai ide baru hanya bila bisa digunakan Menyukai ide baru dan konsep-konsep dengan praktis Menghargai realisme dan akal sehat Menghargai imajinasi dan inovasi

Senang menggunakan dan mengasah keterampilan Senang mempelajari keterampilan baru; cepat yang sudah dimiliki bosan setelah menguasi sebuah keterampilan general dan figuratif; senang

Cenderung spesifik dan harafiah; memberikan Cenderung deskripsi detail Mengajukan informasi dengan cara step-by-step

menggunakan perumpamaan dan peribahasa Mengajukan informasi secara umum dan garis besar

Berorientasi pada masa kini

Berorientasi pada masa depan

3. (T) Thinking / Feeling (F) Dimensi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Individu yang memiliki kecenderungan thinking biasa disebut Thinkers, mereka biasa berpikir panjang sebelum mengambil keputusan. Benar salahnya, baik buruknya, aturan-aturannya, semua dianalisis dengan cermat. Setelah pasti, baru menetapkan keputusannya. Ini berbeda dengan mereka yang memiliki kecenderungan Feeling. Individu yang cenderung feeling disebut Feelers, dan mereka sangat peka terhadap perasaan orang lain. Sebuah keputusan diambil setelah memperhitungkan dampaknya bagi orang lain dan mengikuti suara hatinya. Cirri-ciri dari thinker dan feeler adalah sebagai berikut : Thinker Saat akan memutuskan mundur, sesuatu, Feeler Saat akan memutuskan sesuatu,

melangkah

menggunakan

melangkah ke depan, memikirkan dampak dari keputusan tersebut bagi orang lain.

analisis objektif terhadap situasi

Menghargai

logika,

hokum

dan

Menghargai empati dan harmoni, bisa

keadilan, satu standar berlaku bagi semua. Mudah menangkap kesalahan dan cenderung kritis. Bisa tampak tidak berperasaan, tidak peka dan tidak peduli. Menganggap lebih penting kebenaran daripada memikirkan cara

menerima

kekecualian

dari

suatu

peraturan, tergantung situasi. Suka menyenangkan hati orang lain Bisa kelihatan emosional, tidak logis, dan lemah Menganggap sesuatu sama cara menyampaikan dengan

pentingnya

memikirkannya. Menganggap perasaan hanya sahih bila logis. Dimotivasi oleh keinginan berprestasi dan berhasil

kebenaran itu sendiri Menganggap perasaan itu sahih,

masuk akal maupun tidak. Dimotivasi dihargai. oleh keinginan untuk

4. (J) Judging / Perceiving (P) Dimensi ini membahas mengenai gaya hidup. Ada orang yang cenderung bergaya hidup teratur, ada yang cenderung spontan. Orang yang termasuk judging disebut judger, yaitu orang-orang yang cenderung hidup secara teratur. Sedangkan orang-orang perceiving, atau disebut perceivers cenderung lebih suka hidup secara spontan dan menyukai kehidupan yang luwes. Berikut cirri-ciri dari Judger dan Perceiver : Judger Perceiver senang meninggalkan pilihan

Paling bahagia bila keputusan sudah dibuat Paling terbuka

Memiliki etika kerja : kerja dulu, bermain Memiliki etika bermain : nikmati hidup kemudian (itupun kalau sempat) sekarang, menyelesaikan tugas nanti

(itupun kalau masih ada waktu) Menetapkan sasaran dan berusaha untuk Mengganti-ganti sasaran bila mendapat mencapainya informasi baru beradaptasi pada situasi baru,

Lebih suka mengetahui apa yang akan Suka dihadapinya terlebih dahulu baru bertindak

bertindak sambil mempelajari situasi

Lebih berorientasi pada produk (penekanan Lebih berorientasi pada proses (penekanan pada penyelesaian tugas) pada bagaimana menyelesaikan tugas)

Mendapatkan

keputusan

dalam Mendapat kepuasan dari memulai proyek

menyelesaikan proyek Melihat waktu sebagai sumberdaya yang Melihat waktu sebagai sumberdaya yang pasti dan serius menanggapi tenggang bisa diperbarui dan melihat tenggang waktu waktu sebagai elastik (bisa jam karet)

III. Kesimpulan Perbedaan kepribadian individu menyebabkan perbedaan cara berinteraksi dan cara bersikap setiap orang. Dengan mempelajari sifat-sifat setiap individu, diharapkan setiap orang dapat berinteraksi dengan baik dan saling memahami. Seseorang tidak dapat sepenuhnya dikatakan introvert atau ekstrovert, tapi setiap orang pasti memiliki kecenderungan untuk lebih banyak memiliki salah satu sifat tersebut.

IV. Daftar Pustaka Evita E. Singgih, dkk, 2011, Buku Ajar 2, Manusia : Individu, Kelompok, Masyarakat dan Kebudayaan, Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI

You might also like